Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

pada pelat kecil ialah uap iodium, pemakaian sinar UV pada senyawa yang berfluoresensi, dan pemakaian sinar UV pada lapisan yang mengandung indikator fluoresensi Gritter et al, 1991. Identifikasi dari senyawa-senyawa yang terpisah pada lapisan tipis lebih baik dikerjakan dengan pereaksi kimia dan reaksi-reaksi warna. Tetapi lazimnya untuk identifikasi menggunakan harga R f , harga R f didefinisikan sebagai berikut: Jarak dari totolan sampai titik tengah bercak Harga R f = Jarak pengembangan Harga-harga R f untuk senyawa-senyawa murni dapat dibandingkan dengan harga- harga R f standar. Harga-harga R f untuk berbagai campuran dari fase gerak dan fase diam juga dapat diperoleh dan dibandingkan dengan harga standar untuk senyawa yang campuran Sastrohamidjojo,2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan bercak dalam KLT yang juga mempengaruhi harga R f adalah struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan, sifat dari penjerap dan derajat aktifitasnya, tebal dan kerataan dari lapisan penjerap, pelarut dan derajat kemurnian fase gerak, derajat kejenuhan dari uap dalam bejana pengembangan yang digunakan, teknik percobaan, jumlah cuplikan yang digunakan, suhu, kesetimbangan antara atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut Sastrohamidjojo, 2002.

E. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Kromatografi lapis tipis preparatif KLTP merupakan salah satu metode pemisahan yang memerlukan biaya yang murah dan memakai peralatan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sederhana. Walaupun KLTP dapat memisahkan bahan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah miligram Hostettmann, Hostettmann, and Marston, 1995. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memeriksa pengaruh ketebalan fase diam terhadap kualitas pemisahan Stahl,1985 tetapi ketebalan yang sering dipakai ialah 0,5-2 mm. Ukuran pelat kromatografi biasanya 20x20cm atau 20x40cm. Pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran pelat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan KLTP. Fase diam yang paling umum ialah silika gel dan dipakai untuk pemisahan campuran senyawa lipofil maupun campuran senyawa hidrofil Hostettmann et al,1995. Cuplikan dilarutkan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada pelat KLTP. Pelarut yang baik ialah pelarut atsiri heksana, diklorometana, etil asetat, karena jika pelarut kurang atsiri terjadi pelebaran pita. Konsentrasi cuplikan harus sekitar 5-10. Cuplikan ditotolkan berupa pita yang harus sesempit mungkin karena pemisahan bergantung pada lebar pita. Penotolan dapat dilakukan dengan tangan pipet tetapi lebih baik dengan penotol otomatis Camag, Desaga, dsb. Untuk pita yang terlalu lebar, dapat dilakukan pemekatan dengan cara pengembangan memakai pelarut polar sampai kira-kira 2 cm di atas tempat penotolan. Kemudian pelat dikeringkan dan dielusi dengan pelarut yang diinginkan Hostettmann et al,1995. Cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan berupa garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar dan dikembangkan secara tegak lurus pada garis cuplikan sehingga campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Pita ditampakkan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cara yang tidak merusak jika senyawa itu tanpa warna dan fase diam yang mengandung pita dikerok dari pelat kaca. Kemudian cuplikan dielusi dari fase diam dengan pelarut polar. Cara ini berguna untuk memisahkan campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murni Gritter et al,1991.

F. Keterangan Empiris