yang membuktikan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan tingkat lipid pada 1.376 pria dan 1.396 wanita Omidi, Yousefi, Ahmadi,
and
Farzanfard, 2012. Rasio kolesterol totalHDL dianggap sebagai prediktor penyakit jantung terbaik dan digunakan pada penelitian tersebut.
Pada penelitian Pereira, Santos, Cicogna, Padovani, Soares,
and
Burini 2002 menunjukkan bahwa rasio kolesterol totalHDL kompatibel dengan risiko
terjadinya penyakit jantung koroner pada individu paruh baya. Ghahramanloo,
Midgley,
and
Bentley 2009 menyebutkan bahwa penurunan rasio kolesterol totalHDL sebesar 1 dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner sebesar
53. Walaupun pengurangan risiko gangguan kardiovaskuler berfokus terhadap
kadar kolesterol total dan LDL tetapi beberapa peneliti menyatakan bahwa rasio kolesterol totalHDL merupakan suatu pengukuran yang unggul untuk mengetahui
risiko penyakit jantung koroner dibandingkan kolesterol total atau LDL saja. Rasio kolesterol totalHDL telah terbukti menjadi penanda risiko yang lebih baik
daripada rasio LDLHDL Fisac, Virgili, Ferrer, Barbera,
and
Fumero, 2003.
4. Perbandingan Kolesterol Total terhadap
Triceps Skinfold Thickness
Melalui analisis statistika, diperoleh nilai p=0,335 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total pada
kelompok responden pria dengan
triceps skinfold thickness
12,5 mm dan kelompok dengan
triceps skinfold thickness
≥12,5 mm. Hasil analisis statistika, diperoleh nilai p=0,192 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak
bermakna antara kadar kolesterol total pada kelompok responden wanita dengan
triceps skinfold thickness
16,5 mm dan kelompok dengan
triceps skinfold thickness
≥16,5 mm. Adanya perbedaan yang tidak bermakna menunjukkan bahwa kedua kelompok
triceps skinfold thickness
, baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan kardiovaskuler.
Pada penelitian Jain,
and
Koley 2009 menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara
triceps skinfold thickness
dan kolesterol total pada wanita berusia 40-60 tahun dengan nilai p0,05.
Triceps skinfold thickness
ditemukan menjadi suatu prediktor terbaik dari penilaian gizi pada laki-laki yang kekurangan gizi di India karena memberikan perkiraan lemak tubuh dan otot-otot
lengan atas. Meningkatnya
triceps skinfold thickness
yang disertai dengan peningkatan kadar kolesterol total berhubungan dengan adanya faktor risiko
penyakit kardiovaskuler Kapoor, Verma, Bhasin, Dhall,
and
Bhardwaj, 2012.
5. Perbandingan HDL terhadap
Triceps Skinfold Thickness
Melalui analisis statistika yang dilakukan, diperoleh nilai p= 0,853 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL
pada kelompok responden pria dengan
triceps skinfold thickness
12,5 mm dan kelompok dengan
triceps skinfold thickness
≥12,5 mm. Hasil analisis statistika yang dilakukan pada responden wanita diperoleh nilai p= 0,356 yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL pada kelompok responden wanita dengan
triceps skinfold thickness
16,5 mm dan kelompok dengan
triceps skinfold thickness
≥16,5 mm. Adanya perbedaan yang tidak bermakna menunjukkan bahwa kedua kelompok
triceps skinfold thickness
,
baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan kardiovaskuler.
Pada penelitian Jain,
and
Koley 2009 menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara
triceps skinfold thickness
dan kadar HDL pada wanita berusia 40-60 tahun dengan nilai p0,05.
Skinfold thickness
merupakan salah satu metode antropometrik yang digunakan untuk menilai status gizi selama masa
pertumbuhan dan perkembangan. Kelebihan lemak yang dinilai dengan
skinfold thickness
berkaitan dengan abnormalitas
lipid
termasuk penurunan HDL Jaworski,
et al
., 2012. Rendahnya kadar HDL berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner, sedangkan tingginya kadar HDL berguna untuk
melindungi jantung dari risiko penyakit jantung koroner Maphephu,
and
Kasvos, 2011.
Giannini,
et al.
mengamati bahwa risiko terjadinya dislipidemia lebih tinggi pada individu yang mengalami hipertensi dengan kadar HDL yang lebih rendah.
Hal tersebut ditunjang dengan hasil penelitian epidemiologi lain yang menunjukkan bahwa risiko terjadinya dislipidemia lebih sering terjadi
dibandingkan dengan individu normotensif yang ditunjukkan dengan adanya korelasi antara hipertensi dan hiperkolesterolemia. Pada studi Tronso
mengemukakan bahwa individu yang mengalami hipertensi memiliki risiko mengalami peningkatan kolesterol total, serta penurunan HDL. Pentingnya kadar
HDL merupakan suatu penanda awal perubahan metabolik pada kelompok remaja yang memiliki orang tua dengan riwayat hipertensi Elias, Bolívar, Fonseca,
Martinez, Angelini, Ferreira,
et al
., 2004.
6. Perbandingan Rasio Kolesterol TotalHDL terhadap