1.2 Perumusan Masalah
Aart van Zoest dan Lavers, t.th dalam Indah 2011 mengatakan bahwa manusia adalah Homo Semioticus, yaitu manusia mencari arti pada barang-barang dan
gejala-gejala yang mengelilinginya. Yoroi yang dikenakan oleh Samurai kelas atas seperti para Daimyo dan Jendral-
jendralnya selalu memiliki simbol-simbol khusus. Simbol-simbol tersebut pastilah memiliki suatu makna. Geertz dalam Indah 2011 mengatakan Simbol adalah
sebagai ajang tempat wahana yang memuat sesuatu nilai bermakna. Oleh karena itu penulis meneliti apa makna dari simbol yang terdapat pada Yoroi.
Dan agar pembahasan tidak terlalu luas maka penulis memutuskan untuk meneliti Yoroi milik Toyotomi Hideyoshi. Toyotomi Hideyoshi adalah satu dari tiga
serangkai yang berhasil menyatukan Jepang saat pecahnya perang seluruh negeri yang telah berlangsung hingga 100 tahun lebih. Ia digelari gelar Taiko oleh Kaisar
yang menandakan bahwa dirinya seorang penguasa. Setiap samurai kelas atas memiliki Yoroi yang mencirikan dirinya sendiri. Lalu
seperti apakah Yoroi milik Toyotomi Hideyoshi dan simbol apa saja yang dikenakan oleh Hideyoshi merupakan sesuatu yang menjadi tanda tanya. Untuk
itu penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1.
Apa saja simbol yang terdapat pada Yoroi milik Toyotomi Hideyoshi?
2. Apa makna simbolik dari simbol yang terdapat pada Yoroi milik
Toyotomi Hideyoshi?
Universitas sumatera utara
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Pembahasan dalam skripsi ini ialah mengenai sejarah perkembangan Yoroi dari zaman Yayoi sampai zaman Edo. Juga membahas Yoroi milik Toyotomi
Hideyoshi, dari bentuk hingga simbol-simbol yang menghiasinya. Dan makna simbolik dari simbol-simbol tersebut.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
Iris Varner Linda Beamer dalam Indah 2011 mengatakan Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari, yang dibagi,
atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter dalam Indah 2011 mengatakan
Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi
ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi.
Gudkunts Kim dalam Indah 2011 mengatakan, Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok
yang besar. Rene Char dalam Indah 2011 mengatakan, Kebudayaan adalah warisan kita
yang diturunkan tanpa surat wasiat. C.A van Peursen dalam Indah 2011 mengatakan, Kebudayaan merupakan gejala
manusiawi dari kegiatan berfikir mitos, ideologi, dan ilmu, komunikasi sistem
Universitas sumatera utara
masyarakat, kerja ilmu alam dan teknologi, dan kegiatan-kegiatan lain yang lebih sederhana.
Banyak hal yang tidak terbaca di dunia ini karena selalu ada sesuatu yang tidak bisa terungkap secara langsung. Oleh karena itu simbol merupakan cara paling
tepat untuk membahasakan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan mudah. Lonergan dalam Indah 2011 mengatakan, Simbol adalah intensionalitas yang
mendasar artinya. Subyek merasa tertarik pada suatu obyek atau sebaliknya; subyek menanggapi secara spontan.
Pierce dalam Indah 2011 mengatakan, simbol adalah salah satu bagian dari
hubungan antara tanda dengan acuannya, yaitu hubungan yang akan menjelaskan makna dari sebuah referen tertentu dalam kehidupan secara umum atau sebuah
karya sastra sebagai replika kehidupan. Helena dalam Indah 2011 mengatakan, simbol adalah tanda untuk menunjukkan
hubungan dengan acuan dalam sebuah hasil konvensi atau kesepakatan bersama, contohnya adalah bahasa verbal, non-verbal, atau tulisan, dan juga benda-benda
yang mewakili sebuah eksistensi yang secara tradisi telah disepakati. Geertz dalam Indah 2011 mengatakan, simbol adalah sebagai
ajangtempatwahana yang memuat sesuatu nilai bermakna meaning. Charles Morris dalam Indah 2011 mengatakan, simbol adalah satu isyaratsign
yang dihasilkan oleh seorang penafsir sebuah signal dan berlaku sebagai pengganti untuk signal itu, dan dengannya ia bersinonim
Universitas sumatera utara
Kamus Webster menjelaskan simbol adalah sesuatu yang berarti atau mengacu pada sesuatu yang berdasarkan hubungan nalar, asosiasi, konvensi, kebetulan ada
kemiripan...tanda yang dapat dilihat dari sesuatu yang tak terlihat. Oleh karena pembahasan pada penulisan ini mengenai makna dari simbol pada
suatu objek, maka teori yang digunakan ialah teori Semiotika. Berikut ini penjelasan teori semiotika oleh para pakarnya :
Semiotika, ilmu tanda dan istilah ini berasal dari kata Yunani semion yang berarti tanda. Panuti Sudjiman Aart van Zoest 1996 mengatakan Tanda bisa terdapat
dimana-mana, misalnya: lampu lalu lintas, bendera, karya sastra, bangunan dan lain-lain. Hal ini disebabkan manusia adalah Homo Semioticus, yaitu manusia
mencari arti pada barang-barang dan gejala-gejala yang mengelilinginya. Semiotika moderen mempunyai dua orang pelopor, yaitu Charles Sanders Peirce
1839-1914 dan Ferdinand de Saussure. Pierce mengusulkan kata semiotika untuk bidang penelaahan ini, sedangkan Saussure memakai kata semiologi.
Sebenarnya kata semiotika tersebut telah digunakan oleh para ahli filsafat Jerman bernama Lambert pada abad XVIII.
Menurut Pierce, makna tanda yang sebenarnya adalah mengemukakan sesuatu. Ia menyebutnya sebagai representamen. Apa yang dikemukakan oleh tanda, apa
yang diacunya, apa yang ditunjuknya, disebut oleh Pierce dalam bahasa Inggris object. Dalam bahasa Indonesia disebut “acuan”. Suatu tanda mengacu pada suatu
acuan dan representasi seperti itu adalah fungsinya yang utama.Agar tanda dapat berfungsi harus menggunakan sesuatu yang disebut ground. Sering ground suatu
tanda berupa kode, tetapi tidak selalu begitu. Kode adalah suatu sistem peraturan
Universitas sumatera utara
yang bersifat transindividual. Banyak tanda yang bertitik tolak dari ground yang bersifat sangat individual.
Teori Semiotik oleh Ferdinand De Saussure 1857-1913. Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian dikotomi yaitu penanda signifier dan pertanda
signified. Penanda dilihat sebagai bentukwujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap
melalui konsep, fungsi danatau nilai-nlai yang terkandung didalam karya arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda
berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi. Semiotika signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem
berdasarkan aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut.
Menurut Saussure, tanda terdiri dari: Bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut
signified. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna
tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”. Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan
interpretant untuk signified dan object untuk signifier, bedanya Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur tambahan
dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut kata “anjing” signifier dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan signified.
Universitas sumatera utara
Begitulah, menurut Saussure, “Signifier dan signified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.” Sobur, 2006.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian