Determinasi tumbuhan Pengumpulan bahan Uji pendahuluan Uji pengendapan Deteksi tanin terkondensasi proantosianidin Penyarian

5. Uji pengendapan yang dimaksud adalah uji untuk mengetahui identitas tanin pada krokot dengan penambahan Pb asetat 10, penambahan asam asetat : Pb asetat 2:1, dan penambahan putih telur. 6. Uji warna adalah uji ada atau tidaknya proantosianidin yang menghasilkan warna pada penambahan HCl dan dipanaskan.

C. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat penelitian

Alat-alat gelas Pyrex, timbangan elektrik Metler Toledo, pisau stainless steel , peralatan kromatografi lapis tipis, oven, waterbath Memmert, lampu ultra violet UV dengan λ 254 nm dan 365 nm, corong Buchner, shaker Innova TM 2100 , sintered glass, dan alat fotografi.

2. Bahan penelitian

Semua bahan kimia yang digunakan pada penelitian ini berderajat pro analisa p.a kecuali disebut khusus. a. Bahan yang diteliti : herba krokot. b. Bahan yang diperlukan dalam penelitian : KOH, NaCl, tanin, gelatin, HCl, silika gel GF 254, n-butanol, asam asetat, akuades, etil asetat, metanol, asam formiat, etanol, protoleum eter, aseton, dan Pb asetat.

D. Tahapan Penelitian

1. Determinasi tumbuhan

Determinasi tumbuhan dilakukan dengan acuan Van Steenis,1992. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pengumpulan bahan

Bahan uji berupa tanaman krokot yang tumbuh liar di daerah pinggir jalan selokan Babarsari, Yogyakarta. Krokot yang diambil mempunyai bunga berwarna kuning, berbatang kemerahan, daunnya berbentuk bulat telur, pada bagian atas berwarna hijau tua sedangkan bagian bawahnya berwarna merah tua. Pengumpulan pada bulan Januari dan pengambilannya pukul 9 pagi.

3. Uji pendahuluan

Herba krokot 20g dirajang halus dengan ukuran maksimal 0,5 cm menggunakan pisau stainless steel ditambah air 40ml dipanaskan selama 30 menit di atas waterbath. Larutan disaring dengan kapas. Bila larutan berwarna kuning sampai merah menunjukkan adanya senyawa yang mengandung kromofor flavonoida, antrakinon, dan sebagainya, dengan gugus hidrofilik gula, asam, fenolat, dan sebagainya. Pada penambahan beberapa tetes larutan KOH warna larutan menjadi lebih intensif.

4. Uji pengendapan

Sejumlah 15 g herba krokot yang dirajang halus dengan ukuran maksimal 0,5 cm menggunakan pisau stainless steel dipanaskan dengan 30 ml air selama 30 menit di atas penangas air kemudian disaring. Diambil 5 ml filtrat kemudian ditambah larutan NaCl 2. Bila terjadi suspensi atau endapan disaring melalui kertas saring, kemudian filtrat ditambah gelatin 1 sebanyak 5ml. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya tanin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Deteksi tanin terkondensasi proantosianidin

Herba krokot dirajang halus kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan direndam dengan HCl 2M, dipanaskan di atas penangas air selama 5 menit, kemudian didinginkan. Jika positif ada proantosianidin akan terbentuk warna merah Harborne, 1987.

6. Penyarian

Sebelum diisolasi, terlebih dahulu dilakukan penyarian dengan cara maserasi terhadap rajangan herba krokot. Caranya dengan merendam rajangan herba krokot 20g menggunakan pelarut petroleum eter kemudian larutan petroleum eter dibuang dan dilanjutkan dengan pelarut air : aseton 30:70 sebanyak 40ml dalam erlenmeyer selama satu hari dengan proses pengadukan sampai menjadi bubur cair. Ekstraksi ini dilakukan sebanyak 5 erlenmeyer. Campuran dipisahkan dengan corong Buchner dibantu dengan penghisapan. Ekstrak yang didapat kemudian diuapkan sampai mengental. Selanjutnya dilakukan dengan uji identifikasi dengan KLT. 7. Pemeriksaan tanin dengan KLT Ekstrak kental dibuat konsentrasi 2 dengan cara diencerkan. Kemudian ditotolkan pada fase diam silika gel GF 254 yang terlebih dahulu sudah diaktifkan dalam oven dengan suhu kira-kira 100ºC selama 30 menit Sastrohamidjojo,2002 supaya fase diam benar-benar bebas dari air. Setelah totolan kering, lempeng KLT dikembangkan dalam bejana jenuh yang berisi fase gerak. Penjenuhan bejana dilakukan dengan memasukkan kertas saring yang dipotong seukuran setengah keliling bejana dengan posisi vertikal pada bejana yang terisi fase gerak. Bejana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dianggap jenuh bila kertas saring sudah terbasahi seluruhnya oleh fase gerak. Pengembangan dilakukan sampai batas jarak pengembangan. Fase gerak yang digunakan adalah n-butanol, asam asetat, air 4:1:5vv; etil asetat, metanol, air 100:16,5:13,5vv; etil asetat, asam formiat, asam asetat, air 100:11:11:27vv dan fase diam silika gel GF 254. Deteksi awal bercak dilakukan di bawah sinar UV 254 nm dan 365 nm. Apabila bercak belum jelas dapat diperjelas dengan disemprot pereaksi FeCl 3 menghasilkan bercak berwarna hijau, biru,ungu, atau hitam. Dari hasil KLT yang didapat kemudian dipilih yang harga R f -nya paling mendekati standart tanin dan yang hasil pemisahan senyawanya terbaik.

8. Isolasi senyawa dengan KLT preparatif