5.4 Analisis Prioritas Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif
Hasil pengolahan dari level dua faktor atau unsur menunjukkan bahwa unsur-unsur SMK3 yang ada pada PT. Suka Jaya Makmur berturut-turut adalah
komitmen dan kebijakan 0,514, perencanaan 0,208, penerapan 0,150, pengukuran dan evaluasi 0,083 serta tinjauan ulang 0,045 seperti terlihat pada
Tabel 9. Unsur utama yang menjadi perhatian dalam penerapan SMK3 dapat diketahui dengan memilih nilai bobot tertinggi sebagai prioritas utama. Dengan
demikian, komitmen dan kebijakan, perencanaan serta penerapan menjadi unsur utama yang mendapatkan perhatian lebih dibandingkan dengan unsur-unsur
SMK3 lainnya. Dari ketiga unsur utama yang ada, komitmen dan kebijakan menjadi unsur yang dianggap paling penting dalam penerapan SMK3. Hal ini
dikarenakan unsur ini merupakan suatu bentuk komitmen yang dimiliki oleh P2K3 terhadap K3 dan cara P2K3 merumuskan kebijakan K3 yang dibuat
sehingga K3 yang ada pada perusahaan dapat berfungsi sesuai dengan tujuan. Unsur terpenting berikutnya adalah perencanaan yang berfungsi untuk
mencapai keberhasilan dari penerapan SMK3 pada perusahaan. Dengan membuat perencanaan yang efektif, maka penerapan dapat dilakukan sesuai sasaran dan
tujuan yang diinginkan. Penerapan menempati peringkat ketiga dari unsur penting yang ada. Unsur ini menjadi penting karena untuk penerapan yang sesuai dengan
tujuan yang diinginkan, perusahaan harus menempatkan personil yang mempunyai kualifikasi yang sesuai.
Tabel 9 Susunan prioritas faktor atau unsur menyeluruh terbobot
Unsur Bobot
Prioritas Komitmen dan kebijakan
0,514 1
Perencanaan 0,208
2 Penerapan
0,150 3
Pengukuran dan evaluasi 0,083
4 Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen
0,045 5
Hasil pengolahan pada level tiga aktor menunjukkan bahwa aktor yang berperan dalam penerapan SMK3 secara berurutan adalah top management
0,619, middle management 0,253 dan operational management 0,128 seperti terlihat pada Tabel 10. Aktor utama yang bertanggung jawab dalam penerapan
SMK3 ini dapat dipilih berdasarkan nilai bobot yang terbesar hingga yang
terendah. Dengan demikian top management merupakan aktor terpenting dalam penerapan SMK3.
Top management mempunyai peranan yang terpenting dalam pelaksanaan SMK3 pada PT. Suka Jaya Makmur. Hal ini dikarenakan semua keputusan yang
akan dijalankan organisasi harus berada di bawah persetujuan top management. Selanjutnya pihak middle management akan menginterpretasikan kebijakan-
kebijakan yang telah diputuskan oleh top management. Setelah kebijakan diinterpretasikan oleh middle management, pihak operational management akan
melaksanakan kebijakan yang diputuskan sesuai ketentuan yang telah disahkan. Tabel 10 Susunan prioritas aktor menyeluruh terbobot
Aktor Bobot
Prioritas Top management
0,619 1
Middle management 0,252
2 Operational management
0,128 3
Hasil pengolahan pada level empat menunjukkan bahwa secara berurutan tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan SMK3 adalah pencegahan
kecelakaan 0,861 dan kontrol biaya produksi 0,139 seperti yang terlihat pada Tabel 11.
Pemilihan tujuan utama dilakukan dengan pemilihan bobot yang tertinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pencegahan kecelakaan menjadi
prioritas pertama dan kontrol biaya produksi menjadi proiritas kedua. Dengan adanya jaminan K3 selama bekerja maka karyawan dapat terlindungi dari bahaya
kecelakaan, kerusakan atau timbulnya penyakit akibat kerja. Dengan demikian, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran biaya yang timbul dari kejadian
tersebut. Salah satu biaya yang dapat dikurangi yaitu biaya premi asuransi. Dari nilai prioritas tinggi yang dimiliki oleh prinsip komitmen dan kebijakan, tujuan
perusahaan mengurangi kecelakaan keja yaitu untuk pemenuhan Undang-Undang. Akan tetapi, selain itu perusahaan juga bertujuan untuk perlindungan terhadap
HAM para tenaga kerja. Dengan adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja maka tenaga kerja akan bekerja lebih optimal.
Tabel 11 Susunan prioritas tujuan menyeluruh terbobot
Tujuan Bobot
Prioritas Pencegahan kecelakaan kerja
0,861 1
Kontrol biaya produksi 0,139
2
Hasil pengolahan pada level lima alternatif tindakan menunjukkan bahwa secara berurutan alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk membuat
penerapan SMK3 berjalan efektif adalah sosialisasi dan pendidikan 0,573, simulasi penanggulangan kebakaran 0,354 serta mengikuti perlombaan K3
0,072 seperti yang terihat pada Tabel 12. Prioritas pertama yang harus dilakukan adalah melakukan sosialisasi,
pendidikan dan pelatihan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada karyawan mengenai SMK3. Kurangnya sosialisasi menyebabkan
rendahnya pemahaman karyawan terhadap K3 yang berdampak pada kurangnya keinginan untuk mendukung penerapan K3 yang ada. Selain itu, kegiatan
pendidikan dapat dilakukan secara berkala untuk meningkatkan pola pikir karyawan, agar mampu bekerja dengan mengedepankan K3 untuk mendukung
penerapan SMK3. Prioritas kedua dalam alternatif yang dilakukan oleh P2K3 PT. Suka Jaya
Makmur adalah simulasi penanggulangan kebakaran. Dengan adanya pelatihan dan simulasi kebakaran, diharapkan seluruh karyawan dapat bertindak secara tepat
dan tanggap apabila kebakaran terjadi pada areal PT. Suka Jaya Makmur. Mengikuti perlombaan K3 menduduki prioritas ketiga. Dengan demikian,
mengikuti perlombaan K3 sebaiknya dilakukan apabila kedua alternatif sebelumnya telah diperbaiki. Mengikuti perlombaan K3 merupakan tindakan yang
perlu dilaksanakan oleh perusahaan karena dengan mengikuti perlombaan perusahaan mengharapkan kepedulian akan K3 yang dimiliki oleh karyawan akan
meningkat. Tabel 12 Susunan prioritas alternatif tindakan menyeluruh terbobot
Alternatif Bobot
Prioritas Sosialisasi, pendidikan dan pelatihan
0,573 1
Simulasi penanggulangan kebakaran 0,354
2 Mengikuti perlombaan K3
0,072 3
5.5 Perbandingan Hasil Kajian Penerapan SMK3 dengan Hasil Identifikasi