Analisis Kelemahan Weakness Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunities, Thread

kinerja perusahaan dalam melayani konsumen. Karena itu PT. Nobel Carpets telah mempersiapkan 25 unit truk yang siap mengantarkan barang – barang pesanan konsumen di seluruh Indonesia bahkan sampai ke daerah yang sangat jauh sekalipun. Selain itu pemasaran produk pun sudah tersebar ke beberapa daerah yang strategis sehingga mudah untuk di jangkau oleh konsumen, beberapa cabang pemasaran yang di buka oleh PT. Nobel Carpets di ataranya adalah Bandung, Surabaya, Malang, dan masih banyak lagi. f. Tenaga kerja yang terlatih dan professional. Sebuah perusahaan tidak akan bisa berjalan dengan baik jika tidak di dukung dengan kinerja dari karyawan yang professional dan membantu dalam pengembangan kemajuam perusahaan. PT. Nobel Carpets memiliki 500 karyawan yang tersebar di beberapa cabang, dan memiiki kemampuan dan pengalaman di bidangnya masing – masing lebih dari 3 tahun sehingga tidak perlu di ragukan lagi kinerja dari para karyawan.

4.1.2. Analisis Kelemahan Weakness

Di samping kekuatan atau kelebihan, setiap perusahaan juga mempunyai kelemahan atau kekurangan, diantaranya adalah: a. Bahan baku mahal dan terbatas. sebagai perusahaan yang memprosuksi karpet maka sangat di perlukan bahan baku yang cukup, bahan baku yang yang di perlukan untuk proses produksi karpet adalah benang, latex, serat polypropylene, filament buatan, tiga bahan baku terakhir bahkan harus di import dari luar negeri, dan masalah bahan baku yang sering terjadi adalah terjadinya kelangkaan dan sering kali mengakibatkan melonjaknya harga barang baku tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Bahan baku yang paling banyak di gunakan dan paling penting adalah benang, benang yang di gunakan harus kerkualitas tinggi dengan warna yang tidak mudah luntur dan bisa bertahan bertahun – tahun, dengan spesifikasi seperti di atas akan sangat sulit untuk memenuhi semua kebutuhan. Selama ini supplaier benang hanya mampu untuk memenuhi 85 dari kebutuhan produksi, sehingga sedikit banyak menghambat jalannya produksi produk pada PT. Nobel Carpets, b. Persepsi publik yang menganggap karpet adalah barang mahal dan mewah. Persepsi atau anggapan publik terhadap produk yang di produksi dapat sangat mempengaruhi tingkat penjualan produk. Jika persepsi masyarakat terhadap produk yang di produksi tersebut baik, maka akan sangat memungkinkan dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, begitu pula sebaliknya, jika persepsi masyarakat terhadap produk yang di produksi buruk maka akan dapat mendatangkan kerugian pada perusahaan. c. Produk yang di hasilkan bukan merupakan kebutuhan primer. Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis, dan macam barang – barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingan atau prioritas di bagi menjadi tiga, yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar – benar teramat sangat di butuhkan manusia, dan sifatnya wajib di penuhi. Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan primer terpenuhi dengan baik. Kebutuhan tersier kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana, dan berlebihan. Dalam hal ini, karena produk yang di produksi adalah karpet yang notabene termasuk dalam kebutuhan tersier yang kurang begitu di prioritaskan dan penggunaannya yang hanya sebagai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pelengkap bukannya sebagai kebutuhan yang sangat di butuhkan kebutuhan primer. d. Resiko pengolahan data keuangan yang tinggi. Manusia bukanlah makhluk yang sempurna dan pasti pernah melakukan kesalahan baik di sengaja mupun tidak oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan bahwa karyawan dapat melakukan kesalahan pengolahan data yang begitu banyak, dan rumit, serta memerlukan ketelitian yang tinggi. Berikut ini adalah perincian dari persediaan barang yang di simpan dalam gudang selama 5 tahun terakhir Tabel 4.2 Daftar Persediaan Stok Gudang no Tahun Persediaan dlm rupiah 1 2006 17.837.921.599.68 2 2007 11.535.986.170.80 3 2008 10.876.307.230.32 4 2009 18.923.806.624.80 5 2010 18.168.397.238.88 Gambar 4.13 Grafik Persediaan Stok Gudang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Selain data – data stok gudang masih terdapat data – data yang lain yaitu data – data pembelian yang terjadi di PT. Nobel Carpets selama 5 tahun terakhir, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Daftar Pembelian 5 Tahun Terakhir no Tahun Pembelian dlm rupiah 1 2006 7.942.147.563.84 2 2007 12.160.147.912.08 3 2008 28.433.185.351.20 4 2009 5.296.875.108.00 5 2010 14.214.854.371.20 Gambar 4.14 Grafik Pembelian 5 Tahun Terakhir Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.4 Daftar Penjualan 5 Tahun Terakhir no Tahun Pembelian dlm rupiah 1 2006 17.772.308.232.00 2 2007 15.287.871.533.76 3 2008 24.068.696.668.80 4 2009 7.247.301.625.20 5 2010 13.655.895.973.44 Gambar 4.15 Grafik Penjualan 5 Tahun Terakhir Tabel di atas merupakan rincian dari penjualan produk – produk yang di alami oleh PT. Nobel Carpets. Dengan adanya data di atas maka dapat di buktikan bahwa banyak sekali terjadi transaksi keuangan yang terjadi pada PT. Nobel Carpets sehingga menimbulkan resiko yang tinggi pada pengelolaan data yang dapat terjadi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.3. Analisis Peluang Opportunities