Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

46 Kelas XII SMA Semester 1 1. Pertemuan 1 a. Pendahuluan 10 menit 1 Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam agama Hindu yakni Oý Svastiastu, setelah mengucapkan salam, guru mengajak peserta didik untuk melantunkan Gāyatri puja. 2 Guru mengajak peserta didik mengucapkan doa Dainika Upasana untuk memulai belajar. Doa dainika upasana yang dipilih adalah Saraswati Puja dan Guru Puja, yakni berdoa kepada dewi penguasa pengetahuan dan para guru. 3 Kemudian guru mempersiapkan peserta didik mulai melaksanakan proses pembelajaran. 4 Guru mengajak peserta didik untuk selalu bersikap sopan santun, jujur, dan saling menghormati dan menyayangi sesama mahkluk hidup ciptaaan Sang Hyang Widhi. b. Kegiatan inti 110 menit Mengamati: 1. Guru memberikan kesempatan secara bergantian membaca materi Moksa dan menyimak peserta lain membaca buku yang menjelaskan Moksa 2. Peserta didik diarahkan untuk dapat menjelaskan tujuan moksa dari hasil mencermati pembacaan ajaran Moksa dan Astangga Yoga Menanya: 1. Guru membuka untuk bertanya secara bergantian dari hasil membaca, mengamati ajaran Moksa, misalnya menanyakan contoh upaya menuju Moksa dan contoh ciri- ciri orang yang mencapai Moksa 2. Guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai ajaran Moksa dalam Susastra Veda 3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan contoh orang-orang suci yang mencapai Moksa Mengeksperimenmengeksplorasikan: 1. Peserta didik menjelaskan sloka-sloka kitab suci yang menjelaskan Moksa baik dari buku teks dan dari kitab Bhagawadgita, Sarasamuscaya, dan lain-lainnya. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 47 2. Peserta didik diarahkan untuk berdiskusi agar dapat memahami ajaran Moksa 3. Mengumpulkan data-data untuk mendukung terwujudnya Moksartham Jagadhita ya ca Iti Dharma Mengasosiasi: 1. Menganalisis yang dapat memudahkan tercapainya Moksa serta yang menyebabkan sulitnya terwujudnya Moksa. 2. Menyimpulkan dari hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam upaya mencapai Moksa Mengomunikasikan: 1. Menyampaikan hasil pembelajaran dalam bentuk tulisan hakikat Moksa 2. Menceritakan apa yang ditemukan dalam pembelajaran Moksa. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut 3. Membuat karikatur atau dalam bentuk gambar-gambar dalam pelaksanaan Astangga Yoga c. Kegiatan Penutup 15 menit 1. Peserta didik memberikan kesimpulan dari hasil pembelajaran Moksa dalam Susastra Veda 2. Guru memberikan saran-saran kepada peserta didik agar kegiatan pembelajaran berikutnya berjalan dengan baik. 3. Guru melakukan observasi terhadap perilaku peserta didik selama proses pembelajaran, dan mengadakan penilaian melalui kegiatan tanya jawab terkait materi. 4. Kemudian guru menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama santi, Oý Śāntih, Śāntih, Śāntih. C. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian a. Sikap spiritual 1. Teknik: Observasi 48 Kelas XII SMA Semester 1 No Nama Aspek Perilaku Yang Dinilai Skor Ket . M ensyuk ur i Disiplin Kejujur an Ker ajinan 1-4 1-4 1-4 1-4 1 Yoga 2 Dendi 3 dst Keterangan: 1. Nilai 4 = jika sangat sering 2. Nilai 3 = jika sering 3. Nilai 2 = jika kadang-kadang 4. Nilai 1 = jika tidak pernah b. Pengetahuan 2 Teknik: Tes Uraian No. Butir Instrumen 1 Jelaskan ajaran Moksa dalam agama Hindu 2 Sebutkan dan jelaskan jalan yang dapat ditempuh mencapai Moksa 3 4 Skor = Jumlah nilai yang diperoleh X 4 = Jumlah nilai tertinggi 2. Instrumen penilaian a. Sikap spiritual No Aspek Pengamatan Skor 1 2 3 4 Mensyukuri 1 Mengucapkan Om Swastyastu salam Agama Hindu. 2 Membaca mantra doa setiap memulai pembelajaran di kelas. 3 Mengucapkan rasa syukur atau terima kasih kepada Sang Hyang Widhi atau Tuhan atas anugrahnya. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 49 4 Menyebut-nyebut nama Sang Hyang Widhi sebagai wujud bakti terhadapNYA 5 Mempraktikkan dan mengamalkan ajaran Agama Hindu dengan baik. Disiplin 6 Selalu berdoa sebelum memulai belajar 7 Selalu berdoa setelah selesai belajar 8 Selalu mengucapkan doa guru puja doa kepada para guru sebelum memulai belajar 9 Selalu mengucapkan Om Avignam Astu nama sidham sebelum mengerjakan sesuatu Kejujuran 10 Melakukan perbuatan dengan baik dan benar 11 Mengatakan yang benar apa adanya 12 Mengakui dengan terus terang kekurangan dan kelebihan yang dimiliki 13 Tidak pernah menutup-nutupi atas suatu kejadian Kerajinan 14 Selalu belajar agama Hindu dan tepat waktu 15 Bersembahyang tiga kali sehari puja Tri Sandya 16 Mengumpulkan tugas tepat waktu Total b. Pengetahuan No Indikator Butir Instrumen 1 Menjelaskan pengertian Moksa dalam agama Hindu 1 2 Menyebutkan Catur Marga Yoga 2 3 Menjelaskan Astangga Yoga 3 4 Menjelaskan masing-masing bagian Astangga Yoga 4 5 Menjelaskan ciri-ciri seorang Bhakta 5 3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan a. Remedial Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik yang belum memenuhi standar ketuntasan minimal. Guru mengulang materi pelajaran yang tidak dikuasai dan mengulang soal- soal yang tidak mencapai standar ketuntasan minimal, seperti berikut: Soal Nomor 2 50 Kelas XII SMA Semester 1 1 Materi remedial Bagian - Bagian Catur Marga Yoga yaitu: 1. Bhakti Marga Yoga 2. Karma Marga Yoga 3. Jnana Marga Yoga 4. Raja Marga Yoga 1 Bhakti Marga Yoga, jalan atau cara untuk mencapai moksa atau kebebasan, yaitu bersatunya Atman dengan Tuhan dengan melakukan sujud bakti ke hadapan Yang Widhi Wasa 2 Karma Marga Yoga Cara atau jalan untuk mencapai moksa bersatunya Atman dengan Brahman, dengan selalu berbuat baik, tetapi tidak mengharapkan balasan atau hasilnya untuk kepentingan diri sendiri amerih sukaning awah 3 Jnana Marga Yoga, jalan untuk mencapai persatuan atau pertemuan antara Atman dengan Paramatman Tuhan berdasarkan atas pengetahuan kebijaksanaan ilsafat terutama mengenai kebenaran dan pembebasan diri dari ikatan duniawi maya. 4 Raja Marga Yoga Jalan untuk mencapai moksa menurut agama Hindu dapat dilakukan melalui Tapa, Brata, Yoga, dan Semadi. 2 Soal-soal remedial antara lain: a Sebutkan ajaran Catur Marga b Jelaskan persamaan dan perbedaan masing bagian Catur Marga Yoga c .................... b. Pengayaan Pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi standar ketuntasan minimal. Pendidik memberikan materi pengayaan dan memberikan latihan- latihan soal tambahan terkait materi, sehingga pemahaman peserta didik akan materi tersebut bertambah, seperti berikut: Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 51 1 Materi Pengayaan Sebagai ilustrasi dapat disampaikan sebagai berikut. Pada zaman sekarang banyak manusia mengalami kesulitan dalam mengatasi penyakit, banyak penyakit yang belum diketemukan obatnya seperti AIDS, lever hati, tumor, kanker dan lain lainnya. Perkembangan ilmu kedokteran tidak dapat mengejar perkembangan penyakit- penyakit yang timbul dalam masyarakat, peralatan rumah sakit masih menggunakan peralatan tradisional sehingga angka kematian di negara kita sampai sekarang masih cukup tinggi. Para dokter yang bergerak di bidang kesehatan harus terus menerus melakukan penelitian atau Research And Development RD sehingga semua kesulitan masyarakat dapat diatasi dengan baik dan murah dengan diketemukan obat-obat yang mujarab. Seseorang yang mempunyai profesi dalam bidang kedokteran ini disebut dengan Jnana Marga Yoga di mana ilmu yang diabdikan demi kepentingan umat manusia. 2 Soal-Soal Pengayaan antara lain: a Jelaskan pendapat anda setelah membaca ilustrasi Jnana Marga Yoga b Sebutkan dan jelaskan menurut anda profesi apa saja yang tergolong Jnana Marga Yoga berbakti kepada masyarakat c Bagaimana dengan anda, jalan mana yang baik untuk diri anda, jelaskan dengan alasannya D. Media Alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media a. Power Point b. Artikel-artikel Catur Marga Yoga c. Gambar ilustrasi Catur Marga Yoga 2. Bahan a. Papan Tulis b. Spidol c. LCD Proyektor 52 Kelas XII SMA Semester 1 3. Sumber Belajar a. Nengah Mudana,dkk. 2013, Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti kelas XII, Jakarta, Kemendikbud RI. b. Pudja. G. 2004. Bhagawad Gita. Surabaya, Paramita..................... Mengetahui, ................... 20... Kepala SMA Guru Mata Pelajaran _____________ ______________ NIP. ... NIP. ...

3. Komponen Pengayaan dan Remedial

a. Pengayaan

Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Komponen pengayaan dibutuhkan agar peserta didik memiliki kesempatan untuk melakukan perbaikan hasil belajar jika mengalami satu hambatan. Program pengayaan adalah program penambahan materi pelajaran bagi peserta didik yang telah melewati standar ketuntasan minimal. Program pembelajaran pengayaan muncul sesuai Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006 yang menjelaskan pembelajaran berbasis kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan dan melayani perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD yang harus dikuasai peserta didik. Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada peserta didik kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 53 Dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru harus memperhatikan faktor peserta didik, baik faktor minat maupun faktor psikologis lainnya; faktor manfaat edukatif, dan faktor waktu. Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal. Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan individu. Kegiatan pengayaan lebih bersifat leksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Artinya, kegiatan pengayaan dalam rangka memanfaatkan sisa waktu merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat merangsang kreativitas peserta didik secara mandiri. Ada beberapa kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam kaitannya dengan pengayaan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan pengayaan yang dikemukakan oleh Julaeha 2007: 1. Tutor Sebaya Selain efektif dalam kegiatan remedial, tutor sebaya juga efektif digunakan dalam kegiatan pengayaan. Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep akan meningkat karena selain mereka harus menguasai konsep yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik menjelaskan konsep tersebut kepada temannya. Selain itu tutor sebaya juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi. 2. Mengembangkan Latihan Peserta didik kelompok cepat dapat diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman-temannya yang lambat. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan, misalnya pada mata pelajaran matematika. Guru juga bisa meminta peserta didik kelompok cepat untuk membuat soal-soal latihan beserta jawabannya yang akan digunakan dalam kegiatan remedial atau sebagai bahan latihan dalam kegiatan tutor sebaya. 3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran Peserta didik kelompok cepat diberi kesempatan untuk membuat hasil karya berupa model, permainan atau karya tulis yang berkaitan dengan materi yang dipelajari yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik kelompok lambat. 4. Melakukan Proyek Keterlibatan peserta didik dalam suatu proyek atau mempersiapkan suatu laporan khusus berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari 54 Kelas XII SMA Semester 1 merupakan kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan. Kegiatan ini mampu meningkatkan motivasi belajar, kesempatan mengembangkan bakat, dan menambah wawasan baru bagi peserta didik kelompok cepat. 5. Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetensi Antarpeserta Didik Dalam kegiatan ini, guru dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran agar mereka merasa tertantang. Melalui kegiatan ini, mereka akan berusaha untuk memecahkan masalah atau permainan dan mereka juga akan belajar satu sama lain dengan membandingkan strategiteknik yang mereka gunakan dalam memecahkan permasalahan atau permainan yang diberikan. Itulah beberapa jenis pembelajaran pengayaan dan kegiatan pengayaan yang dapat dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik untuk mengembangkan wawasan sehingga potensinya berkembang optimal. Guru dapat menentukan dan memilih sendiri kegiatan pengayaan asalkan sesuai dengan karakteristik kegiatan pengayaan. Setidaknya ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, antara lain: 1. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dan sebagainya, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum. 2. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri. 3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatifpenelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan: a identiikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan, b penentuan fokus masalahproblem yang akan dipecahkan c penggunaan berbagai sumber d pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan; e analisis data dan f penyimpulan hasil investigasi. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 55 Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu: 1 Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu mengidentiikasi kelebihan kemampuan peserta didik, dan memberikan perlakuan treatment pembelajaran pengayaan. 2 Identiikasi Kelebihan Kemampuan Belajar Tujuan identiikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi: a Belajar lebih cepat. Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi KI KD mata pelajaran tertentu. b Menyimpan informasi lebih mudah. Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan. c Keingintahuan yang tinggi. Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi. d Berpikir mandiri. Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin. e Superior dalam berpikir abstrak. Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah. f Memiliki banyak minat. Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan. 56 Kelas XII SMA Semester 1 3 Teknik Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentiikasi kemampuan berlebihan peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. a Tes IQ Intelligence Quotient Tes IQ adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logikmatematik, kinestetik, naturalistik, dan sebagainya. b Tes inventori. Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dan sebagainya. c Wawancara. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik. d Pengamatan observasi. Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik. 4 Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui: a Belajar Kelompok. Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan. b Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati. c Pembelajaran berbasis tema. Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 57 d Pemadatan kurikulum. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensimateri yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensimateri baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Perlu diperhatikan bahwa penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah umum. Namun demikian, kegiatan pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Pada sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajar dibanding sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standar isi. Misalnya, sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki keunggulan khusus. Lampiran: Contoh Program Pembelajaran Pengayaan Sekolah : SMASMK … Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti Kelas : XII Ulangan ke : … Tanggal ulangan : … Bentuk soal : Uraian Materi ulangan KDIndikator : 1. Menjelaskan ajaran Moksa dalam susastra Veda: a Menjelaskan jalan untuk menuju Moksa b Menjelaskan sebutan setiap orang yang menggunakan masing-masing jalan menuju Moksa Rencana Program Pengayaan : … KKM Mapel : 80 58 Kelas XII SMA Semester 1 No Nama Siswa Nilai Ulangan Bentuk Pengayaan 1 Aryawijaya 88 Menambah pemahaman melalui diskusi kelompok dengan topik aktual : 1. Tujuan hidup manusia yang tertinggi Moksa 2. Jalan lain selain Catur Marga untuk mencapai Moksa. 2 Wijana 85 3 Joko 87 4 Sudharto 89 dst … Keterangan : Pada kolom nomor soal yang akan dikerjakan, masing masing indikator telah di breakdown menjadi soal-soal dengan tingkat kesukaran masing-masing.

b. Remedial

Remedial merupakan suatu treatmen atau bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar. Berikut adalah beberapa program assesmen yang bisa dijalankan atau dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran remedial. Yang antara lain dalam bidang berhitung, membaca pemahaman dan menulis. Ditinjau dari arti kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan”. Artinya pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial merupakan bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan. Sebagaimana pengertian pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang optimal, jika ternyata hasil belajar yang dicapai tidak memuaskan berarti murid masih dianggap belum mencapai hasil belajar yang diharapkan sehingga diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat membantu murid agar tercapai hasil belajar seperti yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remediasi apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para peserta didik. Sifat pokok kegiatan pembelajaran remedial ada tiga yaitu: 1 menyederhanakan konsep yang komplek 2 menjelaskan konsep yang kabur 3 memperbaiki konsep yang salah tafsir. Beberapa perlakuan yang dapat diberikan terhadap sifat pokok remedial tersebut antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian rangkuman, dan advance organizer, Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 59 pemberian tugas dan lain-lain. Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu peserta didik yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remediasi adalah sama dengan pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi peserta didik sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu peserta didik yang belum tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Remedial berfungsi sebagai korektif, sebagai pemahaman, sebagai pengayaan, sebagai, sebagai Fungsi akselerasi percepatan belajar, dan berfungsi sebagai trapiutik melalui kegiatan remedial, guru dapat membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik yang berkaitan dengan aspek sosial dan aspek pribadi, seperti merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar, sering merasa rendah diri, atau terisolasi dalam pergaulan dan teman sejawatnya, dengan remedial, dapat membantu rasa percaya diri peserta didik, sehingga bersangkutan dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik Proses pengajaran remedial ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi murid. Proses bantuan lebih ditekankan pada usaha perbaikan cara mengajar, menyesuaikan materi pelajaran, arah belajar dan menyembuhkan hambatan-hambatan yang dihadapi. Jadi dalam pengajaran remedial yang diperbaiki atau yang disembuhkan adalah keseluruhan proses belajar mengajar yang meliputi metode mengajar, materi pelajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkungan turut mempengaruhi proses belajar mengajar. Melalui pengajaran remedial, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diperbaiki atau disembuhkan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kemampuan. Kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik mungkin beberapa mata pelajaran atau satu mata pelajaran atau satu kemampuan khusus dari mata pelajaran tertentu. Penyembuhan ini mungkin mencakup sebagian aspek kepribadian atau sebagian kecil saja. Demikian pula proses penyembuhan, ada yang dalam jangka waktu lama atau dalam waktu singkat. Hal ini tergantung pada sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. Adapun ciri-ciri pengajaran remedial adalah sebagai berikut: 1 Pengajaran remedial dilaksanakan setelah diketahui kesulitan belajar peserta didik dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakangnya. 2 Dalam pengajaran remedial tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. 60 Kelas XII SMA Semester 1 3 Metode yang digunakan pada pengajaran remedial bersifat diferensial, artinya disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar peserta didik. 4 Alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi dan mungkin peserta didik tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya: penggunaan tes diagnostik, sosiometri dan alat-alat laboratorium. 5 Pengajaran remedial dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain. Misalnya: pembimbing, ahli dan lain sebagainya. 6 Pengajaran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih diferensial, maksudnya lebih disesuaikan dengan keadaan masing- masing pribadi peserta didik yang dibantu. Misalnya: pendekatan individualisme. 7 Dalam pengajaran remedial, alat evalusi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. Sifat pokok kegiatan pembelajaran remedial ada tiga, yaitu: menyederhanakan konsep yang kompleks, menjelaskan konsep yang kabur, memperbaiki konsep yang salah tafsir. Beberapa perlakuan yang dapat diberikan terhadap sifat pokok remedial tersebut antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian rangkuman, pemberian tugas dan lain-lain. Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Remedial berfungsi sebagai korektif, sebagai pemahaman, sebagai pengayaan, dan sebagai percepatan belajar. Dalam melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti langkah- langkah seperti: 1 Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. 2 Guru perlu mengetahui secara pasti mengapa peserta didik mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. 3 Setelah diketahui peserta didik yang perlu mendapatkan remedial, topik yang belum dikuasai setiap peserta didik, serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran. Setelah kegiatan perencanaan remedial disusun, langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan remedial. Sebaiknya pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan secepatnya, karena semakin cepat peserta didik dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan peserta didik tersebut berhasil dalam belajarnya. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 61 Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar peserta didik. Apabila peserta didik mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila peserta didik tidak mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran. Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain, 1 pemberian tugaspembelajaran individu, 2 diskusitanya jawab, 3 kerja kelompok, 4 tutor sebaya, 5 menggunakan sumber lain Ditjen Dikti, 1984; 83.

4. Kerjasama dengan Orang Tua Peserta Didik

Ada satu kesamaan antara pendidik dengan orang tua dalam pendidikan, yaitu mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin peserta didik menjadi orang dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Komunikasi dan kerja sama yang baik antara guru dan orangtua peserta didik dibutuhkan agar peserta didik senantiasa tetap berada dalam kontrol guru maupun orang tua. Dalam kerjasama dengan orang tua peserta didik, hubungan antara guru dengan orang tua peserta didik diperlukan secara terus-menerus selama orang tua masih mempunyai anak yang bersekolah di sekolah tersebut. Diperlukan kerja sama antara sekolah dan orang tua demi kepentingan peserta didik. Karena peserta didik lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di sekolah sehingga pendidikan di sekolah dengan di rumah harus seirama. Atas alasan tersebut, fungsi sekolah dan peran guru dalam mendayagunakan potensi orang tua dalam dunia pendidikan menjadi semakin penting. Bentuk-bentuk pendayagunaan potensi orang tua dalam mendidik anak antara lain:

a. Mendidik mental anak.

Orang tua peserta didik mempunyai kemampuan untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Agama Hindu, budaya, adat istiadat dan norma-norma yang berlaku di masyarakat kepada anak. Hal ini bisa dilakukan oleh orang tua dengan memberikan teladancontoh yang baik, mulai dari berpikir, berkata maupun berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Agama Hindu 62 Kelas XII SMA Semester 1

b. Mengembangkan bakat anak.

Setiap anak mempunyai bakat-bakat tertentu, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Bakat-bakat anak tersebut perlu segera diketahui oleh orang tua agar dapat dikembangkan dan difasilitasi oleh orang tua sehingga bakat anak dapat berkembang dengan optimal. Misalnya, orang tua dapat memberikan motivasi baik berupa leskursus tertentu sesuai dengan minat dan bakat anak, kompetensi, talenta yang dimiliki, seperti tari Bali, Yoga, melukismenggambar, main musikgamelan, membaca sloka-sloka kitab suci weda, sehingga orang tua dapat membelikan sarana yang dapat menunjang pengembangan bakat anak di rumah dan mengikutsertakan anak dalam perlombaan yang sesuai bakat anak.

c. Membantu anak dalam bidang pengajaran.

Hal ini dapat dilakukan orang tua peserta didik dengan membantu dan mendampingi anaknya dalam mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas. Jika orang tua belum mengerti materi pekerjaan rumah atau tugas yang diberikan guru kepada anak, orang tua dapat menanyakannya pada guru atau mendampingi anak dalam mencari informasi dari media lain, seperti internet.

d. Membantu guru dalam memecahkan permasalahan anak di sekolah.

Banyak sekali permasalahan yang bisa timbul di sekolah karena sikap maupun tingkah laku anak. Dalam menangani permasalahan peserta didik tersebut, guru bekerja sama dengan orang tua peserta didik karena orang tua merupakan lingkungan terdekat peserta didik yang memberikan banyak pengaruh kepada peserta didik. Masalah-masalah yang sering ada dan terjadi di sekolah tersebut misalnya: 1 Anak yang kurang pendengarannya, penglihatannya 2 Anak yang cacat tubuh 3 Anak pemalas 4 Anak yang pemboros 5 Anak yang pemurung 6 Anak gagap 7 Anak lambat belajar, dan lain-lainnya Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 63 Dengan pemasalahan-permasalahan tersebut, guru dapat memberikan penjelasan kepada orang tua peserta didik tentang kelemahan putra-putrinya apakah ia lemah isik, atau lemah mental atau hanya sulit belajar. Dalam hal ini perlu adanya kerjasama yang harmonis sehingga tidak terjadi salah pengertian antara guru dan orang tua peserta didik. Pembinaan anak akan terjadi melalui pengalaman dan kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tuanya dimulai dari kebiasaan hidup sesuai dengan nilai- nilai moral yang ditiru dari orang tuanya dan mendapat latihan- latihan untuk itu. Walaupun sekolah bukan satu-satunya tempat bagi setiap orang untuk belajar, namun disadari bahwa sekolah adalah tempat yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya. Pada lingkungan sekolah hendaknya setiap individu dapat berkembang semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Ketika seorang anak sudah memasuki gerbang sekolah, maka tanggung jawab tersebut dipikul oleh guru dan sekolah. Selama anak berada di lingkungan sekolah, maka yang mempunyai tanggung jawab penuh dalam pembentukan kepribadian anak adalah guru. Oleh karena itu, seorang guru harus menanamkan sikap keagamaan dalam diri peserta didik, sehingga tidak terjadi penyimpangan yang dilakukan peserta didik. Guru adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengajar, membimbing, menuntun dan mengarahkan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu menjadi seseorang yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara. Dedikasi dan kredibilitas diri yang tinggi sudah seyogyanya menjadi sesuatu yang harus dimiliki seorang guru. Di samping itu, para orangtua peserta didik juga harus mempunyai perhatian yang lebih terhadap proses perkembangan pendidikan anaknya. Kerja sama tersebut pada dasarnya bertujuan untuk menanamkan kedisiplinan menjalankan Sradha dan Bhakti ajaran Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga guru dan orang tua peserta didik secara bersama-sama melakukan pembinaan agar peserta didik dapat melaksanakan ajaran Agama Hindu dengan baik dan disiplin. Hal ini memang perlu pembinaan secara rutin dan kerja sama yang baik, karena anak yang duduk di Sekolah Mengengah Atas SMASMK sudah menginjak dewasa membutuhkan perhatian, bimbingan dan arahan dari guru dan orang tua peserta didik sehingga tidak terjadi salah pergaulan di masyarakat. Guru Agama Hindu dapat menerangkan lebih dalam bagaimana 64 Kelas XII SMA Semester 1 keutamaan dalam menjalankan ajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam kehidupan sehari-hari, menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam Tri Kerangka Dasar Agama Hindu yaitu Tattwa ilsapat, Etika susila, Yadnya ritual. Juga menjelaskan bagaimana akibat dari hukuman bagi yang melanggar ajaran Agama Hindu di kehidupan ini maupun yang diterima setelah meninggal. Pembinaan tersebut dilakukan agar peserta didik terbiasa dan disiplin melaksanakan ajaran Agama Hindu Buku Guru Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 65

A. Uraian Singkat Materi

Agar para pendidik mampu menyampaikan materi pelajaran kelas XII sesuai dengan buku siswa secara lengkap, maka guru harus memahami dan menguasi pokok- pokok materi yang akan diterima oleh peserta didik dan menguasai batasan materi dari masing-masing Bab. Selain dari materi buku siswa, pendidik agar menugaskan peserta didiknya mencari dan menemukan materi-materi lain yang berkaitan dan berhubungan dengan materi pokok untuk menambah wawasan dan pengetahuannya malalui membaca kitab-kitab suci Hindu, majalah Hindu, menonton cerita Itihasa, internet, mengamati yang terjadi di masyarakat sesuai dengan budaya Hindu setempat. Berikut akan disampaikan materi buku siswa secara singkat dari masing-masing Bab yang akan diterima dan diajarkan kepada peserta didik antara lain:

Bab 1. Moksa dalam Susastra Veda

Dalam Bab ini peserta didik diharapkan dapat menjelaskan, menyebutkan, memahami dan mempraktikkan materi: Moksa. Dalam agama Hindu kita diajarkan untuk percaya dengan adanya Panca Çrada yaitu lima keyakinan yang terdiri dari percaya dengan adanya; Brahman, Atman, Karma Pala, ReinkarnasiPunarbhawa, dan Moksa. Moksa berasal dari bahasa Sanskerta, dari akar kata muc yang berarti membebaskan atau melepaskan. Moksa berarti kelepasan, kebebasan. Dari pemahaman istilah, kata Moksa dapat disamakan Desain Pembelajaran Berdasarkan Materi Bab 4 66 Kelas XII SMA Semester 1 dengan nirwana, nisreyasa atau keparamarthan. Sabda Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, yang dituliskan dalam kitab suci Veda adalah benar secara mutlak. Ajarannya selalu bersifat suci dan penuh kegaiban, maka dari itu ajarannya patut dipedomani sepanjang masa. Moksa adalah Bersatunya kembali Atman kepada Brahman Sang Hyang Widhi atau tercapainya Sat Cit Ananda yaitu tercapainya kebahagian dan kesepurnaan yang abadi. Moksa bisa disamakan dengan Nirguna Brahman. Tingkatan-tingkatan Moksa antara lain: 1. Jiwamukti. Jiwamukti adalah tingkatan Moksa atau kebahagiaankebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya, di mana atmanya tidak lagi terpengaruh oleh gejolak indrya dan maya pengaruh duniawi. 2. Widehamukti. Widehamukti adalah tingkat kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya, di mana atmanya telah meninggalkan badan wadagnya jasadnya, tetapi roh yang bersangkutan masih kena pengaruh maya yang tipis 3. Purnamukti. Purnamukti adalah tingkat kebebasan yang paling sempurna. Pada tingkatan ini posisi atma seseorang keberadaannya telah menyatu dengan Brahman. Moksa dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu: a. Samipya adalah suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini. b. Sarupya Sadharmya adalah suatu kebebasan yang didapat oleh seseorang di dunia ini, karena kelahirannya, di mana kedudukan Atman merupakan pancaran dari kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya Sri Rama, Buddha dan Sri Kresna. c. Salokya adalah suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh Atman, di mana Atman itu sendiri telah berada dalam posisi dan kesadaran yang sama dengan Tuhan. d. Sayujya adalah suatu tingkat kebebasan yang tertinggi di mana Atman telah dapat bersatu dengan Tuhan Yang Esa Jalan Menuju Moksa yaitu: Ajaran Catur Marga Yoga dalam praktiknya telah dilaksanakan oleh umat Hindu dalam satu kesatuan yang utuh, dengan meletakkan satu penonjolan tertentu dari carajalan tersebut. Seseorang yang menempuh jalan bhakti marga yoga juga telah melakukan marga yoga yang lainnya, tetapi dalam porsi yang lebih kecil, demikian pula yang lainnya. Ajaran Catur Marga Yoga antara lain: