11
B. Tata Ruang
Tata ruang yang ideal untuk pagelaran musik klasik mencakup beberapa aspek, antara lain :
Estetis Keindahan .
Kenyamanan, supaya penonton dan pemain merasa nyaman, dalam
ruangan perlu ada ventilasi udara yang cukup atau AC, sehingga udara menjadi segar.
Artistik, ruang yang baik, disamping indah, nyaman, sebaiknya juga
artistik atau punya nilai seni, hal ini dapat dibuat dengan pengaturan dekorasi ruang interior yang baik.
C. Bentuk ruang dalam Auditorium
Bentuk yang mendasari desain auditorium memiliki beberapa aspek, yaitu bentuk lantai dan bentuk langit – langit, serta tata panggung yang
kesemuanya merupakan faktor terpenting dalam perencanaan gedung pertunjukan, namun tidak ada ruang musik yang dibangun untuk satu jenis atau gaya musik
tertentu, maka waktu dengung reverberation time merupakan kompromi yang ditetapkan dengan teliti. Hal ini diuraikan sebagai berikut
Sumber : Akustik Lingkungan, Leslie L. Doelle
: a.
Lantai Bentuk Persegi Empat Rectangular Plan Auditorium berbentuk persegi panjang cenderung digunakan untuk
pertunjukan musik. Auditorium berbentuk persegi panjang ini mempunyai kelebihan dalam menghasilkan pantulan silang antara dinding-dinding sejajar
yang menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi akustik ruang yang diperlukan oleh musik.
Gambar 2. 1. Auditorium musik dengan denah lantai segi empat Sumber : Akustik Lingkungan, 1990
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12 b.
Lantai Bentuk Kipas Fan Shape Plan Lantai bentuk kipas ini membawa penonton lebih dekat ke
sumber bunyi, sehingga memungkinkan konstruksi balkon. Dinding belakang yang melengkung cenderung dapat menciptakan gema atau pemusatan
bunyi, kecuali bila pada segi akustiknya didesain secara khusus.Bentuk kipas ini cenderung dipakai untuk pertunjukan teater atau drama.
Gambar 2. 2. Auditorium musik dengan denah bentuk kipas Sumber : Akustik Lingkungan, 1990
c. Lantai Bentuk Tapal Kuda Horse shoe Plan
Auditorium bentuk tapal kuda merupakan bentuk tradisi gedung opera yang merupakan kompromi antara teater dan musik, bentuk ini membutuhkan
waktu dengung reverberation time yang relatif pendek bila dibandingkan dengan musik maka bentuk ini cocok untuk rumah-rumah opera dan musik
orchestra.
Gambar 2. 3. Auditorium musik dengan denah bentuk tapal kuda Sumber : Akustik Lingkungan, 1990
d. Bentuk Melengkung Curvilinier Shape
Bentuk lantai melengkung biasanya dihubungkan oleh kubah yang sangat tinggi. Kecuali diatur secara akustik, dinding-dinding
melengkung dapat menghasilkan gema, pemantulan dengan waktu tunda
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13 yang panjang, dan pemusatan bunyi. Karena alasan ini maka lantai
melengkng harus dihindari untuk gedung pertunjukan musik.
e. Bentuk tidak teratur Irregular Shape
Bentuk lantai tak teratur ,
dapat membawa penonton sangat dekat ke sumber hunyi. Bentuk ini dapat menyediakan keakraban akustik dan
ketegasan, karena permukaan-permukaan yang digunakan untuk
menghasilkan pemantulan-pemantulan dengan waktu tunda singkat dapat dipadukan dengan mudah ke dalam keseluruhan rancangan arsitektur.
Denah tak teratur memberi kesempatan untuk distribusi elemen-elemen penyerap secara acak dan permukaan-permukaan tak teratur yang difusif.
Hubungan yang bebas antara daerah penonton dan panggung memungkinkan rancangan dalam lingkup yang lebar dan menyebabkan
makin terpenuhinya beberapa persyaratan akustik musik pada konser musik yang besar.
Gambar 2. 4. Auditorium musik dengan denah bentuk tidak teratur Sumber : Akustik Lingkungan, 1990
D. Persyaratan akustik