Dampak Ujian Nasional (UN) Terhadap Pelajar SMAN di Kota Medan dengan Menggunakan Analisis Faktor
DAMPAK UJIAN NASIONAL (UN) TERHADAP
PELAJAR SMAN DI KOTA MEDAN DENGAN
MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR
SKRIPSI
WILSER ARDIN HAMONANGAN SIPAYUNG
080803027
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
(2)
DAMPAK UJIAN NASIONAL (UN) TERHADAP PELAJAR SMAN DI KOTA MEDAN DENGAN
MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
WILSER ARDIN HAMONANGAN SIPAYUNG 080803027
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
(3)
PERSETUJUAN
Judul : DAMPAK UJIAN NASIONAL (UN) TERHADAP
PELAJAR SMAN DI KOTA MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR
Kategori : SKRIPSI
Nama : WILSER ARDIN HAMONANGAN SIPAYUNG
Nomor Induk Mahasiswa : 080803027
Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PPENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan,
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Asima Manurung, S.Si, M.Si Drs. Pasukat Sembiring, M.Si
NIP. 19730315 199903 2 001 NIP. 19531113 198503 1 002
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,
Prof. Dr. Tulus, Vor.Dipl.Math., M.Si NIP. 19620901 198803 1 002
(4)
PERNYATAAN
DAMPAK UJIAN NASIONAL (UN) TERHADAP PELAJAR SMAN DI KOTA MEDAN DENGAN
MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan,
WILSER ARDIN HAMONANGAN SIPAYUNG 080803027
(5)
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dalam Yesus Kristus, atas segala berkat, kasih dan karunia-Nya skripsi ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Pasukat Sembiring, M.Si dan Ibu Asima Manurung, S.Si, M.Si selaku pembimbing pada penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada penulis untuk menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkas, padat dan profesional telah diberikan kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika, Bapak Prof. Dr. Tulus, Vor.Dipl.Math., M.Si dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si dan Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku dosen penguji penulis pada skripsi ini. Juga kepada Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, serta semua pegawai di FMIPA USU. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa Matematika stambuk 2008, khususnya Rohot Tampubolon, Togu Marpaung, Elikson Damanik, Jhon Herdin Saragih, adik-adik stambuk 2009, stambuk 2010, stambuk 2011 yang selalu mendukung dan mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan di Pemuda GKPS Padang Bulan, terkhusus Pengurus Pemuda (Ramando, Elikson, Inta, Eka, Maya, Jhon) serta kepada Shepni Ulina Girsang yang selalu mendukung dan mendoakan segala kegiatan penulis. Akhirnya terima kasih kepada kedua orang tua terkasih J.Sipayung dan M.Purba atas semua doa, motivasi, dan bantuan baik moril maupun materil yang selama ini diberikan kepada penulis. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih akan membalaskannya dengan berkat yang berlipat ganda.
(6)
ABSTRAK
Analisis Faktor merupakan suatu teknik statistika multivariat yang digunakan untuk mereduksi/meringkas data dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel yang kemudian disebut faktor. Penelitian ini merupakan Analisis Faktor untuk mengetahui dampak Ujian Nasional (UN) terhadap pelajar SMAN di kota Medan. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMAN di kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 4 faktor dominan yang menjadi dampak diberlakukannya Ujian Nasional terhadap pelajar tersebut yaitu faktor negatif Ujian Nasional (21,389%), faktor pemilihan lingkungan pendukung Ujian Nasional (18,588%), faktor materi soal Ujian Nasional (18,042%), faktor Persiapan menjelang Ujian Nasional (17,014%). Keempat faktor tersebut memberikan proporsi keragaman kumulatif sebesar 75,034%, artinya keempat faktor tersebut menjadi dampak diberlakukannya Ujian Nasional terhadap pelajar sebesar 75,034% dan sisanya dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak teridentifikasi oleh model penelitian.
(7)
ABSTRACT
Factor analysis is a multivariate statistical technique that used to reduce / summarize data from a lot of variables becoming a few variable which is then called a factor. This research is a factor analysis to determine the impact of National Examination (NE) to Public High School students in the city of Medan. Respondents in the research were students of Public High School in Medan. 4 The result showed that the dominant factor into the impact of the enactment of the National Examination for the students of National Exam is a negative factor (21,389%), environmental factors supporting the selection of the National Examination (18,588%), material factors matter National Exam (18,042%), ahead of the National Examination Preparation factor (17,014%). These four factors provide diversity cumulative proportion of 75,034%, meaning that all four factors to impact the enactment of the National Examination for students of 75,034% and the rest can be affected by other factors that were not identified by the research model..
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Mamfaat Penelitian 4
1.5 Tinjauan Pustaka 5
1.6 Tujuan Penelitian 7
1.7 Metodologi Penelitian 8
Bab 2 Landasan Teori 9
2.1 Sejarah Ujian Nasional (UN) di Indonesia 9
2.2 Dampak 11
2.3 Populasi dan Sampel Penelitian 12
2.4 Tingkat Pengukuran 12
2.5 Data 13
2.5.1 Data Menurut Sifatnya 14
2.5.2 Data Menurut Sumbernya 14
2.5.3 Data Menurut Jenisnya 15
2.6 Teknik Sampling 15
2.6.1 Metode Pengambilan Sampel 16
2.6.2 Penentuan Ukuran Sampel 20
2.6.3 Sampel yang Baik 20
2.7 Teknik Pengukuran dan Skala 20
2.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 21
2.8.1 Validitas 21
2.8.2 Reliabilitas 22
2.9 Analisis Faktor 22
2.9.1 Prinsip-Prinsip Analisis Faktor 23
2.9.2 Model Matematis Analisis Faktor 24
2.9.3 Statistik yang Relevan dengan Analisis Faktor 25
(9)
Bab 3 Pembahasan 33
3.1 Pengujian Kuesioner 33
3.2 Penyebaran Kuesioner 35
3.3 Karakteristik Analisis Faktor 36
3.4 Interpretasi Faktor 39
3.4.1 Faktor Pertama 39
3.4.2 Faktor Kedua 41
3.4.3 Faktor Ketiga 42
3.4.4 Faktor Keempat 43
3.5 Persentase Sumbangan Variansi Faktor 44
Bab 4 Kesimpulan dan Saran 46
4.1 Kesimpulan 46
4.2 Saran 47
Daftar Pustaka 49
(10)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Korelasi antar Variabel 29
Tabel 3.1 Reliabilitas Kuesioner Penelitian 33
Tabel 3.2 Validitas Kuesioner Penelitian 34
Tabel 3.3 Penyebaran Kuesioner 36
Tabel 3.4 Pengukuran KMO dan Bartlett’s test of sphericity 36
Tabel 3.5 Pengukuran MSA 37
Tabel 3.6 Factor Loading 37
Tabel 3.7 Rotated Facctor Loading 38
Tabel 3.8 Rekapitulasi Faktor 39
Tabel 3.9 Variabel Pendukung Faktor Pertama 40
Tabel 3.10 Variabel Pendukung Faktor Kedua 41
Tabel 3.11 Variabel Pendukung Faktor Ketiga 42
Tabel 3.12 Variabel Pendukung Faktor Keempat 43
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Tabel 1.1 Hubungan antara Variabel dan Faktor 6
(12)
ABSTRAK
Analisis Faktor merupakan suatu teknik statistika multivariat yang digunakan untuk mereduksi/meringkas data dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel yang kemudian disebut faktor. Penelitian ini merupakan Analisis Faktor untuk mengetahui dampak Ujian Nasional (UN) terhadap pelajar SMAN di kota Medan. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMAN di kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 4 faktor dominan yang menjadi dampak diberlakukannya Ujian Nasional terhadap pelajar tersebut yaitu faktor negatif Ujian Nasional (21,389%), faktor pemilihan lingkungan pendukung Ujian Nasional (18,588%), faktor materi soal Ujian Nasional (18,042%), faktor Persiapan menjelang Ujian Nasional (17,014%). Keempat faktor tersebut memberikan proporsi keragaman kumulatif sebesar 75,034%, artinya keempat faktor tersebut menjadi dampak diberlakukannya Ujian Nasional terhadap pelajar sebesar 75,034% dan sisanya dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak teridentifikasi oleh model penelitian.
(13)
ABSTRACT
Factor analysis is a multivariate statistical technique that used to reduce / summarize data from a lot of variables becoming a few variable which is then called a factor. This research is a factor analysis to determine the impact of National Examination (NE) to Public High School students in the city of Medan. Respondents in the research were students of Public High School in Medan. 4 The result showed that the dominant factor into the impact of the enactment of the National Examination for the students of National Exam is a negative factor (21,389%), environmental factors supporting the selection of the National Examination (18,588%), material factors matter National Exam (18,042%), ahead of the National Examination Preparation factor (17,014%). These four factors provide diversity cumulative proportion of 75,034%, meaning that all four factors to impact the enactment of the National Examination for students of 75,034% and the rest can be affected by other factors that were not identified by the research model..
(14)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan tersebut adalah pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, sebab pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila hasil dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
Berbicara mengenai pendidikan, di Indonsia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU tersebut tercantum pengertian pendidikan, yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Didalam UU ini juga tercantum dasar, fungsi, dan tujuan dari pendidikan nasional, yakni: Pendidikan nasional Indonesia didasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional ini berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (dikti.go.id)
(15)
Agar tujuan dari pendidikan nasional tersebut dapat tercapai, pemerintah banyak melakukan usaha dan kebijakan diantaranya adalah memberlakukan adanya Ujian Nasional (UN). Ujian Nasional ini merupakan suatu cara dan proses untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesis. Ujian Nasional (UN) mulai dilaksanakan tahun 1950 dengan sebutan Ujian Penghabisan dengan model soal berupa soal essai. Sebutan dan metode pelaksanaan UN ini terus berkembang dan diperbaharui dari periode ke periode. (uniqpost.com ). Sekarang, sebutan terhadap UN adalah Ujian Akhir Nasional (UAN) yang memakai standar nilai kelulusan dengan soal yang diujikan berupa soal pilihan berganda yang dikerjakan dalam Lembar Jawaban Komputer (LJK), dan permeriksaannya berlangsung di Jakarta dengan menggunakan komputer.
Sekarang ini, Ujian Nasional diberlakukan terhadap pelajar yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, objek yang akan dibahas adalah pelajar yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk tingkat SMA, standar nilai kelulusan adalah 5,50 yang diujikan terhadap enam mata pelajaran yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Biologi, dan fisika (untuk kemampuan IPA) dan Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi (untuk kemampuan IPS).
Sepanjang proses pelaksanaannya, Ujian Nasional (UN) mengalami banyak kendala dan permasalah. Terkhusus pada masa sekarang ini, permasalahaan yang terjadi berupa standar kelulusan yang dianggap terlalu tinggi bagi sebagian orang, terjadinya dugaan tindak kecurangan baik yang dilakukan siswa ataupun pihak-pihak tertentu sehingga terjadi kebocoran soal yang berakibat nilai atau hasil yang diperoleh oleh siswa tersebut bukan lagi murni dari hasil kemampuannya sendiri, ketakutan siswa peserta UN ketika akan menghadapai UN yang terkadang menimbulkan stress, dan berbagai masalah lainnya.
(16)
Oleh karena itu, mengingat tujuan diberlakukannya UN adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi seluruh pelajar di Indonesia, serta melihat kondisi dan berbagai permasalahan yang terjadi dalam proses pelaksanaan Ujian Nasional, memunculkan pertanyaan bahwa benarkah pelaksanaan UN memberi dampak bagi para pelajar? Apa saja yang menjadi dampak pelaksanaan UN terhadap pelajar? Untuk itu, penulis ingin mengkaji dan membahas pendapat para pelajar SMA sebagai calon peserta UN sehingga diketahui dampak dari pelaksanaan UN terhadap pelajar itu sendiri. Penulis dalam hal ini mengambil sampel dari para pelajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di kota Medan, dengan asumsi bahwa pelajar yang sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah memiliki kedewasaan dalam berpikir yang terbaik, serta sudah mengalami dan melewati ujian nasional tingkat SD, dan SMP atau sederajat.
Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel-variabel yang menjadi dampak ujian nasional terhadap pelajar SMAN di kota Medan akan dianalisis menggunakan analisis faktor. Untuk itu variabel-variabel tersebut perlu direduksi untuk memperoleh beberapa faktor yang dapat menggambarkan keragaman variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis faktor untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang menjadi dampak ujian nasional terhadap pelajar SMAN di kota Medan. Analisis faktor dipilih karena Analisis Faktor merupakan suatu kelas prosedur yang digunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel. Jadi, penulis mengambil judul tugas akhir ini adalah
“Dampak Ujian Nasional (UN) Terhadap Pelajar SMAN Di Kota Medan Dengan Menggunakan Analisis Faktor”.
1.2Perumusan Masalah
Permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana menemukan variabel-variabel sebagai faktor yang menjadi indikator dampak UN terhadap pelajar SMAN serta mengetahui faktor dominan yang menjadi dampak UN terhadap pelajar SMAN di kota Medan.
(17)
1.3Batasan Masalah
Agar tujuan dari penulisan ini tercapai maka perlu dibuat batasan permasalahnya, yaitu:
a. Karakteristik siswa yang diteliti adalah siswa yang duduk di kelas XI dan XII Sekolah Menengah Atas Negeri di kota medan tahun ajaran 2012/2013.
b. Tulisan ini dibatasi pada penentuan faktor umun sebagai indikator dampak UN terhadap pelajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di kota Medan.
c. Model analisis yang digunakan adalah analisis faktor.
1.4Mamfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui dampak Ujian Nasional terhadap pelajar SMAN di kota Medan.
b. Dapat dipergunakan sebagai rekomendasi kepada pihak-pihak yang berdampak terhadap pelajar SMA yang akan mengikuti Ujian Nasional sehingga pelaksanaan ujian Nasional dapat dilaksanakan lebih baik lagi, agar tujuan dari pelaksanaan Ujian Nasional tersebut dapat tercapai.
(18)
1.5Tinjauan Pustaka
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak negatif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang negatif, dampak positif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang positif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.(carapedia.com)
Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original variable) (Supranto, 2004). Analisis faktor dipergunakan di dalam situasi sebagai berikut:
a. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying dimensions) atau faktor, yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel.
b. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi (independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya, misalnya analisis regresi berganda dan analisis diskriminan.
c. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat selanjutnya.
(19)
Gambar 1.1 : Hubungan antara Variabel dan Faktor
Keterangan :
Faktor 1 dibentuk oleh variabel dan Faktor 2 dibentuk oleh variabel dan Faktor 3 dibentuk oleh variabel dan Faktor 2 dibentuk oleh variabel dan
Jika variabel-variabel dibakukan, model faktor bisa ditulis sebagai berikut:
Dimana:
Variabel ke yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar deviasinya satu)
Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel pada common factor ke
(20)
Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke pada vaktor yang unik ke
Faktor unik variabel ke (faktor yang tidak secara jelas terlihat). Banyaknya common factor
Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel-variabel yang terobservasi hasil penelitian lapangan.
Dimana;
Perkiraan faktor ke (didasarkan pada nilai variabel dengan koefisiennya )
Timbangan atau koefisien nilai faktor ke
Banyaknya variabel.
1.6Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pendapat pelajar SMAN terhadap dampak Ujian Nasional bagi dirinya sendiri sebagai fakta dilapangan.
2. Menentukan apakah Ujian Nasional berdampak positif atau berdampak negatif terhadap pelajar SMAN di kota medan.
(21)
1.7 Metodologi Penelitian
Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memilih lokasi penelitian dari sejumlah SMAN di Kota Medan dengan menggunakan Teknik Sampling yaitu Simple Random Sampling.
2. Melakukan studi yang berhubungan dengan Analisis Faktor Multivariat dan pengukuran persepsi dalam penelitian kualitatif dari internet berupa jurnal, artikel maupun buku.
3. Mengidentifikasi variabel penelitian
4. Mengumpulkan data primer dengan membagikan kuesioner penelitian kepada pelajar SMAN di Kota Medan sebagai responden penelitian dengan jumlah yang sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
5. Mengolah data yang diperoleh dari kuesioner penelitian, menganalisis data dan interpretasi data.
(22)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1Sejarah Ujian Nasional (UN) di Indonesia
Ujian Nasional atau yang sering disingkat dengan sebutan UN merupakan kebijakan atau usaha pemerintah di dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesisa untuk menciptakan generasi yang unggul dalam semua bidang. Menciptakan siswa yang mempunyai karakter berbasis Pancasila dan UUD 1945.(buku-on-line.com).
Ujian nasional mulai diberlakukan di Indonesia tahun 1950. Sepanjang proses pelaksanaannya hingga sampai saat ini, perkembangan UN di Indonesisa mengalami banyak metamorfosa.Telah beberapa kali diganti formatnya, seperti yang akan dibahas berikut ini : (uniqpost.com)
1. Periode 1950 – 1960an
Pada periode ini, materi ujian dibuat oleh Departemen Pendidikan, Pengajaran, Dan Kebudayaa yang mana seluruh soal yang harus dikerjakan adalah dalam bentuk essai. Pada periode ini ujian disebut dengan Ujian Penghabisan. Dan, setelah ujian berakhir, semua soal akan di periksa di pusat rayon.
2. Periode 1965 – 1971
Pada periode ini, pemerintah pusat memegang kendali untuk waktu ujian dan bahan ujian. Seluruh mata pelajaran dimasukkan ke dalam materi ujian, artinya semua mata pelajaran diujikan kepada para siswa. Pada masa itu, disebut dengan Ujian Negara.
(23)
3. Periode 1972 – 1979
Pada periode ini, pemerintah sedikit mengendurkan ketatnya peraturan dengan membebaskan setiap sekolah atau sekelompok sekolah untuk menyelenggarakan ujian sendiri. Pembuatan soal dan proses penilaian dilakukan masing-masing sekolah atau kelompok. Pemerintah hanya menyusun pedoman dan panduan yang bersifat umum.
4. Periode 1980 – 2001
Pada periode ini, kelulusan ditentukan oleh kombinasi nilai dua evaluasi yaitu EBTANAS dan EBTA yang ditambah nilai ujian harian yang tertera di buku rapor. Dalam Ebtanas siswa dinyatakan lulus jika nilai rata-rata seluruh mata pelajaran yang diujikan dalam Ebtanas adalah enam, meski terdapat satu atau beberapa mata pelajaran bernilai di bawah tiga. Ebtanas dikoordinasi oleh pemerintah pusat, sementara Ebta oleh pemerintah daerah.
5. Periode 2002 – 2004
Pada periode ini Ebtanas diganti dengan nama Ujian Akhir Nasional (UAN) dan standar kelulusan tiap tahun berbeda-beda. Pada UAN 2002 kelulusan ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara individual. Pada UAN 2003 standar kelulusan adalah 3.01 pada setiap mata pelajaran dan nilai rata-rata minimal 6.00. Soal ujian dibuat oleh Depdiknas dan pihak sekolah tidak dapat mengatrol nilai UAN. Para siswa yang tidak/belum lulus masih diberi kesempatan mengulang selang satu minggu sesudahnya. Pada UAN 2004, kelulusan siswa didapat berdasarkan nilai minimal pada setiap mata pelajaran 4.01 dan tidak ada nilai rata-rata minimal. Pada mulanya UAN 2004 ini tidak ada ujian ulang bagi yang tidak/belum lulus. Namun setelah mendapat masukan dari berbagai lapisan masayarakat, akhirnya diadakan ujian ulang.
6. Periode 2005 – 2012
Pada periode ini UAN diganti namanya menjadi Ujian Nasional (UN) dan standar kelulusan setiap tahun pun juga berbeda-beda. Pada UN 2005 minimal nilai untuk setiap mata pelajaran adalah 4.25. Pada UN 2005 ini para siswa yang belum lulus pada tahap I boleh mengikuti UN tahap II hanya untuk mata
(24)
pelajaran yang belum lulus. Pada UN 2006 standar kelulusan minimal adalah 4.25 untuk tiap mata pelajaran yang diujikan dan rata-rata nilai harus lebih dari 4.50 dan tidak ada ujian ulang. Pada UN 2007 ini tidak ada ujian ulang. Dan bagi yang tidak lulus disarankan untuk mengambil paket c untuk meneruskan pendidikan atau mengulang UN tahun depan. Pada UN 2008 mata pelajaran yang diujikan lebih banyak dari yang semula tiga, pada tahun ini menjadi enam. Pada UN 2009 standar untuk mencapai kelulusan, nilai rata-rata minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang di-UN-kan, dengan nilai minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4.25 untuk mata pelajaran lainnya. Pada UN 2010 standar kelulusannya adalah, memiliki nilai rata-rata minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4.0 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4.25 untuk mata pelajaran lainnya.Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran praktek kejuruan minimal 7.00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN. Sementara untuk tahun 2011 dan 2012 Nilai kelulusan siswa masih tetap yaitu 5,5. Begitu juga soal tetap dibagi dalam enam macam paket, yakni lima soal utama dan satu cadangan bila ada soal tak lengkap atau rusak.
2.2Dampak
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak posotif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Dampak adalah pengaruh suatu kegiatan (Otto Soemarwoto). Dampak adalah sesuatu yang muncul setelah adanya suatu kejadian. (Hari Sabari).(carapedia.com)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Dampak positif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang positif. Dampak negatif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang negatif.(artikata.com)
(25)
2.3Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda yang merupakan kumpulan lengkap dari elemen-elemen sejenis akan tetapi dapat dibedakan berdasarkan karakteristiknya, yang dijadikan obyek penelitian (Supranto, 2004). Populasi sering juga disebut Universe. Populasi yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya disebut Populasi Infinit atau tak terbatas. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah jadi populasi yang finit. Umumnya populasi yang infinit hanyalah teori saja, sedangkan kenyataan dalam prakteknya semua benda hidup dianggap populasi yang infinit. Populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut Populasi Finit.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian (Supranto, 2004). Teknik sampling secara statistik dapat didefenisikan sebagai suatu teknik untuk menentukan jumlah sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya.
2.4Tingkat Pengukuran
Pengukuran merupakan penunjukan angka-angka pada suatu variabel. Prosedur pengukuran dan pemberian angka-angka tadi diharapkan bersifat isomorfik terhadap realita, artinya ada persamaan realita (Singarimbun dan Efendi, 1985). Tingkat ukuran di dunia penelitian dikembangkan pertama kali oleh Steve pada tahun 1946, yaitu tingkat ukuran nominal, ordinal, interval dan rasio.
a. Ukuran Nominal
Merupakan ukuran yang paling sederhana. Dalam ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak maupun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Angka hanya menunjukkan kedudukan atau berupa label.
(26)
b. Ukuran Ordinal
Ukuran ordinal mengurutkan responden dari tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi menurut suatu atribut tertentu tanpa ada petunjuk yang jelas tentang berapa jumlah absolut atribut yang dimiliki oleh masing-masing responden tersebut dan berapa interval antara responden dengan responden lainnya.
c. Ukuran Interval
Ukuran interval adalah ukuran yang tidak semata-mata mengurutkan orang ataupun objek berdasarkan suatu atribut, tetapi memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainya. Tetapi ukuran itu tidak memberikan informasi tentang jumlah absolut yang dimiliki objek.
d. Ukuran Rasio
Ukuran rasio diperoleh selain informasi tentang urutan dan interval antara objek-objek, kita mempunyai informasi tambahan tentang jumlah absolurt atribut objek tadi. Ukuran rasio adalah suatu bentuk interval yang jaraknya diukur dari titik nol.
2.5Data
Data merupakan komponen utama dalam statistik. Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan.
(27)
2.5.1 Data Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang temasuk dalam klasifikasi data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sebagai contoh adalah motivasi karyawan (bagus, sedang, jelek).
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran tinggi badan mahasiswa Matematika FMIPA USU. Data tersebut berupa angka seperti : 170 cm, 168,5 cm, 163 cm dan sebagainya.
2.5.2 Data Menurut Sumbernya
Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian, yakni data internal dan eksternal
a. Data internal
Data internal adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan. Sebagai contoh adalah catatan-catatan akuntansi, catatan-catatan produksi, catatan-catatan inventaris, catatan-catatan penjualan, dan lain-lain.
b. Data eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan diluar perusahaan atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian yaitu data primer dan data sekunder.
(28)
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulakan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer peneliti melakukan sendiri observasi di lapangan maupun dilaboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survei atau percobaan (eksperimen).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap, atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Stastistik, Mass Media, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.
2.5.3 Data Menurut Jenisnya
Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu data kontiniu dan diskrit.
a. Data kontiniu
Data kontiniu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran.
b. Data diskrit
Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan.
2.6Teknik Sampling
Sampling adalah teknik pengambilan data, dimana data-data yang diambil untuk diselidiki merupakan sebagian kecil (sample atau sampel) dari keseluruhan objek yang
(29)
cara memeriksa semua objek yang diteliti (sensus), tetapi sering digunakan sampling (Teken, 1965), alasannya adalah :
a. Ukuran populasi seringkali terlalu banyak, sehingga diperlukan terlalu banyak biaya, waktu dan tenaga untuk menyelidiki melalui sensus.
b. Populasi yang berukuran besar selain sulit untuk dikumpulkan, dicatat dan dianalisa, juga biasanya akan menghasilkan informasi yang kurang teliti. Dengan cara sampling jumlah objek yang harus diteliti menjadi lebih kecil, sehingga menjadi lebih terpusat perhatiannya.
c. Percobaan-percobaan yang berbahaya atau bersifat merusak hanya cocok dilakukan dengan sampling.
Keuntungan dengan menggunakan teknik sampling antara lain adalah mengurangi ongkos, mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang lingkup penelitian. Metode pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat (Teken, 1965) sebagai berikut :
a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.
b. Dapat menentukan ketepatan hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari taksiran yang diperoleh.
c. Sederhana dan mudah diperoleh.
d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.
2.6.1 Metode Pengambilan Sampel
Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu pengambilan secara acak (Probvability Sampling) dan secara tidak acak (Non Probability Sampling)
(30)
(Singarimbun et al, `1985). Pengambilan sampel secara acak (Probability Sampling), terdiri dari :
a. Simple Random Sampling, pengambilan random sederhana yaitu prosedur seleksi unit populasi dimana setiap satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Terpilihnya responden secara kebetulan (acak).
Syarat utama agar suatu sampel mempunyai sifat acak dalam Simple Random Sampling, pemilih harus melalui proses acak, yaitu suatu proses yang hasilnya tidak dapat diketahui sebelumnya dengan pasti. Pemilihan elemen anggota sampel dapat dilakukan dengan: (Supranto J, 1992)
1. Dengan cara lotere (elemen populasi sedikit, kurang dari 100)
Misalkan populasi (N) = 100 dan sampel (n) = 15, maka ambil 100 potong kertas diberi nomor 1 s/d 100. Kertas dilipat dimasukkan ke kotak, kotak dikocok (diaduk-aduk) diambil 1 potong, dilihat angkanya, katakanlah 30, berarti elemen yang ke 30 terpilih. Proses pengambilan kertas dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Dengan pengembalian, dimana kertas yang sudah diambil dikembalikan kedalam kotak, sehingga bisa terpilih kembali di pengambilan berikutnya.
b. Tanpa pengembalian, dimana kertas yang sudah diambil tidak dikembalikan kedalam kotak, sehingga tidak mungkin terpilih lagi dalam pengambilan kertas berikutnya.
2. Dengan menggunakan tabel bilangan acak
Tabel bilangan acak ialah tabel yang memuat bilangan atau angka-angka sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk memilih sampel secara acak.
(31)
b. Sequential Sampling, pengambilan randon sistematis metode ini mengambil elemen pertama dalam sampel secara randoom, random berikutnya ditentukan secara sistematis dengan menggunakan interval sebesar k yang ditentukan dari total populasi dibagi isi sampel.
c. Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang yidak homogen dan berstrata secara proporsional.
d. Disproportionate Stratified Random Samplintg, teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang atau tidakk proporsional.
e. Cluster Sampling, area sampel tekknik ini digunakan untuk menentukan data bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas sehingga perlu dilakukan pengelompokan unit populasi berdasarkan karakteristik tertentu dan kemudian sampel diambil secara acak dari sub populasi.
f. Pengambilan acak gugus bertahap, metode ini menggolongkan populasi dalam gugus bertingkat.
g. Pengambilan acak wilayah, metode ini membagi wilayah atas segmen-segmen penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan Simple Random Sampling dengan untuk memilih sekolah yang akan diteliti dan Proportionate Stratified Random Sampling
untuk menentukan responden dari sekolah yang terpilih, yaitu responden terpilih secara kebetulan dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data.
Simple Random Sampling digunakan untuk memilih sekolah yang akan diteliti sebab jumlah populasi Sekolah Menengah Atas Negeri Medan tidak terlalu besar yakni 21 sekolah. Pengambilan sampel sekolah yang akan diteliti dilakukan dengan cara lotere, dimana setiap nama sekolah tersebut ditulis pada selembar kertas
(32)
kemudian dilipat-lipat dan dimasukkan kedalam suatu wadah. Dengan mata tertutup ambil lipatan kertas dari dalam wadah yang telah dikocok. Dengan tanpa pengembalian lipatan kertas pertama ke dalam wadah, ambil lagi lipatan kertas yang kedua, demikian seterusnya sampai lipatan kertas kelima. Setelah terambil lima lipatan kertas nama sekolah yang tertulis dalam lipatan kertas tersebut digunakan sebagai sampel dari 21 sekolah sasaran.
Beberapa alasan menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling
adalah (Supranto J, 1992) :
a. Setiap strata homogin atau relatif homogin, sehingga sampel acak yang diambil dari setiap strata akan memberikan perkiraan yang dapat mewakili strata yang bersangkutan. Perkiraan gabungan yang diperoleh berdasarkan perkiraan dari setiap strata akan memberikan perkiraan menyeluruh yang mewakili populasi.
b. Biaya untuk melakukan Proportitionate Stratified Random Sampling lebih murah daripada Simple Random Sampling karena alasan administrasi.
c. Perkiraan bisa dibuat untuk setiap strata yang dapat dianggap sebagai populasi yang berdiri sendiri dan mungkin bisa dilakukan oleh seorang peneliti saja.
Alokasi proporsional dalam Proportionate Stratified Random Sampling
ditentukan menggunakan rumus :
∑
Dengan,
= Banyaknya elemen sampel dari strata ke = banyak elemen strata ke
(33)
2.6.2 Penentuan Ukuran Sampel
Banyaknya elemen sampel dalam menggunakan metode analisis faktor adalah paling sedikit empat sampai lima kali banyaknya jumlah variabel penelitian. (Supranto J, 2004)
2.6.3 Sampel yang Baik
Agar data yang diambil (sampel) berguna maka data tersebut haruslah: a. Objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya)
b. Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya) c. Variansinya kecil
d. Tepat waktu
e. Relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.
2.7 Teknik Pengukuran dan Skala
Pada teknik penskalaan, banyak sekali jenis skala pengukuran yang telah dikembangkan, terutama dalam ilmu-ilmu sosial. Namun dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert (1932) untuk mengukur sikap masyarakat dan skalanya terkenal dengan nama
technique of summated rating atau skala Likert. Banyak faktor yang menyebabkan skala Likert banyak digunakan sebagai berikut (Singarimbun dan Efendi, 1985) :
a. Skala ini relatif mudah dibuat
b. Adanya kebebasan didalam memasukkan item-item pernyataan asal masih relevan dengan masalah.
c. Jawaban atas item dapat berupa beberapan alternatif, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih jelas dan nyata terhadap item tersebut. d. Dengan jumlah item yang cukup besar, tingkat reliabilitas yang tinggi dapat
dicapai.
(34)
2.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
2.8.1 Validitas
Secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1996). Validitas dibagi atas tiga bagian, yaitu :
a. Validitas isi
Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes dapat mencakup keseluruhan kawasan ini yang akan diukur oleh tes tersebut. Untuk mengetahui validitas isi dapat dilakukan dengan melihat apakah item-item dalam tes telah ditulis sesuai dengan blue print. Artinya apakah sesuai dengan batasan domain ukur yang telah ditetapkan dan sesuai ukuran dengan indikator prilaku yang akan diungkapkan.
b. Validitas Konstruk
Validiatas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes mengukur traid atau konstruk teoritis yang akan diukur. Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan analisis statistika seperti analisis faktor.
c. Validitas berdasarkan Kriteria
Validitas berdasar kriteria adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes dapat mengukur sebuah pendapat yang berasal dari dua kelompok responden yang berbeda.
Suatu item dikatakan valid apabila nilai koefisiennya (pada output SPSS, dapat dilihat pada kolom corrected Item-Total Correlation) ≥ 0,300 (Azwar,1996). Corrected Item-Total Correlation adalah korelasi antara suatu variabel dengan total tanpa memasukkan nilai variabel tersebut.
(35)
2.8.2 Reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang dianggap sudah cukup
memuaskan jika nilai Alpha Cronbach ≥ 0,700 (Azwar, 1996). Nilai Alpha Cronbach diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
( ) ∑
Keterangan :
= nilai (koefisien) Alpha Cronbach = banyaknya variabel penelitian
∑ = jumlah varians variabel penelitian = varians total
2.9Analisis Faktor
Analisis faktor dipelopori oleh Charles Spearman dalam bidang psikologi dan beliau dipercaya sebagai penemu dari metode analisis faktor. Charles Spearman menemukan fakta bahwa nilai ujian anak-anak sekolah pada mata pelajaran yang berbeda (tidak berkaitan) berhubungan positif. Hal itu yang membuat beliau menerima dalil bahwa kemampuan mental atau g mendasari dan mempengaruhi kinerja kongnitif manusia. Dalil tersebut kini diadopsi dalam penelitian kecerdasan (Intelligence research) yang dikenal sebagai Teori g (g theory). (Wikipedia. Org)
Dari sudut pandang lain, analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah peubah-peubah yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga dibuat kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal yang disebut faktor.
(36)
2.9.1 Prinsip-Prinsip Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan salah satu prosedur reduksi data serta salah satu alat untuk menguji alat ukur dalam metode statistic multivariate (Dillon et al, 1984). Ada tiga fungsi utama analisis faktor, yaitu :
a. Mereduksi banyaknya variabel penelitian dengan tetap memperhatikan sebanyak mungkin informasi data awal. Banyaknya variabel awal dapat dikurangi menjadi beberapa variabel yang jumlahnya lebih sedikit dengan tetap memperhatikan sebagian besar variasi data.
b. Mencari perbedaan kualitatif dan kuantitatif dalam data, dalam situasi dimana terdapat jumlah data yang sangat besar.
c. Data digunakan pula untuk menguji hipotesis tenttang perbedaan kualitatif dan kuantitatif dalam data penelitian.
Adapun kelebihan dari metode analisis faktor adalah:
a. Dapat menggabungkan sejumlah variabel awal yang diteliti menjadi sejumlah variabel baru yang lebih sedikit jumlahnya.
b. Dapat mengungkapkan karakteristik dominan yang dimiliki unit data operasi. c. Dapat menganalisis sejumlah variabel awal penelitian dan menganalisis
korelasi antar variabel awal tersebut.
Asumsi dasar dalam dalam menggunakan analisis faktor adalah:
a. Tingginya korelasi antar variabel.
Korelasi antar variabel yang kuat dapat diindikasikan oleh nilai determinan matriks korelasi yang mendekati nol. Nilai determinan dari matriks korelasi yang elemen-elemenya menerupai matriks identitas akan memiliki nilai determinan sama dengan satu. Hal ini dapat diuji dengan Bartlett’s test of
(37)
b. Indeks perbandingan antara koefisien korelasi dengan korelasi parsialnya kecil.
Jika jumlah kuadrat koefisien korelasi parsial untuk seluruh pasangan variabel tidak banyak berbeda, maka ini menunjukkan perbandingan antara koefisien korelasi dengan korelasi parsialnya secara keseluruhan adalah kecil. Perbandingan ini dapat diidentifikasi berdasarkan nilai Kaisar-Meyer-Olkin.
c. Indeks perbandingan antara koefisien korelasi dengan korelasi parsial setiap variabel adalah kecil.
Analisis faktor dapat dilanjutkan, jika nilai measure of sampling adequacy
(MSA) berkisar antara 0,5 - 1,0. Apabila ada beberapa variabel memiliki nilai MSA kurang dari 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan satu persatu secara bertahap.
2.9.2 Model Matematis Analisis Faktor
Secara matematis, analisis faktor agak mirip dengan analisis regresi, yaitu dalam bentuk fungsi linier. Jumlah varians yang dikontribusi dari sebuah variabel dengan seluruh variabel lainnya lebih dikelompokkan sebagai komunalitas. Kovarians diantara variabel dijelaskan terbatas dalam sejumlah kecil komponen ditambah sebuah faktor unik untuk setiap variabel. Faktor-faktor tersebut tidak secara eksplisit diamati.
Jika variabel-variabel dibakukan, model faktor bisa ditulis sebagai berikut:
Dimana:
Variabel ke yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar deviasinya satu)
Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel pada common factor ke
Common factor ke
Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke pada vektor unik ke
Faktor unik variabel ke (faktor yang tidak secara jelas terlihat).
(38)
Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel-variabel yang terobservasi hasil penelitian lapangan.
Dimana;
Perkiraan faktor ke (didasarkan pada nilai variabel dengan koefisiennya )
Timbangan atau koefisien nilai faktor ke
Banyaknya variabel.
2.9.3 Statistik yang Relevan dengan Analisis Faktor
Statistik yang relevan dengan analisis faktor adalah sebagai berikut:
a. Bartlett’s test of sphericity yaitu suatu uji statistik yang dipergunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tidak saling berkorelasi (uncorrelated) dalam populasi. Dengan perkataan lain matriks korelasi populasi merupakan matriks identitas (identity matrix), dimana setiap variabel berkorelasi dengan variabel itu sendiri ( , tetapi tidak berkorelasi dengan variabel lainnya ( .
b. Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) merupan suatu indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor. Analisis faktor dikatakan tepat apabila nilai KMO berkisar antara 0,5 - 1,0 dan sebaliknya jika KMO kurang dari 0,5 berarti analisis faktor tidak tepat.
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
Keterangan :
(39)
ke-c. Measure of Sampling Adequacy (MSA) yaitu suatu indeks perbandingan antara koefisien korelasi parsial untuk setiap variabel. MSA digunakan untuk mengukur kecukupan sampel. Pada output SPSS, MSA ditandai dengan pangkat a yang terletak pada diagonal utama matriks anti image correlation.
Nilai MSA variabel ke- dirumuskan sebagai berikut :
∑ ∑
∑
d. Correlation matrix (Matriks Korelasi)
Matriks korelasi adalah matriks yang menunjukkan kprelasi sederhana (r) antara seluruh kemungkinan pasangan variabel yang dilibatkan dalam analisis. Nilai atau angka pada diagonal utama semuanya sama yaitu 1. Jadi jika ada 3 atau 4 variabel, bentuk matriks korelasinya menjadi :
Jika , maka bentuk matriks korelasinya adalah
[
]
Jika ,maka bentuk matriks korelasinya adalah
[
]
e. Communality (Komunalitas)
Komunalitas adalah jumlah varian yang dikontribusi dari sebuah variabel dengan seluruh variabel lainnya dalam analisis. Ini juga merupakan proporsi dari varians yang diterangkan oleh komponen faktor.
Dengan,
communality variabel
(40)
f. Eigen Value (Nilai Eigen)
Nilai eigen merupakan jumlah varians yang dijelaskan oleh setiap faktor-faktor yang mempunyai nilai eigen value > 1, maka faktor tersebut akan dimasukkan ke dalam model.
g. Factor Loadings (Faktor Muatan)
Faktor muatan adalah korelasi sederhana antara variabel dengan faktor.
h. Factor Loading Plot (Plot Faktor Muatan)
Plot faktor muatan adalah suatu plot dari variabel asli dengan menggunakan
factor loading sebagai koordinat.
i. Factor Matrix (Faktor Matriks)
Matriks faktor mengandung factor loading dari seluruh variabel dalam seluruh faktor yang dikembangkan.
j. Percentage of variance (Persentase varians)
Persentase varians adalah persentase total varians yang disumbangkan oleh setiap faktor.
k. Residuals
Residuals adalah selisih antara korelasi yang terobservasi berdasarkan input correlation matrix dan korelasi hasil reproduksi yang diestimasi dari matriks faktor.
l. Scree Plot
Scree plot adalah sebuah plot dari eigen value untuk menentukan banyaknya faktor.
(41)
2.9.4 Langkah-Langkah Analisis Faktor
Secara skematis langkah-langkah dalam analisis faktor dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Langkah-Langkah dalam Analisis Faktor
1. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah meliputi beberapa hal yaitu tujuan analisis faktor harus diidentifikasi. Variabel yang akan digunakan dalam analisis faktor harus dispesifikasi berdasarkan penelitian sebelumnya, teori dan pertimbangan subjektif dari penelitian. Pengukuran variabel berdasarkan skala interval dan rasio. Besarnya sampel harus tepat, sebagai petunjuk umum besarnya sampel paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel.
Menghitung nilai karakteristik (eigen value)
Menghitung vektor karakteristik (eigen vector)
Menentukan banyaknya faktor
Menghitung matriks factor loading
Melakukan rotasi faktor
Interpretasi faktor Membentuk matriks korelsi
(42)
2. Membentuk Matriks Korelasi
Proses analisis didasarkan pada suatu matriks korelasi antar variabel. Agar analisis faktor menjadi tepat, variabel-variabel yang dikumpulkan harus berkorelasi. Dilakukan perhitungan matriks korelasi . Matriks korelasi digunakan sebagai input analis faktor.
Tabel 2.1 Korelasi antar Varabel
1
1
1
1
1
3. Menghitung Nilai Karakteristik (eigen value)
Perhitungan nilai karakteristik (eigen value) berdasarkan persamaan karakteristik:
Dengan
matriks korelasi
egen value matriks identitas
Eigen value adalah jumlah varian yang dijelaskan oleh setiap faktor.
4. Menghitung Vektor Karakteristik (eigen vector)
Penentuan vektor karakteristik (eigen vector) yang bersesuaian dengan nilai karaktetistik (eigen value), yaitu dengan persamaan:
(43)
eigen vector
5. Menentukan Banyaknya Faktor
Ada beberapa prosedur yang dapat dipergunakan dalam menentukan banyaknya faktor yaitu :
a. Penentuan Secara Apriori
Kadang-kadang karena adanya dasar teori atau pengalaman sebelumnya, peneliti sudah dapat menentukan banyaknya faktor yang akan diekstraksi. Hampir sebagian besar program komputer memungkinkan peneliti untuk menentukan banyaknya faktor yang diinginkan dengan pendekatan ini.
b. Penentuan Berdasarkan Eigenvalues
Pada pendekatan ini, hanya faktor dengan eigenvalue lebih besar dari satu yang dipertahankan. Eigenvalue merepresentasikan besarnya sumbangan dari faktor terhadap varian seluruh variabel asli. Hanya faktor dengan varian lebih besar dari satu yang dimasukkan dalam model. Faktor dengan varian lebih kecil dari satu tidak lebih dari variabel asli, sebab variabel yang dibakukan yang berarti rata-ratanya nol dan variannya satu.
c. Penentuan Berdasarkan Scree Plot
Scree Plot merupakan plot dari nilai eigenvalue terhadap banyaknya faktor dalam ekstraksinya. Bentuk plot yang dihasilkan digunakan untuk menentukan banyaknya faktor.
d. Penentuan Berdasarkan Persentase Varian
Dalam pendekatan ini, banyaknya faktor yang diekstraksi ditentukan berdasarkan persentase kumulatif varian mencapai tingkat yang memuaskan peneliti. Tingkat persentase kumulatif yang memuaskan peneliti tergantung kepada permasalahannya. Sebagai petunjuk umum bahwa ekstraksi faktor dihentikan kalau kumulatif persentase varians sudah mencapai paling sedikit 60% atau 75% dari seluruh varians variabel asli.
(44)
e. Penentuan Berdasarkan Split-Half Reliability
Sampel dibagi menjadi dua, dan analisis faktor diaplikasikan kepada masing-masing bagian. Hanya faktor yang memiliki faktor loading paling tinggi antar dua bagian ini yang dipertahankan.
f. Penentuan Berdasarkan Uji Signifikan
Dimungkinkan untuk menentukan signifikansi statistik untuk eigenvalue yang terpisah dan mempertahankan faktor-faktor yang berdasarkan uji statistik eigenvaluenya signifikan pada atau . Penentuan banyak faktor dengan cara ini memiliki kelemahan, khususnya pada ukuran sampel yang besar misalnya diatas 200 responden, banyak faktor yang menunjukan uji signifikan, walaupun dari pandangan praktis banyak faktor yang mempunyai sumbangan terhadap seluruh varians hanya kecil.
6. Menghitung Matriks Faktor Loading
Matriks loading factor (L) diperoleh dengan mengalikan matriks eigenvector (V) dengan akar dari matriks eigenvalue (λ). Atau dalam persamaan matematis ditulis
√ 7. Melakukan Rotasi Faktor
Rotasi faktor bertujuan untuk menyederhanakan struktur faktor , agar lebih mudah dalam menginterpretasikannya. Dalam rotasi faktor dikenal dua jenis rotasi, yaitu rotasi orthogonal dan rotasi oblique. Dalam rotasi orthogonal
variabel-variabel diekstraksi sedemikian rupa, sehingga variabel-variabel tersebut independent satu dengan yang lain, dengan melakukan rotasi dengan sudut 90º. Sedangkan pada oblique tidak perlu dilakukan sudut 90º. Untuk menyederhanakan struktur faktor dikenal tiga metode rotasi orthogonal, yaitu metode varimax, metode quartimax dan metode equamax.
(45)
c. Equamax merupakan kombinasi Variamax dan Quartimax
Dalam penelitian ini digunakan metode Varimax, karena bertujuan untuk mengekstraksi sejumlah variabel menjadi beberapa faktor. Selain itu metode ini menghasilkan struktur relatif lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan.
8. Perhitungan Skor Faktor atau Nilai Faktor.
Setelah dilakukan rotasi faktor, maka dihitung koefisien skor faktor atau nilai faktor. Nilai faktor mencerminkan keadaan karakteristik variabel yang terkandung dalam suatu faktor.
, dimana ∑ Dengan,
= matriks koefisien skor faktor = matriks bobot faktor
= matriks variabel yang dibakukan (standardized)
Pendekatan perhitungan dalam analisis faktor yang digunakan pada penlitian ini dikerjakan dengan suatu paket program komputer SPSS 17.0 (Statistical Package Social Science).
9. Interpretasi Faktor
Dalam hal ini faktor yang terbentuk diberi label sesuai dengan nama variabel-varibel yang memiliki muatan terbesar pada faktor tersebut. Interpretasi dipermudah dengan mengidentifikasi variabel yang loadingnya besar pada faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasikan menurut variabel-variabel yang memiliki loading tinggi dengaan faktor tersebut.
(46)
BAB 3
PEMBAHASAN
Analisis dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah sesuai dengan metodologi penelitian pada bab sebelumnya. Analisis ini mencakup pengujian kuesioner dan analisis faktor dari data sampel. Sehingga dari hasil tersebut diharapkan dapat diketahui faktor-foktor apa saja yang menjadi dampak Ujian Nasional terhadap pelajar SMAN di kota Medan.
3.1Pengujian Kuesioner
Sebelum kuesioner digunakan sebagai instrumen penelitian, maka terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas kuesioner. Pengujian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 30 responden dari sekolah SMAN 1 Medan. Data hasil pengumpulan kuesioner kemudian diubah menjadi skala interval dan selanjutnya diolah menggunakan program komputer SPSS 17.0 (Statistical Package Social Science). Hasil pengolahan data melalui program SPSS 17.0 menunjukkan bahwa kuesioner penelitian memiliki reliabilitas cukup memuaskan (nilai Alpha Cronbach ≥ 0,700) dan kesembilan belas variabel penelitian dikatakan valid (nilai corrected Item-Total Correlation ≥ 0,300).
Tabel 3.1 Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Cronbach’s Alpha N of items
(47)
Tabel 3.2 Validitas Kuesioner Penelitian
Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan
0,447 Valid
0,437 Valid
0,387 Valid
0,314 Valid
0,478 Valid
0,682 Valid
0,609 Valid
0,481 Valid
0,451 Valid
0,380 Valid
0,511 Valid
0,654 Valid
0,525 Valid
Keterangan :
Ujian Nasional (UN) membuat pelajar semakin rajin belajar.
Pelajar memilih bersekolah di sekolah yang berhasil meluluskan siswanya 100%.
Untuk mempersiapkan diri menghadapi UN pelajar harus belajar tambahan di Bimbingan Belajar atau privat karena merasa yang diperoleh disekolah masih kurang.
Selama persiapan UN pelajar harus banyak membayar biaya tambahan diluar biaya sekolah untuk Bimbingan Belajar, Privat, ataupun mengikuti tes Uji UN.
Sibuk persipan UN membuat pelajar tidak ingin ikut “geng“ ataupun
perkumpulan lain yang tidak membangun dan mendukung belajarnya.
(48)
Pelajar membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang tua dan keluarga yang memperdulikan sudah sejauh mana persiapannya dalam menghadapi UN.
Pelajar tidak perlu belajar keras mempersiapkan diri manghadapi UN karena yakin sewaktu pelaksanaan UN akan mendapat bocoran soal.
Pelajar akan sibuk memikirkan UN sewaktu sudah kelas XII, sewaktu kelas X dan kelas XI waktu pelajar bermain-main dan menikmati masa mudanya.
Pelajar tidak punya waktu mengembangkan bakat dan talentanya dibidang
seni, olahraga, dll karena sibuk persiapan UN.
Pelajar menjadikan persiapan UN sekaligus untuk mempersiapkan diri
menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Berdasarkan kumpulan soal-soal tahun sebelumnya, soal-soal yang diujikan
di UN telalu sulit dan terkadang ada materi soal yang tidak pernah dipelajari di sekolah.
Pelajar tidak perlu mempelajari palajaran seperti Agama, Kewarganegaraan
karena tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan di UN, oleh karena itu pelajar tidak memiliki ahlak dan pengetahuan agama yang baik.
3.2Penyebaran Kuesioner
Kuesioner penelitian disebarkan ke 5 Sekolah Menengah Atas Negeri yang terpilih secara acak dari sejumlah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di kota Medan. Setiap sekolah disebarkan 30 kuesioner penelitian ke Kelas XI dan Kelas XII tahun ajaran 2012/2013 yang bertindak sebagai responden penelitian. Pada tabel 3.3 berikut ini adalah jumlah responden untuk setiap sekolah, program studi, dan kelas responden tahun ajaran 2012/2013.
(49)
Tabel 3.3 Penyebaran Kuesioner
No Sekolah Kelas Program Studi Jumlah Responden
1 SMAN 1 XI IPA 15
XII IPS 15
2 SMAN 6 XI IPS 15
XII IPA 15
3 SMAN 11 XI IPS 15
XII IPA 15
4 SMAN 12 XI IPS 15
XII IPA 15
5 SMAN 15 XI IPA 15
XII IPS 15
Jumlah 150
3.3 Karakteristik Analisis Faktor
Hasil pengolahan data melalui program SPSS 17.0 menunjukkan hasil uji KMO (Kaiser Meyer Olkin) sebesar 0,771 dan hasil uji Bartlett atau biasa disebut sebagai
Bartlett’s test of sphericity menunjukkan signifikansi 0,000. Artinya matriks korelasi antar variabel yang dijadikan masukan dalam perhitungan tidak manghasilkan matriks identitas.
Tabel 3.4 Pengukuran KMO dan Bartlett’s test of sphericity
Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) 0,771
Bartlett’s test of sphericity 0,000
Hasil pengolahan berikutnya adalah informasi tentang MSA (Measure of Sampling Adequacy). Nilai MSA ketigabelas variabel lebih besar dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel layak untuk dianalisis dan pengolahan data dapat dilanjutkan dengan analisis faktor.
(50)
Tabel 3.5 Pengukuran MSA
No Variabel Penelitian Anti-image Correlation
1 0,679
2 0,750
3 0,684
4 0,864
5 0,796
6 0,844
7 0,778
8 0,742
9 0,824
10 0,796
11 0,760
12 0,772
13 0,769
Hasil ekstraksi faktor awal memberikan informasi bahwa terdapat 4 faktor dari 13 variabel yang dapat diolah dengan variansi kumulatif sebesar 75,034%. Korelasi antar variabel-variabel dan faktor (factor loading) hasil ekstraksi tersebut dapat dilihat pada tabel barikut.
Tabel 3.6 Factor Loading
Variabel Penelitian
Faktor
1 2 3 4
0,381 -0,514 0,458 0,405
0,606 -0,087 -0,645 0,176
0,418 -0,558 0,367 0,412
0,464 -0,427 0,420 0,196
0,643 -0,113 -0,576 0,193
0,661 -0,067 0,124 -0,543
(51)
0,493 0,631 0,173 0,289
0,427 0,677 0,134 0,013
0,457 0,636 0,136 0,163
0,616 -0,189 -0,575 0,188
0,725 -0,247 0,157 -0,463
0,482 0,656 0,254 0,110
Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa ada variabel-variabel berkorelasi kuat dengan lebih dari satu faktor, sehingga sulit untuk menginterpretasikan faktor-faktor tersebut. Dalam hal ini, factor loading perlu dirotasi agar masing-masing variabel berkorelasi kuat hanya pada satu faktor. Berikut ini adalah factor loading setelah dirotasi (rotated loading factor).
Tabel 3.7 Rotated Factor Loading
Variabel Penelitian
Faktor
1 2 3 4
-0,020 0,035 0,077 0,881
0,087 0,892 0,134 0,013
-0,060 0,135 0,086 0,873
0,028 0,039 0,266 0,735
0,106 0,867 0,159 0,087
0,154 0,116 0,842 0,065
0,113 0,195 0,841 0,153
0,856 0,121 -0,004 0,083
0,785 0,031 0,155 -0,132
0,803 0,094 0,064 -0,019
0,031 0,861 0,159 0,117
0,066 0,174 0,854 0,247
(52)
Factor loading hasil rotasi menunjukkan bahwa variabel-variabel berkorelasi kuat hanya pada satu faktor tertentu, misalnya korelasi antara variabel dan faktor 1 sebesar 0,856 (korelasi kuat), sedangkan korelasi dengan faktor 2, faktor 3, dan faktor 4 masing-masing sebesar 0,121, -0,004, dan 0,083 (korelasi lemah).
Nilai eigen value dari faktor yang diekstraksi mencerminkan jumlah variansi yang dapat dijelaskan oleh suatu faktor. Pada tabel berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor yang dihasilkan dengan metode analisis faktor yaitu terbagi menjadi 4 faktor.
Tabel 3.8 Rekapitulasi Faktor
Faktor
Eigen value Variansi (setelah dirotasi)
Nilai %
Variansi
% Variansi Kumulatif
% Variansi % Variansi Kumulatif
1 4,036 31,049 31,049 21,389 21,389
2 2,598 19,982 51,031 18,588 39,977
3 1,780 13,689 64,721 18,042 58,019
4 1,341 10,313 75,034 17,014 75,034
3.4 Interpretasi Faktor
3.4.1 Faktor Pertama
Faktor pertama hasil rotasi faktor didukung oleh 4 variabel. Urutan variabel-variabel tersebut mulai dari nilai bobot paling besar sampai yang paling kecil adalah , ,
, dan . Bobot masing-masing variabel pendukung faktor pertama tersebut sesuai
(53)
Tabel 3.9 Variabel Pendukung Faktor Pertama
No Variabel Pendukung
Nama Variabel Bobot
Variabel 1 Pelajar tidak perlu belajar keras mempersiapkan
diri manghadapi UN karena yakin sewaktu pelaksanaan UN akan mendapat bocoran soal.
0,856
2 Pelajar tidak perlu mempelajari palajaran seperti Agama, Kewarganegaraan karena tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan di UN, oleh karena itu pelajar tidak memiliki ahlak dan pengetahuan agama yang baik.
0,849
3 Pelajar tidak punya waktu mengembangkan bakat dan talentanya dibidang seni, olahraga, dll karena sibuk persiapan UN.
0,803
4 Pelajar akan sibuk memikirkan UN sewaktu sudah kelas XII, sewaktu kelas X dan kelas XI waktu pelajar bermain-main dan menikmati masa mudanya.
0,785
Dari tabel diatas, variabel mempunyani bobot terbesar 0,856. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pertama dapat diberi nama Faktor Negatif UN.
Faktor pertama ini adalah faktor yang paling kuat yang mendasari dampak Ujian Nasiolan (UN) terhadap Pelajar SMAN di kota Medan dengan variansi sebesar 21,389% serta melibatkan 4 variabel. Pada awalnya telah diduga bahwa variabel-variabel tersebut saling berkorelasi yang dapat dilihat dari matriks korelasi antar variabel.
(54)
3.4.2 Faktor Kedua
Faktor kedua hasil rotasi didukung oleh tida variabel. Urutan variabel-variabel tersebut mulai dari nilai bobot paling besar sampai paling kecil adalah , , dan
. Bobot masing-masing pendukung fator kedua tersebut sesuai dengan tabel
berikut.
Tabel 3.10 Variabel Pendunkung Faktor Kedua
No Variabel Pendukung
Nama Variabel Bobot
Variabel 1 Pelajar memilih bersekolah di sekolah yang
berhasil meluluskan siswanya 100%.
0,892
2 Sibuk persipan UN membuat pelajar tidak ingin
ikut “geng“ ataupun perkumpulan lain yang tidak membangun dan mendukung belajarnya.
0,867
3 Pelajar menjadikan persiapan UN sekaligus untuk mempersiapkan diri menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
0,861
Dari tabel diatas, variabel mempunyai nilai bobot terbesar yaitu 0,892. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor kedua dapat diberi nama Faktor Pemilihan Lingkungan Pendukung UN.
Faktor ini adalah faktor terkuat kedua yang mendasari dampak Ujian Nasional (UN) terhadap pelajar SMAN di kota Medan dengan variansi sebesar 18,588% serta melibatkan 3 variabel. Variabel yang dominan pada faktor yang kedua ini adalah Pelajar memilih bersekolah di sekolah yang berhasil meluluskan siswanya 100%.
(55)
3.4.3 Faktor Ketiga
Faktor ketiga hasil rotasi didukung oleh 3 variabel. Urutan variabel-variabel tersebut mulai dari nilai bobot paling besar sampai yang paling kecil adalah , , dan . Bobot masing-masing variabel pendukung faktor ketiga tersebut sesuai dengan tabel berikut.
Tabel 3.11 Variabel Pendukung Faktor Ketiga
No Variabel Pendukung
Nama Variabel Bobot
Variabel 1 Berdasarkan kumpulan soal-soal tahun
sebelumnya, soal-soal yang diujikan di UN telalu sulit dan terkadang ada materi soal yang tidak pernah dipelajari di sekolah.
0,854
2 Standar kelulusan UN terlalu tinggi pelajar takut tidak dapat mencapainya.
0,842
3 Pelajar membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang tua dan keluarga yang memperdulikan sudah sejauh mana persiapannya dalam
menghadapi UN.
0,841
Dari tabel diatas, variabel mempunyai nilai bobot terbesar yaitu 0,854. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor ketiga dapat diberi nama Faktor Materi Soal UN.
Faktor ini adalah faktor terkuat ketiga yang mendasari dampak Ujian Nasional (UN) terhadap pelajar SMAN di kota Medan dengan variansi sebesar 18,042% serta melibatkan 3 variabel. Untuk menguraikan Faktor Materi Soal UN, pelajar sangat mengutamakan pada variabel yang dominan yaitu berdasarkan kumpulan soal-soal tahun sebelumnya, soal-soal yang diujikan di UN telalu sulit dan terkadang ada materi soal yang tidak pernah dipelajari di sekolah.
(56)
3.4.4 Faktor Keempat
Faktor keempat hasil rotasi didukung oleh 3 variabel. Urutan variabel-variabel tersebut mulai dari nilai bobot paling besar sampai yang paling kecil adalah , , dan . Bobot masing-masing variabel pendukung faktor keempat tersebut sesuai dengan tabel berikut.
Tabel 3.12 Variabel Pendukung Faktor Keempat
No Variabel Pendukung
Nama Variabel Bobot
Variabel 1 Ujian Nasional (UN) membuat pelajar semakin
rajin belajar.
0,881
2 Untuk mempersiapkan diri menghadapi UN
pelajar harus belajar tambahan di Bimbingan Belajar atau Privat karena merasa yang diperoleh disekolah masih kurang.
0,873
3 Selama persipan UN pelajar harus bayak
membayar biaya tambahan diluar biaya sekolah untuk Bimbingan Belajar, Privat, ataupun mengikuti tes Uji UN.
0,735
Dari tabel diatas, variabel mempunyai nilai bobot terbesar yaitu 0,881. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor keempat dapat diberi nama Faktor Persipan Menjelang UN.
Faktor ini adalah faktor terkuat keempat yang mendasari dampak Ujian Nasional (UN) terhadap pelajar SMAN di kota Medan dengan variansi sebesar 17,014% serta melibatkan 3 variabel. Untuk menguraikan Faktor Persipan Menjelang UN, pelajar sangat mengutamakan pada variabel yang dominan yaitu Ujian Nasional (UN) membuat pelajar semakin rajin belajar.
(57)
3.5 Persentase Sumbangan Variansi Faktor
Keempat faktor hasil rotasi menyumbangkan variansi yang berbeda untuk masing-masing variabel. Sumbangan variansi vektor kepada masing-masing-masing-masing variabel dapat dijelaskan melalui nilai communality keempat faktor. Tabel berikut akan menjelaskan nilai communality keempat faktor.
Tabel 3.13 Communality Faktor
Variabel
%
Communality
Faktor 1
%
Communality
Faktor 2
%
Communality
Faktor 3
%
Communality
Faktor 4
%
Communality
Total
0,04 0,12 0,59 77,62 78,37
0,76 79,57 1,80 0,02 82,14
0,36 1,82 0,74 76,21 79,14
0,08 0,15 7,08 54,02 61,33
1,12 75,17 2,53 0,76 79,58
2,37 1,35 70,90 0,42 75,04
1,28 3,80 70,73 2,34 78,15
73,27 1,46 0,00 0,69 75,43
61,62 0,10 2,40 1,74 65,86
64,48 0,88 0,41 0,04 65,81
0,10 74,13 2,53 1,37 78,13
0,44 3,03 72,93 6,10 82,50
72,08 0,00 1,88 0,02 73,98
Dapat dilihat bahwa communality dari variabel , , dan pada faktor pertama jauh lebih besar bila dibandingkan dengan faktor kedua ataupun faktor ketiga. Variabel , , dan memiliki communality yang besar terhadap faktor kedua. Variabel , , dan memiliki communality yang besar terhadap faktor ketiga. Begitu juga dengan variabel , , dan memiliki communality yang besar terhadap faktor keempat. Hal ini menunjukkan bahwa setiap faktor memberikan
(58)
sumbangan variansi yang lebih besar kepada variabel-variabel pembentuk faktor tersebut.
3.6Penentuan Dampak
Dari keempat faktor yang terbentuk ditinjau dari variabel-variabel pendukung faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ujian nasional berdampak negatif dan berdampak positif terhadap pelajar SMAN di kota Medan.
a. Dampak negatif dapat dilihat dari faktor pertama (Faktor Negatif UN) dengan variansi sebesar 21,389%. Dimana dari variabel-variabel pendukung faktor pertama tersebut menunjukkan:
1. Ketidakseriusan pelajar mempersiapkan diri menghadapi UN karena yakin sewaktu pelaksanaan UN akan mendapatkan bocoran soal, dan pelajar akan sibuk mempersiapkan UN setelah kelas XII.
2. Persipan UN membuat pelajar tidak memiliki waktu untuk mengembangkan pengetahuan agama, bakat dan talenta dibidang seni, olahraga, dll.
b. Dampak positif dapat dilihat dari faktor kedua, ketiga, dan keempat (Faktor Pemilihan Lingkungan Pendukung UN, Faktor Materi Soal UN, Faktor Persipan Menjelang UN) dengan total variansi sebesar 53,644%. Dimana dari variabel-variabel pendukung ketiga faktor tersebut dapat dilihat:
1. Pelajar semakin termotivasi untuk semakin rajin belajar dengan mengikuti bimbingan belajar atau privat dan membahas kumpulan soal-soal UN tahun-tahun sebelumnya.
2. Pelajar memilih lingkungan yang baik untuk belajar dengan memilih sekolah yang berkualitas dan bergaul dengan teman-teman yang
mendukung kegiatan belajarnya, sehingga terhindar dari “geng” atau
perkumpulan lain yang tidak membangun.
3. Pelajar menjadikan persiapan UN sekaligus untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
(1)
27 1,0644 0,5208 1,3471 0,5985 28 -0,2910 -0,3490 1,8287 -0,0675 29 0,4372 1,2227 -0,6146 -2,6406 30 -0,1431 -2,2572 1,8045 1,4100 31 -0,1507 1,6422 -1,0370 -0,3102 32 1,0098 0,0365 -0,9878 -0,0777 33 -1,7607 -0,0619 0,2280 1,4031 34 0,3943 -0,8394 -1,6689 0,0226 35 -0,0516 0,1537 -1,1807 -0,0806 36 -1,3812 1,2341 -0,8218 -0,3680 37 -0,1267 -0,0946 -0,0082 0,9879
38 0,3847 -0,3172 1,2197 0,0923
39 -0,8652 0,3855 -0,0238 1,5206
40 0,3297 0,2309 -1,5410 1,1456
41 0,2537 0,0659 -0,5729 -0,1364 42 0,5928 -0,5907 -0,7324 -0,5891 43 1,9049 -0,1152 -0,5962 -0,2835 44 -0,8495 1,4009 -2,3221 -0,1250 45 -1,5249 -1,5166 -1,2853 -0,0187
46 0,5523 0,2971 0,1949 0,1552
47 0,1469 -0,3368 0,0776 -0,8594
48 -1,9133 1,6252 0,1049 0,1301
49 0,2556 -1,4234 -0,1979 -2,1881
50 0,0567 0,1515 -1,7519 0,4380
51 1,2843 -1,2360 0,3155 -0,2286 52 -0,1697 -0,0577 0,3120 -0,3655 53 -1,5685 -0,7046 -1,9808 -0,1341 54 0,5138 1,1487 -0,9217 -0,8436 55 -0,0194 0,0598 -1,1130 1,1436 56 1,6519 -0,2224 1,7127 -1,1895 57 -1,7524 -1,2733 0,5866 0,8429 58 -1,0554 0,0814 0,0947 -0,4174 59 0,6035 0,1141 -0,9753 -0,1114 60 -1,0424 -0,0238 -0,2650 1,4868 61 0,6214 -1,1190 0,0871 -0,6174
62 1,1136 1,4256 -0,1648 0,2991
63 -0,1095 0,0489 -0,4447 -0,2217
64 0,8730 0,0182 0,0599 1,0003
65 -0,0742 -0,8031 -0,2375 1,3148 66 -0,0425 -1,5157 -0,4083 0,9104
67 -0,4162 0,4827 1,7515 0,3812
68 -2,0527 0,8824 1,8381 -0,7244
69 0,1410 -0,2635 0,6639 1,2237
70 0,5925 -1,1804 -0,0619 0,8813 71 0,0001 -1,0846 -0,5960 -1,6573 72 1,8204 -0,2004 0,1227 -0,3494 73 0,5420 0,0986 -0,6445 -0,0871
74 2,3857 -0,5963 1,3627 0,7256
75 -1,9830 0,1063 1,3815 -1,9767 76 -0,1787 -0,9026 0,3807 1,6834
77 -0,3364 1,1594 1,2642 1,1856
78 -1,0590 -2,3200 -1,3065 0,1563 79 -0,1398 -0,6828 0,4132 -0,2811 80 0,8961 -0,3303 -0,5173 -0,2131
(2)
81 -0,0322 1,3800 0,6975 -0,5506 82 -0,4695 -2,4792 1,0448 1,4953 83 0,0468 -0,4062 -1,6813 -0,0300 84 0,7358 -0,0988 0,2355 -0,4048 85 -0,0548 -1,3712 0,5375 0,2265
86 0,1269 1,3805 -0,2145 1,5429
87 -1,2220 -0,6876 2,1491 -0,2844
88 1,0554 0,0950 1,4161 0,6702
89 1,0772 -0,2250 0,2963 0,0296
90 0,2197 -1,3221 1,0136 0,2123
91 -0,8703 -0,9790 -1,5297 -1,2075
92 0,3094 1,1911 1,3184 0,5314
93 -1,4967 -0,4489 0,6864 -2,9239 94 0,6005 -0,0610 -0,5116 0,2969
95 -0,7529 0,8917 0,0587 1,2470
96 -0,3710 -1,0307 -1,8918 1,2932 97 0,3165 -0,2142 1,2048 -0,4692 98 0,4444 -0,0164 1,5817 -0,5206 99 0,1329 -0,0573 0,2577 -0,3524 100 0,1329 -0,0573 0,2577 -0,3524 101 1,2670 -0,3496 -0,4235 -0,6858 102 1,2030 1,3575 -0,6030 0,8323 103 -0,2827 1,5137 -0,1442 0,5794 104 -0,1357 0,6237 -0,7081 1,7164 105 -1,0761 0,0765 -0,1798 -0,4444 106 -1,8947 1,5860 -0,2519 1,5029
107 0,7618 0,8078 0,1131 1,4337
108 0,5702 1,7055 -0,6045 -0,2062 109 1,5791 -0,1074 -0,3380 -0,1692 110 -1,8351 -0,0136 -0,1033 -1,6631 111 0,1006 -0,4513 0,7997 -0,3767 112 -0,1336 0,0882 -0,2422 -1,6539 113 0,6149 1,1786 -1,7487 0,8021 114 1,8351 -0,2223 0,0846 -0,2585 115 1,1395 1,4053 -0,2650 0,2802 116 0,6873 1,5953 -0,4533 -0,2460
117 0,2592 0,9395 0,0800 0,0760
118 -0,7880 0,3028 -2,1553 0,4862 119 1,0895 -0,2822 0,6435 1,4892 120 -0,0089 1,4001 0,3127 0,9019 121 -0,9679 -1,2992 -0,1449 -2,1780 122 -0,3066 0,7435 1,1796 -0,0292 123 -0,5803 1,4571 1,1843 0,1474 124 -0,7986 0,0304 -1,7474 0,0227 125 -0,2042 -0,3566 1,1886 0,6781 126 0,0688 -1,2907 1,5978 -0,4517 127 1,6086 -0,3814 -0,6055 1,7731
128 0,6795 0,6325 1,1351 1,3051
129 0,2373 0,8604 -1,1473 -0,7532 130 -0,0810 -0,3303 -0,3508 -0,2141 131 -0,1599 -0,6178 0,3881 -0,6613 132 1,5931 -0,9265 0,4437 -1,2464 133 2,2138 0,6222 1,4547 -1,1015 134 -1,1962 1,2782 0,9467 1,1149
(3)
135 0,7752 -0,3745 -0,0945 -0,2685 136 -1,0823 -1,8860 -1,8148 0,7038 137 -0,4057 1,2816 1,5516 -0,6658 138 1,0266 -0,0912 0,3783 -1,4198 139 -1,1272 0,9553 0,3524 -0,0853 140 -0,8040 -0,3165 -1,5989 -0,0857 141 0,1167 1,5418 -0,7276 0,2254 142 0,0841 0,0298 0,5748 -2,1482 143 0,5141 -0,0825 0,2122 -0,3450
144 0,0611 0,3090 0,9553 0,2974
145 -0,2029 -0,4055 0,3378 0,4023 146 -1,1433 1,3956 0,8089 -0,6024 147 -1,9823 0,9537 1,3190 -0,7067 148 -0,0168 -0,2406 1,7992 -1,0104 149 0,5457 0,9727 -0,8103 -0,4265 150 -0,2530 -1,1275 1,6333 1,3919
Jumlah 0,00000 0,00001 0,00000 -0,00003
[
]
[
]
[
]
[
]
149,0014 0,0005 -0,0009 0,0000
-0,0009 0,0005 149,0008 0,0001 149,0016 0,0001 -0,0007 0,0001
0,0000 -0,0007 0,0001 149,0000
149,0014 0,0005 -0,0009 0,0000
[ ] -0,0009 0,0005 149,0008 0,0001 149,0016 0,0001 -0,0007 0,0001
0,0000 -0,0007 0,0001 149,0000
0,9933 0,0000 0,0000 0,0000 1 0 0 0
[ ] 0,0000 0,0000 0,9933 0,0000 0,0000 0,9933 0,0000 0,0000 0 0 1 0 1 0 0 0
(4)
Dengan demikian asumsi bahwa setiap faktor tidak berkorelasi dengan faktor lainnya
dipenuhi.
KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner ini merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai dampak Ujian
Nasional (UN) terhadap pelajar SMAN di kota Medan. Jawaban yang Saudara/i
berikan tidak akan mempengaruhi keberadaan Saudara/i di lingkungan sekolah
SMAN, karena penelitian ini semata-mata untuk keperluan akademis dalam menyusun
Tugas Akhir (TA). Untuk itu saya mengharapkan agar jawaban serta informasi yang
benar-benar objektif sesuai dengan perasaan Saudara/i sehubungan dengan Ujian
Nasional.
Atas bantuan dan partisipasi Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini saya
ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian Kuesioner :
1.
Isilah data Saudara/i pada IDENTITAS RESPONDEN .
2.
Berilah tanda (
√
) pada salah satu kolom pilihan Saudara/i.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
Kelas
:
(5)
Jenis kelamin : [ ] Laki-laki
[ ] Perempuan
No
Berikan
pendapat
Anda
mengenai pernyataan di bawah
ini
Sangat
Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak
Setuju
Sangat
tidak
Setuju
1
Ujian Nasional (UN) membuat
saya semakin rajin belajar
2
Saya memilih bersekolah di
sekolah yang berhasil meluluskan
siswanya 100%
3
Untuk
mempersiapkan
diri
menghadapi UN saya harus
belajar tambahan di Bimbingan
Belajar atau Privat karena merasa
yang diperoleh disekolah masih
kurang.
4
Selama persiapan UN saya harus
banyak
membayar
biaya
tambahan diluar biaya sekolah
untuk Bimbingan Belajar, Privat,
ataupun mengikuti tes Uji UN.
5
Sibuk persiapan UN membuat
saya tidak ingin ikut geng atau
perkumpulan tertentu yang tidak
membangun
dan
mendukung
belajar saya.
6
Standar kelulusan UN terlalu
tinggi saya takut tidak dapat
mencapainya.
7
Saya membutuhkan perhatian dan
dukungan dari orang tua dan
keluarga yang memperdulikan
sudah sejauh mana persiapanku
dalam menghadapi UN.
8
Saya tidak perlu belajar keras
mempersiapkan diri menghadapi
UN
karena
yakin
sewaktu
pelaksanaan UN akan mendapat
bocoran soal.
9
Saya akan sibuk memikirkan UN
sewaktu sudah kelas XII, sewaktu
kelas X dan kelas XI waktu saya
bermain-main dan menikmati
masa muda saya.
10
Saya
tidak
punya
waktu
mengembangkan
bakat
dan
talentaku dibidang seni, olahraga,
dll karena sibuk persiapan UN.
(6)