Proses Terjadinya Jaminan Fidusia

tidak berwujud, terdaftar maupun tidak terdaftar, bergerak maupun tidak bergerak, dengan syarat bahwa benda tersebut tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan. 18

C. Proses Terjadinya Jaminan Fidusia

Ada dua tahap dalam proses terjadinya jaminan fidusia, yaitu: 1. Tahap Pembebanan Jaminan Fidusia. Pada tahap ini, pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, akta notaris disini merupakan syarat materil untuk berlakunya ketentuan Undang-Undang Jaminan Fidusia atas perjanjian penjaminan fidusia. Alasan dari Undang-Undang menetapkannya dengan akta notaris adalah: a. Akta notaris adalah akta autentik, sehingga memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. b. Objek dari jaminan fidusia pada umumnya adalah benda bergerak. c. Undang-Undang melarang adanya fidusia ulang. Sebagaimana yang dimaksud di dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, akta jaminan fidusia sekurang-kurangnya memuat: 19 a. Identitas dari pihak pemberi dan penerima jaminan fidusia. Terdiri dari: nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, agama, tempat tinggal, pekerjaan, dan status perkawinan. 18 Ibid., hlm. 141. 19 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 42Tahun 1999, tentang Jaminan Fidusia, Pasal 5. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD b. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia, meliputi: macam perjanjian, serta utang yang dijamin dengan fidusia. c. Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Uraian ini cukup dilakukan dengan mengidentifikasi benda tersebut, dan dijelaskan mengenai surat bukti kepemilikannya. d. Nilai benda yang menjadi objek jaminan fidusia. e. Nilai penjaminan. 2. Tahap Pendaftaran Jaminan Fidusia. Tujuan dari pendaftaran jaminan fidusia adalah melahirkan jaminan fidusia bagi penerima jaminan fidusia, memberikan kepastian kepada kreditor mengenai benda yang telah dibebani jaminan fidusia dan memberikan hak yang didahulukan terhadap kreditor. Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib untuk didaftarkan, termasuk juga benda yang dibebani dengan jaminan fidusia yang berada di luar wilayah Republik Indonesia. Pendaftaran benda yang dibebani dengan jaminan fidusia dilaksanakan di tempat kedudukan pemberi jaminan fidusia tersebut dan dilakukan pada kantor pendaftaran fidusia yang merupakan bagian dalam lingkungan Kementrian Hukum dan Ham. Permohonan pendaftaran dilakukan oleh penerima jaminan fidusia, kuasa, ataupun wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran jaminan fidusia yang meliputi: 20 a. Identitas dari pihak penerima jaminan fidusia. 20 Purwahid Patrick dan Kashadi, Huk um Jaminan Fidusia, Semarang: Fakultas Hukum Universitas Dipenogoro, 2008, hlm. 42. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD b. Tanggal, nomor akta jaminan fidusia, serta nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta jaminan fidusia. c. Data perjanjian pokok yang dijamin oleh jaminan fidusia. d. Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia. e. Nilai benda yang menjadi objek jaminan fidusia. f. Nilai penjaminan. Kemudian Kantor Pendaftaran Fidusia mencatat jaminan dalam Buku Daftar Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran guna melakukan pengecekan data setelah dilakukan pendaftaran. Maka Kantor Pendaftaran Fidusia pun menerbitkan Sertifikat Jaminan Fidusia kepada penerima jaminan fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran jaminan fidusia yang dilakukan. Tanggal pencatatan jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia ini dianggap sebagai lahirnya jaminan fidusia. Dengan demikian pendaftaran jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia merupakan perbuatan konstitutif yang melahirkan jaminan fidusia. Dalam sertifikat jaminan fidusia, tercantum kata- kata; “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, sehingga sertifikat jaminan fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Dengan kata lain putusan tersebut dapat langsung dilaksanakan tanpa melalui pengadilan dan bersifat final serta mengikat para pihak untuk melaksanakan putusan tersebut. 21 21 Ibid., hlm. 43. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD

D. Sifat Jaminan Fidusia

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PAD DAN DAMPAKNYA BAGI PENGEMBANGAN WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 110 9

Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Yang Tidak Didaftarkan (Studi Kasus di Bank HSBC Wilayah Medan)

3 58 100

Kekuatan Eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia Terhadap Objek Jaminan Dalam Kepailitan

5 41 117

Analisis Yuridis Fungsi Dan Peranan Kantor Pendaftaran Fidusia Ditinjau Dari Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia (Suatu Penelitian Di Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan HAM Sumatera Utara)

0 54 140

Analisa Hukum Terhadap Kekuatan Eksekutorial Sertipikat Jaminan Fidusia (Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia)

4 24 95

Akibat Hukum Bagi Para Pihak Dengan Adanya Fidusia Yang Tidak Didaftarkan Dalam Perjanjian Pembiayaan Kendaraan Bermotor (Suatu Tinjauan Yuridis Atas UU Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia).

0 4 29

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERUPA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIDAFTARKAN SETELAH ADANYA WANPRESTASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA.

0 0 2

Analisis Yuridis Kekuatan Eksekutorial Jaminan Fidusia Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor Yang Telah Didaftarkan (Studi Pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum Dan HAM Sumatera Utara)

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Kekuatan Eksekutorial Jaminan Fidusia Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor Yang Telah Didaftarkan (Studi Pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum Dan HAM Sumatera Utara)

0 0 13

BAB II SEGI HUKUM MENGENAI JAMINAN FIDUSIA A. Sejarah dan Pengertian Jaminan Fidusia - Analisis Yuridis Kekuatan Eksekutorial Jaminan Fidusia Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor Yang Telah Didaftarkan (Studi Pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum Dan HAM Sum

0 0 14