BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas
Berdasarkan Surat Keputusan Hak pengusahaan No. 106KPTS-II2000 tanggal 29 Desember 2000, PT. Suka Jaya Makmur diberi kepercayaan untuk
mengusahakan areal hutan seluas 171.340 ha yang terletak di kelompok hutan Sungai Pesaguan-Sungai Tayap-Sungai Biya, Provinsi Kalimantan Barat.
Berdasarkan SK. IUPHHK No. 106KPTS-II2000, maka luas Hutan Produksi Terbatas sebesar 158.340 ha dan Hutan Produksi Tetap sebesar 13.000 ha.
Menurut pembagian wilayah administrasi pemerintahan, areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur meliputi Kecamatan Tumbang Titi, Nanga Tayap, Sandai,
Matan Hilir Selatan dan Sokan, Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan pembagian administrasi kehutanan, areal
IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur termasuk ke dalam wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan Ketapang dan Sintang Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat. Secara geografis, areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur terletak di antara 100
20’ BT-111 20’ BT dan 01
20’ LS-01 55’ LS PT. Suka
Jaya Makmur 2011b.
4.2 Kondisi Fisik
4.2.1 Iklim
Kondisi iklim di areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur termasuk tipe iklim A, dengan curah hujan rata-ra
ta tahunan berkisar antara 1500−3000 mmtahun. Tabel 4 menyajikan hasil pengukuran curah hujan dan hari hujan
rata-rata di stasiun pengamat cuaca terdekat dengan areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Stasiun Pengamat Cuaca Tumbang Titi.
Tabel 4 Curah hujan dan hari hujan rata-rata bulanan di areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur
Bulan Curah hujan mm
Hari hujan hari Januari
Februari Maret
April Mei
Juni Juli
Agustus September
Oktober November
Desember 203
212 232
248 237
189 147
156 219
314 325
289 11,5
8,9 9,4
10,4 9,2
6,4 5,1
5,7 6,9
9,5 10,9
12,4
Jumlah 2.761
184,1 Rata-rata
230 8,7
Sumber: PT. Suka Jaya Makmur 2011b
4.2.2 Topografi
Topografi areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur umumnya bergelombang, datar, landai hingga agak curam. Areal tersebut memiliki
ketinggian minimum 300 mdpl dan maksimum 700 mdpl, dengan rata-rata ketinggian 500 mdpl dengan persentase kemiringan lapangan seperti yang
disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Luas areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur berdasarkan kelas
lereng
Klasifikasi Kelerengan
Luas ha Persentase
Datar 0−8
35.726,02 20,85
Landai 8−15
26.883,34 15,69
Agak Curam 15−25
55.777,57 32,55
Curam 25−40
40.885,27 20,74
Sangat curam 40
11.349,00 10,17
Jumlah 171.340,00
100,00 Sumber: PT. Suka Jaya Makmur2011b
4.2.3 Geologi
Berdasarkan peta geologi Provinsi Kalimantan Barat, diketahui bahwa batuan yang terdapat pada areal unit hutan produksi IUPHHK PT. Suka Jaya
Makmur adalah basal bunga, batuan gunung api Kerabai, granit Laur, granit Sangiyang dan granit Sukadana. Formasi-formasi tersebut mengandung
sedikit kadar magnetik yang merupakan peleburan dari sisa-sisa letusan gunung api. Pada areal hutan produksi ini tidak terdapat tambang. Sesuai
dengan peta tanah Provinsi Kalimantan Barat, jenis tanah yang terdapat pada areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur hampir seluruhnya terdiri atas tanah
podsolik merah kuning PT. Suka Jaya Makmur 2011b.
4.2.4 Daerah Aliran Sungai DAS
Berdasarkan pembagian administrasi kehutanan, areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur termasuk ke dalam wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan
Ketapang dan Sintang Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan pembagian kesatuan wilayah Daerah Aliran Sungai DAS, areal
IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur termasuk ke dalam wilayah DAS Pawan sub DAS Pesaguan sub-sub DAS Pending, sub-sub DAS Burung, sub DAS
Kerabai, sub DAS Tayap dan sub DAS Pinoh PT. Suka Jaya Makmur 2011b.
4.3 Kondisi Sumber Daya Hutan
Kawasan hutan pada areal kerja IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur termasuk tipe hutan hujan tropika basah yang didominasi oleh jenis-jenis
Dipterocarpaceae antara lain meranti kuning, meranti merah, melapi, keruing, medang, sawang, benuang, kempas, mersawa dan jenis-jenis komersil lainnya.
Berdasarkan peta paduserasi RTRWP TGHK Provinsi Kalimantan Barat dan peta penunjukan kawasan hutan dan perairan Provinsi Kalimantan Barat,
areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur seluas 171.340 ha terdiri atas Hutan Produksi Terbatas HPT seluas 153.185 ha dan Hutan Produksi Tetap HP seluas
18.175 ha PT. Suka Jaya Makmur 2011b.
4.4 Kondisi Sosial
4.4.1 Kependudukan
Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Hulu Sungai Menyumbung, Kecamatan Nanga Tayap,
Kabupaten Ketapang dan Kecamatan Nanga Sokan, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat.
Dari data kependudukan PT. Suka Jaya Makmur 2011b ditinjau dari asal suku bangsanya terdiri dari suku Dayak sebanyak 12.784 jiwa
93,83, suku Melayu 87 jiwa 0,64, suku Cina 33 jiwa 0,24, suku Jawa 72 jiwa 0,53 dan suku Sanganan 649 jiwa 4,76.
4.4.2 Pembinaan Masyarakat Desa Hutan PMDH
Keberadaan IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur sampai saat ini sangat berpengaruh sekali terhadap pelaku penduduk desa baik yang berpengaruh
positif maupun negatif. Tetapi apabila dilihat dari segi manfaatnya bagi penduduk desa, maka keberadaan IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur sangat
banyak membantu dan memperlancar berbagai keperluan masyarakat seperti dalam hal transportasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan komunikasi.
Hal ini dilihat dengan beroperasinya IUPHHK-HA, masyarakat desa dapat bepergian ke daerah lain lebih cepat dengan menggunakan fasilitas
angkutan IUPHHK-HA, sehingga fasilitas angkutan air menjadi lebih banyak ditinggalkan masyarakat desa, kecuali urusan pemerintahan masih
menggunakan transportasi air untuk wilayah desa yang belum ada prasarana jalan ke wilayah kecamatan. Selain mudah di dalam transportasi dan
komunikasi, secara tidak disadari kawasan tersebut telah terbuka dari isolasi atau keterpencilan, sehubungan dengan dibukanya akses jalan ke wilayah
desa dan jalan IUPHHK-HA menuju ibukota kecamatan. PT. Suka Jaya Makmur selain melalui kegiatan PMDH yang ada, juga
membantu di dalam pengadaan pangan masyarakat melalui koperasi yang ada atau melalui aktivitas pasar murah dan memberikan bantuan subsidi. Selain
itu, dengan adanya IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur hasil pertanian atau ladang masyarakat desa bisa dipasarkan ke perusahaan dengan harga yang
sesuai, juga dengan adanya IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur masyarakat diberi kesempatan untuk menjadi karyawan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Pada intinya dengan beroperasinya IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur
lebih banyak memberikan pengaruh positif daripada negatifnya. Pengaruh negatif yang mungkin dikhawatirkan penduduk desa di dalam atau di sekitar
areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur adalah hal-hal berikut: 1 Ganti rugi yang tidak diberikan atau kurang memuaskan terhadap tanaman
masyarakat akibat aktivitas atau kegiatan IUPHHK-HA.
2 Pelanggaran terhadap adat istiadat yang ada oleh masyarakat pendatang.
3 Pencemaran lingkungan terutama air sungai.
4 Tidak diberikan kesempatan bekerja bagi penduduk desa di dalam atau di sekitar areal IUPHHK-HA.
Hal-hal tersebut telah diantisipasi oleh pihak IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur dengan melakukan sosialisasi tentang aktivitas IUPHHK-HA dan
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di dalam pengelolaan hutan, baik melalui pelaksanaan program PMDH maupun melalui media lain seperti rapat
dewan adat maupun tokoh-tokoh masyarakat desa serta aparat lain atau instansi terkait lainnya.
Aspek sosial diarahkan pada pembinaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan sehingga dapat meningkatkan pendapatan, terbukanya
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha serta tumbuhnya ekonomi pedesaan yang berwawasan lingkungan, selain itu juga diharapkan dapat
tersedianya sarana dan prasarana sosial ekonomi yang memadai serta terciptanya kesadaran perilaku positif masyarakat dalam pelestarian sumber
daya hutan sehingga dapat meningkatkan keamanan hutan secara swakarsa dan dapat mengendalikan peladang berpindah PT. Suka Jaya Makmur
2011b.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi K3 PT. Suka Jaya Makmur
Kegiatan produksi di perusahaan mengandung bahaya cukup tinggi terutama pada kegiatan penebangan, penyaradan dan pengangkutan. Selain itu,
kegiatan mekanik di show room juga memiliki tingkat risiko bahaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, perusahaan membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja P2K3 yang menjalankan dan mengembangkan program K3 pada perusahaan. P2K3 adalah suatu panitia yang dibentuk untuk memberikan
saran tentang K3. Komposisi panitia tersebut meliputi wakil pengusaha dan wakil pekerja ILO 1998. P2K3 dibentuk dengan usulan dari perusahaan yang diajukan
ke Depnaker Ketapang kemudian diresmikan pada bulan Juni 2009 oleh petugas di Ketapang. Tujuan dari pembentukan P2K3 yaitu:
1. Agar perusahaan memiliki organisasi yang secara jelas menangani K3 di
perusahaan terutama di bagian camp 2.
Menunjukkan kepada pemerintah bahwa perusahaan telah melakukan penanganan K3 dengan etika yang baik
3. Untuk melindungi karyawan dari bahaya atau risiko kecelakaan kerja
4. Adanya kejelasan tugas job description untuk masing-masing pihak dan
disosialisasikan sehingga seluruh pihak bertanggung jawab terhadap tugasnya dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang ada.
Kegiatan K3 di perusahaan dilakukan melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kegiatan perencanaan yang dilakukan yaitu
analisis dan perincian risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Pelaksanaan K3 dilakukan dengan kegiatan sosialisasi pemakaian alat pelindung diri APD.
Selain itu, perusahaan juga mensosialisasikan cara pengobatan yang sesuai, mengadakan training teknik dan logistik serta sosialisasi penanganan dan
pemanfaatan limbah. Kegiatan monitoring yang dilakukan yaitu pemeriksaan penggunaan APD pada seluruh bidang pekerjaan. Pemeriksaan dilakukan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kegiatan evaluasi dilakukan setiap 1 tahun sekali dengan mengacu pada berita kecelakaan kerja dan hasil pemeriksaan
pengunaan APD pada seluruh bidang pekerjaan. Untuk mendukung pelaksanaan
K3, manajemen membuat kebijakan tentang petunjuk kerja K3 berupa Standard Operating Procedure SOP TNK 47. Tujuan utama adanya SOP TNK 47 yaitu
untuk mencegah kecelakaan, menjaga keselamatan serta kesehatan pekerja yang dapat merugikan dan mengganggu aktivitas produksi atau pekerjaan. SOP tersebut
berisi tentang prosedur kerja untuk masing-masing kegiatan yang ada di perusahaan, prosedur tata cara evakuasi terhadap kecelakaan kerja, laporan dan
evaluasi K3 serta ketentuan pemakaian APD dan sangsi pelanggarannya. Tingkat kecelakaan di PT. Suka Jaya Makmur dikategorikan atas cara penanganannya,
yaitu: 1.
Diobati di tempat kejadian, contoh kecelakaannya yaitu kaki tergigit lipan 2.
Dibawa ke poliklinik camp, contoh kecelakaannya yaitu terpeleset di atas crane
3. Dibawa ke Puskesmas Nanga Tayap, contoh kecelakaannya yaitu mulut
terkena jack hydraulic 4.
Dibawa ke Rumah Sakit Agoes Jam-Ketapang, contoh kecelakaannya yaitu terpeleset dan terkena batu
5. Dibawa ke Rumah Sakit Pontianak, contoh kecelakaannya yaitu jatuh dari
sepeda motor 6.
Dibawa ke rumah sakit provinsi lain, contoh kecelakaannya yaitu pinggang kena tarik jack korban dibawa ke rumah sakit di Yogyakarta
Sampai saat ini kecelakaan yang terjadi sebagian besar diobati di poliklinik camp sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kecelakaan tergolong pada tingkat
yang masih rendah. Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan K3 dengan berbagai cara, seperti:
1. Membuat aturan baku tentang K3 dengan mengacu pada peraturan pemerintah.
2. Melakukan analisis dan perincian kecelakaan kerja yang mungkin terjadi
preventif. 3.
Melakukan analisis mengenai kesehatan kerja baik itu dari fisik, biologis maupun kimia.
4. Mengadakan sosialisasi mengenai pemakaian APD.
5. Melakukan monitoring di semua lingkungan kerja setiap bulannya.
6. Melakukan evaluasi sistem K3 yang mengacu pada hasil monitoring bulanan.
5.2 Kajian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja