Etiologi dan Patofisiologi TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Etiologi dan Patofisiologi

Etiologi tumor sinonasal belum dapat diketahui secara pasti, namun beberapa studi epidemiologi terdahulu dari berbagai negara menunjukkan adanya hubungan dengan paparan zat kimia atau bahan industri antara lain nikel, debu kayu, kulit, mebel, tekstil, formaldehid, kromium, isopropyl oil dan lain-lain. Alkohol, asap rokok, makanan yang diasin atau diasap juga diduga meningkatkan terjadinya keganasan sinonasal terutama jenis karsinoma sel skuamosa. 1,3,24,29 Ukuran partikel debu juga penting diketahui karena jika lebih kecil dari 5µm dapat mencapai saluran pernapasan bagian bawah, sedangkan partikel yang lebih besar dari 5µm diakumulasi di mukosa hidung. Namun karsinogen ini belum dapat diidentifikasi secara jelas. Efek paparan ini mulai timbul setelah 40 tahun atau lebih sejak pertama kali terpapar dan menetap setelah penghentian paparan. Paparan terhadap thorotrast, agen kontras radioaktif juga menjadi faktor resiko tambahan. Karsinogen di tempat kerja tidak menyebabkan gambaran histopatologi kanker yang khusus, demikian juga dengan keganasan rongga hidung yang secara histopatologik tumor epitel yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa. 1,3,12,29 Jadi dari paparan ini dapat disimpulkan bahwa tumor ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan lingkungan. Namun pernah dilaporkan juga bahwa tumor sinonasal dapat muncul sporadis, tanpa berhubungan dengan paparan. Oleh karena itu riwayat sosial dan pekerjaan harus ditanyakan pada pasien-pasien yang mempunyai gejala yang mengarah ke keganasan pada sinonasal. 1,3,12,29 Infeksi virus dan hubungannya terhadap keganasan merupakan hal yang menarik dan tetapi belum cukup diteliti. Studi pendahuluan memperlihatkan Universitas Sumatera Utara bahwa peningkatan ekspresi dari epidermal growth factor reseptor EGFR dan transforming growth factor-alpha TGF-alpha mungkin berhubungan dengan paparan awal karsinogen yang menyebabkan inverted papilloma. Infeksi Human papilloma virus HPV mungkin juga merupakan awal dari proses panjang yang menyebabkan perubahan inverted papilloma menjadi ganas. 3,23,30,31 Telah lama dicurigai bahwa virus merupakan penyebab terjadinya papilloma sinonasal. Barnes melaporkan bahwa 131 38 dari 341 kasus papilloma sinonasal yang dilakukan analisis biologi molekular hibridisasi in situ atau polymerase chain reaction menunjukkan hasil positif terhadap Human Papilloma Virus HPV, terutama HPV 6 dan 11, beberapa HPV 16 dan 18, dan sangat jarang tipe lainnya misalnya HPV 57. Namun belum diketahui secara pasti apakah ada hubungan sebab-akibat antara kehadiran HPV dengan perkembangan tumor ini. 3,10,23,30,31

2.5 Gambaran Klinis