Sediaan Serbuk dan Pulveres Stabilitas dan Masa Edar Sedíaan

5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Sediaan Serbuk dan Pulveres

Sediaan serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk yang terbagi adalah serbuk bertakaran tunggal, yang umumnya diisikan ke dalam kapsul terlipat terbuat dari kertas, kertas malam atau dalam material lainnya yang cocok Anonim, 1995. Komponen dari campuran serbuk harus memiliki tingkat penghalusan yang sama dan terbagi rata. Penyimpanan dari serbuk harus sangat hati- hati dan terlindung cahaya Voigt, 1995. Serbuk yang dibagi tanpa penimbangan untuk menjamin pembagian yang sama maka pembagian dilakukan paling banyak hanya 20 bungkus. Apabila lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam beberapa bagian. Dengan cara penimbangan dan tiap bagian dibagi paling banyak menjadi 20 bungkus. Penyimpangan berat masing- masing serbuk terhadap ya ng lain adalah paling besar 10 Anief, 2003. 6

B. Parasetamol

N H C O C H 3 O H Gambar 1. Struktur parasetamol Nama kimia : 4’- Hidroksiasetanilida C 8 H 9 NO 2 BM : 151,16 Sinonim : parasetanolum, asetaminofen, p-asetanilid, dan p- asetamidofenol Connors, Arnedon, Stella, 1986. Tablet parasetamol mengandung parasetamol tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada etiket. Pemerian serbuk hablur, putih, tidak berbau, dan rasa sedikit pahit Anonim, 1995. Acetaminophen Amerika Serikat atau parasetamol United Kingdom, adalah analgesik dan antipiretik yang popular dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, pegal-pegal dan sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam kebanyakan obat analgesik dan flu. Asetaminophen merupakan metabolit utama dari fenasetin. Parasetamol sebagai analgesik bekerja dengan cara penghambatan pada sintesis prostaglandin dalam sistem saraf pusat dan sebagai antipiretik dengan cara penghambatan pada pusat pengaturan panas di hipotalamus yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah peripheral Anonim, 2005a. 7

1. Fisik

Putih kristal, tidak berbau atau serbuk kristal dengan rasa pahit. Titik lebur 169 o C-172 o C. Kelarutan: 1 gram larut dalam 70 ml air pada suhu 25 o C, 20 ml air mendidih, 7 ml alkohol, 13 ml aseton, 50 ml kloroform, 40 ml glicerin dan 9 ml propilen glikol. Parasetamol larut dalam metanol dan dalam larutan alkali hidroksida tetapi tidak larut dalam benzena dan eter. Solutio saturasi mempunyai pH kira-kira 6 dan pKa = 9,51. Parasetamol mempunyai serapan maksimum di daerah ultraviolet. Serapan jenis parasetamol dalam etanol pada 250,0 nm Connors dkk, 1986.

2. Stabilitas

Parasetamol sangat stabil dalam larutan air dengan stabilitas maksimal pada pH antara 5 sampai 7 Connors dkk, 1986. Preparasi dari parasetamol seharusnya disimpan pada suhu di bawah 40 ° C, lebih cocok pada suhu 15 – 30 ° C Anonim, 2005a.

3. Kinetika obat

Jalur utama degradasi yang berkontribusi pada ketidakstabilan parasetamol adalah hidrolisis yang menghasilkan p-aminofenol dan asam asetat Connors dkk, 1986. OH NHCOCH 3 H 2 O NH 2 OH CH 3 COOH + + 1 parasetamol air p-aminofenol asam asetat 8

4. Metode stabilisasi

Dalam preparasi liquid, pH seharusnya disesuaikan kira-kira pada pH 6 untuk stabilitas maksimum. Kombinasi dengan aspirin dan kodein fosfat, moisture, dan alkali stearat harus dihindari Connors dkk, 1986.

C. Fenobarbital

N H H N O O O C 2 H 5 Gambar 2. Struktur febobarbital Nama kimia : asam 5-etil-5 fenilbarbiturat C 12 H 12 N 2 O 3 BM : 232,24 Sinonim : phenobarbitone, phenylethylbarituriacid, phenylethyl malonylurea, phenemalum, fenobarbital, phenobarbitalum Connors dkk, 1986. Tablet fenobarbital mengandung fenobarbital tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada etiket Anonim, 1995. Fenobarbital adalah barbiturat ansiolitik, konvulsant, hipnotik dan sedatif. Fenobarbital digunakan sebagai sedasi rutin atau anxietas. Fenobarbital adalah anti konvulsant derivat barbiturat. Fenobarbital bekerja dengan menekan kortex sensori, menurunkan aktivitas motor, meninggikan fungsi cerebellar, dan menyebabkan kantuk, sedasi dan hipnotik. Onset dari fenobarbital adalah 30 menit dan durasi 5 sampai 6 jam untuk oral Anonim, 2005a. 9

1. Fisik

Pemerian hablur kecil atau serbuk hablur putih berkilat, tidak berbau, tidak berasa dan dapat menjadi polimorfisma Anonim, 1995. Titik lebur 174 o C- 178 o C. pKa = 7,6 pada suhu 25 o C. Kelarutan : 1 gram larut dalam 1000 ml air, 10 ml alkohol, 40 ml kloroform dan 15 ml eter. Garam sodium bersifat higroskopis dan sangat larut dalam air, mudah larut dalam propilena glikol dan larut dalam metanol. Obat tidak berbau dan terasa pahit serta bersifat higroskopis Connors dkk, 1986.

2. Stabilitas

Fenobarbital stabil terhadap udara tetapi relatif tidak stabil terhadap hidrolisis. Dari profil pH-kecepatan reaksi menunjukkan spesifik hidrolisis katalis basa antara unionik dan spesies monoionik dari barbiturat menjadi diamida dan ureida. Larutan solutio dari garam fenobarbital pada umumnya tidak stabil. Obat lebih stabil dalam polyethylena glycol atau propilena glycol Connors dkk, 1986.

3. Kinetika obat

Seperti kebanyakan barbiturat, fenobarbital dalam larutan akan dirusak oleh ion hidroksil yang menyebabkan kerusakan pada cincin. fenobarbital union akan dipotong pada posisi 1,2 yang menjadi diamida atau pada posisi 1,6 yang menghasilkan ureida. Fenobarbital ionik hanya dipotong pada posisi 1,6 menghasilkan ureida Connors dkk, 1986. 10

D. Stabilitas dan Masa Edar Sedíaan

Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat Anonim,1995. Pengujian stabilitas pada sediaan merupakan faktor penting untuk mengetahui sifat stabilitas dari sediaan dan untuk menentukan kondisi penyimpanan yang cocok serta tanggal kadaluarsa Anonim, 2001a. Pengujian terhadap stabilitas sediaan meliputi : uji organoleptis, kimia- fisika, kimiawi dan mikrobiologi. Tujuan dari uji stabilitas adalah untuk memastikan kualitas, keamanan dan efikasi dari produk obat sampai pada waktu kadaluarsa Carstensen dan Rhodes, 2000. Bentuk sediaan obat yang diubah seperti disolusi, pulveres, dan penambahan material lain atau ketika tempat penyimpanan diubah maka stabilitas dari obat juga akan terpengaruh Connors dkk, 1986. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam uji stabilitas, antara lain : 1. Jumlah contoh dan jadwal pengujian berdasarkan kriteria statistik tiap sifat yang diuji untuk menjamin kebenaran perkiraan stabilitas. 2. Kondisi penyimpanan. 3. Metode pengujian yang spesifik, bermakna dan dapat diandalkan. 4. Pengujian produk dalam kemasan yang sama dengan kemasan yang dipasarkan. 5. Pada obat jadi untuk rekonstitusi, pengujian stabilitas dilakukan sebelum dan sesudah rekonstitusi Anonim, 2001b. 11 Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah labilitas bahan obat dan bahan pembantunya sendiri yang dihasilkan oleh bangun kimiawi dan kimia fisikanya. Kedua adalah faktor luar seperti suhu, kelembapan udara dan cahaya yang dapat menginduksi atau mempercepat jalanya reaksi. Hal penting lainnya adalah kemasan, khususnya jika digunakan wadah yang terbuat dari bahan sintetis Voigt, 1995. Masa edar didefinisikan sebagai periode waktu yang ditetapkan pada tingkat konfidensi 95 bahwa dalam periode waktu tersebut produk tetap mengandung zat aktif tidak kurang dari batas spesifikasi Anonim, 2001b. Untuk sediaan obat yang dibuat pada skala industri, penyimpanan yang dilakukan dalam waktu lama, dibatasi dengan jangka waktu daya tahan selama 5 tahun. Dalam kasus-kasus tertentu bahkan hanya 3 tahun. Sediaan obat yang dibuat melalui peracikan dan segera diberikan kepada pasien, harus memiliki stabilitas paling tidak beberapa bulan. Akan tetapi untuk preparatif semacam itu umumnya dilakukan pembatasan waktu penyimpanannya Voigt, 1995.

E. Stabilitas Sediaan Padat