mengetahui kadar zat anorganik yang ada pada simplisia, sedangkan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam untuk mengetahui kadar zat anorganik yang
tidak larut dalam asam, dikatakan memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia yaitu tidak lebih dari 1 Depkes RI, 1989. Hasil perhitungan
pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dapat terlihat pada Lampiran 14, halaman 82.
Persyaratan karakterisasi ekstrak daun bangun-bangun belum memiliki standar, jadi belum dapat diketahui apakah ekstrak yang dibuat memenuhi
standar. Hasil perhitungan pemeriksaan karakteristik ekstrak daun bangun- bangun dapat terlihat pada Lampiran 14, halaman 82.
4.4 Hasil Ekstraksi Serbuk Daun bangun-bangun
Hasil maserasi dari 600 g serbuk daun bangun-bangun dengan pelarut etanol 80 dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator diperoleh
ekstrak kental 52,16 g rendemen 8,69.
4.5 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun terhadap Bakteri
Propionibacterum acne dan Staphylococcus epidermidis dengan Metode Difusi Agar
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bangun-bangun dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium
acne dan Staphylococcus epidermidis, ini terlihat dengan adanya zona jernih di
sekitar pencadang Jawetz, dkk., 2001. Penelitian ini menggunakan metode difusi agar dengan cara mengukur daerah bening di sekitar pencadang kertas,
dimana daerah bening di sekitar pencadang kertas meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak Pratiwi, 2008. Data di atas menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa ekstrak daun bangun-bangun efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne, sedangkan
pada blanko tidak menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap kedua bakteri yang digunakan. Aktivitas antibakteri dapat disebabkan adanya kandungan
senyawa kimia yaitu saponin, flavonoid dan steroidtriterpenoid. Hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak diperoleh batas daerah
hambat yang efektif pada bakteri Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 0,5 dengan diameter 14,1 mm, pada bakteri Propionibacterium
acne dengan konsentrasi 0,5 dengan diameter 15 mm. Menurut Depkes RI
1995, suatu zat dikatakan memiliki daya hambat yang baik jika diameter daerah hambatan lebih kurang 14 sampai 16 mm. Sediaan gel dibuat dari
konsentrasi 1,5 karena basis gel kemungkinan mempengaruhi daya hambat sediaan gel. Hasil uji aktivitas ekstrak daun bangun-bangun dapat dilihat
Lampiran 10, halaman 77. Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol daun bangun-bangun dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun bangun-bangun
terhadap bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis
Konsentrasi Diameter daerah hambatan mm
bv Propionibacterium acne
Staphylococcus epidermidis 3,5 21,0
18,8 3,0 20,7
18,2 2,5 20,2
17,3 2,0 19,7
17,1 1,5 18,2
16,2 1,0 16,5
15,4 0,75 16,2
14,6 0,5 15,0
14,1 Blanko
- -
Universitas Sumatera Utara
4.6 Hasil Evaluasi Formula 4.6.1 Pemeriksaan stabilitas fisik sediaan