1. Perbandingan Kolesterol Total terhadap
Abdominal Skinfold Thickness
Melalui analisis statistika, diperoleh nilai p=0,292 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total pada
kelompok responden pria dengan
abdominal skinfold thickness
30,67 mm dan kelompok dengan
abdominal skinfold thickness
≥30,67 mm. Hasil analisis statistika pada responden wanita diperoleh nilai p=0,329 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total pada kelompok responden wanita dengan
abdominal skinfold thickness
24,67 mm dan kelompok dengan
abdominal skinfold thickness
≥24,67 mm. Perbedaan yang tidak bermakna tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok
abdominal skinfold thickness
, baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan kardiovaskuler.
Pada penelitian Jain,
and
Koley 2009 menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara
abdominal skinfold thickness
dan kolesterol total pada wanita berusia 40-60 tahun dengan nilai p0,05. Hasil tersebut juga didukung
penelitian Utami 2012 yang menunjukkan nilai p=0,532.
Skinfold thickness
merupakan salah satu metode antropometrik yang digunakan untuk menilai status gizi selama masa pertumbuhan dan perkembangan. Kelebihan lemak yang dinilai
dengan
skinfold thickness
berkaitan dengan abnormalitas
lipid
termasuk peningkatan kolesterol total. Adanya peningkatan tersebut menyebabkan
terjadinya risiko hipertensi dan gangguan kardiovaskuler Jaworski,
et al
., 2012. Pada penelitian Bhardwaj,
et al.
2011 menjelaskan bahwa dua pusat jaringan adiposa di perut yaitu jaringan adiposa
intra-abdominal
dan jaringan
subkutan telah diselidiki dalam kaitannya dengan gangguan metabolik. Pengukuran
abdominal skinfold thickness
hanya dapat memperkirakan lemak pada jaringan subkutan dan tidak dapat digunakan untuk mengukur lemak pada bagian
lebih dalam, seperti lemak pada jaringan viseral. Pada orang India-Asia mengalami peningkatan jaringan adiposa
intra-abdominal
, jaringan subkutan, dan deposisi lemak pada liver, otot, dan lain-lain memiliki respon yang tinggi terhadap
terjadinya resistensi
insulin, gangguan
dysmetabolic
, dan
gangguan kardiovaskuler.
2. Perbandingan HDL terhadap