Perbandingan Hasil Kajian Penerapan SMK3 dengan Hasil Identifikasi Kesimpulan

Hasil pengolahan pada level lima alternatif tindakan menunjukkan bahwa secara berurutan alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk membuat penerapan SMK3 berjalan efektif adalah sosialisasi dan pendidikan 0,573, simulasi penanggulangan kebakaran 0,354 serta mengikuti perlombaan K3 0,072 seperti yang terihat pada Tabel 12. Prioritas pertama yang harus dilakukan adalah melakukan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada karyawan mengenai SMK3. Kurangnya sosialisasi menyebabkan rendahnya pemahaman karyawan terhadap K3 yang berdampak pada kurangnya keinginan untuk mendukung penerapan K3 yang ada. Selain itu, kegiatan pendidikan dapat dilakukan secara berkala untuk meningkatkan pola pikir karyawan, agar mampu bekerja dengan mengedepankan K3 untuk mendukung penerapan SMK3. Prioritas kedua dalam alternatif yang dilakukan oleh P2K3 PT. Suka Jaya Makmur adalah simulasi penanggulangan kebakaran. Dengan adanya pelatihan dan simulasi kebakaran, diharapkan seluruh karyawan dapat bertindak secara tepat dan tanggap apabila kebakaran terjadi pada areal PT. Suka Jaya Makmur. Mengikuti perlombaan K3 menduduki prioritas ketiga. Dengan demikian, mengikuti perlombaan K3 sebaiknya dilakukan apabila kedua alternatif sebelumnya telah diperbaiki. Mengikuti perlombaan K3 merupakan tindakan yang perlu dilaksanakan oleh perusahaan karena dengan mengikuti perlombaan perusahaan mengharapkan kepedulian akan K3 yang dimiliki oleh karyawan akan meningkat. Tabel 12 Susunan prioritas alternatif tindakan menyeluruh terbobot Alternatif Bobot Prioritas Sosialisasi, pendidikan dan pelatihan 0,573 1 Simulasi penanggulangan kebakaran 0,354 2 Mengikuti perlombaan K3 0,072 3

5.5 Perbandingan Hasil Kajian Penerapan SMK3 dengan Hasil Identifikasi

Permasalahan Dalam Penerapan SMK3 Hasil pengkajian penerapan SMK3 di PT. Suka Jaya Makmur melalui kegiatan wawancara menunjukkan bahwa SMK3 yang diterapkan adalah baik. Akan tetapi, dari hasil penyusunan dan pengolahan struktur hierarki dengan menggunakan AHP menunjukkan bahwa untuk kriteria unsur atau prinsip dalam penerapan SMK3 masih terdapat prinsip yang menjadi prioritas utama serta prinsip yang masih diabaikan perusahaan dan dianggap tidak penting. Prinsip yang dianggap prioritas utama oleh perusahaan yaitu komitmen dan kebijakan, perencanaan serta penerapan sedangkan prinsip pengukuran dan evaluasi serta prinsip tinjauan ulang dan perbaikan oleh pihak manajemen dianggap kurang penting oleh perusahaan. Padahal secara teori kelima prinsip dalam penerapan SMK3 tersebut seharusnya memiliki prioritas yang sama karena kelimanya sama penting. Perbedaan prioritas yang dimiliki oleh pihak perusahaan dapat disebabkan oleh SMK3 yang merupakan peraturan wajib oleh pemerintah sehingga kunci utama untuk menerapkan SMK3 pada perusahaan yaitu adanya komitmen dan kebijakan yang besar pada top management. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kegiatan K3 di perusahaan yaitu dengan adanya perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Hasil pengkajian SMK3 pada PT. Suka Jaya Makmur menunjukkan bahwa SMK3 yang telah dan sedang diterapkan oleh perusahaan adalah baik dan merupakan kriteria emas menurut standar pemerintah pada Permenaker 05MEN1996 yaitu sebanyak 92,17. Unsur atau prinsip yang paling dominan dalam penerapan SMK3 pada PT. Suka Jaya Makmur berdasarkan hierarki penyusunannya adalah komitmen dan kebijakan. Aktor yang paling berperan dalam penerapan SMK3 adalah top management. Tujuan utama dari penerapan SMK3 adalah pencegahan kecelakaan kerja. Alternatif tindakan berupa sosialisasi, pendidikan, dan pelatihan prioritas 1, simulasi penanggulangan kebakaran prioritas 2 dan mengikuti perlombaan K3 prioritas 3. Perbedaan prioritas yang dimiliki oleh pihak perusahaan dapat disebabkan oleh SMK3 yang merupakan peraturan wajib oleh pemerintah sehingga kunci utama untuk menerapkan SMK3 pada perusahaan yaitu adanya komitmen dan kebijakan yang besar pada top management.

6.2 Saran