Tingkat Pengukuran Teknik Pengukuran dan Skala

12

2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda yang merupakan kumpulan lengkap dari elemen-elemen sejenis akan tetapi dapat dibedakan berdasarkan karakteristiknya, yang dijadikan obyek penelitian Supranto, 2004. Populasi sering juga disebut Universe. Populasi yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya disebut Populasi Infinit atau tak terbatas. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah jadi populasi yang finit. Umumnya populasi yang infinit hanyalah teori saja, sedangkan kenyataan dalam prakteknya semua benda hidup dianggap populasi yang infinit. Populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti populasi yang dapat diberi nomor identifikasi, misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut Populasi Finit. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian Supranto, 2004. Teknik sampling secara statistik dapat didefenisikan sebagai suatu teknik untuk menentukan jumlah sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya.

2.4 Tingkat Pengukuran

Pengukuran merupakan penunjukan angka-angka pada suatu variabel. Prosedur pengukuran dan pemberian angka-angka tadi diharapkan bersifat isomorfik terhadap realita, artinya ada persamaan realita Singarimbun dan Efendi, 1985. Tingkat ukuran di dunia penelitian dikembangkan pertama kali oleh Steve pada tahun 1946, yaitu tingkat ukuran nominal, ordinal, interval dan rasio. a. Ukuran Nominal Merupakan ukuran yang paling sederhana. Dalam ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak maupun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Angka hanya menunjukkan kedudukan atau berupa label. Universitas Sumatera Utara 13 b. Ukuran Ordinal Ukuran ordinal mengurutkan responden dari tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi menurut suatu atribut tertentu tanpa ada petunjuk yang jelas tentang berapa jumlah absolut atribut yang dimiliki oleh masing-masing responden tersebut dan berapa interval antara responden dengan responden lainnya. c. Ukuran Interval Ukuran interval adalah ukuran yang tidak semata-mata mengurutkan orang ataupun objek berdasarkan suatu atribut, tetapi memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainya. Tetapi ukuran itu tidak memberikan informasi tentang jumlah absolut yang dimiliki objek. d. Ukuran Rasio Ukuran rasio diperoleh selain informasi tentang urutan dan interval antara objek-objek, kita mempunyai informasi tambahan tentang jumlah absolurt atribut objek tadi. Ukuran rasio adalah suatu bentuk interval yang jaraknya diukur dari titik nol.

2.5 Data

Data merupakan komponen utama dalam statistik. Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan. Universitas Sumatera Utara 14

2.5.1 Data Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. a. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang temasuk dalam klasifikasi data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sebagai contoh adalah motivasi karyawan bagus, sedang, jelek. b. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran tinggi badan mahasiswa Matematika FMIPA USU. Data tersebut berupa angka seperti : 170 cm, 168,5 cm, 163 cm dan sebagainya.

2.5.2 Data Menurut Sumbernya

Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian, yakni data internal dan eksternal a. Data internal Data internal adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan. Sebagai contoh adalah catatan-catatan akuntansi, catatan-catatan produksi, catatan-catatan inventaris, catatan-catatan penjualan, dan lain-lain. b. Data eksternal Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan diluar perusahaan atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Universitas Sumatera Utara 15 1. Data primer Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulakan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer peneliti melakukan sendiri observasi di lapangan maupun dilaboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survei atau percobaan eksperimen. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap, atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Stastistik, Mass Media, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.

2.5.3 Data Menurut Jenisnya

Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu data kontiniu dan diskrit. a. Data kontiniu Data kontiniu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. b. Data diskrit Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan.

2.6 Teknik Sampling

Sampling adalah teknik pengambilan data, dimana data-data yang diambil untuk diselidiki merupakan sebagian kecil sample atau sampel dari keseluruhan objek yang diselidiki universe atau populasi. Jarang sekali suatu penelitian dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara 16 cara memeriksa semua objek yang diteliti sensus, tetapi sering digunakan sampling Teken, 1965, alasannya adalah : a. Ukuran populasi seringkali terlalu banyak, sehingga diperlukan terlalu banyak biaya, waktu dan tenaga untuk menyelidiki melalui sensus. b. Populasi yang berukuran besar selain sulit untuk dikumpulkan, dicatat dan dianalisa, juga biasanya akan menghasilkan informasi yang kurang teliti. Dengan cara sampling jumlah objek yang harus diteliti menjadi lebih kecil, sehingga menjadi lebih terpusat perhatiannya. c. Percobaan-percobaan yang berbahaya atau bersifat merusak hanya cocok dilakukan dengan sampling. Keuntungan dengan menggunakan teknik sampling antara lain adalah mengurangi ongkos, mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang lingkup penelitian. Metode pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat Teken, 1965 sebagai berikut : a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. b. Dapat menentukan ketepatan hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari taksiran yang diperoleh. c. Sederhana dan mudah diperoleh. d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.

2.6.1 Metode Pengambilan Sampel

Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu pengambilan secara acak Probvability Sampling dan secara tidak acak Non Probability Sampling Universitas Sumatera Utara 17 Singarimbun et al, `1985. Pengambilan sampel secara acak Probability Sampling, terdiri dari : a. Simple Random Sampling, pengambilan random sederhana yaitu prosedur seleksi unit populasi dimana setiap satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Terpilihnya responden secara kebetulan acak. Syarat utama agar suatu sampel mempunyai sifat acak dalam Simple Random Sampling, pemilih harus melalui proses acak, yaitu suatu proses yang hasilnya tidak dapat diketahui sebelumnya dengan pasti. Pemilihan elemen anggota sampel dapat dilakukan dengan: Supranto J, 1992 1. Dengan cara lotere elemen populasi sedikit, kurang dari 100 Misalkan populasi N = 100 dan sampel n = 15, maka ambil 100 potong kertas diberi nomor 1 sd 100. Kertas dilipat dimasukkan ke kotak, kotak dikocok diaduk-aduk diambil 1 potong, dilihat angkanya, katakanlah 30, berarti elemen yang ke 30 terpilih. Proses pengambilan kertas dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Dengan pengembalian, dimana kertas yang sudah diambil dikembalikan kedalam kotak, sehingga bisa terpilih kembali di pengambilan berikutnya. b. Tanpa pengembalian, dimana kertas yang sudah diambil tidak dikembalikan kedalam kotak, sehingga tidak mungkin terpilih lagi dalam pengambilan kertas berikutnya. 2. Dengan menggunakan tabel bilangan acak Tabel bilangan acak ialah tabel yang memuat bilangan atau angka-angka sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk memilih sampel secara acak. Universitas Sumatera Utara 18 b. Sequential Sampling, pengambilan randon sistematis metode ini mengambil elemen pertama dalam sampel secara randoom, random berikutnya ditentukan secara sistematis dengan menggunakan interval sebesar k yang ditentukan dari total populasi dibagi isi sampel. c. Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggotaunsur yang yidak homogen dan berstrata secara proporsional. d. Disproportionate Stratified Random Samplintg, teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang atau tidakk proporsional. e. Cluster Sampling, area sampel tekknik ini digunakan untuk menentukan data bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas sehingga perlu dilakukan pengelompokan unit populasi berdasarkan karakteristik tertentu dan kemudian sampel diambil secara acak dari sub populasi. f. Pengambilan acak gugus bertahap, metode ini menggolongkan populasi dalam gugus bertingkat. g. Pengambilan acak wilayah, metode ini membagi wilayah atas segmen-segmen penelitian. Dalam penelitian ini digunakan Simple Random Sampling dengan untuk memilih sekolah yang akan diteliti dan Proportionate Stratified Random Sampling untuk menentukan responden dari sekolah yang terpilih, yaitu responden terpilih secara kebetulan dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data. Simple Random Sampling digunakan untuk memilih sekolah yang akan diteliti sebab jumlah populasi Sekolah Menengah Atas Negeri Medan tidak terlalu besar yakni 21 sekolah. Pengambilan sampel sekolah yang akan diteliti dilakukan dengan cara lotere, dimana setiap nama sekolah tersebut ditulis pada selembar kertas Universitas Sumatera Utara 19 kemudian dilipat-lipat dan dimasukkan kedalam suatu wadah. Dengan mata tertutup ambil lipatan kertas dari dalam wadah yang telah dikocok. Dengan tanpa pengembalian lipatan kertas pertama ke dalam wadah, ambil lagi lipatan kertas yang kedua, demikian seterusnya sampai lipatan kertas kelima. Setelah terambil lima lipatan kertas nama sekolah yang tertulis dalam lipatan kertas tersebut digunakan sebagai sampel dari 21 sekolah sasaran. Beberapa alasan menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling adalah Supranto J, 1992 : a. Setiap strata homogin atau relatif homogin, sehingga sampel acak yang diambil dari setiap strata akan memberikan perkiraan yang dapat mewakili strata yang bersangkutan. Perkiraan gabungan yang diperoleh berdasarkan perkiraan dari setiap strata akan memberikan perkiraan menyeluruh yang mewakili populasi. b. Biaya untuk melakukan Proportitionate Stratified Random Sampling lebih murah daripada Simple Random Sampling karena alasan administrasi. c. Perkiraan bisa dibuat untuk setiap strata yang dapat dianggap sebagai populasi yang berdiri sendiri dan mungkin bisa dilakukan oleh seorang peneliti saja. Alokasi proporsional dalam Proportionate Stratified Random Sampling ditentukan menggunakan rumus : ∑ Dengan, = Banyaknya elemen sampel dari strata ke = banyak elemen strata ke = banyaknya strata = jumlah sampel penelitian Universitas Sumatera Utara 20

2.6.2 Penentuan Ukuran Sampel

Banyaknya elemen sampel dalam menggunakan metode analisis faktor adalah paling sedikit empat sampai lima kali banyaknya jumlah variabel penelitian. Supranto J, 2004

2.6.3 Sampel yang Baik

Agar data yang diambil sampel berguna maka data tersebut haruslah: a. Objektif sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya b. Representatif mewakili keadaan yang sebenarnya c. Variansinya kecil d. Tepat waktu e. Relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.

2.7 Teknik Pengukuran dan Skala

Pada teknik penskalaan, banyak sekali jenis skala pengukuran yang telah dikembangkan, terutama dalam ilmu-ilmu sosial. Namun dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert 1932 untuk mengukur sikap masyarakat dan skalanya terkenal dengan nama technique of summated rating atau skala Likert. Banyak faktor yang menyebabkan skala Likert banyak digunakan sebagai berikut Singarimbun dan Efendi, 1985 : a. Skala ini relatif mudah dibuat b. Adanya kebebasan didalam memasukkan item-item pernyataan asal masih relevan dengan masalah. c. Jawaban atas item dapat berupa beberapan alternatif, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih jelas dan nyata terhadap item tersebut. d. Dengan jumlah item yang cukup besar, tingkat reliabilitas yang tinggi dapat dicapai. e. Mudah untuk ditetapkan pada berbagai situasi. Universitas Sumatera Utara 21

2.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas