Uji Stabilitas Dipercepat Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi

17 efektivitasnya. Sifat mikrobiologis serta sensoriknya dan kondisi galenik sediaan yang dideteksi dengan metode fisika Voigt, 1995.

2. Uji stabilitas dipercepat

Dalam hal ini peraturan kinetika reaksi digunakan, dimana penguraian diperlajari pada suhu tinggi dan tidak pada suhu kamar, yang selanjutnya diekstrapolasikan kepada suhu penyimpanannya. Pada tes paksaan isotermik biasa, bahan obat disimpan dalam berbagai suhu yang tinggi tetapi selama percobaan masing- masing suhu dibuat tetap, dan dalam jangka waktu tertentu, konsentrasi produk penguraian atau kandungan bahan aktif ditentukan Voigt, 1995.

J. Uji Stabilitas Dipercepat

Semua obat akan mengalami dekomposisi seiring dengan jalannya waktu. Instabilitas dari formulasi biasanya diketahui setelah penyimpanan di bawah kondisi normal. Untuk menentukan stabilitas dari formulasi produk ini biasa digunakan high stress seperti temperatur penyimpanan, kelembapan dan intensitas cahaya. Kondisi high stress menyebabkan peningkatan deterionisasi dari produk dan dengan demikian dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk uji ini. Kemungkinan akan lebih banyak data yang bisa dikumpulkan dalam jangka waktu yang pendek dan ketidakpuasan dari formulasi dapat dihilangkan sejak awal dari tes dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk mendapatkan produk yang baik dan dipasarkan Aulton, 2002. 18 Yang menjadi sasaran dari uji stabilitas dipercepat ini adalah : 1. Kecepatan deteksi dari deterionisasi pada awal formulasi yang berbeda tapi pada produk yang sama untuk mendapatkan formulasi yang paling baik. 2. Untuk memprediksi shelf life, merupakan waktu dimana produk tetap stabil ketika disimpan di bawah kondisi normal atau kondisi yang seharusnya. 3. Merupakan syarat dari kontrol kualitas untuk memastikan tidak ada perubahan yang tidak diharapkan ketika penyimpanan Aulton, 2002. Studi degradasi mempunyai beberapa karakteristik : 1. Bentuk solid atau larutan. 2. Melibatkan kondisi dimana lebih tinggi dari tes akselerasi misalnya 40 o C ; kelembapan relatif =75, pH tinggi atau rendah dan oksidasi. 3. Termasuk kondisi untuk analisis degradasi secara termolisis, hidrolisis, oksidasi, fotolisis dari bahan obat dan produk obat. 4. Diambil dari 1 batch material Reynolds, Facchine, Mullaney, Alsante, Hatajik, Motto, 2002. Tabel I. Kondisi dan periode waktu penyimpanan untuk uji stabilitas jangka lama dan dipercepat Kondisi Periode waktu minimal Tes jangka lama 25 o C ± 2 o C RH 60 ± 5 12 bulan Tes dipercepat 40 o C ± 2 o C RH 75 ± 5 6 bulan 19

K. Orde Reaksi Kimia

Orde reaksi kimia dapat menunjukkan bentuk dari profil konsentrasi- waktu dari obat atau produk obat, dimana tetapan kecepatan reaksi dapat ditentukan dari slopenya Connors dkk, 1986. Orde reaksi dapat ditentukan dengan beberapa metode, yaitu :

1. Metode substitusi

Data [D] dan T disubstitusikan ke dalam persamaan orde reaksi orde 0, 1, 2. Jika harga k yang tetap konstan dalam batas-batas variasi percobaan, maka reaksi dianggap berjalan sesuai dengan orde tersebut Martin, Swarbrick, Cammarata, 1993.

2. Metode grafik

Pada metode ini diplot dari berbagai fungsi konsentrasi ordinat terhadap waktu absis. Reaksi mengikuti orde-nol jika konsentrasi diplot terhadap t dan didapatkan garis lurus, reaksi adalah orde-pertama bila log a – x terhadap t menghasilkan garis lurus, reaksi adalah orde-kedua bila 1a – x diplot terhadap t jika konsentrasi mula-mula sama akan memberikan garis lurus Martin dkk, 1993. Penghitugan shelf life atau waktu kadaluarsa adalah tidak terjadi perubahan kadar lebih dari 10 - 20. Tanggal kadaluarsa dari produk obat umumnya berdasarkan asums i kinetik orde nol atau orde 1 Connors dkk, 1986. 20 Tabel II. Persamaan reaksi,waktu-paruh, dan shelf life masing-masing orde reaksi Orde Persamaan Reaksi Persamaan waktu paruh Persamaan s helf life waktu kadaluarsa [ ] [ ] t D D k − = [ ] 90 5 , k D t = [ ] 90 1 , k D t = 1 [ ] [ ] D D Log t k 1 303 , 2 = k t 693 , 2 1 = 1 90 105 , k t = 2 kt x a a x = − k t 2 1 2 1 = -

L. Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi

Peningkatan suhu maka kecepatan reaksi juga akan meningkat. Menurut persamaan Van Hoff peningkatan suhu sebesar 10 o K akan menyebabkan kenaikan reaksi rata-rata dua sampai empat kali. Peraturan yang lebih eksak untuk ketergantungan kecepatan reaksi akan suhu dapat dirumuskan melalui persamaan Arrhenius Voigt, 1995. Kecepatan reaksi dirumuskan oleh persamaan yang ditemukan oleh Arrhenius. k = Ae –ERT 2 Ln k = ln A –ERT 3 Log k = log A – E2,303.R.T 4 E = Energi Aktivasi J.mol -1 21 A= Faktor Frekuensi, Faktor jumlah tumbukan R = Konstanta gas universal T = Suhu mutlak K e = Basis logaritmik naturalis 2,718 k = Konstanta kecepatan reaksi Voigt, 1995. Untuk menentukan ketergantungan kecepatan reaksi terhadap suhu maka harga k dapat ditentukan dari berbagai suhu dimana minimal tiga peringkat suhu Voigt, 1995. Kecepatan reaksi kimia tergantung pada jumlah terjadinya tumbukan dua molekul atau atom yang kemudian menghasilkan produk. Peningkatan temperatur akan menyebabkan peningkatan tumbukan sehingga terjadi peningkatan kecepatan reaksi Connors dkk, 1986.

M. Analisis Kestabilan Yang Dipercepat