11
Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah labilitas bahan obat dan bahan
pembantunya sendiri yang dihasilkan oleh bangun kimiawi dan kimia fisikanya. Kedua adalah faktor luar seperti suhu, kelembapan udara dan cahaya yang dapat
menginduksi atau mempercepat jalanya reaksi. Hal penting lainnya adalah kemasan, khususnya jika digunakan wadah yang terbuat dari bahan sintetis
Voigt, 1995. Masa edar didefinisikan sebagai periode waktu yang ditetapkan pada
tingkat konfidensi 95 bahwa dalam periode waktu tersebut produk tetap mengandung zat aktif tidak kurang dari batas spesifikasi Anonim, 2001b.
Untuk sediaan obat yang dibuat pada skala industri, penyimpanan yang dilakukan dalam waktu lama, dibatasi dengan jangka waktu daya tahan selama 5 tahun.
Dalam kasus-kasus tertentu bahkan hanya 3 tahun. Sediaan obat yang dibuat melalui peracikan dan segera diberikan kepada pasien, harus memiliki stabilitas
paling tidak beberapa bulan. Akan tetapi untuk preparatif semacam itu umumnya dilakukan pembatasan waktu penyimpanannya Voigt, 1995.
E. Stabilitas Sediaan Padat
Degradasi dari sediaan padat dapat terjadi dengan adanya pelarut. Sumber pelarut kemungkinan dapat berasal dari :
1. Solvat atau hidrat yang terbebas karena waktu dan suhu yang tidak stabil. 2. Lelehan dari obat atau bahan tambahan dalam formulasi yang mempunyai titik
lebur yang lebih rendah.
12
3. Sisa lembab atau pelarut dari granulasi basah. 4. Lembab yang terabsorbsi oleh bahan tambahan dari udara seperti tepung,
laktosa atau mikrokristalin selulosa Connors dkk, 1986.
Dekomposisi kimia dari obat sediaan padat dapat dibedakan menjadi 4 kategori yaitu solvolisis, oksidasi, fotolisis dan pirolisis. Degradasi dari sediaan
padat mempunyai bentuk kurva sigmoid gambar 3 dengan lag fase yang kemudian dilanjutkan pada fase akselerasi dan deakselerasi Connors dkk, 1986.
Gambar 3. Kinetika dari dekomposisi sediaan padat Connors dkk, 1986
F. Teori Status Transisi
Suatu reaksi dari reaktan menjadi produk akan melewati suatu tahap dimana energi lebih tinggi dari awalnya sehingga akan mencegah pembentukan
produk secara tiba-tiba atau yang disebut energi aktivasi. Kecepatan reaksi dari produk membentuk reaktan berdasarkan 2 asumsi yaitu:
1. Reaktan yang membentuk produk harus lewat status transisi yang mempunyai energi yang lebih besar dari status awalakhir gambar 4.
13
2. Kecepatan reaksi berbanding lurus dengan kadar molekul di status transisi Connors dkk, 1986.
Gambar 4. Teori status transisi Connors dkk, 1986
G. Beyond Use Date
Definisi dari beyond use date berdasarkan USP adalah tangga l dimana sediaan racikan tersebut seharusnya tidak digunakan lagi dan ditentukan dari
waktu dimana sediaan tersebut dibuat, karena ditujukan untuk penyaluran segera atau masa penyimpanan yang singkat. Berdasarkan USP 795, label pada wadah
dan kemasan sediaan racikan ulang harus mencantumkan beyond use date. Beyond use date
mungkin ditentukan dengan kriteria yang berbeda dari expired date
pada produk obat pabrik. Good pharmacy practice mengharuskan pencantuman beyond use date pada semua preparasi campuran Kupiec, 2003.
14
H. Penentuan Beyond Use Date