PertanggungJawaban Notaris Atas Akta Yang Dinyatakan Batal Demi Hukum

D. PertanggungJawaban Notaris Atas Akta Yang Dinyatakan Batal Demi Hukum

Beberapa sarjana hukum berpendapat bahwa Notaris dalam membuat akta tidak mungkin disalahkan, karena apabila dikaitkan dengan sejarah dari lembaga Notariat itu sendiri, tugas Notaris hanya sebagai sekretaris dari masyarakat yang menghendaki perbuatan atau peristiwa dalam masyarakat dituangkan dalam suatu akta otentik. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Notaris hanya mengkonstatir apa yang terjadi, apa yang diberikan kepadanya, apa yang dilihat dan dialaminya saja, dan mencatatkannya kedalam sebuah akta. Tetapi tidak dapat juga dikatakan Notaris lepas dari tanggung jawab apabila terjadi pembatalan akta yang dibuat olehnya. Notaris hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan yang mungkin saja terjadi dalam praktek kehidupan dalam masyarakat yang semakin kompleks. Dengan adanya Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 semakin mempertegas adanya tanggung jawab Notaris terhadap akta yang diperbuatnya. Menurut Undang-Undang Jabatan Notaris, apabila Notaris melanggar ketentuan-ketentuan pasal yang ada didalam Pasal 84 Undang- Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sehingga menimbulkan kerugian terhadap para pihak maka Notaris wajib atau dapat dituntut untuk mengganti kerugian tersebut. Universitas Sumatera Utara Pada prinsipnya wujud pertanggungjawaban Notaris terhadap akta yang dinyatakan batal demi hukum adalah: 1. Pertanggungjawaban secara administratif Apabila seorang Notaris terbukti melakukan pelanggaran Pasal 85 Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang mengatur tentang kewajiban dan larangan bagi Notaris dalam menjalankan jabatannya. Pasal 85 Undang-Undang Jabatan Notaris menerangkan apabila Notaris melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 16 ayat 1, huruf a sd k, Pasal 17, Pasal 20, Pasal 27, Pasal 32, Pasal 37, Pasal 54, Pasal 58, Pasal 59, dan atau Pasal 63 dapat dikenakan sanksi berupa: a. Teguran lisan; b. Teguran tertulis; c. Pemberhentian sementara; d. Pemberhentian dengan hormat; e. Pemberhentian dengan tidak hormat. 2. Pertanggungjawaban menurut Hukum Perdata Menurut Pasal 1365 KUHPerdata, “tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian”. Pasal 84 Undang-Undang Jabatan Notaris mengatur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan akta, apabila dilanggar oleh Notaris akan berakibat suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan Universitas Sumatera Utara atau suatu akta menjadi batal demi hukum. Hal ini dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga kepada Notaris. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka Notaris yang karena kelalaiannya dalam membuat akta telah merugikan orang lain maka apabila di pengadilan terbukti bersalah, Notaris tersebut dapat dihukum untuk mengganti kerugian, bunga, biaya atau memulihkan keadaan hukum seseorang karena perbuatannya, kesalahannya telah menimbulkan kerugian yang tidak dikehendaki. 3. Pertanggungjawaban menurut Hukum Pidana Apabila dalam pemeriksaan pengadilan Notaris terbukti bersalah dalam mengakibatkan akta yang batal demi hukum, maka bentuk pertanggungjawaban Notaris secara Hukum Pidana dapat berupa: a. Hukuman Pokok: o Penjara o Kurungan o Denda b. Hukuman tambahan o Pencabutan beberapa hak tertentu o Perampasan beberapa benda tertentu yang menjadi barang bukti Tanggung jawab dan ketelitian Notaris dituntut sangat besar dalam membuat suatu akta. Notaris bukan saja bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, bahkan Notaris bertanggung jawab kepada pihak lain yang dirugikan. Universitas Sumatera Utara Untuk menghindari sanksi yang akan dibebankan kepada Notaris karena melakukan penyimpangan, maka Notaris dalam menjalankan jabatannya harus selalu tunduk pada ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Undang-Undang Jabatan Notaris yang merupakan pedoman bagi seluruh Notaris di Indonesia dalam menjalankan jabatannya sebagai Notaris dan mentaati segala ketentuan yang ada di kode etik Notaris. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERTIMBANGAN PENGADILAN DALAM MEMBATALKAN AKTA NOTARIS TERHADAP PUTUSAN No. Perk.297Pdt.G2009PN.Mdn

A. Kewenangan Badan Peradilan Dalam Mempertimbangkan Pembatalan Akta Notaris