Gambar 11. Foto deteksi tanin terkondensasi
F. Penyarian
Metode penyarian yang digunakan ialah maserasi. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari Anonim,1986.
Herba krokot disari menggunakan campuran air : aseton 30:70, karena tanin mudah larut dalam larutan campuran air : aseton 30:70. Pertama-tama herba
krokot disari menggunakan petroleum eter selama 30 menit. Petroleum eter bersifat non polar, penyarian ini dimaksudkan untuk melarutkan senyawa-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
senyawa yang bersifat non polar seperti lemak, lilin, dan klorofil. Penyarian kemudian dilanjutkan menggunakan cairan penyari air : aseton 30:70 selama
1hari dibantu dengan pengadukan. Mekanisme penyarian dengan metode maserasi yaitu cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dengan yang di luar sel Anonim,1986. Penyarian dengan cara maserasi ini dilakukan dengan pengadukan. Pengadukan yang dilakukan dalam
percobaan ini menggunakan bantuan shaker, yaitu mesin pengaduk yang terus menerus berputar selama 1hari. Proses pengadukan ini berfungsi untuk
mempercepat waktu maserasi. Proses penyarian ini menghasilkan ekstrak cair yang berwarna coklat tua,
kemudian ekstrak cair ini dipekatkan di atas penangas air hingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental inilah yang kemudian digunakan untuk deteksi adanya
senyawa tanin dengan menggunakan KLT dan KLTP.
G. Pemeriksaan Tanin dengan KLT
Pemeriksaan tanin dengan KLT pada ekstrak herba krokot diawali dengan pemilihan fase gerak dan fase diam yang sesuai. Fase gerak dan fase diam yang
sesuai dapat diketahui dengan melihat terbentuknya bercak yang saling terpisah setelah pengembangan. Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF
254
, dengan fase gerak n-butanol, asam asetat, air 4:1:5vv; etil asetat, metanol, air
100:16,5:13,5vv; serta etil asetat, asam formiat, asam asetat, air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100:11:11:27vv. Dari hasil penelitian di dapatkan fase gerak yang paling sesuai untuk pemeriksaan tanin dengan KLT pada ekstrak herba krokot yaitu n-butanol,
asam asetat, air 4:1:5vv BAW, karena totolan yang dikembangkan pada fase gerak BAW memiliki bercak pemisahan yang baik gambar 13.
Hasil yang didapat pada pengembangan dengan fase gerak BAW terlihat lima bercak. Deteksi yang dilakukan dengan lampu UV 254 nm dan 365 nm, serta
disemprot menggunakan pereaksi FeCl
3
. Penyemprotan FeCl
3
pada tanin terhidrolisis menampakkan bercak berwarna biru-kehitaman dan pada tanin
terkodensasi menampakkan bercak berwarna hijau-kecoklatan Bruneton,1999, hal ini karena terbentuknya komplek logam Fe dengan senyawa fenol gambar
12.
O Fe
O O
Gambar 12. Komplek logam Fe dengan senyawa fenol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 13. Hasil KLT dengan tiga fase gerak yang berbeda
Keterangan : Fase diam
: silika gel GF
254
Fase gerak : a. n-butanol, asam asetat, air 4:1:5vv
b. etil asetat, metanol, air 100:16,5:13,5vv c. etil asetat, asam formiat, asam asetat, air
100:11:11:27vv Pembanding
: asam tanat Cp Cs
: sampel Penampak bercak : sinar UV 365 nm
a b
c 1,00
0,00 0,50
Rf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III. Hasil kromatogram KLT dengan menggunakan fase diam silika gel GF
254
dan fase gerak n-butanol, asam asetat, air 4:1:5vv
Warna bercak Nama bercak
No bercak
hRf UV
254nm UV
365nm Sinar tampak
dengan penyemprotan
FeCl
3
Cp pembanding
- 65
Kelabu Ungu
kecoklatan Ungu kecoklatan
1 11
Kelabu Cokelat
Cokelat 2
43 Kelabu
Cokelat muda
Coklat muda 3
52 Kelabu
Cokelat Cokelat
4 69
Kelabu Ungu
kecoklatan Ungu kecoklatan
Cs sampel
5 91
Hijau Kelabu
Hijau kecoklatan
Dari hasil kromatogram gambar14, dapat dilihat bahwa bercak ke empat mempunyai harga Rf yang hampir sama dengan bercak pembanding. Pembanding
yang digunakan adalah asam tanat 2. Asam tanat termasuk jenis tanin terhidrolisis. hRf bercak keempat sampel adalah 69 sedangkan bercak asam tanat
2 yaitu 65, harga hRf ini hampir sama dan juga warna bercak yang dihasilkan sama yaitu ungu kecoklatan. Robinson 1995 menyebutkan bahwa identifikasi
tanin dengan ion logam, misalnya FeCl
3
menghasilkan warna violet-biru, sehingga dapat disimpulkan bercak keempat tersebut adalah bercak tanin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 14. Hasil KLT dengan fase gerak n-butanol, asam asetat, air 4:1:5vv
Keterangan : Fase diam
: silika gel GF
254
Pembanding : asam tanat Cp
Cs : sampel
Penampak bercak : sinar UV 254 nm
Sifat tanin cenderung polar, biasanya senyawa polar menggunakan fase diam yang non polar dan fase geraknya polar. Penelitian ini pernah menggunakan
0,00 0,50
1,00
1 2
3 4
5 Rf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fase diam selulosa tetapi bercak yang tampak berada di batas atas pengembangan tidak memisah sehingga menggunakan fase diam silika gel yang sifatnya polar
supaya senyawa dalam ekstrak dapat sedikit tertahan pada fase diam sehingga dapat menampakkan pemisahan bercak yang baik. Fase gerak yang digunakan
adalah BAW yang sifatnya cenderung kurang polar dibandingkan dengan 2 fase gerak yang lainnya. Penggunaan BAW sebagai fase gerak dapat menampakkan
bercak pemisahan yang lebih baik dari 2 fase gerak yang lain gambar 13. Hal ini karena senyawa-senyawa yang ingin dipisahkan tidak ikut fase geraknya dapat
tertahan pada fase diam sehingga tampak pemisahan bercak yang baik.
H. Isolasi Senyawa dengan KLT Preparatif