21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini tergolong dalam penelitian yang bersifat non eksperimental, karena di dalam penelitian ini tidak dilakukan manipulasi atau intervensi terhadap
subyek uji.
B. Definisi Operasional
Definisi yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1.
Krokot yang digunakan adalah krokot yang berbatang kemerahan, bunga berwarna kuning mekar pada jam 8-10 pagi dan layu menjelang sore, daun
tunggal dan berbentuk bulat telur, tebal, berdaging, dan permukaan atas berwarna hijau tua sedangkan permukaan bawah merah tua.
2. Herba krokot yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagian dari tanaman
krokot yang berada di atas permukaan tanah daun, batang, bunga, dan buah. 3.
Isolasi tanin adalah proses pemisahan senyawa tanin yang terdapat dalam herba krokot dengan metode KLT preparatif.
4. Identifikasi tanin adalah uji kualitatif keberadaan tanin secara uji pengendapan
dan penentuan jenisnya dengan menggunakan metode KLT, uji pengendapan, dan reaksi warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Uji pengendapan yang dimaksud adalah uji untuk mengetahui identitas tanin
pada krokot dengan penambahan Pb asetat 10, penambahan asam asetat : Pb asetat 2:1, dan penambahan putih telur.
6. Uji warna adalah uji ada atau tidaknya proantosianidin yang menghasilkan
warna pada penambahan HCl dan dipanaskan.
C. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat penelitian
Alat-alat gelas Pyrex, timbangan elektrik Metler Toledo, pisau stainless steel
, peralatan kromatografi lapis tipis, oven, waterbath Memmert, lampu ultra violet
UV dengan λ 254 nm dan 365 nm, corong Buchner, shaker Innova
TM
2100 , sintered glass, dan alat fotografi.
2. Bahan penelitian
Semua bahan kimia yang digunakan pada penelitian ini berderajat pro analisa p.a kecuali disebut khusus.
a. Bahan yang diteliti : herba krokot.
b. Bahan yang diperlukan dalam penelitian : KOH, NaCl, tanin, gelatin, HCl,
silika gel GF 254, n-butanol, asam asetat, akuades, etil asetat, metanol, asam
formiat, etanol, protoleum eter, aseton, dan Pb asetat.
D. Tahapan Penelitian
1. Determinasi tumbuhan
Determinasi tumbuhan dilakukan dengan acuan Van Steenis,1992.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pengumpulan bahan
Bahan uji berupa tanaman krokot yang tumbuh liar di daerah pinggir jalan selokan Babarsari, Yogyakarta. Krokot yang diambil mempunyai bunga berwarna
kuning, berbatang kemerahan, daunnya berbentuk bulat telur, pada bagian atas berwarna hijau tua sedangkan bagian bawahnya berwarna merah tua.
Pengumpulan pada bulan Januari dan pengambilannya pukul 9 pagi.
3. Uji pendahuluan
Herba krokot 20g dirajang halus dengan ukuran maksimal 0,5 cm menggunakan pisau stainless steel ditambah air 40ml dipanaskan selama 30
menit di atas waterbath. Larutan disaring dengan kapas. Bila larutan berwarna kuning sampai merah menunjukkan adanya senyawa yang mengandung kromofor
flavonoida, antrakinon, dan sebagainya, dengan gugus hidrofilik gula, asam, fenolat, dan sebagainya. Pada penambahan beberapa tetes larutan KOH warna
larutan menjadi lebih intensif.
4. Uji pengendapan
Sejumlah 15 g herba krokot yang dirajang halus dengan ukuran maksimal 0,5 cm menggunakan pisau stainless steel dipanaskan dengan 30 ml air selama 30
menit di atas penangas air kemudian disaring. Diambil 5 ml filtrat kemudian ditambah larutan NaCl 2. Bila terjadi suspensi atau endapan disaring melalui
kertas saring, kemudian filtrat ditambah gelatin 1 sebanyak 5ml. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya tanin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Deteksi tanin terkondensasi proantosianidin
Herba krokot dirajang halus kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan direndam dengan HCl 2M, dipanaskan di atas penangas air selama 5 menit,
kemudian didinginkan. Jika positif ada proantosianidin akan terbentuk warna merah Harborne, 1987.
6. Penyarian
Sebelum diisolasi, terlebih dahulu dilakukan penyarian dengan cara maserasi terhadap rajangan herba krokot. Caranya dengan merendam rajangan
herba krokot 20g menggunakan pelarut petroleum eter kemudian larutan petroleum eter dibuang dan dilanjutkan dengan pelarut air : aseton 30:70
sebanyak 40ml dalam erlenmeyer selama satu hari dengan proses pengadukan sampai menjadi bubur cair. Ekstraksi ini dilakukan sebanyak 5 erlenmeyer.
Campuran dipisahkan dengan corong Buchner dibantu dengan penghisapan. Ekstrak yang didapat kemudian diuapkan sampai mengental. Selanjutnya
dilakukan dengan uji identifikasi dengan KLT. 7.
Pemeriksaan tanin dengan KLT
Ekstrak kental dibuat konsentrasi 2 dengan cara diencerkan. Kemudian ditotolkan pada fase diam silika gel GF
254
yang terlebih dahulu sudah diaktifkan dalam oven dengan suhu kira-kira 100ºC selama 30 menit Sastrohamidjojo,2002
supaya fase diam benar-benar bebas dari air. Setelah totolan kering, lempeng KLT dikembangkan dalam bejana jenuh yang berisi fase gerak. Penjenuhan bejana
dilakukan dengan memasukkan kertas saring yang dipotong seukuran setengah keliling bejana dengan posisi vertikal pada bejana yang terisi fase gerak. Bejana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dianggap jenuh bila kertas saring sudah terbasahi seluruhnya oleh fase gerak. Pengembangan dilakukan sampai batas jarak pengembangan.
Fase gerak yang digunakan adalah n-butanol, asam asetat, air 4:1:5vv; etil asetat, metanol, air 100:16,5:13,5vv; etil asetat, asam formiat, asam asetat,
air 100:11:11:27vv dan fase diam silika gel GF 254. Deteksi awal bercak dilakukan di bawah sinar UV 254 nm dan 365 nm. Apabila bercak belum jelas
dapat diperjelas dengan disemprot pereaksi FeCl
3
menghasilkan bercak berwarna hijau, biru,ungu, atau hitam.
Dari hasil KLT yang didapat kemudian dipilih yang harga R
f
-nya paling mendekati standart tanin dan yang hasil pemisahan senyawanya terbaik.
8. Isolasi senyawa dengan KLT preparatif
Ekstrak air yang ditotolkan berupa garis pada fase diam. Selanjutnya dikembangkan dengan fase gerak yang paling cocok diantara ketiga fase gerak
dari pemeriksaan awal dengan jarak pengembangan 10 cm. Bercak yang terbentuk dilihat dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm, kemudian dikerok dan dikumpulkan
lalu disari dengan air : aseton 30:70.
9. Uji Identifikasi tanin
a. Penambahan Pb asetat 10.
Setengah gram isolat dipanaskan dengan 5 ml air selama 30 menit kemudian disaring. Filtrat 2,5 ml ditambah larutan Pb asetat 10 sebanyak 2,5
ml. Jika positif tanin akan terbentuk endapan Robinson, 1995.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Uji pengendapan.
Larutan encer tanin terkondensasi akan mengendap dengan penambahan putih telur ayam dengan pH antara 3 sampai 6 Harborne, 1987.
c. Uji untuk membedakan tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi
Dalam larutan tanin 0,4 yang sudah disaring ditambahkan asam asetat dan Pb asetat 2:1 vv. Jika terjadi endapan setelah 5 menit berarti tanin
terhidrolisiskan, tetapi jika tetap berupa larutan berarti tanin terkondensasi. Bandingkan dengan larutan asam tanat 0,4 yang diberi perlakuan yang sama.
E. Tata Cara Analisis Hasil
Data yang telah diperoleh berupa data kualitatif dan akan dipaparkan secara eksploratif deskriptif.
Analisis kandungan kimia herba krokot, dalam hal ini untuk mengetahui jenis tanin dilakukan dengan uji pendahuluan dan pemeriksaan tanin dengan KLT;
yaitu dengan cara membandingkan warna dan fluoresensi bercak serta hRf dari ekstrak herba krokot dan senyawa pembanding asam tanat secara kualitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tumbuhan Krokot
Krokot yang digunakan dalam penelitian ini dideterminasi terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tanaman yang diteliti sesuai dengan
yang dimaksud, sehingga tidak terjadi kekeliruan jenis tanaman yang digunakan dalam penelitian ini. Determinasi dilakukan menggunakan acuan Van
Steenis,1992. Berdasarkan hasil determinasi dapat disimpulkan bahwa tanaman krokot
yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar yaitu Portulaca oleracea L lampiran 1.
B. Pengumpulan Bahan
Penelitian ini menggunakan herba krokot yang diambil dari daerah Babarsari, tanaman krokot ini merupakan gulma yang tumbuh liar di pinggir
selokan dan pinggir jalan pada tanah yang lembab, mempunyai bunga berwarna kuning lampiran 2. Herba yang digunakan pada penelitian ini adalah herba
segar. Hal ini dikarenakan herba krokot mengandung banyak air sehingga apabila dikeringkan membutuhkan waktu yang lama dan memungkinkan herba menjadi
busuk. Selain itu Harborne 1987 menyebutkan bahwa ektraksi tanin dengan simplisia kering akan mengurangi jumlah zatnya dalam ekstrak karena terjadi
perlekatan tanin pada tempatnya di dalam sel. Pengumpulan herba krokot ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI