26
3 Istishna’: akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga
bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka
waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi
teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual. Jika bank bertindak sebagai penjual
kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut
istishna paralel Rindawati, 2007: 19.
d. Prinsip sewa al-ijarah
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak
kepemilikan atas barang itu sendiri Antonio, 2005: 117. Al-ijarah terbagi kepada dua jenis:
1 Ijarah: sewa murni.
2 ijarah al muntahiya bit tamlik: sejenis perpaduan antara kontrak
jual-beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa Antonio, 2005:
118.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
e. Prinsip jasa al-ajr walumullah
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank Rindawati, 2007: 20. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip
ini antara lain: 1
Al-Wakalah: Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti
pembukaan LC, inkaso, dan tranfer uang Bank Indonesia, 2007: 49.
2 Al-Kafalah: Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung Antonio, 2005: 123.
3 Al-Hawalah: Pengalihan utang dari orang yang berutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya atau pada bank konvensional disebut anjak piutang Antonio, 2005: 126.
4 Ar-Rahn: Menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang
menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat
dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai Antonio, 2005: 128
5 Al-Qardh: Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
mengharapkan imbalan. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana
zakat, infaq dan shadaqah Antonio, 2005: 131.
2.2.3. Perbedaan Bank konvensional dengan Bank Syariah
Adapun perbedaan diantara bank konvensional dan bank syariah sebagai berikut :
a. Bank Syariah
1 Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah
titipanamanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam.
2 Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan
harta nasabah simpanan sesuai ajaran Islam. 3
Bank syariah menempatkan karaktersikap baik nasabah maupun pengelola bank pada posisi yang sangat penting dan menempatkan
sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank.
4 Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip
keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha
bank syariah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
5 Prinsip bagi hasil:
a Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi. b
Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.
c Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan. d
Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil. e
Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian
akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak www.syariahmandiri.co.id.
b. Bank Konvensional
Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana deposan adalah memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi,
sedang kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga
pinjaman mengoptimalkan interest difference. Dilain pihak kepentingan pemakai dana debitor adalah memperoleh tingkat bunga
yang rendah biaya murah. Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit
diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai
keinginan yang bertolak belakang. Sistem bunga pada bank konvensional adalah sebagai berikut :
1
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank.
2 Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang modal yang
dipinjamkan Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank.
3 Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan
berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik. 4
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama Islam.
5 Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk
agama Islam. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.www.syariahmandiri.co.id
2.2.4. Pengertian Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu
melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
secara efesien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap terhadap data-data keuangan yang
tercermin dalam laporan keuangan Rahmawati, 2008: 37. Kinerja keuangan berguna untuk menilai kondisi keuangan bank.
Kondisi keuangan bank dapat dicerminkan dari tingkat permodalan, likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas bank yang bersangkutan
Rahmawati, 2008: 37. Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan
disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha
yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.
Laporan keuangan menurut Siamat dalam Prastyaningtyas, 2010:23 merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 322PBI2001 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan yang tediri
dari: A.
Laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu
bank dalam kurun waktu satu tahun. Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
standar akuntansi keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan publik. Laporan Keuangan Tahunan adalah:
1. Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari sati kesatuan usaha
yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada suatu tanggal tertentu.
2. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan
beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu. 3.
Laporan perubahan equitas adalah laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi
laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.
4. laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan
pengeluaran kas baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu
periode tertentu. B.
Laporan keuangan publikasi triwulanan Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan
standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan Prastyaningtyas, 2010:23.
C. Laporan keuangan publikasi bulanan
Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank
Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan Prastyaningtyas, 2010:24.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
D. Laporan keuangan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan dari suatu grup perusahaan yang disajikan sebagai satu kesatuan ekonomi
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007:4.1. Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki anak perusahan, wajib
menyusun laporan keuangan konsolodasi berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta menyampaikan
laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia. Tujuan laporan keuangan, menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan” Ikatan Akuntan Indonesia, 2007:3, adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2.2.5. Analisis Rasio Keuangan
Analisi rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara
individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut Munawir, 2002:64. Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini
akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar Munawir, 2002:64. Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat
menentukan tingkat kinerja suatu bank dan kesehatannya dengan menggunakan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas
suatu bank. Perhitungan rasio untuk menilai posisi kinerja suatu bank, akan memberikan gambaran yang jelas tentang baik dan buruknya
operasional suatu bank, yang dilihat dari posisi keuangannya dalam neraca dan laba rugi. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank terutama dalam menilai profitabilitasnya Kasmir, 2008:104.
2.2.5.1 Aspek Pemodalan
Yang dinilai dalam aspek ini adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.
Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR Capital Adequaty Ratio yang telah ditetapkan BI. CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko Dendawijaya, 2009:144.
Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR. Modal terdiri dari modal inti dan
modal pelengkap. ATMR adalah nilai total masing-masing aktiva bank
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0 dan aktiva yang paling
berisiko diberi bobot 100. ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup. ATMR
merupakan penjumlahan dari ATMR aktiva neraca dan ATMR rekening administratif.
Perhitungan rasio CAR sesuai dengan standar Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Rasio CAR = Modal Sendiri X 100 .............Dendawijaya, 2009: 144 ATMR
2.2.5.2 Aspek Kualitas Asset
Assets digunakan sebagai rasio kualitas aktiva produktif. Aktiva
produktif adalah semua harta yang ditanamkan bank dengan maksud untuk mencapai atau memperoleh penghasilan seperti kredit yang
diberikan, penanaman pada bank dalam bentuk tabungan, deposito dan giro, penanaman dalam surat berharga, penyertaan pada perusahaan, dan
lain-lain. Menurut Kuncoro, 2002:226, Aktiva yang produktif merupakan
penempatan dana oleh bank dalam asset yang menghasilkan pendapatan untuk menutup biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank. Dari aktiva
inilah bank mengharapkan adanya selisih keuntungan dari kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana. Dari pengertian aktiva produktif
tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktiva yang berkualitas adalah aktiva
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
yang dapat menghasilkan pendapatan dan dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank.
Penilaian terhadap rasio kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank didasarkan pada dua rasio yaitu:
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif. Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva produktif yang kolektibilitasnya tidak lancar, dan jumlah yang
diperhitungkan adalah 50 dari dari aktiva produktif yang tergolong kurang lancar ditambah 75 aktiva produktif yang tergolong
diragukan ditambah 100 aktiva produktif yang tergolong macet. Cara penilaian kolektibilitas atau kualitas dari masing-masing kredit
yang diberikan diatur dalam SE BI No. 2312BPPP Tanggal 28 Februari 1991.
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk oleh
bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk oleh bank. Berdasarkan SK Direksi BI No 31148KEPDIR
tanggal 12 November 1999 tentang pembentukan PPAP, bank wajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan cadangan khusus
guna menutup risiko kemungkinan kerugian. Aspek ini bertujuan untuk menilai jenis-jenis asset yang dimiliki
oleh bank. Penilaian asset harus dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan
dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank
Indonesia. Rasio yang digunakan untuk menilai kualitas asset sebuah bank
digunakan metode Non Performing Loan NPL dan perhitungannya adalah:
Rasio NPL = 100
kredit
Total bermasalah
Kredit ....... Martono, 2002:45
2.2.5.3 Aspek Pendapatan EarningProfit
Pengertian kinerja dalam sebuah organisasi adalah capaian atau jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan http:id.wikipedia.orgwikiKinerja. Sedangkan profitabilitas adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan
untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima http:id.wikipedia.orgwikiProfitablitas.
Dan dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja profitabilitas adalah mengenai suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan berupa laba pada tingkat yang dapat diterima. Rasio untuk mengukur
kinerja profitabilitas perusahaan adalah Rasio Profitabilitas berupa Return On Assets ROA atau juga sering disebut sebagai ROI Return
On Investment.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu
Mamduh, 2005: 78. ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang tinggi. ROA
yang tinggi berarti kinerja profitabilitas juga tinggi, maka bisa dikatakan bahwa perusahaan sukses dalam menghasilkan laba. Begitu pula
sebaliknya, ROA yang rendah berarti kinerja profitabilitas perusahaan juga rendah, dan perusahaan kurang sukses dalam memperoleh laba yang
berarti mengalami penurunan tingkat laba Vesadianti, 2010: 40. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio ROA = 100
Aktiva
Total Bersih
Laba ............... Dendawijaya, 2009:146
2.2.5.4 Aspek Likuiditas
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan,
giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini
merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini adalah:
a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti giro,
tabungan deposito dan lain-lain.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
Rasio likuiditas menurut Fred Weston dalam Kasmir 2008: 129 merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi
kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan
tanpa terjadi penangguhan Rindawati, 2007: 35. Rasio likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini adalah Loan to
Deposit Ratio LDR. Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima
oleh bank. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah
menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat
likuiditasnya Marcella, 2009: 35. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio LDR = 100
diterima
yang Dana
diberikan yang
Kredit
Dendawijaya, 2009:147
2.3. Kerangka Pikir