5.2 Kajian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengkajian SMK3 pada PT. Suka Jaya Makmur mengacu pada Permenaker 05MEN1996 dan dilakukan pada P2K3 yang ada di perusahaan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap P2K3, penerapan SMK3 pada PT. Suka Jaya Makmur yaitu:
Tabel 6 Kriteria-kriteria SMK3 menurut Permenaker 05MEN1996 yang diterapkan pada PT. Suka Jaya Makmur
No. Indikator
Keterangan 1
Adanya kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang tertulis.
√ Berasal dari pimpinan perusahaan.
2 Kebijakan yang ditandatangani oleh pengusaha
dan atau pengurus. √
Kebijakan ditandatangani oleh main camp manager.
3 Kebijakan disusun oleh pengusaha dan atau
pengurus. √
4 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan dan pemasok. √
5 Kebijakan khusus dibuat untuk masalah
keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat khusus.
√ 6
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan kebijakan khusus lainnya ditinjau ulang secara
berkala. √
7 Tanggung jawab dan wewenang untuk
mengambil tindakan dan melaporkan kepada semua personil yang terkait dalam perusahaan
yang telah ditetapkan harus disebarluaskan dan didokumentasikan.
√
8 Penunjukkan penanggung jawab keselamatan
dan kesehatan kerja harus sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
√ Tanggung jawab diserahkan kepada
P2K3 yang telah dibentuk dan disahkan oleh main camp manager
dan pemerintah setempat.
9 Pimpinan unit kerja dalam suatu perusahaan
bertanggung jawab atas kinerja keselamatan dan kesehatan kerja pada unit kerjanya.
√ 10
Perusahaan mendapatkan saran-saran dari ahli bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
√ 11
Petugas yang bertanggung jawab menangani keadaan darurat mendapatkan pelatihan.
√ 12
Kinerja keselamatan dan dan kesehatan kerja dimasukkan dalam laporan tahunan perusahaan
dan dievaluasi. √
13 Pimpinan unit kerja diberi informasi tentang
tanggung jawab mereka terhadap tenaga kerja kontraktor dan orang lain yang memasuki
tempat kerja. √
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 14
Tanggung jawab untuk memelihara dan mendistribusikan informasi terbaru mengenai
peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja telah ditetapkan.
√
15 Pengurusan tanggung jawab secara penuh untuk
menjamin sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan.
√ 16
Hasil tinjauan ulang dimasukkan ke dalam perencanaan tindakan manajemen.
√ Ada data dan dievaluasi.
17 Pengurus harus meninjau ulang pelaksanaan
Sistem Manajemen K3 secara berkala √
18 Hasil peninjauan ulang dicatat dan
didokumentasikan. √
19 Keterlibatan tenaga kerja dan penjadwalan
konsultasi dengan wakil perusahaan yang ditunjuk didokumentasikan.
√ Contoh kegiatan yang dilakukan yaitu
diskusi mengenai pengadaan Alat Pelindung Diri APD.
20 Dibuatkan prosedur yang memudahkan
konsultasi mengenai perubahan-perubahan yang mempunyai implikasi terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja. √
21 Perusahaan telah membentuk Panitia Pembina
K3 P2K3. √
22 Ketua P2K3 adalah pengurus atau pimpinan
puncak. √
Ketua P2K3 adalah pengurus yang merupakan manajer PHLP PT. Suka
Jaya Makmur.
23 Sekretaris adalah Ahli K3.
√ 24
P2K3 menitikberatkan kegiatan pada pengembangan kebijakan dan prosedur untuk
mengendalikan risiko. √
25 P2K3 mengadakan pertemuan secara teratur.
- 26
P2K3 melaporkan kegiatannya secara teratur. √
27 Dibentuk kelompok-kelompok kerja dan dipilih
dari wakil-wakil kerja yang ditunjuk sebagai penanggung jawab kesealamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerjanya dan kepadanya diberikan pelatihan.
√ Pelaksanaan K3 juga menjadi
tanggung jawab kepala kelompok organisasi terkecil yang ada pada PT.
Suka Jaya Makmur.
28 Tenaga kerja diberi informasi tentang struktur
kelompok kerja yang telah dibentuk. √
29 Petugas yang berkompeten telah
mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja
yang telah teridentifikasi, yang berhubungan dengan operasi.
√ Analisis risiko kecelakaan telah
dibuat dan didokumentasikan.
30 Perencanaan strategi keselamatan dan
kesehatan kerja perusahaan telah ditetapkan dan diterapkan untuk mengendalikan potensi
bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang teridentifikasi, yang berhubungan
dengan operasi. √
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 31
Rencana khusus yang berkaitan dengan produk, proses, proyek atau tempat kerja tertentu telah
dibuat. √
32 Rencana didasarkan pada potensi bahaya dan
insiden, serta catatan keselamatan dan kesehatan kerja sebelumnya.
√ 33
Rencana tersebut menetapkan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan
yang dapat diukur, menetapkan prioritas dan menyediakan sumber daya.
√
34 Manual Sistem Manajemen K3 meliputi
kebijakan, tujuan, rencana, dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja untuk semua
tingkatan dalam perusahaan. √
35 Apabila diperlukan, telah dibuat manual khusus
yang berkaiatan dengan produk, proses, atau tempat kerja tertentu.
√ 36
Manual Sistem Manajemen K3 mudah didapat oleh semua personil dalam perusahaan.
- Daerah operasional yang luas.
37 Informasi tentang kegiatan dan masalah
keselamatan dan kesehatan kerja disebarkan kepada seluruh tenaga kerja perusahaan.
√ Perusahaan juga telah melakukan
pelatihan dan sosialisasi SOP K3, penyebaran slogan-slogan K3 serta
pemasangan himbauanlarangan di seluruh areal kerja.
38 Catatan-catatan informasi keselamatan dan
kesehatan kerja dipelihara dan disediakan untuk seluruh tenaga kerja dan orang lain yang datang
ke tempat kerja. √
39 Prosedur dan terdokumentasi
mempertimbangkan identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang dilakukan pada tahap
melakukan perancangan atau perancangan ulang.
√ Analisis risiko K3 telah dibuat
termasuk cara penanggulangannya.
40 Prosedur dan instruksi kerja untuk penggunaan
produk, pengoperasian sarana produksi dan proses yang aman disusun selama tahap
perancangan. √
41 Petugas yang kompeten telah ditentukan untuk
melakukan verifikasi bahwa perancangan memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja yang ditetapkan. √
42 Semua perubahan dan modifikasi perancangan
yang mempunyai implikasi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja diidentifikasi,
didokumentasi, ditinjau ulang dan disetujui oleh petugas yang berwenang.
√ Pembaharuan dilakukan agar
menghasilkan data yang selalu relevan.
43 Prosedur yang didokumentasikan harus mampu
mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan
dan masyarakat, di mana prosedur tersebut digunakan pada saat memasok barang dan jasa
dalam suatu kontrak. √
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 44
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tahap tinjauan ulang kontrak
oleh personil yang berkompeten. √
45 Kontrak-kontrak ditinjau ulang untuk menjamin
bahwa pemasok dapat memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja.
√ Kontrak pemasok dievaluasidinilai
oleh manajemen PontianakJakarta 46
Catatan tinjauan ulang kontrak dipelihara dan didokumentasikan.
√ 47
Dokumen keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai identifikasi status, wewenang,
tanggal pengeluaran dan tanggal modifikasi. √
48 Penerima distribusi dokumen tercantum dalam
dokumen tersebut. √
49 Dokumen keselamatan dan kesehatan kerja
edisi terbaru disimpan secara sistematis pada tempat yang ditentukan.
√ Pengendalian dokumen yang ada
dilakukan sesuai dengan SOP yang dimiliki oleh perusahaan. Dokumen
dipelihara dalam jangka waktu lima tahun.
50 Dokumen usang segera disingkirkan dari
penggunaannya sedangkan dokumen usang yang disimpan untuk keperluan tertentu diberi
tanda khusus. √
51 Terdapat sistem untuk membuat dan menyetujui
perubahan terhadap dokumen keselamatan dan kesehatan kerja.
√ Tersedia lembar amandemen dan
persetujuannya pada SOP-K3. 52
Apabila memungkinkan, diberikan alasan terjadinya perubahan dan tertera dalam
dokumen atau lampirannya. √
53 Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau
daftar seluruh dokumen yang mencantumkan status dari setiap dokumen tersebut, dalam
upaya mencegah penggunaan dokumen yang usang.
√ Terdapat SOP pengendalian
dokumen.
54 Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang
dapat menjamin bahwa spesifikasi teknik dan informasi lain yang relevan dengan keselamatan
dan kesehatan kerja telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli.
√ Terdapat SOP pemesanan dan
pembelian serta pengeluaran barang
55 Spesifikasi pembelian untuk setiap saran
produksi, zat kimia atau jasa harus dilengkapi spesifikasi dan standar keselamatan dan
kesehatan kerja dicantumkan dalam spesifikasi pembelian.
√
56 Konsultasi dengan tenaga kerja yang potensial
berpengaruh pada saat keputusan pembelian dilakukan apabila persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja dicantumkan dalam spesifikasi pembelian.
√ Perusahaan juga menerima dan
mempertimbangkan masukan dari karyawan yang berpengalaman
dibidangnya.
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 57
Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri dan perubahan terhadap prosedur kerja
perlu dipertimbangkan serta ditinjau ulang sebelum pembelian, dan pemakaian sarana dan
bahan kimia. √
58 Barang dan jasa yang telah dibeli diperiksa
kesesuaiannya dengan spesifikasi pembelian. √
Quality control dilakukan di bagian logistik PT. Suka Jaya Makmur.
59 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan,
sebelum digunakan terlebih dahulu diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai
risikonya. Catatan tersebut dipelihara untuk memeriksa prosedur ini.
√ Contoh kegiatan yang dilakukan yaitu
pengecekan part number.
60 Produk yang disediakan oleh pelanggan dapat
diidentifikasikan dengan jelas. √
61 Petugas yang bekompeten telah
mengidentifikasikan bahaya yang potensial dan telah menilai risiko-risiko yang timbul dari
suatu proses kerja. √
Analisis risiko K3 telah dibuat termasuk cara penanggulangan-nya.
62 Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan
maka upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian.
√ 63
Terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan dan jika diperlukan
diterapkan suatu sistem “Ijin Kerja” untuk tugas-tugas yang berisiko tinggi.
√ Karyawan tidak diperbolehkan untuk
memaksakan bekerja pada situasi yang berisiko tinggi.
64 Prosedur atau petunjuk kerja untuk mengelola
secara aman seluruh risiko yang teridentifikasi didokumentasikan.
√ 65
Kepatuhan dengan peraturan, standar dan ketentuan pelaksanaan diperhatikan pada saat
mengembangkan atau melakukan modifikasi prosedur atau petunjuk kerja.
√ Perusahaan mengacu pada UU
No.11970 dan SOP-K3. 66
Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oleh petugas yang berkompeten dengan masukan
dari tenaga kerja yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas dan prosedur disahkan oleh
pejabat untuk ditunjuk. √
67 Alat pelindung diri disediakan bila diperlukan
dan digunakan secara benar serta dipelihara selalu dalam kondisi layak pakai.
√ 68
Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan layak pakai sesuai dengan
standar dan atau peraturan perundangan yang berlaku.
√ Dilakukan pengecekan sesuai dengan
spek pesanan. 69
Upaya pengendalian risiko ditinjau ulang apabila terjadi perubahan pada proses kerja.
√ 70
Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan
mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan.
√
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 71
Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat risiko tugas.
- Pengawasan dilakukan terhadap
setiap jenis pekerjaan dan dievaluasi risikonya.
72 Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi
bahaya dan membuat upaya pengendalian. √
73 Pengawas diikutsertakan dalam pelaporan dan
penyelidikan penyakit akibat kerja dan kecelakaan, dan wajib menyerahkan laporan
dan saran-saran kepada pengurus. √
74 Pengawas ikut serta dalam proses konsultasi.
√ 75
Persyaratan tugas tertentu, termasuk persyaratan kesehatan, diidentifikasi dan
dipakai untuk menyeleksi dan menempatkan tenaga kerja.
√ Penempatan karyawan disesuaikan
dengan keahlian dan karyawan tersebut harus sehat.
76 Penugasan pekerjaan harus berdasarkan pada
kemampuan dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja.
√ 77
Perusahaan melakukan penilaian lingkungan kerja untuk mengetahui daerah-daerah yang
memerlukan pembatasan ijin masuk. √
Pembatasan ijin yang ada pada perusahaan diantaranya yaitu SOP
limbah, portal, pamhut dan pamwil, dan lain-lain.
78 Terdapat pengendalian atas tempat-tempat
dengan pembatasan ijin masuk. √
Tidak semua orang diperbolehkan dan masuk dengan mudah ke
lingkungan kerja yang berbahaya. 79
Fasilitas-fasilitas dan layanan yang tersedia di tempat kerja sesuai dengan standar dan
pedoman teknis. √
80 Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda
pintu darurat dipasang. √
Rambu-rambupetunjuk mengenai keselamatan dan tanda serta slogan
K3 dipasang di tempat-tempat yang strategis.
81 Penjadwalan pemeriksaan dan pemeliharaan
sarana produksi serta peralatan mencakup verifikasi alat-alat pengaman dan persyaratan
yang ditetapkan oleh peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.
√
82 Semua catatan yang memuat data-data secara
rinci dari kegiatan pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan-perubahan yang
dilakukan atas sarana produksi harus disimpan dan dipelihara.
√
83 Sarana produksi yang harus terdaftar memiliki
sertifikat yang masih berlaku. √
84 Perawatan, perbaikan dan setiap perubahan
harus dilakukan personil yang berkompeten. √
85 Apabila memungkinkan, sarana produksi yang
akan diubah harus sesuai dengan persyaratan peraturan perundangan yang berlaku.
√
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 86
Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan yang mencakup ketentan mengenai peralatan-
peralatan dengan kondisi keselamatan yang kurang baik dan perlu untuk segera diperbaiki.
√ Terdapat SOP pemeliharaan dan
perbaikan peralatan. 87
Terdapat suatu sistem penandaan bagi alat yang sudah tidak aman lagi jika digunakan lock out
system untuk mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya.
√
88 Apabila diperlukan, dilakukan penerapan sistem
penguncian pengoperasian lock out system untuk mencegah agar sarana produksi tidak
dihidupkan sebelum saatnya. -
Perusahaan lebih banyak hanya memberikan tandalabel saja.
89 Prosedur persetujuan untuk menjamin bahwa
peralatan produksi dalam kondisi yang aman untuk dioperasikan.
√ Peralatan yang telah diperbaiki
diberikan tanda “OK”. 90
Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan yang tunduk pada
standar dan undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja, maka perlu disusun prosedur
untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi persyaratan.
√ Hingga saat ini perusahaan belum
pernah secara resmi menyediakan pelayanan seperti disebut di atas
sehingga prosedur yang disyaratkan belum ada.
91 Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui
kontrak, dan pelayanan tunduk pada standar perundangan keselamatan dan kesehatan kerja,
maka perlu disusun prosedur untuk menjamin bahwa pemberian pelayanan memenuhi
persyaratan. √
Prosedur belum ada akan tetapi kegiatan tersebut sudah dilakukan
melalui organisasi.
92 Keadaan darurat yang potensial di dalam atau
di luar tempat kerja telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat tersebut telah
didokumentasikan. √
Contoh dari tindakan tersebut yaitu dengan adanya SOP penanganan
kebakaran. 93
Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas yang
berkompeten. -
Hanya sesekali dilakukan. 94
Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai
dengan tingkat risiko. √
95 Petugas penanganan keadaan darurat diberikan
pelatihan khusus. √
96 Instruksi keadaan darurat dan hubungan
keadaan darurat diperhatikan secara jelasmenyolok dan diketahui oleh seluruh
tenaga kerja perusahaan. -
Hanya sebagian tenaga kerja. 97
Alat dan sistem keadaan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala.
- Perusahaan hanya melakukan
perencanaan sistem dalam keadaan daruratnya.
98 Kesesuaian, penempatan dan kemudahan untuk
mendapatkan alat keadaan darurat telah dinilai oleh petugas yang berkompeten.
√ Perusahaan telah menempatkan alat
pemadam kebakaran dan alat-alat lainnya sesuai dengan tempatnya.
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 99
Perusahaan telah mengevaluasi alat PPPK dan menjamin bahwa sistem PPPK yang ada
memenuhi standar dan pedoman teknis yang berlaku.
√ Perusahaan melakukan pengecekan
kelengkapan dan tanggal kadaluarsanya setiap saat.
100 Petugas PPPK telah dilatih dan ditunjuk sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. √
101 Inspeksi tempat kerja dan cara kerja
dilaksanakan secara teratur. -
Pelaksanaan inspeksi tidak teratur. 102
Inspeksi dilaksanakan bersama oleh wakil pengurus dan wakil tenaga kerja yang telah
memperoleh pelatihan mengenai identifikasi potensi bahaya.
√
103 Inspeksi mencari masukan dari petugas yang
melakukan tugas di tempat yang diperiksa. √
104 Daftar periksa check list tempat kerja telah
disusun untuk digunakan pada saat inspeksi. √
105 Laporan inspeksi diajukan kepada pengurus dan
P2K3 sesuai dengan kebutuhan. √
106 Tindakan korektif dipantau untuk menentukan
efektifitasnya. √
107 Pemantauan lingkungan kerja dilaksanakan
secara teratur dan hasilnya dicatat dan dipelihara.
- Pelaksanaan hanya sesekalitidak
rutin. 108
Pemantauan lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis, radiasi dan psikologis.
√ 109
Terdapat sistem yang terdokumentasi mengenai identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan
penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji mengenai kesehatan dan keselamatan.
√ Kalibrasi alat kesehatan.
110 Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas
yang berkompeten. √
111 Kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada
tempat kerja yang mengandung bahaya harus dipantau.
- 112
Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan di mana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan
dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.
√
113 Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter
pemeriksa yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
- Pemeriksaan kesehatan dilakukan
oleh juru rawatmantri. 114
Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. √
115 Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
√ Perusahaan melakukan pendataan
mengenai penyakit yang sering diderita karyawan.
116 Terdapat prosedur proses pelaporan sumber
bahaya, personil perlu diberitahu mengenai proses pelaporan sumber bahaya terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja. -
Belum ada prosedur secara formal tentang proses pelaporan sumber
bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 117
Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta insiden di tempat kerja dilaporkan.
√ Setiap kecelakaan kerja yang terjadi
dibuat berita acaranya.
118 Kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dilaporkan sebagai mana ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.
√ 119
Perusahaan mempunyai prosedur penyelidikan kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang
dilaporkan. √
Setiap kecelakaan kerja dibuat berita acaranya dan dievaluasi
penyebabnya. 120
Penyelidikan dan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas atau ahli K3 yang telah
dilatih. √
Laporan penyelidikan berisi saran dan solusi perbaikan.
121 Laporan penyelidikan berisi saran-saran dan
jadwal waktu pelaksanaan usaha perbaikan. √
122 Tanggung jawab diberikan kepada petugas yang
ditunjuk untuk melaksanakan tindakan perbaikan sehubungan dengan laporan
penyelidikan. √
123 Tindakan perbaikan didiskusikan dengan tenaga
kerja di tempat terjadinya kecelakaan. √
Kegiatan ini dilakukan tidak secara formal.
124 Efektivitas tindakan perbaikan dipantau.
√ 125
Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang timbul
dan sesuai denngan peraturan perundangan yang berlaku.
√ SOP yang ada disosialisasikan.
126 Tenaga kerja diberi informasi mengenai
prosedur penanganan masalah keselamatan dan kesehatan kerja dan menerima informasi
kemajuan penyelesaiannya. √
127 Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi
potensi bahaya dan menilai risiko yang berhubungan dengan penanganan secara
manual dan mekanis. √
128 Identifikasi dan penilaian dilaksanakan oleh
petugas yang berkompeten. √
129 Perusahaan menerapkan dan meninjau ulang
cara pengendalian risiko yang berhubungan dengan penanganan secara manual dan
mekanis. √
130 Prosedur untuk penanganan bahaya meliputi
metode pencegahan tehadap kerusakan, tumpahan dan kebocoran.
√ Prosedur mengenai penanganan dan
perbaikan alat di lapangan. 131
Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan disimpan dan dipindahkan dengan cara yang
aman sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
√
132 Terdapat prosedur yang menjelaskan
persyaratan pengendalian bahan yang bisa rusak atau kadaluarsa.
√
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 133
Terdapat prosedur menjamin bahwa bahan dibuang dengan cara yang aman.
√ 134
Perusahaan telah mendokumentasikan prosedur mengenai penyimpanan, penanganan dan
pemindahan bahan-bahan berbahaya. √
135 Lembar Data Bahan yang komprehensif untuk
bahan-bahan berbahaya harus mudah didapat. √
136 Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan
pemberian label pada bahan-bahan berbahaya. √
137 Rambu peringatan bahaya dipampang sesuai
dengan persyaratan perundangan dan standar yang berlaku.
√ 138
Terdapat prosedur yang didokumentasikan mengenai penanganan secara amana bahan-
bahan berbahaya. √
139 Petugas yang menangani bahan-bahan
berbahaya diberi pelatihan mengenai cara penanganan yang aman.
√ 140
Perusahaan mempunyai prosedur yang mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengarsipkan, memeliha dan menyimpan catatan keselamatan dan kesehatan kerja.
√
141 Undang-undang, peraturan, standar dan
pedoman teknis yang relevan dipelihara pada tempat yang mudah didapat.
√ 142
Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga kerahasiaan catatan.
√ 143
Catatan mengenai peninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara.
√ 144
Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan rehabilitasi kesehatan dipelihara.
√ 145
Data keselamatan dan kesehatan kerja yang etrbaru dikumpulkan dan dianalisis.
√ Analisis dilakukan oleh P2K3.
146 Laporan rutin kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja dibuat dan disebarluaskan di dalam perusahaan.
√ Laporan dan evaluasi tahunan
ditujukan kepada semua kepala bagian.
147 Audit Sistem Manajemen K3 yang terjadwal
dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk menentukan
apakah kegiatan tersebut efektif. √
148 Audit internal Sistem manajemen K3 dilakukan
oleh petugas yang berkompeten dan independen di perusahaan.
√ Dilakukan oleh petugas P2K3.
149 Laporan audit didistribusikan kepada
manajemen dan petugas lain yang berkepentingan.
√ 150
Kekurangan yang ditemukan pada saat audit diprioritaskan dan dipantau untuk menjamin
dilakukannya tindakan perbaikan. √
151 Analisis kebutuhan pelatihan yang mencakup
persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja telah dilaksanakan.
√ Terdapat analisis training K3.
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Lanjutan Tabel 6
No. Indikator
Keterangan 152
Rencana pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja telah disusun bagi semua tingkatan dalam
perusahaan-perusahaan. √
153 Pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan
tingkat kemampuan dan keahliannya. √
154 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang
mempunyai kemampuan dan pengalaman yang memadai serta diakreditasi menurut peraturan
perundangan yang berlaku. √
Pelatihan diberikan oleh pihak Depnaker.
155 Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai
untuk pelaksanaan pelatihan yang efektif. √
156 Perusahaan mendokumentasikan dan
menyimpan catatan seluruh pelatihan. √
Terdapat daftar dan sertifikasinya. 157
Evaluasi dilakukan pada setiap sesi pelatihan untuk me\njamin peningkatan secara
berkelanjutan. √
158 Program pelatihan ditinjau ulang secara teratur
untuk menjamin agar tetap relevan dan efektif. √
159 Anggota manajemen eksekutif dan pengurus
berperan serta dalam pelatihan yang mencakup penjelasan tentang kewajiban hukum dan
prinsip-prinsip serta pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
√
160 Manajer dan supervisor menerima pelatihan
yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka.
√ 161
Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk tenaga kerja baru yang dipindahkan
agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara aman.
√
162 Pelatihan diselenggarakan kepada tenaga kerja
apabila di tempat kerjanya terjadi perubahan sarana produksi atau proses.
√ 163
Apabila diperlukan diberikan pelatihan penyegaran kepada semua tenaga kerja.
√ 164
Perusahaan mempunyai program pengenalan untuk semua tenaga kerja dengan memasukkan
materi kebijakan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
√
165 Terdapat prosedur yang menetapkan
persyaratan untuk meberikan taklimat briefing kepada pengunjung dan mitra kerja guna
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. √
166 Perusahaan mempunyai sistem untuk menjamin
kepatuhan terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai dengan peraturan
perundangan untuk melaksanakan tugas khusus, melaksanakan pekerjaan atau pengoperasian
peralatan. √
Terdapat pelatihan cara pemeliharaan dan pengoperasian untuk setiap alat
yang ada.
Keterangan : √ = diterapkan di perusahaan
- = belum diterapkan di perusahaan
Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 92,17 dari 166 kriteria yang ada telah diterapkan pada PT. Suka Jaya Makmur sehingga SMK3
yang telah dan sedang diterapkan oleh perusahaan adalah baik dan merupakan kriteria emas. Kategori baik yang dimaksud dalam penelitian ini melihat dari
ketetapan pemerintah Republik Indonesia dalam memberikan sertifikasi tingkat pencapaian kinerja SMK3 pada perusahaan sesuai dengan Permenaker
05MEN1996 yang berisikan tiga kategori SMK3 perusahaan. Tiga kategori penghargaan pencapaian kinerja SMK3 yaitu:
1. Kriteria emas sertifikat dan bendera emas
Untuk tingkat pencapaian keberhasilan penerapan SMK3 85−100 dari
kriteria audit yang digunakan. 2.
Kriteria perak sertifikat dan bendera perak Untuk tingkat pencapaian
keberhasilan penerapan SMK3 60−84 dari kriteria audit yang digunakan.
3. Tingkat pembinaan pelanggaran peraturan
Untuk tingkat pencapaia n keberhasilan penerapan SMK3 0−59 dari kriteria
audit yang digunakan.
5.3 Penyusunan Struktur Hierarki