Langkah-langkah Pengambilan Data Tata Cara Penelitian
Pada Persamaan 3.1 : M
1
= Massa air yang menguap dari pakaian , kg
MPBA = Massa pakaian basah awal
, kg MPK
= Massa pakaian kering , kg
c. Selanjutnya mencari suhu kerja kondensor dan suhu kerja evaporator dengan
menggunakan P-h diagram. Untuk dapat menggunakan P-h diagram maka tekanan refrigeran P
1
dan P
2
harus dikonversikan dari satuan Psi ke MPa. d.
Kemudian setelah mendapatkan suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor, maka dapat digunakan untuk mencari kelembaban spesifik dalam
ruangan pengering w
D
dan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering w
F
menggunakan psychrometric chart. e.
Setelah diketahui nilai kelembaban spesifik dalam ruangan pengering w
D
dan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering w
F
, kemudian menghitung
massa air yang berhasil diuapkan Δw tiap variasi. Massa air yang berhasil diuapkan Δw adalah kelembaban spesifik dalam ruangan
pengering w
D
dikurangi kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering w
F
. Massa air yang berhasil diuapkan wΔ dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan 2.2. f.
Kemudian menghitung laju aliran massa udara pada duct ṁ
udara
tiap variasi. Laju aliran massa udara pada duct
ṁ
udara
adalah debit udara Q
udara
dikali densitas udara ρ
udara
sebesar 1,2 kgm
3
. Laju aliran massa udara pada duct
ṁ
udara
dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.3. g.
Selanjutnya menghitung kemampuan mesin pengering pakaian untuk menguapkan massa air M
2
dengan menggunakan Persamaan 2.4. Kemampuan mesin pengering pakaian untuk menguapkan massa air M
2
adalah laju aliran massa udara pada duct ṁ
udara
dikalikan massa air yang berhasil diuapkan Δw dikalikan 3600 menit.
h. Untuk memudahkan pembahasan, hasil-hasil perhitungan proses pengeringan,
maka digambarkan dalam grafik. Pembahasan dilakukan terhadap grafik yang dihasilkan, dengan mengacu pada tujuan penelitian.