6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II ini akan di bahas tentang tinjauan pustaka dari penelitian yang di lakukan. Bab ini berisi dasar teori yang mendukung penelitian ini, sehingga
penelitian ini memiliki dasar teori yang cukup kuat untuk mendukung pelaksanaan penelitian.
2.1. Profil PT. Nobel Carpets
PT. Nobel Carpet berdiri sejak tahun 1977 dan merupakan pionir perusahaan manufaktur di bidang industri karpet Indonesia. Kinerja di perusahaan
ini di dukung oleh mesin produksi yang modern dan terintegrasi pada lahan seluas 25 hektar di bandung. Produk – produk yang di hasilkan antara lain:
A. Tutted Carpets
Karpet Tufted lebih ekonomis dalam hal produksi. Tidak seperti Axminster Wilton. Tufted karpet diproduksi dengan cara menambahkan benang ke atas
backing dengan menggunakan bahan perekat spesial. Produksi ini memakan waktu sangat cepat dibanding proses produksi yang lain
B. Wilton Rugs Wall to Wall
Pembuatan Wilton sama halnya dengan Axminster yaitu dengan ditenun. Namun yang membedakan adalah cara menenunnya. Apabila Axminster ditenun
dalam backing satu per satu kemudian terpotong otomatis sesuai ketinggian karpet
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang diinginkan lalu bila ada warna yang kurang bisa ditambahkan kembali, untuk Wilton, karpet ditenun secara berkelanjutan continously sampai akhir.
C. Printed Carpet
D. Sisal Look Carpet SLC
E. Axminster Carpet
Bahan Axminster selalu diidentikan dengan kualitas dan kemewahan sebagai bahan pelapis lantai. Walaupun hingga hari ini, kebanyakan karpet dibuat dengan
menggunakan Metode tufted metode Produksi termurah dan tercepat, namun Axminster tetap menjadi pilihan para costumer mengenai kualitas, daya tahan dan
kemewahan. PT. Nobel Carpets memiliki visi menjadi market leader di Indonesia baik
untu retail market maupun proyek, dan memiliki misi untuk memasarkan produk tufted carpets, permadani, printed carpets, sisal look carpet SLC, axmister
carpets dan wall to wall carpets berkualitas tinggi, serta memberikan nilai tambah bagi pelanggan, karyawan, dan shareholders melalui manajemen professional,
pertumbuhan perusahaan, dan laba yang terus meningkat.
2.2. Konsep Dasar SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif memberi gambaran. Analisis ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para
pengguna analisis SWOT, bahwa analisis SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisis ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang
dihadapi oleh organisasi.
Analisis ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strength S, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini. 2.
Weakness W, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini. 3.
Opportunity O, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat T, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisis SWOT, dalam proses penganalisisannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang
jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti
Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jenis-Jenis Analisis SWOT
1. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan
bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini
berarti setiap satu rumusan Strength S, harus selalu memiliki satu pasangan Weakness W dan setiap satu rumusan Opportunity O harus memiliki satu
pasangan satu Threath T.
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan
dengan cara memberikan skor pada masing - masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen
yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian
dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisis SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah
pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing
komponen S-W-O-T adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian,
karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.
Sebagai alat analisis, analisis SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta
tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan
berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.
[2].
2.2.1. Identifikasi Strategi Korporasi menggunakan Analisis SWOT
Pendekatan analisis SWOT untuk menemukan alternatif-alternatif strategi dapat dilakukan pada semua tingkatan strategi baik strategi korporasi, bisnis
maupun fungsional. Sebelum merumuskan strategi korporasi diperlukan analisis SWOT untuk level korporasi, demikian juga untuk indentifikasi strategi bisnis
perlu dilakukan analisis SWOT untuk level bisnis dan untuk mengetahui berbagai alternatif strategi fungsional terlebih dahulu dapat dilakukan analisis SWOT untuk
level bisnis.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.1 Matriks Alternatif Strategi SWOT
Analisis dengan menggunakan matriks SWOT Strenghts – Weakness – Opportunities - Threats, bertujuan untuk mengindentifikasikan alternatif-
alternatif strategi yang secara intuitif dirasakan feasible dan sesuai untuk dilaksanakan. Yang perlu selalu diingat, bahwa semua alternatif strategi harus
dikaitkan dengan sasaran yang telah disepakati dan tertulis di matriks SWOT. Secara umum ada 4 empat jenis kelompok strategi yang dihasilkan dari analisis
terhadap matriks SWOT, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2. Strategi Memanfaatkan Kekuatan
a. Pendekatan SO atau KUPE. Langkah pertama adalah menetapkan
terlebih dahulu kekuatan yang diduga paling mungkin digunakan. Perhatian utama pendekatan ini adalah bagaimana merumuskan strategi dengan menggunakan
kekuatan yang pada saat ini dimiliki. Peluang yang akan dimanfaatkan dipilih dari yang paling sesuai dengan kekuatan yang akan digunakan. Contoh, a.
sebuah bank memiliki kekuatan karena jaringannya yang luas sampai pedesaan. Peluang apa yang akan dimanfaatkan strateginya adalah focus melayani
debitur dan kreditur pedesaan yang umumnya PNS dan petani. b.sebuah perusahaan jasa kurir menyadari bahwa memiliki kekuatan jaringan atau outlet
sangat banyak. Outlet ini kemudian digunakan untuk membuka ritel.
b. Pendekatan ST atau KUA. Langkah pertama adalah menetapkan terlebih