2.4.2. Hipertensi pada Ibu Hamil
Hipertensi dalam kehamilan dapat digolongkan sebagai berikut : a.
Hipertensi dalam kehamilan HDK : yang terdiri atas pre-eklampsiaa dan eklampsia.
b. Hipertensi kronik sebelum kehamilan.
c. Hipertensi kronik dengan HDK superimpos superimposed
Defenisi HDK adalah adanya tekanan darah 14090 mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya normotensif, atau kenaikan
tekanan sistolik 30 mmHg dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal. Diagnosis dibuat jika perubahan tekanan darah didapatkan pada 2 pengukuran dengan
beda waktu sekurang-kurangnya 6 jam. Adanya proteinuria pada HDK membenarkan pemakaian istilah pre-eklampsia suatu keadaan yang lebih berat dari pada kelainan ini
Ben-zion, 1994. Pada umumnya kehamilan yang sudah terdeteksi dengan risiko tinggi yang
dapat menimbulkan hipertensi harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit sehingga penanganan dapat segera dilakukan Saifudin, 2002.
Tiga hal yang perlu diperhatikan pada patofisiologi hipertensi dalam kehamilan adalah :
1. Bertambahnya tonus vasokonstriktor
Melihat adanya respon vaskuler yang didefenisikan sebagai kenaikan tekanan diastolik sebesar 20 mmHg atau lebih pada saat pemberian angiotensin II yang
dinyatakan dalam nanogram angiotensin perkilogram berat badan permenit. Wanita
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dengan hipertensi dalam kehamilan memiliki sensitifitas terhadap angiotensin II setelah usia kehamilan 20 minggu Ben-zion, 1994.
2. Kerja prostaglandin
Prostaglandin dapat mempengaruhi respon vaskuler terhadap zat vasoaktif, sehingga pembentukan prostaglandin dalam hal ini dianggap melindungi jaringan
vaskuler terhadap vasokostriksi yang tidak diinginkan. Berkurangnya perfussi intervilli yang khas pada hipertensi dalam kehamilan merupakan hasil dari
ketidakmampuan utero plasenta, sehingga mengakibatkan kesehatan janin menjadi lebih buruk dibandingkan dengan kesehatan ibu Ben-zion, 1994. Hal ini terjadi
karena aliran darah plasenta sisi material pada hipertensi dalam kehamilan mengalami gangguan, sebagai akibat dari menurunnya pembentukan prostasiklin yang
menyebabkan endotel pembuluh umbilical seringkali menjadi rusak dan suplai kebutuhan nutrisi dan oksigen ke janin terganggu Prawiharjo, 2009.
Pada waktu tertentu jika tubuh tidak mampu berkompensasi dengan meningkatnya tekanan darah maka timbul koagulasi intravaskuler diseminata KID,
merupakan sebab yang menonjol dalam patofisiologi hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat penting dari sindrom hipertensi dalam kehamilan tingkat lanjut
Wiknjosastro, 1994. Sebagai akibat KID faktor pembekuan mengalami perubahan pada jumlah trombosit, yang lebih rendah dari 150.000 Bobak 2004
. 3.
Faktor imunologik
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Ciri utama kecenderungan hipertensi dalam kehamilan untuk timbul adalah kehamilan pertama, keadaan superimpos dengan hipertensi kronik sepuluh kali lebih
sering dari pada kehamilan berikutnya Prawiharjo, 2002. Faktor genetik telah lama diketahui sebagai faktor keluarga yang menyokong
terjadinya hipertensi dalam kehamilan, sehingga ginotip maternal lebih penting dari pada antigen janin dalam proses immunologic yang menimbulkan hipertensi dalam
kehamilan yang berat Ben-zion Taber, 1994. Ketiga faktor ini saling berkaitan, sehingga komplikasi hipertensi
sesungguhnya dapat diprediksi atau diketahui secara dini.
2.4.3. Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan