Alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kelembaban biasanya menggunakan hygrometer atau dengan menggunakan termometer bola basah dan
termometer bola kering. Prinsip kerja dari hygrometer yaitu dengan menggunakan dua buah termometer. Termometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu
udara kering dan termometer kedua untuk mengukur suhu udara basah. Pada termometer bola kering, tabung air raksa pada termometer dibiarkan kering
sehingga akan mengukur suhu udara aktual. Sedangkan pada termometer bola basah, tabung air raksa diberi kain yang dibasahi agar suhu yang terukur adalah
suhu saturasi atau titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.
Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban udara mutlak dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah banyaknya air yang
terkandung di dalam 1 kg udara. Kelembaban relatif merupakan persentase
perbandingan jumlah air yang terkandung dalam 1 kg udara dengan jumlah air maksimal yang dapat terkandung dalam 1 kg udara tersebut. Kelembaban relatif
menentukan kemampuan udara pengering untuk menampung kadar air pakaian yang telah diuapkan. Semakin rendah kelembaban relatif maka maka semakin
banyak uap air yang dapat diserap.
2.1.3.2 Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaaan panas atau dinginnya udara disuatu tempat. Suhu udara dinyatakan panas jika suhu udara pada tempat dan waktu tertentu
melebihi suhu lingkungan disekitarnya dan begitu sebaliknya untuk suhu udara dingin. Suhu udara rata-rata di wilayah tropis, khususnya Indonesia yaitu 28
o
C. Suhu udara sangat mempengaruhi laju pengeringan. Semakin besar
perbedaan antara suhu udara pengering dan suhu pakaian maka kemampuan perpindahan kalor semakin besar, maka proses penguapan air juga meningkat.
Agar bahan yang dikeringkan tidak sampai rusak, suhu udara harus diatur atau
dikontrol terus menerus.
2.1.3.3 Aliran Udara
Aliran udara pada proses pengeringan memiliki fungsi membawa udara panas untuk menguapkan kadar air pakaian serta mengeluarkan uap air hasil
penguapan tersebut. Uap air hasil penguapan harus segera dikeluarkan agar tidak membuat jenuh udara pada ruangan, yang dapat mengganggu proses pengeringan.
Semakin besar debit aliran udara panas yang mengalir maka akan semakin besar kemampuannya menguapkan kadar air dari pakaian, namun berbanding terbalik
dengan suhu udara yang semakin menurun. Untuk memperbesar debit aliran udara Q
udara
dapat dengan memperbesar luas penampang A atau pun kecepatan aliran udara v. Untuk menghitung debit aliran udara dipergunakan Persamaan 2.1 :
Q
udara
= A . v , m
3
s 2.1
Pada Persamaan 2.1 : Q
udara
: Debit aliran udara , m
3
s A
: Luas penampang , m
2
v : Kecepatan aliran udara
, ms
2.1.3.4 Kelembaban Spesifik
Kelembaban spesifik atau rasio kelembaban w adalah jumlah kandungan uap air di udara dalam setiap kilogram udara kering, atau perbandingan antara
massa uap air dengan massa udara kering. Kelembaban spesifik umumnya dinyatakan dalam gram per kilogram dari udara kering grkg atau kgkg.
Dalam sistem dehumidifier semakin besar perbandingan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering w
F
dengan kelembaban spesifik dalam mesin pengering w
D
, maka semakin banyak massa air yang berhasil diuapkan. Massa air yang berhasil diuapkan Δw dapat dihitung dengan Persamaan 2.2 :
Δw = , kgkg
2.2 Pada Persamaan 2.2 :
Δw : Massa air yang berhasil diuapkan
, kgkg w
F
: Kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering , kgkg
w
D
: Kelembaban spesifik dalam mesin pengering , kgkg
2.1.4 Siklus Kompresi Uap