BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini mencakup 31 blok parafin yang memenuhi kriteria inklusi untuk dimasukkan sebagai sampel penelitian dengan diagnosis histopatologi
sebagai papilloma sinonasal, dan pada penelitian ini hanya dijumpai dua jenis varian, yaitu inverted papilloma dan oncocytic papilloma.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi varian papilloma sinonasal
Frequency n
Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid
Inverted Papilloma 19
61,3 61,3
61,3 Oncocytic papilloma
12 38,7
38,7 100,0
Total 31
100,0 100,0
Tabel 4.1 menunjukkan distribusi frekuensi insiden papilloma sinonasal dari 1 Januari 2009 sampai dengan 30 Juni 2013 didapati varian inverted
papilloma sebanyak 19 kasus 61,3, lebih banyak dibandingkan oncocytic papilloma sebanyak 12 kasus 38,7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi papilloma sinonasal berdasarkan kelompok umur.
Varian Papilloma
Total
Inverted Papilloma Oncocytic papilloma n
n
Age
37-44 tahun 2
10,53 2
16,67 4
45-52 tahun 5
26,31 7
58,33 12
53-60 tahun 5
26,31 2
16,67 7
61-68 tahun 3
15,79 1
8,33 4
69-76 tahun 3
15,79 -
3 77-84 tahun
1 5,26
- 1
Total n
19 100,00
12 100,00
31
Tabel 4.2 menunjukkan distribusi frekuensi insiden papilloma sinonasal berdasarkan kelompok umur. Insiden papilloma sinonasal pada penelitian ini
didapatkan dari rentang umur 37-81 tahun, dimana paling sering adalah kelompok umur 45-52 tahun 12 dari 31 kasus, baik pada varian inverted papilloma 5 dari
19 kasus, 26,31 maupun oncocytic papilloma 7 dari 12 kasus, 58,33.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi papilloma sinonasal berdasarkan jenis kelamin.
VarianPapilloma
Total
Inverted Papilloma Oncocytic papilloma n
n
sex Laki-laki
16 84,21
9 75,00
25 Perempuan
3 15,79
3 25,00
6
Total 19
100,00 12
100,00 31
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi insiden papilloma sinonasal berdasarkan jenis kelamin. Insiden papilloma sinonasal dominan dijumpai pada
laki-laki dibandingkan perempuan, yaitu 25 dari 31 kasus, baik pada varian inverted papilloma 16 dari 19 kasus, 84,21 maupun oncocytic papilloma 9
dari 12 kasus, 75,00. Tabel 4.4 Skor distribusi tampilan p63 pada
inverted papilloma dan oncocytic papilloma.
Varian Papilloma
Total
Inverted Papilloma Oncocytic papilloma
n n
Skor Distribusi
5 26,32
1 8,33
6
1
1 5,26
2 16,67
3
2 8
42,10 6
50,00 14
3 5
26,32 3
25,00 8
Total 19
100,00 12
100,00 31
Tabel 4.4 diatas menunjukkan skor distribusi tampilan p63 pada kedua varian papilloma sinonasal, paling banyak dijumpai pada skor distribusi 2, yaitu
inverted papilloma 8 dari 19 kasus 42,10 dan oncocytic papilloma 6 dari 12 kasus 50.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Skor intensitas tampilan p63 pada inverted papilloma dan oncocytic
papilloma.
VarianPapilloma
Total
Inverted Papilloma Oncocytic papilloma
n n
Skor Intensitas
5 26,32
1 8,33
6
1
- 2
16,67 2
2 4
21,05 4
33,33 8
3 10
52,63 5
41,67 15
Total 19
100,00 12
100,00 31
Tabel 4.5 diatas menunjukkan skor intensitas tampilan p63 pada kedua varian papilloma sinonasal, paling banyak dijumpai pada skor intensitas 3, yaitu
pada inverted papilloma 10 dari 19 kasus 52,63 dan oncocytic papilloma 5 dari 12 kasus 41,67.
Tabel 4.6 Skor imunoreaktif tampilan p63 pada inverted papilloma dan
oncocytic papilloma.
VarianPapilloma
Total
Inverted Papilloma
Oncocytic papilloma
p n
n
Skor Imunoreaktif
0-6 Low
Expression 14
73,68 9
75,00 23
0,638
7-9 High
Expression 5
26,32 3
25,00 8
Total 19
100,00 12
100,00 31
p 0,342 Fisher’s Exact Test, tidak bermakna secara statistik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 menunjukkan skor imunoreaktif tampilan p63 pada kedua varian papilloma sinonasal, skor imunoreaktif 0-6 low expression, yaitu inverted
papilloma 14 dari 19 kasus 73,68 dan oncocytic papilloma 9 dari 12 kasus 75; skor imunoreaktif 7-9 high expression, yaitu inverted papilloma 5 dari
19 kasus 26,32 dan oncocytic papilloma 3 dari 12 kasus 25; p value 0,638
Fisher’s Exact Test, tidak ada perbedaan secara statistik.
4.2 Pembahasan