3.16.2 Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dilakukan dengan cara uji tempel
terbuka patch test. Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada lengan bawah bagian dalam yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas
tertentu 2,5 x 2,5 cm, dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama tiga hari berturut-turut. Reaksi iritasi
positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam yang diberi perlakuan. Adanya reaksi alergi diberi
tanda + pada kulit lengan bawah bagian dalam dan yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa diberi tanda - Wasitaatmadja, 1997; Tranggono dan Latifah,
2007. Sukarelawan yang dijadikan panel pada uji iritasi berjumlah 12 orang,
dengan kriteria sebagai berikut Ditjen POM, 1985: 1. Wanita berbadan sehat.
2. Usia antara 20-35 tahun. 3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi.
4. Bersedia menjadi sukarelawan untuk uji iritasi. 5. Sukarelawan adalah orang terdekat dan sering berada di sekitar pengujian
sehingga lebih mudah diawasi dan diamati bila ada reaksi yang terjadi pada kulit yang sedang diuji.
3.16.3 Uji aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanol daun bangun- bangun
Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan yang dilakukan dengan metode difusi agar, dengan cara
Universitas Sumatera Utara
mengukur diameter hambatan pertumbuhan bakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne
dan bakteri Staphylococcus epidermidis. a. Bakteri Propionibacterium acne
Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media nutrient agar sebanyak 20 ml dengan suhu 45 - 50
o
C. Selanjutnya cawan digoyang di atas permukaan meja, agar media dan suspensi
bakteri tercampur rata. Pada media yang telah padat diletakkan beberapa pencadang kertas, kemudian gel tanpa penambahan metil paraben sebanyak 0,1
ml dimasukkan ke dalam pencadang, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2
o
C selama 18 - 24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih di sekitar pencadang dengan menggunakan jangka
sorong. Pengujian dilakukan untuk setiap formula gel tanpa penambahan metil paraben dan sediaan gel pembanding verile pada minggu ke 0 dan minggu ke
12. b. Bakteri Staphylococcus epidermidis
Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media nutrient agar sebanyak 20 ml dengan suhu 45 - 50
o
C. Selanjutnya cawan digoyang di atas permukaan meja, agar media dan suspensi
bakteri tercampur rata. Pada media yang telah padat diletakkan beberapa pencadang kertas, kemudian gel ekstrak etanol daun bangun-bangun tanpa
penambahan metil paraben sebanyak 0,1 ml dimasukkan ke dalam pencadang, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2
o
C selama 18 - 24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih di sekitar pencadang
dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan untuk setiap formula
Universitas Sumatera Utara
gel tanpa penambahan metil paraben dan sediaan gel pembanding verile pada minggu ke 0 dan minggu ke 12.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Indentifikasi Tumbuhan
Tumbuhan yang digunakan telah diidentifikasi Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor, adalah tumbuhan bangun–
bangun Plectranthus amboinicus Lour Spreng., Suku Lamiaceae. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 60.
4.2 Hasil Skrining Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Daun Bangun- Bangun
Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol daun bangun-bangun menunjukkan adanya kandungan saponin, flavonoid, glikosida
dan steroidtriterpenoid. Hasil skrining dapat dilihat di Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak daun bangun- bangun
No. Skrining Simplisia
Ekstrak 1. Alkaloid
- -
2. Flavonoid +
+ 3. Glikosida
+ +
4. Saponin +
+ 5. Tanin
- -
6. Steroidtriterpenoid +
+ Keterangan :
+ = mengandung golongan senyawa - = tidak mengandung golongan senyawa
Universitas Sumatera Utara