Hasil Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Daun Bangun-Bangun

Hasil skrining fitokimia simplisia dan etanol ekstrak daun bangun- bangun memperlihatkan adanya golongan senyawa glikosida, saponin, flavonoid dan steroidtriterpenoid. Senyawa yang bersifat antibakteri adalah saponin, flavonoid dan steroidtriterpenoid. Flavonoid adalah senyawa yang bersifat polar, sehingga mudah menembus lapisan peptidoglikan pada bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis yang bersifat polar Karlina, dkk., 2013. Flavonoid merupakan salah satu antibakteri yang bekerja dengan mengganggu fungsi membran sitoplasma. Pada konsentrasi rendah dapat merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit penting yang menginaktifkan sistem enzim bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi mampu merusak membran sitoplasma dan mengendapkan protein sel Volk dan Wheeler, 1993. Saponin adalah senyawa metabolit sekunder yang bersifat antibakteri. Saponin akan mengganggu tegangan permukaan dinding sel, saat tegangan permukaan dinding sel dan terganggu maka zat antibakteri akan mudah masuk ke dalam sel dan mengganggu metabolisme hingga pada akhirnya mengakibatkan kematian bakteri Karlina, dkk., 2013. Steroidtriterpenoid berpotensi sebagai antibakteri. Steroidtriterpenoid menghambat pertumbuhan bakteri dengan mekanisme penghambatan terhadap sintesis protein sehingga menyebabkan perubahan komponen penyusun sel bakteri Rosyidah, dkk., 2010.

4.3 Hasil Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Daun Bangun-Bangun

Universitas Sumatera Utara Hasil karakterisasi simplisia daun bangun-bangun diperoleh kadar air 7,94, kadar sari yang larut dalam air 29,44, kadar sari yang larut dalam etanol 8,12, kadar abu total 0,87, kadar abu tidak larut asam 0,79, sedangkan hasil karakterisasi ekstrak etanol daun bangun-bangun diperoleh kadar air 9,95, kadar sari yang larut dalam air 55,77, kadar sari yang larut dalam etanol 53,00 kadar abu total 1,86, kadar abu tidak larut asam 1,44. Hasil karakterisasi simplisia dan ekstrak etanol daun bangun-bangun dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Hasil karakterisasi simplisia dan ekstrak etanol daun bangun- bangun No. Parameter Simplisia Ekstrak 1. Kadar air 7,94 9,95 2. Kadar sari larut air 29,44 55,77 3. Kadar sari larut etanol 8,12 53,00 4. Kadar abu total 0,87 1,86 5. Kadar abu tidak larut dalam asam 0,79 1,44 Hasil penetapan kadar air simplisia memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia yaitu tidak melebihi 10. Kadar air yang melebihi persyaratan memungkinkan terjadinya pertumbuhan jamur. Hal ini dikarenakan air merupakan media yang baik bagi pertumbuhan jamur. Penetapan kadar sari simplisia daun bangun-bangun larut dalam air untuk mengetahui kadar sari yang larut dalam air, dikatakan memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia yaitu tidak kurang dari 29. Penetapan kadar sari simplisia daun bangun-bangun larut dalam etanol untuk mengetahui kadar sari yang larut dalam etanol, dikatakan memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia yaitu tidak kurang dari 5. Penetapan kadar abu total untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui kadar zat anorganik yang ada pada simplisia, sedangkan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam untuk mengetahui kadar zat anorganik yang tidak larut dalam asam, dikatakan memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia yaitu tidak lebih dari 1 Depkes RI, 1989. Hasil perhitungan pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dapat terlihat pada Lampiran 14, halaman 82. Persyaratan karakterisasi ekstrak daun bangun-bangun belum memiliki standar, jadi belum dapat diketahui apakah ekstrak yang dibuat memenuhi standar. Hasil perhitungan pemeriksaan karakteristik ekstrak daun bangun- bangun dapat terlihat pada Lampiran 14, halaman 82.

4.4 Hasil Ekstraksi Serbuk Daun bangun-bangun