18
menjadi covernya, serta artikel-artikel yang menceritakan kehidupan seksual kaum cosmopolitan ikut merubah pola pikir masyarakat
tradisional. Dari uraian diatas kita bisa mengetahui bahwa ada dua kekuatan
utama pembentuk budaya global yaitu, yang pertama percepatan dalam perkembangan teknologi dan informasi, dan yang kedua adalah
pertumbuhan partisipasi massa dalam ekonomi pasar oleh para pekerja, konsumen, pendengar dan penonton yang menikmati globalisasi
Munti, 2005. Jadi kesimpulannya, dua kekuatan utama pembentuk budaya global inilah yang menjadi faktor-faktor yang merubah pola
pikir konservatif di era globalisasi.
B. Hubungan Seks Pranikah
1. Definisi
Hubungan seksual pranikah adalah kegiatan seksual yang melibatkan dua orang yang saling menyukai atau saling mencintai, yang dilakukan
sebelum perkawinan Indirijati, 2001. Hubungan seksual pranikah merupakan tindakan seksual tanpa melalui proses pernikahan yang resmi
menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu Hadi, 2006. Hubungan seks pranikah adalah perilaku yang
dilakukan sepasang individu karena adanya dorongan seksual dalam bentuk penetrasi penis kedalam vagina. Perilaku ini disebut juga koitus, koitus secara
moralitas hanya dilakukan oleh sepasang individu yang telah menikah. Tidak
19
ada satu agamapun yang mengijinkan seks diluar ikatan pernikahan Aryani, 2010
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan seksual pranikah adalah perilaku yang
didorong oleh hasrat seksual, yang melibatkan pria dan wanita dalam bentuk intercourse atau koitus, yang dilakukan sebelum pernikahan yang resmi
menurut hukum maupun menurut agama.
2. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Hubungan Seks Pranikah
Menurut Ronosulistyo dalam Hadi, 2006 faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan hubungan seksual pranikah yaitu :
a. Usia Penelitian Fisgher dan Hall menunjukan bahwa wanita dewasa
awal menengah dan wanita dewasa awal akhir, cenderung lebih memiliki sikap permisif dibandingkan wanita dewasa awal awal,
dimana pengaruh orang tua masih cukup besar mempengaruhi sikap mereka tetapi Chilman menyatakan bahwa hubungan seksual pranikah
akan mulai terjadi jika seseorang sudah berusia 16 tahun atau seseorang yang mengalami masa pubertas lebih cepat Rice, 1990.
Terlepas dari kedua pendapat diatas, Reiss dan Miller dalam Hadi, 2006 mengungkapkan adanya suatu kecenderungan bahwa semakin
meningkatnya usia seseorang maka tingkat hubungan seks pranikah semakin meningkat