17 D1 = jarak Horisontal dari mata penonton ke TTP
= 250 – 100 + 122 = 362 cm. E1 = tinggi mata penonton di deret pertama di atas bidang vocal
= 122 – 50 + 50 = 12 cm. R = tinggi panggung kursi
= TD1 [E1 + N-1 + C] = 100362 [12 + 13-1 + 12,5] = 10,08 cm
≈ 10 cm. -
Perhitungan Balkon D1 = jarak Horisontal dari mata penonton ke TTP
= 1050 – 100 + 122 = 1072 cm. E1 = tinggi panggung kursi ke-8 – tinggi TTP + H + tebal ujung konsol
= 80 – 100 + 700 + 30 = 710 cm. R = tinggi panggung kursi balkon
= TD1balkon [E1balkon + N-1 + C] = 1001072 [710 + 5-1 + 12,5] = 67,7 cm
≈ 68 cm. Setiap material memiliki karakter serap dan pantul yang berbeda untuk
frekuensi yang berbeda. Misalnya material semen cenderung untuk memantulkan nada tinggi dan untuk nada rendah di teruskan. Sedangkan karpet cenderung untuk
menyerap nada tinggi dan meneruskan nada rendah. Sering saya melihat orang membuat ruang studio atau ruang audio dengan memasang karpet di lantai dan
dinding. Ruang seperti ini cenderung untuk memberikan efek suara yang “boomy” dengung dengan detail suara yang tidak baik.
Rumus perhitungan RT60 adalah sebagai berikut: RT60 = 0,161 x V A x S
V = volume ruangan m3 A = luas permukan material m2
S = koefisien serap material mdetik
E. Tata cahaya
Penerangan buatan, terdiri atas dua sub sistem: 1. Sistem penerangan untuk penglihatan visibility, terdiri atas:
• Managerial lighting penerangan umum
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18 • Safety lighting pada selasar atau koridor
• Cleaners lighting panic lighting digunakan pada saat pembersihan atau keadaan darurat
2. Sistem penerangan untuk tata sinar digunakan pada R. Auditorium, R. Multipurpose, eksterior bangunan, terdiri atas:
• Strip lamp • Flood lamp sinar memancar
• Profile lamp sinar mengumpul • Mirror lamp sinar bujursangkar
Dalam merancang ruang pertunjukan musik, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pencahayaan, baik didalam ruangan maupun diatas panggung.
Cahaya yang menyilaukan akan menyulitkan pengunjung audience waktu melihat suatu obyek. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997.
Adapun jenis- jenis lampu dan aplikasinya terhadap pertunjukan musik, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mercury
Lampu penerangan dengan intensitas yang besar. Lampu ini biasanava dinyalakan pada momen - momen tertentu dan bersifat dapat
memberikan kejutan pada pertunjukan. b.
Fluoresance Lampu ini digunakan untuk pencahayaan yang merata, kesan yang
timbul dapat memberikan kesan akrab. c.
Spotlight Lampu ini merupakan jenis lampu yang harus ada dalam setiap
pertunjukan musik. Digunakan untuk mengarahkan pandangan penonton ke
pementas. Spotlight juga dapat digunakan sebagai penghias panggung. d.
Lampu redup Biasanya berjenis lampu halogen, mercury atau spotlight namun
intensitasnya dibuat kecil. Lampu ini memberikan kesan misterius pada pertunjukan.
e. Lampu Laser
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19 Lampu ini digunakan sebagai penghias, dimana larnpu biasnya
ditembakan ke dinding dan menghasilkan gambar yang diinginkan.
F. Bentuk langit – langit
Langit – langit perlu dimanfatkan dengan baik, agar diperoleh pemantulan – pemantulan bunyi yang tertunda dengan singkat dalam jumlah yang
terbanyak. a.
Langit – langit datar Langit – langit bentuk ini hanya menyediakan pemantulan dengan waktu
tunda singkat yang terbatas.
Gambar 2. 8. Potongan langit – langit datar Sumber : Akustik Lingkungan, 1990
b. Langit – langit yang dimiringkan
Langit – langit yang dimiringkan dengan tepat lebih menyumbang pengadaan pemantulan bunyi yang berguna, yaitu kekerasan yang cukup, serta
efektif memantulkan bunyi menuju tempat – tempat yang jauh dengan baik.
Gambar 2. 9. Potongan langit – langit yang dimiringkan Sumber : Akustik Lingkungan, 1990
G. Pengunjung pertujukan musik.