Jenis dan Rancangan Penelitian Bahan atau Materi Penelitian Alat-alat Penelitian Analisis Data

25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang uji stabilitas sediaan racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital ini termasuk penelitian non eksperimental.

B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabe l terkendali

Suhu oven yang digunakan untuk menyimpan racikan pulveres parasetamol dan fenobarbital.

2. Variabel tidak terkendali

Kelembapan dari kondisi penyimpanan, homogenitas campuran dan komposisi eksipien.

3. Definisi operasional

a. Sediaan racikan pulveres adalah sediaan racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital dari rumah sakit X . b. Beyond use date adalah masa edar yang tercantum pada kemasan sediaan racikan ulang. c. Expired date adalah masa edar yang tercantum pada kemasan sediaan awalnya atau dari pabrik. d. Shelf life t 90 adalah waktu dimana kadar zat aktif dari suatu sediaan obat masih tersisa 90 . 26

C. Bahan atau Materi Penelitian

Parasetamol standar baku pembanding, fenobarbital standar baku pembanding, racikan pulveres dari rumah sakit X yang berisi 13 tablet parasetamol Indofarma 500 mg parasetamol dan 15 mg fenobarbital Kimia Farma 30 mg fenobarbital, metanol pro analisis E.Merck, aqua bidestilata laboratorium kimia organik, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, dinatrium hidroksi fosfat, asam asetat glassial.

D. Alat-alat Penelitian

Sistem KCKT merk Shimadzu, kolom oktadesilsilan merk Waters Bondapac T M C 18 panjang 30 cm, seperangkat komputer merk COMPAQ, syringe , alat degassing, vakum, penyaring Whatman, membrane Filter Holder, penyaring milipore, mikropipet Socorex, neraca analitik merk Scaltec, alat-alat gelas, oven, termometer.

E. Tata Cara Penelitian 1.

Pembuatan fase gerak dan buffer Fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan campuran metanol p.a dan buffer fosfat pH 3,20 dengan perbandingan 10 : 90 vv. Untuk pembuatan buffer, dilarutkan 7,50 gram Na 2 HPO 4 dalam 500,0 mL aquabidest yang selanjutnya pH dibuat sampai 3,20 dengan asam asetat glassial menggunakan alat potensiometer kemudian ditambah aquabidest sampai 1000,0 ml. 27 Masing- masing perbandingan fase gerak dibuat dalam labu takar 1000,0 ml kemudian digojog dan disaring dengan penyaring Whatman anorganik dengan bantuan pompa vakum. Fase gerak kemudian didegassing selama 15 menit.

2. Pembuatan larutan baku parasetamol dan natrium fenobarbital

a. Pembuatan larutan stok parasetamol. Ditimbang kurang lebih seksama 50 mg serbuk parasetamol dan dilarutkan dengan 3,0 ml metanol p.a kemudian ditambah buffer fosfat pH 3,20 dalam labu ukur 10,00 ml sampai tanda. b. Pembuatan larutan intermediet parasetamol. Diambil 5,0 ml larutan stok dalam labu ukur 10,00 ml dan diencerkan dengan buffer fosfat pH 3,20 sampai tanda. c. Pembuatan larutan stok natrium fenobarbital. Ditimbang kurang lebih seksama 55 mg serbuk natrium fenobarbital dan dilarutkan dengan 5,0 ml metanol p.a kemudian ditambah dengan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu ukur 25,00 ml sampai tanda. d. Pembuatan seri kurva baku parasetamol. Dipipet sebanyak 0,280 ml dan 0,560 ml larutan intermediet parasetamol, dan dipipet sebanyak 0,420; 0,560; dan 0,700 ml larutan stok parasetamol. Masing- masing larutan tersebut kemudian diencerkan dengan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 10,00 ml sampai tanda, sehingga diperoleh 5 seri larutan baku parasetamol 0,07; 0,14; 0,21; 0,28 dan 0,35 mgml. Disaring dengan milipore dan didegassing selama 15 menit. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali. 28 e. Pembuatan seri kurva baku fenobarbital. Dipipet sebanyak 2,30; 2,80; 3,40 dan 4,00 ml larutan stok natrium fenobarbital. Larutan stok fenobarbital digunakan sebagai seri kurva baku ke-5. Masing- masing larutan tersebut kemudian diencerkan dengan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 5,00 ml sampai tanda, sehingga diperoleh 5 seri larutan baku natrium fenobarbital 1,01; 1,25; 1,5; 1,75 dan 2,2mgml. Disaring dengan milipore dan didegassing selama 15 menit. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.

3. Pengambilan Sampel Racikan Pulveres

Pemilihan sampel racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital dari rumah sakit X dengan dosis 13 tablet parasetamol dan 15 mg fenobarbital berdasarkan pada nomor batch yang sama.

4. Uji Stabilitas Kimia

a. Kondisi uji. Uji stabilitas kimia sediaan racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital dilakukan dengan uji stabilitas dipercepat pada 3 peringkat suhu berbeda. Sampel racikan pulveres disimpan dalam oven pada suhu 40 ° C, 50 ° C dan 60 ° C ± 2 ° C dan dilakukan pemeriksaan stabilitas kimia dengan cara penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol selama 7 hari. b. Penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol dari sampel racikan pulveres. Untuk penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol dari sampel racikan pulveres dilakukan penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol tiap hari mulai dari hari ke-0 hari pengambilan sampel sampai hari ke-7 selama 1 29 minggu. Sebanyak 3 sampel 3 bungkus pulveres dari 3 peringkat suhu berbeda yaitu suhu 40 ° C, 50 ° C dan 60 ° C ± 2 ° C diukur kadar fenobarbital dan parasetamol tiap hari. 1 Penetapan kadar fenobarbital Setiap bungkus pulveres ditimbang, digerus dan dilarutkan dengan metanol p.a sebanyak 3,0 ml dan ditambahkan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 10,00 ml. Kemudian dipindahkan ke dalam tabung sentrifuge dan disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Cairan yang bening diambil, disaring dengan milipore dan didegassing selama 15 menit. Kemudian sebanyak 50,0 µl larutan disuntikkan ke dalam sistem KCKT dengan kolom ODS 5 mm x 30 cm menggunakan fase gerak dan kecepatan alir hasil optimasi. Kemudian mengamati kromatogram fenobarbital yang terjadi pada panjang gelombang pengamatan. 2 Penetapan kadar parasetamol Diambil sebanyak 0,1250 ml sampel hasil sentrifuge kemudian ditambahkan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 10,00 ml. Disaring dengan milipore dan didegassing selama 15 menit. Kemudian sebanyak 50,0 µl larutan disuntikkan ke dalam sistem KCKT dengan kolom ODS 5 mm x 30 cm. Menggunakan fase gerak dan kecepatan alir hasil optimasi, kemudian mengamati kromatogram parasetamol yang terjadi pada panjang gelombang pengamatan. 30

F. Analisis Data

Untuk penentuan beyond use date dengan menggunakan 3 peringkat suhu, data hasil penetapan kadar parasetamol dan fenobarbital dari sampel racikan pulveres kemudian digunakan untuk mengetahui orde reaksi dan kecepatan degradasi parasetamol dan fenobarbital pada berbagai suhu percobaan yaitu 40 ° C, 50 ° C dan 60 ° C. Dengan menggunakan persamaan Arrhenius dapat diketahui kecepatan degradasi pada suhu kamar 25 ° C dan besarnya energi aktivasi yang menyertai proses degradasi tersebut. Selanjut nya dapat dihitung waktu kadaluarsa t 90 parasetamol dan fenobarbital masing- masing. Beyond use date masa edar dari racikan pulveres ditentukan berdasarkan waktu kadaluarsa t 90 yang lebih singkat. Untuk penentuan beyond use date dengan menggunakan 1 peringkat suhu, hanya digunakan data kadar parasetamol dan fenobarbital dalam racikan pulveres pada suhu 40 ° C. Racikan pulveres dinyatakan stabil jika tidak terjadi penurunan kadar parasetamol dan fenobarbital lebih dari 10 Anonim, 1995. Untuk penentuan beyond use date berdasarkan sisa 25 expired date dari sediaan tabletnya dihitung dari tanggal pembuatan sampel racikan pulveres atau selama 6 bulan tergantung mana yang lebih singkat. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Optimasi Penetapan Kadar Parasetamol dan Fenobarbital dengan Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT

1. Sistem KCKT

Penetapan kadar parasetamol dan fenobarbital dalam sampel racikan pulveres untuk penentuan kurva baku dan uji stabilitas kimia menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi KCKT. Optimasi penetapan kadar parasetamol dan fenobarbital dalam sampel racikan pulveres untuk penelitian ini adalah mengacu ke hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Lissanta 2007 tentang optimasi dan validasi pemisahan dan penetapan kadar campuran parasetamol dan natrium fenobarbital dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi KCKT. Sistem KCKT yang digunakan untuk optimasi penetapan kadar parasetamol dan fenobarbital pada penelitian tersebut adalah sistem KCKT Shimadzu dengan fase terbalik yaitu dengan menggunakan fase diam kolom ODS C 18 Waters Bondapac T M panjang 30 cm yang bersifat non polar dan fase gerak campuran buffer fosfat pH 3,2 dan metanol p.a dengan perbandingan masing- masing 90 : 10 vv yang bersifat polar. Flow rate yang digunakan dengan kecepatan 1,5 mlmenit, detektor UV-Vis Shimadzu SPD-10 AV dan panjang gelombang pengamatan 236 nm.