Bahan dan Alat Metode

BAB III METODOLOGI

A. Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan adalah empat jenis kayu Talauma spp. yang merupakan contoh kayu otentik dijamin kebenaran nama dan identitasnya, serta telah diidentifikasi herbariumnya koleksi Xylarium Bogoriensis 1915 PusLitBang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor Tabel 2. Sebagai pembanding dilakukan juga pengamatan struktur anatomi kayu Aromadendron elegans cempaka utan yang juga diperoleh dari koleksi PusLitBang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor. Dari setiap jenis diambil satu buah contoh uji yang berbentuk potongan kecil dari bagian terasnya. Tabel 2. Jenis-jenis kayu yang digunakan sebagai contoh uji No. Nama Jenis Nomor Kayu Asal koleksi Genus Famili 1 Talauma gigantifolia 32472 Palembang Talauma Magnoliaceae 2 Talauma liliifera 31280 Bangka Talauma Magnoliaceae 3 Talauma rubra 22665 Minahasa Talauma Magnoliaceae 4 Talauma singapurensis 10864 Aceh Talauma Magnoliaceae 5 Aromadendron elegans 33334 Simaloer Aromadendron Magnoliaceae Sumber: Xylarium Bogoriensis 1915 PusLitBang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor. Bahan kimia yang digunakan terdiri dari alkohol 30, 50, 70, dan 96 absolut, serta gliserin, safranin, toluena, carboxylene dan xylol; sedangkan peralatannya terdiri dari object glass, cover glass, tabung reaksi, botol timbang, watch glass , pipet, kompor gas, gergaji, pahat kecil dan besar, mikroskop, kamera makro dan mikro dan mikrotom datar.

B. Metode

a. Pengamatan ciri makroskopis dan pembuatan foto Ciri makroskopis yang diamati meliputi warna, corak, tekstur dan arah serat kayu. Ciri makroskopis diamati dengan mengikuti prosedur dalam Atlas Kayu Indonesia Martawijaya et al. 1981. Sebelum difoto menggunakan kamera, kayu terlebih dahulu disayat untuk memperoleh permukaan yang jelas dan terbuka, kemudian diusap dengan sedikit air agar debunya hilang dan terlihat lebih bersih. 13 b. Pengamatan ciri mikroskopis dan pengukuran dimensi serat Terdapat dua kegiatan, yaitu: i Pembuatan preparat maserasi Preparat maserasi dibuat untuk mengukur dimensi dan mengamati kualitas serat. Sampel dipotong-potong menjadi ukuran sebesar batang korek api chip, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ke dalam tabung reaksi lalu dimasukkan campuran larutan asam asetat glasial 60 dan peroksida 35 dengan perbandingan 1:1. Tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam waterbath dan dipanaskan pada suhu 60ºC sampai warna chip berubah menjadi putih dan terlihat lunak. Setelah agak melunak, chip diangkat dan dicuci bersih hingga bebas asam, lalu dipindahkan ke dalam wadah bekas film, diberi pewarna safranin sekitar 3-5 tetes dan dibiarkan sekitar 1-2 jam. Setelah pewarnaan merata, kumpulan sel tadi diletakkan di atas kaca preparat dan ditetesi dengan toluena dan xylol lalu disebar merata guna mempermudah perhitungan dimensi serat. Selanjutnya ditutup dengan cover glass dan siap untuk diamati dan diukur. Sel yang diamati adalah sel pembuluh dan serat. Dimensi sel pembuluh yang diukur adalah panjang dan diameternya, sedangkan dimensi serat yang diukur meliputi panjang dan diameter serat serta diameter lumen. Jumlah sel pembuluh yang dijadikan sampel adalah 15 sel, sedangkan jumlah serat adalah 30 sampel. Panjang serat, panjang sel pembuluh dan diameter pembuluh diukur menggunakan perbesaran empat kali, sedangkan untuk diameter serat dan diameter lumen menggunakan perbesaran 10-20 kali. ii Pembuatan sayatan mikrotom Sayatan mikrotom dibuat pada ketiga penampang lintang, radial dan tangensial. Ukuran masing-masing penampang contoh uji kurang lebih 1,5 cm x 2 cm x 3 cm. Contoh uji direbus dalam air dengan temperatur tidak lebih dari 60 º C selama 3 hari, lalu dipindahkan dan direndam dalam wadah yang berisi larutan gliserin dan alkohol 96 dengan perbandingan 1:1 hingga lunak. Waktu perendaman tergantung 14 pada jenis kayu: semakin lama perendaman kayu akan semakin lunak dan sebagai akibatnya akan semakin baik hasil penyayatannya. Kayu diangkat dan ditiriskan dan siap disayat. Sayatan yang dihasilkan kemudian diproses menurut metode Sass 1961, yaitu didehidrasi dalam alkohol bertingkat mulai 30 hingga 96, diwarnai dengan safranin dan direndam dalam toluena selama 5 menit untuk membebaskan sayatan dari sisa safranin yang ada. Kemudian sayatan diletakkan di atas object glass, ditetesi xylol, dan ditutup dengan cover glass . Selanjutnya siap diamati dibawah mikroskop dan difoto.

C. Analisis Data