c. Proses pendinginan evaporatif evaporative cooling
Proses pendinginan evaporatif adalah proses pengurangan kalor sensibel ke udara sehingga suhu udara tersebut menurun. Proses ini disebabkan oleh
perubahan temperatur bola kering dan rasio kelembaban. Pada proses pendinginan evaporatif, terjadi penurunan temperatur kering dan volume spesifik. Sedangkan
temperatur titik embun, kelembaban relatif dan kelembaban spesifik mengalami peningkatan. Namun entalpi dan temperatur bola basah tetap konstan.
Gambar 2.16 Proses pendinginan evaporatif.
2.1.2 Proses Yang Terjadi Pada Mesin Pengering Pakaian
Gambar 2.17 menunjukan proses yang terjadi pada mesin pengering pakaian. Dimana pertama-tama udara dikondisikan melalui proses pendinginan
dan penurunan kelembaban cooling dan dehumidifikasi guna mendapatkan udara yang diinginkan. Proses cooling dan dehumidifikasi ini terjadi pada
evaporator. Kemudian udara dikondisikan melalui proses pemanasan heating untuk mendapatkan suhu yang diinginkan. Proses heating ini terjadi pada
kondensor.
Gambar 2.17 Proses yang terjadi pada mesin pengering. Pada dasarnya fungsi evaporator sebagai unit proses pendinginan dan
dehumidifikasi untuk menghasilkan udara yang bersuhu dingin dan mengurangi kadar air dalam udara. Dimana udara tersebut digunakan untuk proses pemanasan,
sehingga terjadi kenaikan suhu udara dan penurunan kelembaban udara. Kemudian udara tersebut digunakan untuk proses pendinginan evaporatif,
sehingga terjadi kenaikan kelembaban dan penurunan suhu udara. Untuk menghitung laju aliran massa udara pada duct dapat dipergunakan Persamaan
2.3: ṁ
udara
= ρ
udara
. Q
udara
, kg
udara
s 2.3
Pada Persamaan 2.3 : ṁ
udara
= Laju aliran massa udara pada duct , kg
udara
s ρ
udara
= Densitas udara , kgm
3
Q
udara
= Debit aliran udara , m
3
s
Menentukan kemampuan mengeringkan massa air dapat dihitung dengan Persamaan 2.4:
M
2
= ṁ
udara
. Δw . 3600 , kg
air
jam
2.4 Pada Persamaan 2.4 :
M
2
= Kemampuan mengeringkan massa air , kgjam
ṁ
udara
= Laju aliran massa udara pada duct , kg
udara
s Δw
= Massa air yang berhasil diuapkan , kgkg
2.2 Tinjauan Pustaka
Seung Phyo Ahn, dalam dokumen paten US 7,347,009 B2 yang dikeluarkan 25 Maret 2008 berjudul ” Clothes Dryer With a Dehumidifier”,
menggambarkan mesin pengering pakaian gaya sentrifugal yang dimodifikasi dengan diberikan sistem dehumidifier didalamnya. Metodologi pengeringan
bagian pertama udara terhubung ke sisi wadah pengeringan yang termasuk proses perpindahan kalor pertama. Bagian kedua bagian pengeluaran udara dari wadah
pengeringan. Bagian ketiga percampuran udara luar dengan udara dari heater pemanas. Kemudian gaya sentrifugal membantu mempercepat pengeringan pada
pakaian. Suhu kerja heater untuk mengeringkan pakaian hingga 100
o
C Chao-Jung Liang, dalam dokumen paten USOO5l52077A yang
dikeluarkan 6 Oktober 1992 berjudul “Clothes Drying Machine”, menggambarkan mesin pengering pakaian dengan memanfaatkan siklus kompresi uap. Prinsip
kerjanya udara disirkulasikan dengan kipas fan melalui kondensor dan evaporator yang berada didalam lemari pengering. Kondensor berfungsi sebagai
pemanas udara yang akan mengeringkan pakaian, sedangkan evaporator berfungsi untuk menyerap uap air dari pakaian basah. Sistem yang digunakan adalah sistem
tertutup, sehingga udara terus berputar hingga pakaian dalam lemari kering dan siap untuk di setrika.
Luke E. Lentz, dalam dokumen paten US7458171 B1, diterbitkan pada 2 Desember 2008,
berjudul “Dehumidifier clothes dryer apparatus”. Menjelaskan pengering pakaian menggunakan sistem tertutup, tidak memerlukan sumber udara
dari luar dan juga tidak memerlukan adanya pemanas heater, dikarenakan untuk penghematan listrik dalam pengoperasiannya. Mesin pengering pakaian dengan
memanfaatkan siklus kompresi uap. Kondensor yang digunakan untuk kondensasi uap air pada udara yang akan melewati pakaian dan ada nya bak penampungan air
yang setelah udara melewati pakaian basah. Relatif kebutuhan energi yang rendah memungkinkan dioperasikan pada tegangan listrik 110v.