5.5 Berita dan Isu yang Berkaitan dengan Tata Kelola Wisata di Dataran
Tinggi Dieng
Berita dan isu dalam penelitian ini menggambarkan kondisi tata kelola wisata di Dataran Tinggi Dieng. Berita dan isu diperoleh dari surat kabar Suara
Merdeka SM. SM merupakan salah satu media masa yang memberitakan tentang Jawa Tengah. Berita mengenai Dataran Tinggi Dieng yang dimuat dalam harian
SM sebagian besar berisi tentang kondisi lingkungan di Dataran Tinggi Dieng yang sangat memprihatinkan. Sehingga perlu kerjasama dari berbagai pihak dalam
penyelamatan Dataran Tinggi Dieng. Artikel yang berjudul Penyelamatan Dieng Perlu Kesamaan Persepsi 6
Daerah bulan Januari 2008 memberitakan bahwa persepsi masing-masing daerah dalam pengelolaan Dataran Tinggi Dieng masih berbeda-beda. Dalam artikel
tersebut ditegaskan bahwa permasalahan di Dataran Tinggi Dieng sangatlah kompleks. Tidak hanya masalah konservasi, tetapi masalah lainnya seperti
pariwisata, kebudayaan dan pertanian.
Tata kelola wisata di Dataran Tinggi Dieng terinci dengan cukup jelas dalam artikel SM yang berjudul Sinergi Pengelolaan Dataran Tinggi Dieng” pada
November 2009 yang ditulis oleh Miskiyya. Artikel tersebut menggambarkan kekecewaan wisatawan ketika mengunjungi Dataran Tinggi Dieng. Dataran
Tinggi Dieng dikenal memiliki keindahan alam. Akan tetapi keindahan alam di Dataran Tinggi Dieng dirusak oleh kumuh dan kotornya daerah tersebut.
Pengunjung hanya menyaksikan candi sebagai bangunan tua yang roboh tanpa memiliki nilai prasejarah sama sekali. Selain itu, retribusi, baik itu tiket masuk
maupun tarif parkir, untuk mengunjungi masing-masing objek wisata juga kurang diatur dengan baik. Diperlukan kerjasama yang baik antara Pemda Kabupaten
Wonosobo dengan Kabupaten Banjarnegara. Kondisi Dataran Tinggi Dieng yang memprihatinkan kembali muncul dalam
pemberitaan SM. Dalam Artikel dengan judul Diperlukan Langkah Pengamanan Dieng pada Maret 2010, Gubernur Jawa Tengah, H. Bibit Waluyo, menyatakan
sangat miris terhadap kondisi Dataran Tinggi Dieng. Gubernur Jawa Tengah menyatakan bahwa untuk mengamankan kawasan Dataran Tinggi Dieng hanya
diperlukan kegiatan penghijauan. Selain itu, petani juga dihimbau untuk tidak hanya menanam kentang saja tetapi juga ikut melestarikan lingkungan dengan
tanaman keras. Kepedulian dan kesadaran dari masyarakat sangat penting dalam upaya pengamanan Dataran Tinggi Dieng.
Artikel dalam harian SM seringkali memuat tentang bencana yang sering terjadi di Dataran Tinggi Dieng, yaitu tanah longsor, kekurangan air bersih,
degradasi lahan, ancaman gunung berapi dan menurunnya kualitas hasil pertanian. Bencana yang paling menjadi perhatian adalah tanah longsor. Salah satu bencana
tanah longsor terjadi pada 20 Januari 2010 yang mengakibatkan beberapa orang meninggal dunia serta terputusnya jalur transportasi dari Wonosobo menuju
Dieng. Putusnya jalur transportasi tersebut mengakibatkan menurunnya produktivitas pertanian maupun pariwisata.
5.6 Penerapan Prinsip Good Governance dalam Tata Kelola Wisata di