2.2 Tinjauan Pustaka
Seung Phyo Ahn, dalam dokumen paten US 7,347,009 B2 yang dikeluarkan 25 Maret 2008 berjudul ” Clothes Dryer With a Dehumidifier”,
menggambarkan mesin pengering pakaian gaya sentrifugal yang dimodifikasi dengan diberikan sistem dehumidifier didalamnya. Metodologi pengeringan
bagian pertama udara terhubung ke sisi wadah pengeringan yang termasuk proses perpindahan kalor pertama. Bagian kedua bagian pengeluaran udara dari wadah
pengeringan. Bagian ketiga percampuran udara luar dengan udara dari heater pemanas. Kemudian gaya sentrifugal membantu mempercepat pengeringan pada
pakaian. Suhu kerja heater untuk mengeringkan pakaian hingga 100
o
C Chao-Jung Liang, dalam dokumen paten USOO5l52077A yang
dikeluarkan 6 Oktober 1992 berjudul “Clothes Drying Machine”, menggambarkan mesin pengering pakaian dengan memanfaatkan siklus kompresi uap. Prinsip
kerjanya udara disirkulasikan dengan kipas fan melalui kondensor dan evaporator yang berada didalam lemari pengering. Kondensor berfungsi sebagai
pemanas udara yang akan mengeringkan pakaian, sedangkan evaporator berfungsi untuk menyerap uap air dari pakaian basah. Sistem yang digunakan adalah sistem
tertutup, sehingga udara terus berputar hingga pakaian dalam lemari kering dan siap untuk di setrika.
Luke E. Lentz, dalam dokumen paten US7458171 B1, diterbitkan pada 2 Desember 2008,
berjudul “Dehumidifier clothes dryer apparatus”. Menjelaskan pengering pakaian menggunakan sistem tertutup, tidak memerlukan sumber udara
dari luar dan juga tidak memerlukan adanya pemanas heater, dikarenakan untuk penghematan listrik dalam pengoperasiannya. Mesin pengering pakaian dengan
memanfaatkan siklus kompresi uap. Kondensor yang digunakan untuk kondensasi uap air pada udara yang akan melewati pakaian dan ada nya bak penampungan air
yang setelah udara melewati pakaian basah. Relatif kebutuhan energi yang rendah memungkinkan dioperasikan pada tegangan listrik 110v.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian yang digunakan yaitu mesin pengering pakaian dengan benda uji kain salur. Gambar 3.1 memperlihatkan skematik alat yang dijadikan
penelitian.
Gambar 3.1 Skematik mesin pengering pakaian.
Gambar 3.2 Kain salur polyester.
Variasi penelitian dilakukan terhadap jumlah pakaian yang akan dikeringkan. Variasi jumlah pakaian penelitian yang dipilih sebanyak 5 pakaian,
10 pakaian, 15 pakaian, dan 20 pakaian. Penelitian akan dilakukan sebanyak 3 kali percobaan, guna mendapatkan hasil karakeristik mesin pengering pakaian. Kain
yang akan dijadikan benda penelitian ini terbuat dari kain salur polyester.
3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Mesin Pengering Pakaian
Dalam proses pembuatan mesin pengering ini diperlukan alat dan bahan sabagai berikut :
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan lemari mesin pengering pakaian, antara lain :
a. Mesin las listrik
Mesin las listrik digunakan dalam pembuatan rangka lemari. Dengan memakai proses pengelasan untuk penyambungan rangkanya, diharapkan rangka
yang dibuat akan memiliki kontruksi yang kuat dan tahan lama. b.
Gerinda tangan dan gerinda potong Gerinda digunakan untuk menghaluskan permukaan suatu benda kerja atau
pun memotong suatu plat. Dalam proses pembuatan rangka lemari mesin pengering pakaian, gerinda yang digunakan yaitu gerinda tangan dan gerinda
potong. c.
Bor dan gunting plat Bor digunakan untuk membuat lubang. Pembuatan lubang dilakukan untuk
pemasangan paku rivet dan pemasangan baut. Gunting plat digunakan untuk memotong plat seng casing mesin pengering pakaian.
d. Gergaji besi dan gergaji kayu
Gergaji besi digunakan untuk memotong besi. Besi yang dipotong menggunakan gergaji besi adalah besi siku L berlubang. Dimana besi tersebut
digunakan sebagai bahan utama pembuatan rangka untuk peletakan timbangan. Sedangkan gergaji kayu digunakan untuk mengergaji papan kayu alas komponen
mesin pengering pakaian.