16
Penelitian yang dilakukan oleh Jui-Shan Chang pada anak-anak muda di Taipei, menyebutkan bahwa baik pria maupun wanita tidak
lagi mempermasalahkan virginitas pada wanita. Mereka beranggapan bahwa, orang yang melakukan hubungan seks pranikah terlihat lebih
keren, bebas, dan modern, sedangkan yang tidak melakukannya dianggap aneh. Karena semua orang melakukannya.
Paul dan Hayes 2002 melakukan penelitian kualitatif pada sejumlah mahasiswi di Perguruan tinggi. Mereka meneliti efek dari
melakukan hubungan seks pranikah dengan cara menanyakan apa yang subyek rasakan selama dan sesudah melakukan hubungan seks.
Beberapa dari perasaan subyek dideskripsikan sebagai perasaan menyesal, bingung, gugup, dan tidak nyaman. Tetapi secara
keseluruhan perasaan-perasaan ini kemudian berubah setelah hubungan seks terbaik tejadi, mereka jadi merasa bahagia, diinginkan,
aman, dan merasa bangga. Weaver dan Herold dalam Bieda 2008 melakukan penelitian
pada 140 wanita yang melakukan hubungan seks pranikah, 25 diantaranya menyebutkan bahwa mereka melakukan hubungan seks
untuk meningkatkan harga dirinya, sedangkan 24 dari 54 wanita yang tidak melakukan hubungan seks pranikah berpikir bahwa mereka
akan memiliki harga diri yang lebih baik seandainya mereka terlibat dalam hubungan seks pranikah.
17
e. Faktor-Faktor yang Merubah Cara Berpikir Konservatif di Era
Globalisasi
Munti 2005 dalam bukunya yang berjudul Demokrasi Keintiman : Seksualitas di Era Global, menjelaskan bahwa fenomena
bergesernya kehidupan seksualitas dari cengkraman tradisi yang dialami lebih dulu oleh masyarakat di barat, turut mempengaruhi
masyarakat lain yang lebih tradisional. Hal ini dikarenakan semakin kecilnya jarak dan semakin mudahnya informasi dan komunikasi di
peradaban yang canggih ini, orang-orang diseluruh dunia jadi lebih menyatu, lebih global. Apa yang terjadi di belahan bumi lainnya, apa
yang menjadi kebiasaan-kebiasaan masyarakat di barat bisa dengan mudah diketahui dan ditiru.
Lebih jauh lagi Munti 2005 menjelaskan bahwa globalisasi dengan perkembangan teknologi dan informasinya telah mempercepat
perubahan gerakan sosial yang dulunya berkutat pada isu emansipasi kini berubah menjadi isu kebebasan seksual bagi homoseksualitas atau
kebebasan pilihan hidup setiap orang untuk menjadi orangtua tunggal, yang kemudian diperkuat oleh HAM internasional. Franchise makanan
seperti Mac Donald, Pizza Hut, Pepsi dan Coca Cola juga merupakan salah satu pendukung lahirnya budaya global yang menggeser budaya
tradisional. Media-media global yang dipasarkan secara bebas seperti
majalah Cosmopolitan yang menampilkan selebriti-selebriti dunia
18
menjadi covernya, serta artikel-artikel yang menceritakan kehidupan seksual kaum cosmopolitan ikut merubah pola pikir masyarakat
tradisional. Dari uraian diatas kita bisa mengetahui bahwa ada dua kekuatan
utama pembentuk budaya global yaitu, yang pertama percepatan dalam perkembangan teknologi dan informasi, dan yang kedua adalah
pertumbuhan partisipasi massa dalam ekonomi pasar oleh para pekerja, konsumen, pendengar dan penonton yang menikmati globalisasi
Munti, 2005. Jadi kesimpulannya, dua kekuatan utama pembentuk budaya global inilah yang menjadi faktor-faktor yang merubah pola
pikir konservatif di era globalisasi.
B. Hubungan Seks Pranikah
1. Definisi
Hubungan seksual pranikah adalah kegiatan seksual yang melibatkan dua orang yang saling menyukai atau saling mencintai, yang dilakukan
sebelum perkawinan Indirijati, 2001. Hubungan seksual pranikah merupakan tindakan seksual tanpa melalui proses pernikahan yang resmi
menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu Hadi, 2006. Hubungan seks pranikah adalah perilaku yang
dilakukan sepasang individu karena adanya dorongan seksual dalam bentuk penetrasi penis kedalam vagina. Perilaku ini disebut juga koitus, koitus secara
moralitas hanya dilakukan oleh sepasang individu yang telah menikah. Tidak