27
Masing- masing perbandingan fase gerak dibuat dalam labu takar 1000,0 ml kemudian digojog dan disaring dengan penyaring Whatman anorganik dengan
bantuan pompa vakum. Fase gerak kemudian didegassing selama 15 menit.
2. Pembuatan larutan baku parasetamol dan natrium fenobarbital
a. Pembuatan larutan stok parasetamol. Ditimbang kurang lebih seksama 50 mg serbuk parasetamol dan dilarutkan dengan 3,0 ml metanol p.a
kemudian ditambah buffer fosfat pH 3,20 dalam labu ukur 10,00 ml sampai tanda. b. Pembuatan larutan intermediet parasetamol. Diambil 5,0 ml larutan
stok dalam labu ukur 10,00 ml dan diencerkan dengan buffer fosfat pH 3,20 sampai tanda.
c. Pembuatan larutan stok natrium fenobarbital. Ditimbang kurang lebih seksama 55 mg serbuk natrium fenobarbital dan dilarutkan dengan 5,0 ml
metanol p.a kemudian ditambah dengan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu ukur 25,00 ml sampai tanda.
d. Pembuatan seri kurva baku parasetamol. Dipipet sebanyak 0,280 ml dan 0,560 ml larutan intermediet parasetamol, dan dipipet sebanyak 0,420; 0,560;
dan 0,700 ml larutan stok parasetamol. Masing- masing larutan tersebut kemudian diencerkan dengan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 10,00 ml sampai tanda,
sehingga diperoleh 5 seri larutan baku parasetamol 0,07; 0,14; 0,21; 0,28 dan 0,35 mgml. Disaring dengan milipore dan didegassing selama 15 menit.
Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
28
e. Pembuatan seri kurva baku fenobarbital. Dipipet sebanyak 2,30; 2,80; 3,40 dan 4,00 ml larutan stok natrium fenobarbital. Larutan stok fenobarbital
digunakan sebagai seri kurva baku ke-5. Masing- masing larutan tersebut kemudian diencerkan dengan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 5,00 ml
sampai tanda, sehingga diperoleh 5 seri larutan baku natrium fenobarbital 1,01; 1,25; 1,5; 1,75 dan 2,2mgml. Disaring dengan milipore dan didegassing selama
15 menit. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
3. Pengambilan Sampel Racikan Pulveres
Pemilihan sampel racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital
dari rumah sakit X dengan dosis 13 tablet parasetamol dan 15 mg fenobarbital berdasarkan pada nomor batch yang sama.
4. Uji Stabilitas Kimia
a. Kondisi uji. Uji stabilitas kimia sediaan racikan pulveres campuran parasetamol dan fenobarbital dilakukan dengan uji stabilitas dipercepat pada 3
peringkat suhu berbeda. Sampel racikan pulveres disimpan dalam oven pada suhu 40
° C, 50
° C dan 60
° C ± 2
° C dan dilakukan pemeriksaan stabilitas kimia dengan
cara penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol selama 7 hari. b. Penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol dari sampel racikan
pulveres. Untuk penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol dari sampel racikan pulveres
dilakukan penetapan kadar fenobarbital dan parasetamol tiap hari mulai dari hari ke-0 hari pengambilan sampel sampai hari ke-7 selama 1
29
minggu. Sebanyak 3 sampel 3 bungkus pulveres dari 3 peringkat suhu berbeda yaitu suhu 40
° C, 50
° C dan 60
° C ± 2
° C diukur kadar fenobarbital dan parasetamol
tiap hari. 1 Penetapan kadar fenobarbital
Setiap bungkus pulveres ditimbang, digerus dan dilarutkan dengan metanol p.a sebanyak 3,0 ml dan ditambahkan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar
10,00 ml. Kemudian dipindahkan ke dalam tabung sentrifuge dan disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Cairan yang bening diambil,
disaring dengan milipore dan didegassing selama 15 menit. Kemudian sebanyak 50,0 µl larutan disuntikkan ke dalam sistem KCKT dengan kolom
ODS 5 mm x 30 cm menggunakan fase gerak dan kecepatan alir hasil optimasi. Kemudian mengamati kromatogram fenobarbital yang terjadi pada
panjang gelombang pengamatan. 2 Penetapan kadar parasetamol
Diambil sebanyak 0,1250 ml sampel hasil sentrifuge kemudian ditambahkan buffer fosfat pH 3,20 dalam labu takar 10,00 ml. Disaring dengan milipore dan
didegassing selama 15 menit. Kemudian sebanyak 50,0 µl larutan disuntikkan ke dalam sistem KCKT dengan kolom ODS 5 mm x 30 cm. Menggunakan
fase gerak dan kecepatan alir hasil optimasi, kemudian mengamati kromatogram parasetamol yang terjadi pada panjang gelombang pengamatan.
30
F. Analisis Data