23
Keberadaannya dikelompokkan dalam kategori bahasa komunikasi non-verbal, ia dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan maupun ucapan.
Di dalam rancangan grafis yang kemudian berkembang menjadi desain komunikasi visual banyak memanfaatkan daya dukung gambar sebagai lambang visual
pesan guna mengefektifkan komunikasi. Upaya mendayagunakan lambang-lambang visual berangkat dari premis dasar pemikiran bahwa bahasa visual memiliki
karakteristik yang bersifat khas bahkan sangat istimewa untuk menimbulkan efek tertentu pada pengamatnya. Hal demikian ada kalanya sulit dicapai bila diungkapkan dengan
bahasa verbal. Maka dalam berkomunikasi diperlukan sejumlah pengetahuan yang memadai
seputar siapa publik yang dituju dan bagaimana cara sebaik-baiknya berkomunikasi dengan mereka. Semakin baik dan lengkap pemahaman kita terhadap hal-hal tersebut
maka akan semakin mudah untuk menciptakan bahasa yang komunikatif Hadi dalam Tinaburko, 2003:32-33.
2.1.5 Kartun dan Karikatur
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa karikatur seperti halnya kartun gags kartun kata, kartun komik dan kartun animasi adalah bagian dari apa yang dinamakan
kartun. Karikatur adalah produk suatu keahlian seorang kartunis, baik dari segi
pengetahuan, intelektual, tekhnik melukis, psikologis, cara melobi, referensi bacaan, maupun bagaimana dia memilih topik isu yang tepat. Karena itu, kita bisa mendeteksi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
intelektual seorang karikaturis dari sudut ini juga, cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum Sobur, 2006:140.
Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus. Semula, karikatur ini hanya merupakan selingan atau ilustrasi
belaka. Namun pada perkembangan selanjutnya, karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan kritik sehat karena penyampaiannya
dilakukan dengan gambar-gambar lucu dan menarik Sobur, 2006:40. Sedangkan kartun sendiri merupakan suatu keahlian seorang kartunis, baik dari
segi pengetahuan, intelektual, tekhnik melukis, psikologis, cara melobi, referensi bacaan, maupun bagaimana dia memilih isu yang tepat. Kartun merupakan tanggapan atau opini
secara subjektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu soal, pemikiran atau pesan tertentu. Karena itu bisa mendeteksi tingkat intelektual yang membuat kartun dari sudut ini. Juga
cara dia mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum Sobur, 2003:140.
Kartun mempunyai keunggulan sekaligus kelemahan. Ia dapat ditangkap pikiran orang, tetapi tidak mampu menjelaskan persoalan secara lengkap dan tuntas. Kemudahan
dan daya tembus sebuah kartun dapat diterima oleh semua kalangan mulai dari rakyat yang buta huruf sampai intelektual yang sarat dengan cara pandang kritis. Menurut ketua
PAKARTI Persatuan Kartunis Indonesia Pramono, kartun yang baik antara lain memiliki misi pendidikan, yaitu meningkatkan kemampuan berpikir dan perenungan bagi
penikmatnya, meskipun mediumnya berupa humor. Oleh Karena itu kartun yang berhasil tentu saja terbit dari ide yang cerdas dan dapat dinikmati secara cerdas pula.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.1.6 Karikatur Sebagai Kritik Sosial