Perencanaan Implementasi Aplikasi Teknologi Informasi.

(1)

SKRIPSI

Oleh :

ANNISA KURNIASARI

( 0734010231 )

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNANNASIONAL “VETERAN” JATIM SURABAYA

2011  


(2)

Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas

akhir yang berjudul : “ Perencanaan Implementasi Aplikasi Teknologi Informasi

pada PT. Nobel Carpets Menggunakan Analisa SWOT”. Serta kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita semia kejalan yang lurus dan di ridhoi oleh Allah SWT.

Melalui tugas akhir ini, penulis merasa mendapat kesempatan besar untuk lebih memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di perkuliahan. Namun demikian, penulis menyadari bahwa Praktek Kerja Lapang ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya untuk pengembangan ke depannya.

Secara khusus, dalam kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua kami dan keluarga tercinta yang telah memberikan

semangat dan do’a restunya yang tiada henti.

2. Bapak Ir. Sutiyono MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri


(3)

”Veteran” Jawa Timur

4. Teman dekat Dan Sahabat – Sahabat yang selalu ada untuk membantu

meringankan pengerjaan tugas akhir ini.

5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu

persatu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, kami sangat terbuka bagi kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Surabaya, 25 Mei 2011

Penulis


(4)

iv 

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR GAMBAR ……… vi

DAFTAR TABEL ……….. vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang ………... 1

1.2.Perumusan Masalah ………....……….. 2

1.3.Batasan Masalah …………...……….. 3

1.4.Tujuan ………..……...……….………. 3

1.5.Manfaat …….……… 3

1.6.Sistematika Penulisan ……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1.Profil PT. Nobel Carpets ………... 6

2.2.Konsep Dasar SWOT ………... 7

2.2.1.Identifikasi Strategi Korporasi Menggunakan ANalisis SWOT .. 10

2.2.2.Strategi Memanfaatkan kekuatan ………. 12

2.2.3.Strategi Menangani atau Memanfaatkan Kelemahan ………….. 13

2.2.4.Strategi Menghadapi Peluang ……….. 13

2.2.5.Strategi Menghadapi Ancaman ……….... 15

2.3.Konsep Dasar Kelola Data (Data Governace) ……… 16

2.4.Balanced Score Card ………... 20

2.5.Konsep Dasar Sistem Informasi ……… 28

2.6.Siklus Hidup Sistem ……… 31


(5)

2.6.4.Implenemtasi ..……… 32

2.6.5.Operasi ……...……… 32

BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR 33

3.1.Tempat dan Waktu Pelaksanaan ………... 34

3.2.Metode Pelaksanaan ………... 34

3.2.1.Wawancara …….……… 34

3.2.2.Observasi ………..……….. 35

3.2.3.Studi Literatur ……….………. 35

3.2.4.Analisa / Penilaian Aplikasi ………..………... 35

3.2.5.Perencanaan Implementasi Aplikasi ……….. 35

3.2.6.Penulisan Buku Laporan ……… 36

3.2.7.Jadwal Kegiatan ……….……….. 36

3.3.Pelaksanaan ………. ……… 37

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN 38

4.1.Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Thread ) ……… 38

4.1.1.Analisa Kekuatan (Strenght)………. 38

4.1.2.Analisa Kelemahan (Weakness) .……… 46

4.1.3.Analisa Peluang (Opportunities) ……… 51

4.1.4.Analisa Ancaman (Thread) ….……… 55

4.2.Analisa Strategi SWOT …..……..……… 56

4.2.1.Analisa S - O………. 59

4.2.2.Analisa S – T.………....……… 61

4.2.3.Analisa W - O……… 63

4.2.4.Analisa W - T ….…………...……… 65

4.3.Perencanaan Implementasi Strategi SWOT ……… 67


(6)

vi  5.2.Saran ……… 97

DAFTAR PUSTAKA ……….. 98


(7)

Dosen Pembimbing I : Basuki Rahmat S.Si., MT Dosen Pembimbing II : Budi Nugroho S.Kom

Penyusun : Annisa Kurniasari

____________________________________________________________________ ABSTRAKSI

Peranan Industry dalam pembangunan di Indonesia sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di indonesia sangat berpengaruh, karena itu pertumbuhan industry sangat diperlukan untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi.PT Nobel Carpet merupakan salah satu perusahaan industry yang bergerak dibidang manufaktur di bidang industry karpet PT.Nobel Carpet juga menjadi pionir dalam industry ini Persaingan dalam industry ini tidak terhindarkan, industry ini saling berlomba-lomba untuk mengembangakan pertumbuhannya perusahaannya. Seiring itu berbagai masalah didunia industri sering timbul dan mempengaruhi kinerja industri tersebut. Analisa SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Thread) telah di gunakan sebagai salah satu alat untuk memecahkan masalah dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk di gunakan aplikasi alat bantu Pengembangan keputusan dalam implementasi program

Untuk itulah penulis mencoba membuat perencanaan implementasi aplikasi teknologi informasi dengan menggunakan Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Thread) pada PT.Nobel Carpet yang mampu memudahkan perusahaan untuk mengetahui kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan sehingga dapat menentukan strategi yang tepat untuk dapat membantu perusahaan dalam mengembangakan perusahaan tersebut selain itu melihat kinerja perusahaan yang sangat berkembang tersebut pasti sangat rumit dan kompleks apabila semua pengerjaan pengolahan data – data perusahaan hanya di tangani secara manual karena itu Perencanaan Implementasi Aplikasi Teknologi Informasi PT. Nobel Carpet menggunakan Analisis SWOT dapat membantu untuk mengembangkan aplikasi yang ada diperusahaan PT.Nobel Carpet.


(8)

Pada bab ini di jelaskan mengenai latar belakang masalah yang menjadi basis melakukan penelitian, perumusan masalah, tujuan di lakukannya penelitian ini, ruang lingkup yang berisi batasan dan asumsi yang di gunakan dalam penelitian, serta manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini.

1.1.LATAR BELAKANG

PT. Nobel Carpet berdiri sejak tahun 1977. PT. Nobel Carpet merupakan pionir perusahaan manufaktur di bidang industri carpet di indonesia. Perusahaan ini di dukung oleh mesin produksi modern dan terintegrasi pada lahan seluas 25

hektar di bandung. Visi dari perusahaan ini adalah menjadi market leader di

indonesia baik untuk retail market maupun proyek, dan misi memberikan nilai

tambah bagi pelanggan, karyawan, dan shareholders melalui manajemen profesional, pertumbuhan perusahaan, dan laba yang terus meningkat.

Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Thread) telah di

gunakan sebagai salah satu alat untuk memecahkan masalah dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk di gunakan aplikasi alat bantu Pengembangan keputusan dalam implementasi program yang dalam kasus ini pada PT. Nobel Carpets. Melihat kinerja perusahaan yang sangat berkembang


(9)

tersebut pasti sangat rumit dan kompleks apabila semua pengerjaan pengolahan data – data perusahaan hanya di tangani secara manual.

Maka dari itu di perlukan aplikasi teknolgi informasi yang bisa sangat membantu dalam penyelesaian masalah - masalah tersebut, dan implementasi aplikasi yang di gunakan tersebut juga harus sesuai dengan kebutuhan PT. Nobel Carpet sehingga pengelolahan data – data perusahaan tersebut dapat di selesaikan dengan lebih cepat dan efisien sesuai dengan kebutuhan bisnis yang ada.

Dengan adanya perencanaan implementasi aplikasi teknologi informasi pada PT. Nobel Carpet menggunakan analisis SWOT ini di harapkan bisa mengembangkan tingkat kualitas suatu aplikasi teknologi informasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan bisnis yang sudah semakin berkembang

1.2.PERUMUSAN MASALAH

a. Menganalisis apa saja peluang, kelemahan, peluang, dan ancaman level

bisnis yang terdapat pada PT. Nobel Carpets.

b. Bagamana agar dapat membuat strategi yang dapat memaksimalkan

kekuatan (Strenghts), meminimalisir kelemahan (Weakness), menangkap peluang (opportunities), dan menangkal segala ancaman (Thread).

c. Merencanakan detail pelaksanaan strategi SWOT pada PT Nobel Carpets.

d. Bagaimana agar suatu aplikasi teknologi informasi dapat berjalan seefisien


(10)

1.3.BATASAN MASALAH

Pada tugas akhir ini hanya membahas tentang perencanaan implementasi suatu teknologi informasi pada PT Nobel Carpet menggunakan metode SWOT

1.4.TUJUAN

Adapun tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir di PT. Nobel Carpet adalah sebagai berikut.

a. Menilai dan menganalisis proses bisnis yang terdapat pada PT. Nobel

Carpet bedasarkan metode SWOT.

b. Membuat strategi – strategi yang dapat digunakan untuk mengentisipasi

segala kemungkunan yang ada di kemudian hari.

c. Merencanakan implemantasi dari strategi – strategi dan memasukkan unsur

teknologi informasi kedalamnya.

1.5.MANFAAT

Adapun manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu:

a. Dapat mengetahui letak, dan memaksimalkan kelebihan pada PT. Nobel

Carpets.

b. Dapat mengetahui letak, serta meminimalisir kekurangan pada PT. Nobel

Carpets.


(11)

d. Dapat menagkap lebih banyak lagi peluang yang datang baik dari faktor external maupun Internal perusahaan.

e. Dapat memanfaatkan seefektif, dan seefisien mungkin teknologi informasi

pada PT. Nobel Carpets.

1.6.METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagan ini di uraikan secara rinci metode yang di gunakan dalam penelitian. Secara umum terdapat empat tahapan yaitu tahap identifikasi permasalahan, tahap pengumpulan, dan pengolahan data, tahap analisis data, dan tahap kesimpulan dan saran.

1.7.SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini di bahas mengenai latar belakang tugas akhir, ruang lingkup, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penuliasan dalam tiap-tiap bab.


(12)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang tinjauan pustaka tentang proses serta apa saja yang di butuhkan tentang pembuatan program

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas perancangan sistem yang di buat meliputi, DFD (data flow diagram).

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil kerja praktek yaitu berupa form serta penjelasan dari program sistem informasi memalui interface yang di gunakan

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari pelaksanaan kerja praktek dan saran dari sistem informasi yang telah di buat

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang literatur sebagai teori pendukung pembahasan pada laporan kerja praktek ini.


(13)

Pada bab II ini akan di bahas tentang tinjauan pustaka dari penelitian yang di lakukan. Bab ini berisi dasar teori yang mendukung penelitian ini, sehingga penelitian ini memiliki dasar teori yang cukup kuat untuk mendukung pelaksanaan penelitian.

2.1. Profil PT. Nobel Carpets

PT. Nobel Carpet berdiri sejak tahun 1977 dan merupakan pionir perusahaan manufaktur di bidang industri karpet Indonesia. Kinerja di perusahaan ini di dukung oleh mesin produksi yang modern dan terintegrasi pada lahan seluas 25 hektar di bandung. Produk – produk yang di hasilkan antara lain:

A. Tutted Carpets

Karpet Tufted lebih ekonomis dalam hal produksi. Tidak seperti Axminster

& Wilton. Tufted karpet diproduksi dengan cara menambahkan benang ke atas backing dengan menggunakan bahan perekat spesial. Produksi ini memakan waktu sangat cepat dibanding proses produksi yang lain

B. Wilton Rugs & Wall to Wall

Pembuatan Wilton sama halnya dengan Axminster yaitu dengan ditenun.

Namun yang membedakan adalah cara menenunnya. Apabila Axminster ditenun


(14)

yang diinginkan lalu bila ada warna yang kurang bisa ditambahkan kembali, untuk Wilton, karpet ditenun secara berkelanjutan (continously) sampai akhir.

C. Printed Carpet

D. Sisal Look Carpet (SLC)

E. Axminster Carpet

Bahan Axminster selalu diidentikan dengan kualitas dan kemewahan sebagai

bahan pelapis lantai. Walaupun hingga hari ini, kebanyakan karpet dibuat dengan

menggunakan Metode tufted (metode Produksi termurah dan tercepat), namun

Axminster tetap menjadi pilihan para costumer mengenai kualitas, daya tahan dan kemewahan.

PT. Nobel Carpets memiliki visi menjadi market leader di Indonesia baik

untu retail market maupun proyek, dan memiliki misi untuk memasarkan produk

tufted carpets, permadani, printed carpets, sisal look carpet (SLC), axmister carpets dan wall to wall carpets berkualitas tinggi, serta memberikan nilai tambah bagi pelanggan, karyawan, dan shareholders melalui manajemen professional, pertumbuhan perusahaan, dan laba yang terus meningkat.

2.2. Konsep Dasar SWOT

Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang

bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan

kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisis SWOT, bahwa analisis SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau


(15)

yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisis ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.

Analisis ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.

2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.

3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.

4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.

Selain empat komponen dasar ini, analisis SWOT, dalam proses penganalisisannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti

Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness


(16)

Jenis-Jenis Analisis SWOT

1. Model Kuantitatif

Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini

berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan

Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu

pasangan satu Threath (T).

Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing - masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.

2. Model Kualitatif

Urut-urutan dalam membuat Analisis SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh

dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah

pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada


(17)

satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu

sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian,

karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.

Sebagai alat analisis, analisis SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah

bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program. [2].

2.2.1.Identifikasi Strategi Korporasi menggunakan Analisis SWOT

Pendekatan analisis SWOT untuk menemukan alternatif-alternatif strategi dapat dilakukan pada semua tingkatan strategi baik strategi korporasi, bisnis maupun fungsional. Sebelum merumuskan strategi korporasi diperlukan analisis SWOT untuk level korporasi, demikian juga untuk indentifikasi strategi bisnis perlu dilakukan analisis SWOT untuk level bisnis dan untuk mengetahui berbagai alternatif strategi fungsional terlebih dahulu dapat dilakukan analisis SWOT untuk level bisnis.


(18)

Tabel 2.1 Matriks Alternatif Strategi SWOT

Analisis dengan menggunakan matriks SWOT (Strenghts – Weakness –

Opportunities - Threats), bertujuan untuk mengindentifikasikan

alternatif-alternatif strategi yang secara intuitif dirasakan feasible dan sesuai untuk

dilaksanakan. Yang perlu selalu diingat, bahwa semua alternatif strategi harus dikaitkan dengan sasaran yang telah disepakati dan tertulis di matriks SWOT. Secara umum ada 4 (empat) jenis kelompok strategi yang dihasilkan dari analisis terhadap matriks SWOT, yaitu :


(19)

2.2.2.Strategi Memanfaatkan Kekuatan

a. Pendekatan SO atau KUPE. Langkah pertama adalah menetapkan terlebih dahulu kekuatan yang diduga paling mungkin digunakan. Perhatian utama pendekatan ini adalah bagaimana merumuskan strategi dengan menggunakan

kekuatan yang pada saat ini dimiliki. Peluang yang akan dimanfaatkan dipilih dari yang paling sesuai dengan kekuatan yang akan digunakan. Contoh, a). sebuah bank memiliki kekuatan karena jaringannya yang luas sampai pedesaan.

Peluang apa yang akan dimanfaatkan strateginya adalah focus melayani debitur dan kreditur pedesaan yang umumnya PNS dan petani. b).sebuah

perusahaan jasa kurir menyadari bahwa memiliki kekuatan jaringan atau outlet

sangat banyak. Outlet ini kemudian digunakan untuk membuka ritel.

b. Pendekatan ST atau KUA. Langkah pertama adalah menetapkan terlebih dahulu kekuatan yang paling diduga paling memungkinkan untuk digunakan. Pendekatan ini berusaha merumuskan strategi dengan acuan awal kekuatan perusahaan.

Berdasarkan kekuatan ini kemudian dicari bagaimana cara pemanfaatannya

untuk menghindari atau mereduksi pengaruh ancaman eksternal. Contoh, sebuah

perusahaan yang sangat kaya saat ini berada dalam kondisi yang stabil, tidak ada Peluang dan ancaman jangka pendek yang dianggap serius. Kekayaannya selalu digunakan untuk mengganggu kekuatan kekuatan baru sekecil apapun yang dianggap secara laten dan jangka panjang dapat menjadi pesaing serius perusahaan.


(20)

2.2.3.Strategi Menangani atau Memanfaatkan Kelemahan

a. Pendekatan WO atau LEMPE. Langkah pertama tetapkan terlebih dahulu kelemahan utama perusahaan yang perlu ditangani. Pendekatan ini bertujuan untuk merumuskan strategi dengan fokus untuk perbaikan-perbaikan internal yang mengacu pada kelemahan-kelemahan yang berhasil diindentifikasi, perencana yang menggunakan pendekatan ini berusaha mempertanyakan peluang-peluang yang kemungkinan bisa lepas karena kelemahan tersebut. Strategi ini berusaha kompetensi yang sebelumnya lemah untuk dibangunagar kesempatan-kesempatan tertentu tidak hilang.

b. Pendekatan WT atau LEMA, langkah pertama adalah tetapkan terlebih dahulu kelemahan utama perusahaan yang perlu ditangani. Pendekatan ini berusaha merumuskan strategi yang berawal dari perasaan bahwa ada kelemahan yang dirasakan oleh organisasi. Kemudian berpikir seandainya kelemahan ini bisa diatasi ancaman apa yang akan dapat dihilangkan?

Pendekatan ini juga akan memunculkan strategi bertahan yang paling efektif, karena sudah tahu kelemahan-kelemahan tersebut, selanjutnya berpikir juga bagaimana oleh ancaman (jangka lebih pendek) berpikir juga bagaimana cara membangun mengatasi kelemahan (jangka lebih panjang).

2.2.4.Strategi Menghadapi Peluang

a. Pendekatan OS atau PEKU, langkah pertama, menetapkan terlebih dahulu peluang yang benar-benar ingin diraih. Perhatian utama pada pendekatan


(21)

ini adalah merumuskan strategi dengan menggunakan peluang sebagai acuan awal. Kemudian dicari kekuatan organisasi yang sesuai digunakan untuk menangkap peluang tersebut. Sebagai contoh, peraturan PNS dilingkungan dinas pendidikan berubah sehingga mengharuskan jabatan-jabatan tertentu diisi oleh S2. Pada umumnya PNS tidak dibekali anggaran yang cukup untuk melanjutkan S2, perguruan tinggi swasta melihat peluang tersebut dan mencoba mencari kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan peluang tersebut. Kemudian dibuka jurusan manajemen pendidikan dengan biaya dan cara pendidikan yang lebih mudah.

b. Pendekatan OW atau PELEM, langkah pertama adalah menetapkan terlebih dahulu peluang yang benar-benar ingin dicapai. Pendekatan ini berusaha merancang strategi dengan acuan awal suatu peluang yang ingin dimanfaatkan. Berdasarkan peluang tersebut kemudian dicari kelemahan kelemahan yang perlu diperbaiki agar perusahaan mampu merebut peluang. Strategi ini dirasa perlu karena seringkali suatu organisasi melihat peluang yang sedemikian menarik dilingkungan eksternal, tetapi organisasi memiliki kendala serius yaitu pada kelemahan internal yang menghambat kemampuan bersaing untuk meng-eksploitasi peluang tersebut. Contoh, perusahaan yang biasa melayani segmen bawah ingin masuk ke segmen atas karena secara umum kesejahteraan rakyat meningkat. Perusahaan ini ternyata lemah dalam desain dan pelayanan. Strateginya adalah membangun kemampuan dalam desain dan pelayanan.


(22)

2.2.5.Strategi Menghadapi Ancaman

a. Pendekatan TS atau AKU, pada langkah pertama adalah menetapkan terlebih dahulu ancaman utama yang ingin ditangani. Pendekatan ini berusaha merumuskan strategi dengan acuan awal berupa ancaman yang dirasakan, kemudian mencari kekuatan yang bisa diandalkan untuk mengatasi ancaman tersebut. Contoh, partai tikus terancam keberadaannya menjadi sangat terancam karena pimpinannya diduga terlibat korupsi untuk mendanai partai tersebut. Ancaman datang dari partai sarung yang menguasai lembaga eksekutif. Kebetulan

partai tikus sangat kuat di lembaga legislatif. Partai tikus kemudian menggunakan

kekuatannya dilegislatif untuk membungkam partai sarung.

b. Pendekatan TW atau ALEM, langkah pertama adalah menetapkan ancaman utama yang akan ditangani. Pendekatan ini berusaha merumuskan strategi yang berangkat dari usaha untuk mengatasi ancaman. Kemudiab berpikir apakah kelemahan yang bisa dihilangkan dan bagaimana cara mengatasi kelemahan agar ancaman bisa diatasi. Contoh, partai tikus terancam keberadaannya menjadi sangat terancam karena pimpinannya diduga terlibat korupsi untuk mendanai partai tersebut. Ancaman datang bertubi-tubi karena bukti-bukti sulit disamarkan dan mulai diketahui oleh masyarakat luas. Partai tikus kemudian mengorbankan pimpinannya untuk dipenjara dan berusaha menjelaskan kepada masyarakat bahwa dana yang dikorupsi digunakan untuk kepentingan pribadi bukan partai. Dengan menanggalkan pimpinan diharapkan


(23)

Tabel 2.2 Contoh Strategi SWOT

2.3. Konsep Dasar Kelola Data (Data Governance)

Tata kelola data adalah pengambilan keputusan dan kewenangan untuk hal-hal yang berhubungan dengan data. Tata kelola data adalah suatu sistem hak keputusan dan akuntabilitas untuk memproses informasi yang berhubungan, dilaksanakan sesuai dengan model dan yang menggambarkan tentang siapa yang dapat mengambil tindakan apa, dengan informasi apa, kapan waktunya, dalam

keadaan apa, menggunakan metode apa (The Data Governance Institute, 2010).

Tata kelola data juga dimaksudkan sebagai orkestrasi formal dari manusia, proses dan teknologi yang memungkinkan suatu organisasi untuk meningkatkan data


(24)

Tata kelola data didefinisikan sebagai proses, kebijakan, standar, organisasi, dan teknologi yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan ketersediaan, aksesibilitas, kualitas, konsistensi, auditabilitas dan keamanan data dalam

perusahaan atau lembaga (Informatica, 2010).

Tata kelola data juga diartikan sebagai disiplin kualitas kontrol untuk menambah ketegasan untuk proses pengelolaan, penggunaan, meningkatkan dan melindungi informasi organisasi (IBM, 2010).

Tata kelola data dapat pula didefinisikan sebagai proses yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mengelola kuantitas, konsistensi, kegunaan, keamanan dan

ketersediaan data (Cohen, 2006).

Tata kelola data merunut pada badan organisasional, aturan, hak pengambilan keputusan, akuntabilitas dari orang dan sistem informasi sebagai kinerja dalam proses informasi yang saling berhubungan (G. Thomas, 2006; Gwen Thomas, 2006).

Panian (2009) dan Informatica (2010) menjelaskan tata kelola data memiliki

enam unsur. Penjelasan rinci sebagai berikut :

1)Aksesibilitas (data accessibility), yaitu data dapat diakses, terpercaya dari

sumbernya atau terstruktur.

2)Ketersediaan (data availability), yaitu data tersedia untuk pengguna dan

aplikasi, dan menyediakan keterangan tentang kapan, di mana dan bagaimanapun ketika diperlukan.

3)Berkualitas (data quality), yaitu data harus lengkap dan akurat.

4)Konsisten (data consistency), yaitu arti data adalah konsisten dan dapat


(25)

5)Dapat diaudit (data auditability), yang mengandung makna bahwa data yang teraudit dapat memelihara visibilitas dan kontrol data.

6)Aman (data security), yaitu standar keamanan dan privasi dapat dilaksanakan.

Gambar 2.1 Data Governance

Panian (2009) juga menjelaskan untuk memastikan agar data memiliki ke-enam unsur di atas, kerangka kerja tata kelola data yang efektif memiliki empat komponen kunci :

1) Standar. Sebuah organisasi harus mendefinisikan standar data. Organisasi harus menetapkan definisi data dan taksonomi, mendefinisikan master data, mengembangkan model data perusahaan, dan menegakkan pembangunan dan standar teknis yang terkait dengan data.

2) Kebijakan dan proses. Organisasi menciptakan dan menegakkan kebijakan dan proses sekitar penciptaan, pengembangan, dan pengelolaan data dari suatu praktek tata kelola data yang efektif. Organisasi perlu mendefinisikan data dan aturan bisnis hubungan data, kontrol akses dan pengiriman data, membangun pemantauan, pengukuran mekanisme data dan mengelola perubahan data.


(26)

3) Organisasi. Isu yang paling penting bahwa organisasi harus mengetahui arah ketika meluncurkan inisiatif tata kelola data yaitu adalah bagaimana merancang struktur organisasi. Perlu ditentukan peran dan tanggung jawab dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk data.

4) Teknologi. Organisasi dapat memulai sebuah inisiatif tata kelola data tanpa infrastruktur teknologi yang mendasari. Pada dasarnya banyak organisasi memulai data awal mereka hanya dengan program tata kelola dengan

menggunakan alat manual seperti spreadsheet atau dokumen Word - untuk

mendapatkan definisi data dan proses dokumen. Namun, sebagian besar organisasi cepat menyadari bahwa jenis pendekatan manual ini sangat terbatas. Memang hampir tidak mungkin untuk mencapai tujuan akhir tata kelola data menggunakan pendekatan manual.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa pada prinsipnya tata kelola data adalah proses, kebijakan, standar, organisasi, dan teknologi yang dibutuhkan

untuk mengelola dan memastikan ketersediaan, aksesibilitas, kualitas, konsistensi,

auditabilitas, dan keamanan data dalam organisasi untuk meningkatkan data sebagai aset organisasi agar data tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan sesuai dengan tingkat kepatuhan terhadap standar data yang telah ditetapkan dan juga berisikan kemampuan untuk secara proaktif mengidentifikasi perubahan data dalam organisasi dan mengkomunikasikan perubahan-perubahan


(27)

2.4. Balanced Score Card

Konsep BSC pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David

P. Norton (1996) dalam bukunya yang berjudul Translating Strategy Into Action:

The Balanced Scorecard. Balanced Scorecard (BSC), merupakan salah satu

metode pengukuran dan manajemen performance untuk faktor internal dan

eksternal dari suatu perusahaan.

Saat ini, kebanyakan perusahaan masih menggunakan pengukuran financial

sebagai acuan pengukuran kinerja perusahaan, sehingga manajer tidak mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh yang ditimbulkan akibat strategi yang mereka terapkan.

Metode Balanced Scorecard melengkapai manajemen dengan framework

yang mentranslasikan visi dan strategi ke dalam sistem pengukuran yang

terintegrasi, yaitu: financial perspective, customer perspective, internal business

process perspective, dan learning and growth perspective. Empat perspective di dalam BSC menyatakan adanya saling keterkaitan untuk dapat menggambarkan

strategi yang dimiliki perusahaan. Hubungan dalam empat perspective


(28)

Gambar 2.2 Balanced Score Card

Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing perspective diatas:

Financial perspective

Scorecard pada perspective ini menjawab pertanyaan “Untuk dapat berhasil

secara financial apa yang harus kita perlihatkan kepada pemegang saham kita?”

Customer perspective

Scorecard pada perspective ini menjawab pertanyaan “Untuk mewujudkan visi kita apa yang harus kita perlihatkan kepada customer kita?”

Internal Business Process perspective

Scorecard pada perspective ini menjawab pertanyaan “Untuk

menyenangkan pemilik saham dan customer kita, proses bisnis apa yang harus kita kuasai dengan baik?”


(29)

Learning and Growth perspective

Scorecard pada perspective ini menjawab pertanyaan “Untuk mewujudkan

visi kita bagaimana kita memelihara kemampuan kita untuk berubah dan meningkatkan diri?”

Metode pengukuran BSC memiliki kelebihan sebagai berikut ini:

 Ada keseimbangan antara lag indicator dan lead indicator.

BSC menggunakan tolok ukur kinerja “masa lalu” (lag indicator atau

ukuran hasil), selain juga menggunakan tolok ukur kinerja “masa depan” (lead

indicator atau ukuran pemicu hasil). Ukuran hasil digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan, sedangkan ukuran pemicu adalah ukuran yang menunjukan penyebab dicapainya ukuran hasil.

 Ada keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek.

Pengukuran kinerja yang hanya memperhatikan kinerja keuangan hanya dapat mencapai tujuan jangka pendek perusahaan. Dalam metode BSC ada

keseimbangan antara tujuan jangka pendek (financial perpective) dan tujuan

jangka panjang (customer perspective, internal business perspective dan learning

and growth perspective).

 Ada keseimbangan antara hard objectives measures and softer more

subjective

measures. Pengukuran kinerja dengan menggunakan metode BSC,

menunjukkan adanya keseimbangan antara hard objective measures, artinya

dengan menggunakan ukuran hasil yang obyektif (ukuran-ukuran yang mudah


(30)

yang lebih subyektif (ukuran-ukuran yang sulit didapatkan), yaitu ukuran hasil

pada customer, IBP, dan learning and growth perspective.

Dalam metode pengukuran kinerja BSC, ada 3 prinsip yang memungkinkan

strategi dapat diterjemahkan kedalam berbagai tujuan dalam setiap perspective,

dalam perencanaan strategis, yaitu sebagai berikut ini:

 Hubungan sebab dan akibat.

Rantai sebab dan akibat harus mencakup keempat faktor BSC diatas, jadi setiap pengukuran yang dipilih dalam BSC harus menjadi elemen dari rantai hubungan sebab dan akibat yang mengkomunikasikan arti dari strategi pada sebuah perusahaan.

 Ukuran hasil dan ukuran pemicu kinerja.

Tolok ukur inilah yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui perubahan kinerja perusahaan (lebih baik, lebih buruk, atau tetap).

 Keterkaitan dengan masalah financial.

Hubungan sebab akibat semua ukuran dalam sebuah Balanced Scorecard

harus terkait dengan setiap tujuan financial perusahaan. Perencanaan strategis

secara keseluruhan terdiri atas penentuan:

o Visi (Vision). Merupakan suatu pernyataan menyeluruh tentang gambaran

ideal yang ingin di capai oleh organisasi di masa yang akan datang.

o Misi (Mision). Merupakan suatu pernyataan bisnis dari perusahaan.

o Sasaran (Goals). Adalah suatu pencapaian menyeluruh yang pertimbangkan

penting untuk kesuksesan organisasi di masa mendatang. Sasaran menyatakan dimana organisasi itu ingin berada di masa mendatang.


(31)

o Tujuan. Menunjukan bagaimana tindakan dan hasil – hasil yang di di inginkan itu tercapai. Menunjukan rencana untuk mencapai hasil – hasil yang di inginkan. Tujuan merupakan hal – hal apa yang secara spesifik harus di kerjakan untuk melaksanakan strategi. Misalnya, hal – hal apa dalam strategi perusahaan yang paling penting bagi keberhasilan masa mendatang? Hal – hal apa yang harus dilakukan oleh organisasi untuk mencapai sasarannya?

o Perspektif (Perspective). Empat pandangan berbeda yang mengendalikan

organisasi. Perspektif memberikan suatu kerangka kerja untuk pengukuran.

Empat perspektif dalam balanced scorecard adalah financial, pelanggan,

proses bisnis, dan pembelajaran & pertumbuhan.

o Hubungan sebab akibat (Cause-Effect Relationship). Aliran kinerja bisnis

dari tingkat lebih rendah (lower level) ke tingkat lebih tinggi (upper level) di

dalam atau di antara perspektif. Misalnya, pelatihan karyawan tentang pelayanan pelanggan akan mengakibatkan pelayanan pelanggan menjadi lebih baik, sehingga memimpin kearah peningkatan hasil – hasil finansial. Hubungan sebab akibat menunjukan sebagai pemimpin atau pengendali pada satu sisi, menghasilkan suatu hasil akhir atau akibat pada sisi yang lain.

o Ukuran hasil dan ukuran pemicu (Measurement). Suatu cara memantau dan

menelusuri kemajuan tujuan – tujuan strategis. Pengukuran dapat berupa indicator yang memimpin kinerja, memimping menuju hasi akhir (leading/lead indictors) atau hasil akhir (lagging/lag indicators). Misalnya, perspektif pelanggan yang bertujuan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan 100% pada akhir tahun 2002 (tujuan strtegis) dapat di ukur


(32)

menggunakan indikator keakuratan dalam pelayanan, tanggap dalam

pelayanan, harga dan kualitas produk di bandingkan pesaing – pesaing (lead

indicators), rating kepuasan pelanggan, dan indokator banyaknya pelanggan

yang merasa puas (lag indicators). Lag indicators sering di sebut sebagai

ukuran – ukuran pengendali kinerja (performance driver measures). Lag

indicators dan lead indicators merupakan indikator kinerja kunci (key performance indicators) bagi suatu organisasi.

o Target (Targets). Suatu kinerja yang di harapkan atau peningkatan yang di

perluakan di masa mendatang. Misalnya, perpektif finansial memiliki target kinerja tingkat pengembalian investasi (ROI) minimum 35% per tahun, perspektif pelanggan memiliki target kinerja kepuasan pelanggan 100%, perspektif proses bisnis internal memiliki target kinerja tingkat kegagalan produk maksimum 100 DPMO (defects per milion opportunities), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki target kinerja pelatihan karyawan minimum 45 jam per karyawan pertahun

o Program (Programs). Insitiatif – inisiatif atau proyek – proyek utama yang

harus di laksanakan agar memenuhi satu atau lebih tujuan – tujuan strategis. Misalnya, program peningkatan efisiensi, program peningkatan kualitas, program peningkatan kepuasan pelanggan, dan program peningkatan produktifitas merupakan program – program yang sering di laksanakan dalam organisasi.

o Pemikiran strategis (Strategic Thingking). Suatu proses intuitif dan alamiah

dalam berfikir yang melihat sesuatu memalui kompetisi, mengantisipasi


(33)

perubahan – perubahan yang di butuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan. Pemikiran strategis dapat di terapkan pada individu maupun organisasi

o Perencanaan strategis (Strategic Planning). Suatu proses formal yang

terstruktur dalam pencarian kembali dan analisis tentang kompetisi sebagai suatu usaha untuk mengidentifikasi kekuatan – kekuatan, kelemahan – kelemahan, kesempatan – kesempatan, dan tantangan – tantangan atau

ancaman – ancaman (SWOT analysis).

o Kisi strategis (Strategic Grid). Suatu kerangka kerja logis untuk

mengorganisasikan sekumpulan tujuan strategis ke dalam empat perpektif

dalam balanced scorecard. Segala sesuatu di kaitkan untuk membangun

hubungan sebab – akibat. Kisi strategis merupakan landasan untuk

membangun balanced scorecard. Misalnya, kisi strategis yang

mengorganisasikan tujuan- tujuan strategis dalam perspektif financial dari balanced scorecard.

o Area Strategis (Strategic Area). Merupakan tujuan strategis utama untuk

organisasi. Misalnya, memaksimumkan nilai pemegang saham atau meningkatkan efisiensi operasional. Area strategis mendefinisikan ruang

lingkup untuk pembangunan sistem balanced scorecard.

o Model Strategis (Strategic Model). Kombinasi dari semua tujuan strategis

pada suatu kisi strategis (strategic grid), di kaitkan secara baik.dan lengkap,

memberikan satu model tunggal atau struktur untuk mengelola area strategis.


(34)

o Strategi. Merupakan suatu pernyataan tentang apa yang harus di lakukan oleh organisasi untuk bertindak dari satu titik referensi ke titik referensi yang lain. Strategi merupakan sekumpulan tindakan terintregasi yang konsisten dengan visi jangka panjang organisasi yang memberikan nilai kepada pelanggan dengan suatu struktir biaya yang memungkinkan pencapaian keunggulan hasil yang berkelanjutan. Dalam konteks definisi

ini, setiap organisasi yang berorientasi pada keuntungan atau nirlaba (not for

profit) merupakan suatu sitem penyerahan nilai (value delivery sistem). Strategi biasanya di kembangkan pada tingkat atas organisasi, tetapi di laksanakan oleh tingkat bawah organisasi.

o Templates. Merupakan alat – alat untuk membantu dalam pembangunan balanced scorecard, secara tipikal di gunakan untuk memperoleh dan membandingkan data dalam empat komponen balanced scorecard, yaitu kisi

strategis, pengukuran, target, dan program (inisiatif) [1]

2.5. Konsep Dasar Sistem Informasi

Konsep Dasar Sistem

Sistem adalah kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan atau berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh :

A. Sistem Komputer terdiri dari : Software, Hardware, Brainware


(35)

Menurut Jerry FithGerald ; sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Menurut Ludwig Von Bartalanfy ; Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

Menurut Anatol Raporot ; Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.

Menurut L. Ackof ; Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

Syarat-Syarat Sistem :

A. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.

B. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.

C. Adanya hubungan diantara elemen sistem.

D. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting

daripada elemen sistem.

E. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

Komponen Sistem Informasi

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun


(36)

Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem

dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem,

misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.

Sistem informasi mempunyai enam buah komponen atau disebut juga dengan

blok bangunan (building block), yaitu :

A. Komponen input atau komponen masukan

B. Komponen model

C. Komponen output atau komponen keluaran

D. Komponen teknologi

E. Komponen basis data

F. Komponen kontrol atau komponen pengendalian.

Keenam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu pengolahan data dan tidak dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat. Komponen-komponen dari sistem informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :


(37)

A. Blok Masukan (Input Block)

Input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi.

B. Blok Model (Model Block)

Kombinasi prosedur, logika, dan model matemetik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diingiinkan.

C. Blok Keluaran (Output Block)

Keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

D. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem

informasi.Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara menyeluruh.

E. Blok Basis Data (Database Block)

Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

F. Blok Kendali (Control block)

Beberapa pengendalian yang dirancang secara khusus untuk menanggulangi gangguan-gangguan terhadap sistem [5].


(38)

2.1.SIKLUS HIDUP SISTEM

Siklus hidup syitem adalah sebuah aplikasi dalam pendekatan sistem untuk mengembangkan sistem informasi berbasis computer. Siklus hidup sistem terbagi menjadi 3 tahap, yaitu.

2.1.1.Perencanaan

Meliputi perumusan masalah, pendefinisian masalah, penyatuan keobyektifan sistem, mengenali bagian – bagian sistem, melakukan studi kelayakan, menyiapkan sebuah proposal sistem, menyetujui atau menolak proyek serta menetapkan sebuah mekanisme control.

2.1.2. Analisis

Meliputi pengesahan studi sistem, pegorganisasian tim proyek, mendefinisikan kebutuhn informasi, mendefinisikan kriteria sistem, menyiapkan proposal desain serta menyetujui atau menolak proyek desain.

2.1.3. Desain

Meliputi persiapan detail sistem, mengenali konfigurasi alternative sistem, melakukan evaluasi konfigurasi alternatif sistem, menyeleksi konfigurasi terbaik, menyiapkan proposal penerapan serta menyetijui atau menolak penerapan sistem.


(39)

2.1.4. Implementasi

Meliputi perencanaan penerapan, perumusan penerapan, pengenalan

hardware, pengenalan software, menyiapkan database, menyiapkan fasilitas fisik,

melakukan pelatihan terhadap user, menyiapkan proposal penerapan sistem baru, menyetujui atau menolak proposal sistem baru, serta menerapkan penggunaan sistem baru.

2.1.5. Operasi

Meliputi penggunaan sistem, audit sistem, perawatan sistem, menyiapkan proposal perancangan ulang, serta menyetujui atau menolak proposal perancangan ulang.


(40)

33 

Pada bagian ini di uraikan secara rinci metode yang di gunakan dalam penelitian. Secara umum terdapat empat tahapan yaitu tahap identifikasi permasalahan, tahap pengumpulan, dan pengolahan data, tahap analisa data, dan

tahap kesimpulan dan saran. Dari tahapan – tahapan tersebuut dapat di buat flowchart

metodologi penelitian yang di sajikan pada Gambar 3.1 di bawah ini

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Identifikasi awal  

dan perumusan 

masalah

Penetapan tujuan 

penelitian

Studi pustaka  Studi Lapangan 

Pengumpulan data

Identifikasi & 

analisa masalah 

Perumusan strategi 

& Perencanaan 


(41)

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan tugas akhir ini di laksanakan dengan rincian sebagai berikut.

Tempat : PT. Nobel Carpet

Waktu : 1 April 2011 s/d 1 Mei 2011

Judul TA : Penilaian Implementasi Aplikasi Teknologi Informasi pada PT Nobel

Carpet Berdasarkan Analisa Tujuan Bisnis

3.2. Metode Pelaksanaan

Dalam usaha menyusun penulisan ini, dan serta pengetahuan yang sesuaidengan pokok permasalahan yang dibahas. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan keperluan yang bersangkutan, di gunakan metode sebagai berikut:

3.2.1.Wawancara

Dalam penyusunan laporan dan requitment – reqruitment yang dibutuhkan

dalam perencanaan pengembangan aplikasi dilakukan dengan metode wawancara dengan pihak eksekutif PT. Nobel Carpet.


(42)

3.2.2.Observasi

Dimana penulis melakukan penelitian secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan data – data yang di perlukan.

3.2.3.Studi Literatur

Penelitian di lakukan dengan cara mencari data- data (dokumen) baik berasal

dari buku maupun yang berasal dari internet serta media lainnya yang menunjang

dalam penulisan tugas akhir.

3.2.4.Analisa / Penilaian Implementasi Bisnis

Analisa dan penilaian implementasi Bisnis ini di lakukan berdasarkan metode SWOT yang akan menilai dan memperkirakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki atau dapat terjadi pada aplikasi.

3.2.5.Perencanaan Implementasi Aplikasi

Pada tahap perencanaan pengembangan aplikasi dilakukan perumusan strategi – strategi yang dapat di implenentasikan pada perusahaan dan merencanakan detail – detail implementasi pada masing – masing strategi di atas.


(43)

3.2.6.Penulisan Buku Laporan

Tujuan utama penulisan buku ini ialah sebagai laporan penyusunan tugas akhir jurusan teknik informatika.

3.2.7.Jadwal Kegiatan

Table 3.1 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir

April Mei No Kegiatan

Minggu ke II

Minggu ke III

Minggu ke IV

Minggu ke I

Minggu Ke II

1 Interview dan Perkenalan

2 Persiapan

3 Studi Lapangan

4 Desain, dan Perencanaan

Sistem


(44)

3.3. Pelaksanaan

Adapun pelaksaan Tugas Akhir di PT. Nobel Carpets dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pertama - pertama penulis melakukan interview ke perusahaan, yang dilanjutkan dengan persiapan dan melakukan studi lapangan, pembuatan desain, dan perancangan sistem. Setelah pembuatan desain dan perancangan system, penulis membuat laporan hasil akhir.


(45)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisis data – data yang telah didapatkan, dan merencanakan sistem sesuai dengan kebutuhan yang ada.

4.1. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Thread)

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini di lakukan beberapa pendekatan untuk mencari permasalahan dan menemukan penyelesaian. Pencarian permasalahan di awali dari mempelajari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang di miliki oleh PT. Nobel Carpets.

4.1.1.Analisis Kekuatan (Strength)

Setiap perusahaan memiliki kekuatan atau kelebihan yang membedakan mereka dengan perusahaan yang lainnya, kelebihan – kelebihan tersebut yaitu:

a. Kualitas produk yang sudah terjamin, baik dalam segi desain, bahan baku,

maupun ketahanan. Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu, istilah ini sering di gunakan dalam bahasa bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang di hasilkan, dalam hal ini sudah terbukti bahwa kualitas karpet yang di produksi oleh PT. Nobel Carpets memiliki kualitas yang baik, hal ini dibuktikan dengan mempu bertahannya produk selama bertahun – tahun dengan tekstur dan warna yang masih bagus.


(46)

Selain itu proses produksi selalu di awasi dengan ketat oleh ahlinya demi menjaga kualitas produk serta semua produk di produksi dengan mesin – mesin berteknologi yang tinggi dan canggih sehingga tidak perlu di ragukan lagi kualitas produk yang di hasilkan.

b. Sistem promosi produk yang baik. Promosi adalah upaya untuk

memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa kepada konsumen dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi, produsen atau distributor mengharap kenaikannya angka penjualan

Tujuan di lakukannya kegiatan promosi adalah menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial agar terjadi kenaikan penjualan dan profit. Promosi pada perusahaan ini di lakukan dengan cara memberikan diskon – diskon bagi pembelian / pemesanan proyek – proyek besar, menawarkan kualitas produk yang baik, harga produk yang kompetitif yang terbukti dapat meyakinkan para calom komsumen untuk memilih produk karpet yang di tawarkan oleh PT. Nobel Carpets.

c. Keanekaragaman desain bentuk dan ukuran. Desain biasa di terjemahkan

sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Sampai saat ini desain produk yang telah di hasilkan adalah mencapai ratusan lebih desain karpet yang menarik dengan beragam bentuk, dan ukuran. Macam – macam produk yang di hasilkan antara lain:


(47)

i. Tuffted Carpets. Beragam pilihan dalam tipe, kualitas, warna, dan tekstur

dan bahan yang di gunakan antara lain polypropylene, nilon, dan wol. Pada Tuffed

Carpets tersedia dalam 6 kategori produk yaitu:

a) Graphic Cut Pile

Gambar 4.1 Graphic Cut Pile

b) Graphic Loop Pile

Gambar 4.2 Graphic Loop Pile

c) Hi Low Scroll Loop Pile

Gambar 4.3 Hi Low Loop Pile

d) Level Cut Loop


(48)

e) Plain Cut Pile

Gambar 4.5 Plain Cut Pile

f) Plain Level Loop Pile

Gambar 4.6 Plain Level Loop Pile

ii. Woven carpets. Memiliki desain yang menarik bertipe klasik, modern, atau

permadani, dengan kualitas tinggi bagi yang berselera tinggi, Woven carpets

terbagi menjadi tiga, yaitu:

a) Classical Woven


(49)

b) Modern Woven

Gambar 4.8 Modern Woven

c) Wall to Wall

Gambar 4.9 Wall to Wall Woven

iii. Printed carpets. Meliliki fleksibilitas luar biasa dalam penciptaan desain

dan warna membuat printed karpet menjadi pemenang bagi seluruh kebutuhan


(50)

a) Wall to Wall Nylon & Wall to Wall Wool Blend

Gambar 4.10 Wall to Wall Nylon & Wall to Wall Wool Blend

b) Kids Collection & Abstract Desain Rugs

Gambar 4.11 Kids Collection & Abstract Desain Rugs

iv. Axminster Carpets. Desain rumit dengan daya tahan yang kuat dan tahan

lama menjadikan axminster selalu jadi daftar teratas dalam daftar pilihan arsitek


(51)

Gambar 4.12 Axmister Carpets

d. Harga produk yang kompetitif dan terjangkau. Salah satu pertimbangan yang

paling penting dalam membeli suatu produk adalah faktor harga, karena itu sangatlah penting menentukan harga yang sesuai dengan kualitas dan kemampuan konsumen, dan dapat bersaing dengan harga - harga yang di tawarkan oleh perusahaan lain yang bersaing merebutkan kepercayaan konsumen atau pasar dengan perusahaan ini. Di bawah ini adalah contoh – contoh harga yang di tawarkan PT. Nobel Carpets beserta perbandingan harga dengan perusahaan karpet lain.


(52)

Tabel 4.1 Perbandingan Harga Karpet

No Nama Barang Harga

PT. Nobel Carpets

Harga Perusahaan Lain

1 Accord 150.500,00/m2 152.400,00/m2

2 Axminster. 42 oz 359.000,00/ m2 361.000,00/ m2

3 Cornel 105.000/ m2 107.000/ m2

4 Foam under layer 300.500/ m2 301.700/ m2

5 Mega Sisal 95.000/ m2 96.000/ m2

6 Patriot 65.000/ m2 67.000/ m2

7 Printed 1300 210.000/ m2 213.000/ m2

8 Printed 300, NAV 95.000/ m2 98.000/ m2

9 Terano 85.000/ m2 87.000/ m2

10 Shaggy 130.000/ m2 131.000/ m2

11 Sisal 98.000/ m2 100.000/ m2

(Sumber: Dokumentasi Internal PT. Nobel Carpets)

Dari data – data harga di atas maka dapat di simpulkan bahwa harga produk karpet yang di tawarkan oleh PT. Nobel Carpets lebih murah jika di bandingkan dengan perusahaan yang lain, dan terjangkau oleh masyarakat.

e. Ditribusi pemasaran yang mudah di jangkau konsumen dan memiliki

fasilitas yang memadai. Dalam kegiatan pemasaran produk hal yang tidak kalah pentingnya adalah sistem pendistribusian kepada konsumen, sebagus apapun produk yang di hasilkan tetapi jika hal itu tidak di imbangi dengan pendistribusian yang baik maka akan dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap


(53)

kinerja perusahaan dalam melayani konsumen. Karena itu PT. Nobel Carpets telah mempersiapkan 25 unit truk yang siap mengantarkan barang – barang pesanan konsumen di seluruh Indonesia bahkan sampai ke daerah yang sangat jauh sekalipun. Selain itu pemasaran produk pun sudah tersebar ke beberapa daerah yang strategis sehingga mudah untuk di jangkau oleh konsumen, beberapa cabang pemasaran yang di buka oleh PT. Nobel Carpets di ataranya adalah Bandung, Surabaya, Malang, dan masih banyak lagi.

f. Tenaga kerja yang terlatih dan professional. Sebuah perusahaan tidak akan

bisa berjalan dengan baik jika tidak di dukung dengan kinerja dari karyawan yang professional dan membantu dalam pengembangan kemajuam perusahaan. PT. Nobel Carpets memiliki 500 karyawan yang tersebar di beberapa cabang, dan memiiki kemampuan dan pengalaman di bidangnya masing – masing lebih dari 3 tahun sehingga tidak perlu di ragukan lagi kinerja dari para karyawan.

4.1.2.Analisis Kelemahan (Weakness)

Di samping kekuatan atau kelebihan, setiap perusahaan juga mempunyai kelemahan atau kekurangan, diantaranya adalah:

a. Bahan baku mahal dan terbatas. sebagai perusahaan yang memprosuksi

karpet maka sangat di perlukan bahan baku yang cukup, bahan baku yang yang di perlukan untuk proses produksi karpet adalah benang, latex, serat polypropylene, filament buatan, tiga bahan baku terakhir bahkan harus di import dari luar negeri, dan masalah bahan baku yang sering terjadi adalah terjadinya kelangkaan dan sering kali mengakibatkan melonjaknya harga barang baku tersebut.


(54)

Bahan baku yang paling banyak di gunakan dan paling penting adalah benang, benang yang di gunakan harus kerkualitas tinggi dengan warna yang tidak mudah luntur dan bisa bertahan bertahun – tahun, dengan spesifikasi seperti di atas akan sangat sulit untuk memenuhi semua kebutuhan. Selama ini supplaier benang hanya mampu untuk memenuhi 85% dari kebutuhan produksi, sehingga sedikit banyak menghambat jalannya produksi produk pada PT. Nobel Carpets,

b. Persepsi publik yang menganggap karpet adalah barang mahal dan mewah.

Persepsi atau anggapan publik terhadap produk yang di produksi dapat sangat mempengaruhi tingkat penjualan produk. Jika persepsi masyarakat terhadap produk yang di produksi tersebut baik, maka akan sangat memungkinkan dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, begitu pula sebaliknya, jika persepsi masyarakat terhadap produk yang di produksi buruk maka akan dapat mendatangkan kerugian pada perusahaan.

c. Produk yang di hasilkan bukan merupakan kebutuhan primer. Dalam

menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis, dan macam barang – barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingan atau prioritas di bagi menjadi tiga, yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar – benar teramat sangat di butuhkan manusia, dan sifatnya wajib di penuhi. Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan primer terpenuhi dengan baik. Kebutuhan tersier kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana, dan berlebihan. Dalam hal ini, karena produk yang di produksi adalah karpet yang notabene termasuk dalam kebutuhan tersier yang kurang begitu di prioritaskan dan penggunaannya yang hanya sebagai


(55)

pelengkap bukannya sebagai kebutuhan yang sangat di butuhkan (kebutuhan primer).

d. Resiko pengolahan data keuangan yang tinggi. Manusia bukanlah makhluk

yang sempurna dan pasti pernah melakukan kesalahan baik di sengaja mupun tidak oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan bahwa karyawan dapat melakukan kesalahan pengolahan data yang begitu banyak, dan rumit, serta memerlukan ketelitian yang tinggi. Berikut ini adalah perincian dari persediaan barang yang di simpan dalam gudang selama 5 tahun terakhir

Tabel 4.2 Daftar Persediaan Stok Gudang

no Tahun Persediaan dlm rupiah

1 2006 17.837.921.599.68

2 2007 11.535.986.170.80

3 2008 10.876.307.230.32

4 2009 18.923.806.624.80

5 2010 18.168.397.238.88


(56)

Selain data – data stok gudang masih terdapat data – data yang lain yaitu data – data pembelian yang terjadi di PT. Nobel Carpets selama 5 tahun terakhir, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Daftar Pembelian 5 Tahun Terakhir

no Tahun Pembelian dlm rupiah

1 2006 7.942.147.563.84

2 2007 12.160.147.912.08

3 2008 28.433.185.351.20

4 2009 5.296.875.108.00

5 2010 14.214.854.371.20


(57)

Tabel 4.4 Daftar Penjualan 5 Tahun Terakhir

no Tahun Pembelian dlm rupiah

1 2006 17.772.308.232.00

2 2007 15.287.871.533.76

3 2008 24.068.696.668.80

4 2009 7.247.301.625.20

5 2010 13.655.895.973.44

Gambar 4.15 Grafik Penjualan 5 Tahun Terakhir

Tabel di atas merupakan rincian dari penjualan produk – produk yang di alami oleh PT. Nobel Carpets. Dengan adanya data di atas maka dapat di buktikan bahwa banyak sekali terjadi transaksi keuangan yang terjadi pada PT. Nobel Carpets sehingga menimbulkan resiko yang tinggi pada pengelolaan data yang dapat terjadi.


(58)

4.1.3.Analisis Peluang (Opportunities)

Seiring berkembangnya waktu maka akan banyak juga menciptakan peluang – peluang yang akan sayang bila di lewatkan begitu saja. Contoh – contoh dari peluang yang dapat di manfaatkan adalah:

a. Peningkatan pendapatan perkapitan penduduk Indonesia. Pendapatan

perkapita sering di ukur sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah Negara, semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur Negara tersebut.

Berdasarkan perhitungan statistik, pendapatan perkapita Indonesia atas dasar harga berlaku pada 2010 tercatat mencapai Rp 27 juta atau setara dengan 3.004,9 dollar AS. Angka ini naik sekitar 13 persen bila dibandingkan pada 2009 lalu yang mencapai Rp 23,9 juta atau setara 2.349,6 dollar AS.

“Itu, angka nominal PDB sebesar Rp 6.244,9 triliun dibagi dengan jumlah penduduk pada 2010 yang sebesar 237,6 juta hasilnya adalah Rp 27 juta per kapita pendapatan per tahun,” kata Kepala BPS Rusman Heriawan, Senin (7/2/2011).

b. Perubahan pola hidup yang lebih praktis dan mendambakan kenyamanan,

kemudahan serta kemudahan. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju maka semakin maju pola pola kehidupan masyarakat, yang tadinya hanya sebagai kebutuhan pelengkap sekarang sudah menjadi kebutuhan sekunder atau bahkan kebutuhan primer. Begitu pula dengan karpet yang sekarang ini sudah semakin di kenal dan di butuhkan dalam memenuhi kenyamanan dalan kehidupan sehari – hari. Dengan menggunakan karpet kita bisa merasakan kenyamanan dan kelembutan yang lebih dari pada merasakan secara langsung dingin dan kerasnya


(59)

lantai karena jika lantai tersebut di lapisi dengan karpet maka yang terasa adalah kelembutan dan kehangatan sehingga sangat cocok apabila di gunakan bersama keluarga dan akan menambah kualitas kebersamaan dan kenyamanan di dalam rumah atau tempat menjalani kehidupan sehari – hari.

c. Banyaknya permintaan dari para konsumen, karena semakin banyaknya

konsumen yang menginginkan kenyamanan dalam menjalani kehidupan sehari – hari maka tidak menutup kemungkinan akan di gunakannya karpet sebagai penutup lantai yang nyaman. Semakin banyak orang yang memperhitungkan penggunaan karpet maka semakin besar pula kemungkinan permintaan konsumen terhadap karpet yang di produksi. Selama ini PT. Nobel Carpets banyak menerima permintaan dari banyak hotel yang tersebar di seluruh Indonesia, contohnya adalah Hotel Paragon, Hotel Aquarius, Hotel Grand City, Hotel Sanur, Hotel Century, dan masih banyak lagi. Untuk lebih jelasnya dapat di liht pada tabel di bawah ini

Tabel 4.5 Daftar Permintaan Konsumen

no Nama Konsumen Nama barang Quantity (M2)

1 PT. Hardaya Widya Graha Axminster 2,920.00

2 PT. Prima Adithama Int. D. Axminster 42 Oz 122.00

3 PT. Sunindo Gapura Prima

Axminster 42 Oz Nylon Printed 1500 gsm

870.00 328.00

4 PT. Surya Gemilang Terang Nylon Printed 1500 gsm 736.00

5 PT. Karya Mandala Putra Romano 5,242.00

6 PT. Wisma Resortama P. Wilton P13 620.00


(60)

8 PT. Dwimitra Nusantara Axminster 42Oz 1,208.80

9 PT. Criswiyan Rejeki Nylon Printed 1300 gsm 3,184.00

10 Happy Puppy Hand Tufted 86.45

11 PT. Nav Bima Pratama Nylon Printed 300 gsm 1,500.00

12 TK. Anton Carpet Jawa 910.00

13 Francis Interior Mega Sisal 4.10

14 TK. Sumber Mas Jawa 312.00

15 Saga Indocama Cornell 16.84

16 Aline Interior Mega Sisal 32.57

d. Kepercayaan para pelanggan. Kepercayaan pelanggan adalah hal yang

paling berharga dalam jalannya kehidupan perusahaan, tanpa adanya kepercayaan pelanggan mustahil sebuah persusahaan dapat bertahan sebagus apapun perusahaan tersebut. PT. Nobel Carpets memiliki banyak pelanggan yang setia termasuk hotel - hotel besar di Indonesia yang sangat percaya dan yakin dengan kinerja dari perusahaan ini. Berikut ini adalah daftar – daftar konsumen setia PT. Nobel Carpets

Tabel 4.6 Daftar Konsumen

no Nama Konsumen Alamat konsumen

1 PT. Hardaya Widya Graha Jl. Gubeng Pojok N0.1, Surabaya

2 PT. Prima Adithama Int. D. Jl. Jendral Sudirman Kav.10, Jakarta

3 PT. Sunindo Gapura Prima Jl. Yosodipuro No. 133 SOLO

4 PT. Surya Gemilang Terang Ruko Mediterania 1 Blok F No. 8 B,

Jakarta Utara


(61)

Marga Mas No.4. Makasar

6 PT. Wisma Resortama P. Jl. Pos Pengumben Raya No.50,

Jakarta

7 PT. Jaya Bumi Perkasa

Jln. Trans Sulawesi Palu Pantoloan Km. 16, TAIPA-SULTENG

8 PT. Dwimitra Nusantara JL. Hang Tuah 46 Sanur

9 PT. Criswiyan Rejeki Jl. Benteng Kapaha, Ambon

10 Happy Puppy Jl. Gubeng Pojok N0.1, Surabaya

11 PT. Nav Bima Pratama Jl. Panjang Jiwo

12 TK. Anton Carpet Jl. Dumar Industri G / 3 B

13 Francis Interior Jl. HR. Mohammad 18 Kav. 391

14 TK. Sumber Mas Jl. Kramat Gantung 132, Surabaya

15 Saga Indocama Jl. Dharmahusada Indah Barat III

64-68, Surabaya

16 Aline Interior

Ruko Taman Puspa Raya C8 Citra Land,Surabaya

e. Pasar di luar negeri yang masih terbuka lebar, peluang pasar di bidang

industri karpet masih sangat terbuka lebar di pasar luar negeri terutama di Negara – Negara maju yang sudah menganggap karpet bukan lagi menjadi kebutuhan pelengkap tetapi merupakan kebutuhan sekunder. Beberapa Negara yang memiliki peluang tinggi dalam pemasaran karpet adalah Jepang, Malaysia, Thailand, Australia, dam masih banyak lagi.


(62)

4.1.4.Analisis Ancaman (Thread)

Ancaman – ancaman dari factor eksternal yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan adalah;

a. Perubahan nilai tukar valuta asing yang cepat berubah – ubah (tidak stabil).

Tidak dapat di pungkiri bahwa nilai tukar rupiah dengan mata uang asing juga mempengaruhi biaya produksi perusahaan apalagi banyak bahan baku yang harus di import dari luar negeri contohnya seperti latex, serat polypropylene, filament buatan. Jika sebuah perusahaan tidak pandai – pandai dalam menyeimbangkan harga produk dengan nilai tukar valuta asing maka bukannya tidak mungkin akan mengalami kerugian karena biaya produksi yang membengkak tanpa di sertai dengan penyesuaian dengan harga produk.

b. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, sebgai perusahaan yang

tidak sendirian dalam menjalankan industri karpet maka pasti akan memiliki saingan dalam pemasaran produk dan kepercayaan konsumen. Dan jika tidak dapat bertahan dalam persaingan maka sudah pasti kehancuran akan datang. Perusahaan yang menjadi saingan dari PT. Nobel Carpets selama ini contohnya adalah PT. Classic Carpets yang beralamatkan di jl. Pintu Air Raya 22 - A Sawah

Besa. Jakarta, PT. Rainbow Indah Carpets yang beralamatkandi jl. Pintu Air Raya

32.Jakarta,Dan lain lain.

c. Komplain atau kekecewaan para konsumen, keinginan konsumen satu

dengan konsumen lainnya tidaklah sama, maka dari itu pasti ada kemungkinan ketidak-cocokan para konsumen terhadap produk maupun pelayanan yang di sajikan, keluhan yang biasanya di sampaikan oleh para konsumen adalah


(63)

keterlambatan proses produksi yang menghambat proses jual – beli, selain itu ada juga kalanya terjadi kesalahan dalam pengukuran ruangan yang akan di pasang karpet oleh konsumen yang mengakibatkan ketidak cocokan antara ruangan dengan karpet yang sudah di produksi, dan lain lain. jika perusahaan tidak pintar – pintar dalam menangani hal tersebut maka kepercayaan konsumen terhadap kinerja perusahaan akan hilang dan tidak menutup kemungkinan akan lari ke perusahaan yang lain.

d. Keinginan konsumen yang berubah - ubah. Seiring dengan berjalannya

waktu dan perkembangan jaman maka tidak menutup kemungkinan berubahnya keinginan ataupun kebutuhan konsumen terhadap spesifikasi produk yang di inginkan sehingga dari pihak perusahaan harus memperhatikan kecenderungan konsumen terhadap produk yang di inginkan.

Analisis – analisis SWOT di atas akan di atasi dengan strategi – strategi yang akan di jelaskan pada tabel 4.7 di bawah ini

4.2. Analisis Strategi SWOT.

Setelah mengetahui apa saja kekuatan, kelamahan, pelung, dan ancaman yang di miliki oleh PT. Nobel Carpets, maka sekarang saatnya untuk mementukan strategi – strategi yang nantinya akan di lakukan demi pengembangan implementasi kedepannya.Strategi swot di bagi menjadi empat bagian, yaitu:


(64)

1. Strategi S-O. Merumuskan strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada saat ini di miliki. Peluang yang akan di manfaatkan di pilih dari yang paling sesuai dengan kekuatan yang akan di gunakan.

2. Strategi W-O. Merumuskan strategi dengan fokus untuk perbaikan –

perbaikan internal yang mengacu pada kelemahan – kelemahan yang berhasil di identifikasi, perencana manggunakan pendekatan ini berusaha mempertanyakan peluang – peluang yang kemungkinan bisa lepas karena kelemahan tersebut

3. Strategi S-T. Merumuskan strategi dengan acuan awal kekuatan perusahaan.

Berdasarkan kekuatan ini kemudian di cari bagaimana cara pemanfaatannya untuk mengindari atau mereduksi pengaruh ancaman external

4. Strategi W-T. Merumuskan strategi yang berawal dari perasaan bahwa ada

kelemahan yang di rasakan oleh organisasi kemudian berfikir seandainya kelemahan ini bisa di atasi ancaman apa yang akan dapat di hilangkan.

Strategi – strategi tersebut meliputi dan strategi – strategi tersebut dapat di lhat pada tabel 4.7 di bawah ini.


(65)

Tabel 4.7 Tabel Strategi SWOT

OPPORTUNITY (PELUANG) THREAT (ANCAMAN)

Penigkatan pendapatan perkapita penduduk indonesia

Perubahan pola hidup yang lebih praktis dan mendambakan kenyamanan serta kemudahan Banyaknya permintaan dari para konsumen Kepercayaan para pelanggan Pasar di luar negeri yang masih terbuka lebar Perubahan nilai tukar valuta asing yang cepat

berubah-ubah (tidak stabil) Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat komplain atau ketidak-puasan para konsumen Keinginan konsumen yang berubah - ubah EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL FAKTOR

O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4

STRENGTH (KEKUATAN) Kualitas produk yang sudah terjamin, baik dalam segi desain,

bahan baku, maupun ketahanan S 1 Sistem promosi produk yang baik S

2 Keaneka ragaman desain, bentuk,

dan ukuran S3 Harga produk yang kompetitif

dan terjangkau

S 4 Distribusi pemasaran yang mudah

di jangkau konsumen & memiliki fasilitas yang memadai

S 5 Tenaga kerja yang terlatih dan

professional S6

Strategi S-O

 Memperluas jaringan untuk mencari pelanggan baru (S2,O1)  Perawatan inventaris (S5,O3)

 Membuat daftar desain – desain produk yang di produksi secara online (S3,O2)

 Mengadakan pemasaran produk di pasar luar negeri (S2,O4).

 Melakukan berbagai pelatihan atau training kepada karyawan (S6,O3).  Mempertahankan mutu dan kualitas produk (S1,O4).

Strategi S - T

 Melakukan inovasi dalam desain, bentuk, ukuran produk (S3,T4).

 Semakin menambah kualitas produk agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan yang lain (S1,T2).

 Menyesuaikan harga sesuai dengan nilai tukar valuta asing (S4,T1).

 Mempersiapkan para karyawan dalam mengantisipasi protes atau kekecewaan konsumen (S6,T3).

WEAKNESS (KELEMAHAN) Bahan baku mahal dan terbatas W

1 Persepsi publik yang menganggap

karpet adalah barang mahal & mewah.

W 2 Produk yang di hasilkan bukan

merupakan kebutuhan primer W3 Resiko kesalahan pengolahan data W

Strategi W - O  Memproduksi bahan baku sendiri (W1,O3).

 Mengadakan sosialisasi tentang keuntungan menggunakan karpet (W3,O1).

 Mempromosikan produk kepada masyarakat (W2,O3).

 Merubah sistem pengelolaan data keuangan dari sistem manual menjadi sistem yang terkomputerisasi (W4,O2).

Strategi W – T

 Mencari alternatif bahan baku atau sumber bahan baku lain yang lebih murah (W1,T2).

 Menawarkan beragam alernatif produk sebagai antisipasi atas kekecewaan konsuman (W5,T4)

 Menyeleksi karyawan yang produktif dan berpengalaman dalam penanganan data – data keuangan perusahaan demi menghindari kesalahan (W4,T3)


(66)

4.2.1.Strategi S – O

Dari analisis kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) maka akan menghasilkan strategi – strategi yang di kenal dengan strategi S – O yang dapat di lihat pada Tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8 Strategi S - O

OPPORTUNITY (PELUANG) Penigkatan pendapatan perkapita penduduk indonesia Perubahan pola hidup yang lebih praktis dan

mendambakan kenyamanan serta kemudahan Banyaknya permintaan dari para konsumen Kepercayaan para pelanggan Pasar di luar negeri yang masih terbuka lebar EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL FAKTOR

O1 O2 O3 O4 O5

STRENGTH (KEKUATAN) Kualitas produk yang sudah terjamin, baik dalam

segi desain, bahan baku, maupun ketahanan

S 1 Sistem promosi produk

yang baik

S 2 Keaneka ragaman desain,

bentuk, dan ukuran S3 Harga produk yang kompetitif dan terjangkau

S 4 Distribusi pemasaran yang

mudah di jangkau konsumen & memiliki fasilitas yang memadai

S 5 Tenaga kerja yang terlatih

dan professional S6

Strategi S-O

 Memperluas jaringan untuk mencari pelanggan baru (S2,O1)  Perawatan inventaris (S5,O3)

 Membuat daftar desain – desain produk yang di produksi secara online (S3,O2)

 Mengadakan pemasaran produk di pasar luar negeri (S2,O4).  Melakukan berbagai pelatihan atau training kepada karyawan

(S6,O3).

 Mempertahankan mutu atau kualitas produk (S1,O4).

Penjabaran dari masing – masing strategi akan di jelaskan di bawah ini:

a. Memperluas jaringan untuk mencari pelanggan baru. Sebuah perusahaan

akan dapat berkembang bila mendapatkan kepercayaan dari para konsumen atau pelanggan baru karena semakin banyak konsumen atau pelanggan baru maka semakin banyak pula proses jual – beli yang akan terjadi.


(67)

b. Perawatan inventaris. Intentaris adalah barang, perlengkapan atau kendaraan yang di miliki oleh perusahaan yang di gunakan untuk mendukung proses – proses yang di butuhkan oleh perusahaan. Ada pepatah mengatakan membeli barang lebih mudah dari pada merawatnya. Maka dari itu sangatlah penting menjaga barang barang (inventaris) yang sudah ada agar terus dapat di gunakan dan tidak meghambat jalannya kegiatan baik secara produksi maupun distribusi.

c. Membuat daftar desain-desain produk yang di produksi secara online. Tak

dapat di pungkiri saat ini internet sangat dapat membantu dalam segala aspek kehidupan tidak terkecuali dalam pengembangan perusahaan yang dalam hal ini dapat di manfaatkan untuk membatu konsumen untuk dapat melihat dan memilih desain – desain produk yang di tawarkan olen perusahaan.

d. Mengadakan pemasaran produk di pasar luar negeri dengan mengadaptasi

desain – desain yang sesuai dengan kebudayaan masing – masing Negara. Setiap Negara pasti memiliki kebudayaan dan adat istiadat masing – masing yang berbeda satu dengan yang lainnya, maka dari itu jika ingin melirik pasar internasional maka harus mengetahui terlebih dahulu kebudayaan dan kebiasaan dari Negara yang menjadi target pemasaran produk – produk yang terlah di produksi.

e. Melakukan berbagai pelatihan atau training terhadap karyawan. Sebuah perusahaan tidak akan pernah bisa berkembang jika tidak di dukung oleh tenaga kerja yang baik dan professional, maka dari itu perlu adanya pelatihan atau training terhadap karyawan agar karyawan menjadi lebih terlatih, dan kompeten.

f. Mempertahankan mutu atau kualitas produk. Hal yang menjadi prioritas para konsumen dalam membeli produk adalah mutu atau kualitas yang di miliki setiap produk


(68)

dan jika tidak ingin kehilanggan peluang dalammendapatkan konsumen maka mutu atau kualitas produk harus selalu di perhatikan dan di jaga.

4.2.2.Strategi S – T

Dari analisis kekuatan (strength) dan ancaman (thread) akan di hasilkan strategi – strategi yang di kenal dengan strategi S – T. agar lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Strategi S – T

THREAT (ANCAMAN) Perubahan nilai tukar valuta asing yang cepat berubah-ubah (tidak stabil) Perubahan nilai tukar valuta asing yang cepat berubah-ubah (tidak stabil) Perubahan nilai tukar valuta asing yang cepat berubah-ubah (tidak stabil) Perubahan nilai tukar valuta asing yang cepat berubah-ubah (tidak stabil) EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL FAKTOR

T1 T1 T1 T1 STRENGTH (KEKUATAN)

Kualitas produk yang sudah terjamin, baik dalam

segi desain, bahan baku, maupun ketahanan

S 1 Sistem promosi produk

yang baik

S 2 Keaneka ragaman desain,

bentuk, dan ukuran S3 Harga produk yang kompetitif dan terjangkau

S 4 Distribusi pemasaran yang

mudah di jangkau konsumen & memiliki fasilitas yang memadai

S 5 Tenaga kerja yang terlatih

dan professional S6

Strategi S - T

 Melakukan inovasi dalam desain, bentuk, ukuran produk (S3,T4).

 Semakin menambah kualitas produk agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan yang lain (S1,T2).

 Menyesuaikan harga sesuai dengan nilai tukar valuta asing (S4,T1).

 Mempersiapkan para karyawan dalam mengantisipasi protes atau kekecewaan konsumen (S6,T3).

Berikut ini adalah pengjelasan atau penjabaran dari masing – masing strategi yang telah di sebutkan di atas.


(69)

a. Melakukan inovasi dalam desain, bentuk, ukuran, bahkan kualitas produk agar tidak kalah dalam persaingan dalam memenuhi tuntutan dan kebutuhan konsumen. Kecenderungan masyarakat yang mudah bosan dengan desain yang di tawarkan membuat perusahaan berlomba – lomba untuk merebut hati para konsumen dan mengetahui selera pasar, salah satunya adalah dengan melakukan obeservasi.

b. Semakin menambah kualitas produk agar tidak kalah bersaing dengan

perusahaan yang lain. Hal yang tidak kalah penting dari sebuah produk adalah kualitas yang baik dari segi bahan baku sampai dengan produk siap pakai yang di tawarkan kepada konsumen, dan dengan harga yang terjangkau.

c. Mendaur ulang barang – barang yang sudah lama dan tidak terpakai menjadi

barang produksi yang baru. Barang – barang sisa dari potongan – potongan karpet yang tidak terpakai sebenarnya dapat di manfaatkan kembali, salah satu caranya adalah dengan menyulap barang – barang tersebut menjadi barang – barang yang unik dan berguna, contohnya seperti keset, hiasan dinding, dan sebagainya

d. Melakukan distribusi dengan menggunakan jalur yang aman dan dengan

penjagaan yang ketat. Kebutuhan ekonomi yang semakin menghimpit akan memicu adanya tindakan – tindakan kriminal yang dapat merugikan orang lain dan tidak tertutup kemungkinan bagi perusahaan ini untuk menjadi sasaran kejahatan dari para criminal tersebut. Seperti pepatanh yang mengatakan sedia paying sebelum hujan maka tidak ada salahnya jika kegiatan distribusi di lakukan dengan menggunakan jalur yang aman serta menghindari jalur yang rawan akan tindakan – tindakan kriminal


(1)

Dalam bab V ini akan disajikan kesimpulan yang di dapatkan dari hasilpengolahan data dan analisis. Selain itu di sajikan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.

6.1.Kesimpulan

Pada laporan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan Implementasi Aplikasi Teknologi Informasi Pada PT. Nobel Carpets Menggunakan Analisa SWOT” di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1) Kebutuhan aplikasi teknologi informasi yang di butuhkan oleh PT. Nobel Carpets adalah:

a. Sistem yang selalu bisa menampilkan daftar nilai vukar valuta asing di setiap Negara terhadap mata uang local (rupiah).

b. Sebuah sistem informasi bahan baku yang memuat tentang semua data – data yang berkaitan dengan bahan baku sehingga dapat dengan mudah di control oleh perusahaan.

c. Sebuah sistem yang dapat mengatasi pengeolaahn data – data keuangan baik penjualan, pembelian bahkan stok gudang.


(2)

d. Sistem yang dapat memberikan informasi tentang data – data bahan baku yang di cari seperti tempat – tempat penghasil serta harga, dan kualitas dari bakan baku yang di perlukan.

e. Sistem informasi kepegawaian yang menampung semua data – data yang di miliki oleh karyawan sehingga dapat mengontrol kinerja karyawan.

f. Sistem informasi yang dapat mengontrol perkembangan konsumen.

g. Sebuah web yang memuat semua desain – desain dari produk yang di produksi dan menampilkannya kepada para konsumen yang ingin melihat produk.

h. Sebuah sistem yang dapat menampung aspirasi dan keluhan dari para konsumen.

i. Sebuah sistem yang dapat menginformasikan kepada masyarakat tetang keuntungan menggunakan karpet.

j. Sebuah web yang dapat menawarkan produk dengan berbagai promosi yang ada kepada masyarakat.

k. Sistem yang dapat menampung dan menjawab keluhan – keluhan para konsumen.

l. Sebuah sistem yang dapat menampung data tentang inventaris sehingga dapat dengan mudah di control.

m. Sistem informasi yang dapat mencatat data – data produk sehingga dapat di kontrol untuk memastikan mutu dan kualitas produk.


(3)

n. Sebuah e-commers yang dapat melayani pembelian dari dalam maupun luar negeri.

o. Sebuah sistem yang memuat tentang tutorial yang berhubungan dengan penanganan terhadap konsumen.

p. Sebuah sistem yang memungkinkan konsumen untuk memilih desain desain yang di sukai sehingga dapat di tentukan desain – desain yang mewaliki selera pasar.

2) Skala prioritas dari masing – masing kebutuhan aplikasi teknologi di atas adalah

a. Sistem yang selalu bisa menampilkan daftar nilai vukar valuta asing di setiap Negara terhadap mata uang local (rupiah). Memiliki skala prioritas 1 (sangat penting).

b. Sebuah sistem informasi bahan baku yang memuat tentang semua data – data yang berkaitan dengan bahan baku sehingga dapat dengan mudah di control oleh perusahaan. Memiliki skala prioritas 2 (penting).

c. Sebuah sistem yang dapat mengatasi pengeolaahn data – data keuangan baik penjualan, pembelian bahkan stok gudang. Memiliki skala prioritas 2 (penting).

d. Sistem yang dapat memberikan informasi tentang data – data bahan baku yang di cari seperti tempat – tempat penghasil serta harga, dan kualitas dari bakan baku yang di perlukan. Memiliki skala prioritas 3 (cukup penting).


(4)

e. Sistem informasi kepegawaian yang menampung semua data – data yang di miliki oleh karyawan sehingga dapat mengontrol kinerja karyawan. Memiliki skala prioritas 2 (penting).

f. Sistem informasi yang dapat mengontrol perkembangan konsumen. Memiliki skala prioritas 3 (cukup penting).

g. Sebuah web yang memuat semua desain – desain dari produk yang di produksi dan menampilkannya kepada para konsumen yang ingin melihat produk. Memiliki skala prioritas 2 (penting).

h. Sebuah sistem yang dapat menampung aspirasi dan keluhan dari para konsumen. Memiliki skala prioritas 2 (penting).

i. Sebuah sistem yang dapat menginformasikan kepada masyarakat tetang keuntungan menggunakan karpet. Memiliki skala prioritas 3 (cukup penting).

j. Sebuah web yang dapat menawarkan produk dengan berbagai promosi yang ada kepada masyarakat. Memiliki skala prioritas 2 (penting).

k. Sistem yang dapat menampung dan menjawab keluhan – keluhan para konsumen. Memiliki skala prioritas 1 (sangat penting).

l. Sebuah sistem yang dapat menampung data tentang inventaris sehingga dapat dengan mudah di control. Memiliki skala prioritas 1 (sangat penting).


(5)

m. Sistem informasi yang dapat mencatat data – data produk sehingga dapat di kontrol untuk memastikan mutu dan kualitas produk. Memiliki skala prioritas 2 (penting).

n. Sebuah e-commers yang dapat melayani pembelian dari dalam maupun luar negeri. Memiliki skala prioritas 3 (cukup penting).

o. Sebuah sistem yang memuat tentang tutorial yang berhubungan dengan penanganan terhadap konsumen. Memiliki skala prioritas 2 (penting).

p. Sebuah sistem yang memungkinkan konsumen untuk memilih desain desain yang di sukai sehingga dapat di tentukan desain – desain yang mewaliki selera pasar. Memiliki skala prioritas 2 (penting).

6.2.Saran

Penulis juga menyadari masih banyak sekali kekurangan kekurangan yang terdapat pada laporan tugas akhir ini, di antaranya adalah

1) Kurangnya analisa terhadap salah satu bagian dari balanced score card yaitu pengelompokan terhadap faktor penentu perusahaan yaitu seperti Financial Perspective, Business Perspective, Customer Perspective, dan Learn & Growth Perspective.


(6)

98 

Gaspersz, Vincent (2006). Sistem Manajemen Kinerja Terintegerasi Balanced Score Card Dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Redha. (2009). Analisis SWOT Pengertian SWOT. Universitas Lampung, URL :

http://blog.unila.ac.id/ redha/2009/02/23/analisis-swot-pengertian-swot-pengantar-swot/), diakses 10 april 2011

Rimanto, Dino. (2008) Perumusan Masalah, Dhiyas.org, URL : dhiyas.org/property@dinorimantho/manajemen-strategi/perumusan-strategi/,

diakses online pada tanggal 10 April 2011.

Indra, Yopie. (2010). Unsur Tata Kelola Data / Data Governance Elements, yopieindra.blogspot.com. URL : http://yopieindra.blogspot.com/2010/10/unsur-tata-kelola-data-data-governance.html di akses online pada tanggal 10 April 2011. Parno. (2009). Konsep Dasar SI. Universitas Gunadarma. URL : http://parno.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/SI_01_Konsep_Dasar_SI .pdf Diaskses online pada tanggal 10 April 2010.