13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Prestasi Akademik
1. Pengertian Prestasi Akademik
Menurut pendapat Djamarah dalam Rini, 2012 tentang pengertian prestasi adalah “hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik
secara indiv idual maupun kelompok”. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan
selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Adesanjaya dalam Rini, 2012 menyatakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Dari beberapa pengertian prestasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah bukti dari suatu hasil kegiatan yang dapat dicapai baik individu maupun
kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Menurut Sobur 2006 prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal
kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi
belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat
diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar. Prestasi akademik juga dapat diartikan istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat
keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
seseorang secara optimal Setiawan dalam Naam, 2009. Menurut Chaplin 1997 mengemukakan bahwa prestasi akademik adalah suatu keberhasilan yang khusus
dari seseorang dalam melaksanakan tugas akademik. 2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Terdapat 2 faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar
seseorang yaitu: a.
Faktor internal 1.
Faktor Kesehatan Fisik Menurut Ahmadi dalam Septiarini, 2011 seseorang yang mengalami
kelemahan fisik baik karena sakit maupun cacat di mana saraf sensoris dan motoriknya terganggu dapat mengakibatkan rangsangan yang diterima
melalui indera tidak dapat diteruskan ke otak dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan mahasiswa tertinggal dalam pelajarannya.
2. Intelegensi
Menurut Ahmadi dalam Septiarini, 2011 intelegensi seseorang mempengaruhi potensi orang tersebut untuk menyelesaikan pendidikannya
dan potensi itu sesuai dengan tingkatan IQ yang dimilikinya, semakin tinggi IQ seseorang maka semakin baik pula potensinya. Dengan melalui ujian
saringan masuk perguruan tinggi yang demikian ketat persaingannya secara praktis sebenarnya mahasiswa sudah terseleksi dalam hal aspek
intelegensinya. Namun kenyataan menunjukkan masih cukup besar kendala bagi mahasiswa untuk mendapatkan prestasi yang baik. Intelegensi bukan
satu-satunya yang menentukan prestasi akademik mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
3. Motivasi
Menurut Maslow dalam Septiarini, 2011 motivasi adalah sesuatu yang mengarahkan dan membangkitkan suatu tingkah laku pada manusia
baik dari diri sendiri yakni berupa kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan maupun dari orang
lain. Setiap mahasiswa memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk berprestasi.
4. Minat
Minat merupakan rasa suka dan ketertarikan terhadap sesuatu yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa ada yang menyuruh. Minat tidak
dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian melalui proses pembelajaran terhadap hal yang diminati Septiarini, 2011. Menurut
Djamarah 2002 minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar dalam mencapai ataupun memperoleh benda atau tujuan yang
diinginkan. Timbulnya minat belajar disebabkan oleh berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh
pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat
yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. 5.
Kepribadian Pribadi yang seimbang sangat mempengaruhi proses belajar, pribadi
yang seimbang dapat menciptakan kesehatan mental dan ketenangan emosi yang dapat mendorong keberhasilan dalam belajar Ahmadi dalam
Universitas Sumatera Utara
Septiarini, 2011. Menurut Purwanto 2004 tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda dengan orang lain.
Ada orang memiliki sikap keras hati, berkemauan keras, tekun dalam segala usahanya, halus perasaannya dan sebaliknya. Sifat-sifat kepribadiannya
dapat mempengaruhi sampai manakah hasil belajar yang dapat dicapai oleh orang tesebut.
6. Fisiologis
Menurut Noehi dalam Djamarah, 2002 kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpegaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang
yang dalam keadaan segar jasmaninya akan lain cara belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi memiliki
kemampuan belajar yang di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran.
Selain itu menurut Neohi dalam Djamarah, 2002 hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra mata, hidung, pengecap,
telinga, dan tubuh, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan telinga untuk mendengar. Sebagian besar yang dipelajari manusia yang belajar
berlangsung dengan membaca, melihat contoh, melihat model, melakukan observasi, mengamati hasil-hasil eksperimen, mendengarkan keterangan
guru, mendengarkan ceramah, mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi dan sebagainya, sehingga kondisi mata dan telinga akan sangat
mempengaruhi keefektifan manusia menerima pelajaran dan akan mempengaruhi prestasi akademiknya.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor eksternal 1.
Keadaan keluarga Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam mau tidak mau
turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh seseorang. Selain itu ada kemampuan keluarga untuk meberikan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting Purwanto, 2004.
2. Guru dan cara mengajar
Faktor guru dan cara mengajarnya juga merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Bagaimana sikap
dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak
didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak Purwanto, 2004.
3. Alat-alat pelajaran
Menurut Purwanto 2004 institusi yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar
yang baik oleh guru atau dosen, dan kecakapan pengajar dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat belajar
seseorang. 4.
Motivasi sosial Jika seseorang mendapatkan motivasi sosial dari lingkungan
sekitarnya, maka akan timbul keinginan dan hasrat belajar yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Motivasi sosial dapat berasal dari orang tua, guru, tetangga, sanak saudara, dan teman sebaya Purwanto, 2004.
5. Lingkungan dan kesempatan
Menurut Purwanto 2004 anak yang berasal dari keluarga yang baik, memiliki intelegensi yang baik, bersekolah di suatu sekolah yang keadaan
guru-gurunya dan alat-alat yang baik, belum tentu dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Seperti
jarak antara rumah dan sekolah yang cukup jauh sehingga cukup melelahkan untuk berangkat sekolah.
Selain itu menurut Djamarah 2002 pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup didalamnya. Udara yang
tercemar merupakan polusi yang dapat menggangu pernapasan. Udara yang terlalu dingin dan terlalu panas juga dapat mempengaruhi hasil belajar.
Lingkungan sekolah yang asri dan kondisi kelas yang baik juga dapat mempengaruhi hasil belajar secara positif. Banyak anak-anak memiliki hasil
belajar yang tidak baik karena tidak ada kesempatan seperti sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta
faktor-faktor lain diluar kemampuannya Purwanto, 2004. 6.
Kurikulum Menurut Djamarah 2002 kurikulum adalah a plan for learning yang
merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru
sampaikan dalam suatu pertemuan kelas belum guru programkan
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya. Itulah sebabnya, untuk semua mata pelajaran, setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang dipegang dan diajarkan
kepada anak didik. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke program yang lebih rincidan jelas sasarannya, sehingga dapat
diketahui dan diukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanankan.
Menurut Djamarah 2002 muatan kurikulum akan mempengaruhi akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Seorang
guru terpaksa menjejalkan sejumlah bahan pelajaran kepada anak didik dalam waktu yang masih sedikit tersisa, karena ingin mencapai target
kurikulum, akan memaksa anak didik belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Padahal anak didik sudah lelah belajar ketika itu. Tentu saja hasil
belajar yang demikian kurang memuaskan dan cenderung mengecewakan Djamarah, 2002.
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, penelitian ini memfokuskan diri terhadap dampak kepribadian terhadap prestasi akademik
mahasiswa. 3.
Penilaian Prestasi Prestasi akademik pada mahasiswa tergantung oleh angka indeks prestasi
yang ditentukan pada setiap akhir semester. Indeks Prestasi Semester IPS dihitung berdasarkan jumlah beban kredit yang diambil dalam satu semester
dikalikan dengan bobot prestasi tiap-tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan
Universitas Sumatera Utara
jumlah beban kredit yang diambil Universitas Sumatera Utara, 2010. IPS dapat diukur dengan menggunakan rumus:
IPS = ∑ K X N ∑K
K = Jumlah SKS setiap mata kuliah yang tercantum dalam KRS pada semester yang bersangkutan.
N = Bobot prestasi setiap mata kuliah. Sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif IPK yang digunakan sebagai alat
ukur prestasi akademik pada penelitian ini adalah indeks prestasi yang dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan beban kredit yang diambil mulai dari semester 1
sampai semester terakhir, dikalikan dengan bobot prestasi tiap-tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan beban kredit yang diambil. Universitas Sumatera Utara,
2010. IPK dapat dihitung dengan rumus: IPK = ∑ K X N
∑K K = Jumlah SKS semua mata kuliah yang dijalani mulai dari semester 1
sampai dengan yang terakhir. N = Bobot prestasi setiap mata kuliah.
Perhitungan Indeks Prestasi dan Indeks Prestasi Kumulatif dilakukan oleh
bagian pendidikan Fakultas. Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif dapat dikelompokkan dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3. Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif
No Kategori
Indeks Prestasi Akademik
1 Memuaskan
2,00 ≤ x ≤ 2,75 2
Sangat Memuaskan 2,76 ≤ x ≤ 3,50
3 Cumlaude
3,51 ≤ x ≤ 4,00
Sumber: Buku Peraturan akademik Program Sarjana Universitas Sumatera Utara 2010
Universitas Sumatera Utara
B. Kepribadian