Periode Edo Yoroi Para Pasukan Pejalan Kaki Ashigaru

haramaki, dll. Yang memiliki satu bentuk dan satu fungsi, tousei gusoku memiliki beragam bentuk dan beragam fungsi. Khususnya untuk beradaptasi dari serangan panah, senjata api, dll. Dan juga pengaruh dari negeri asing, menghasilkan bentuk yang sangat kuat. Disisi lain, sode, dengan berbagai perlengkapan dari nanban gusoku lama-kelamaan menjadi tidak berfungsi lagi. Dan juga untuk mengekspresikan diri dan meningkatkan tensi para samurai menggunakan kabuto, tate mono, sashi mono dengan ide-ide sendiri. Pada bagian belakang do dipasang gattari dan mochiuke. Dengan menggunakan ukezuke pada bagian ini dipasang sashimono. Kabuto pun berubah dari model yang selama ini dipakai, lahir bentuk baru yang disebut kawari kabuto, bentuk dan komponen-komponennya bertambah. Tatemono dipasang pada bagian depan, samping, maupun belakang secara bebas, menghasilkan bentuk yang sangat eksentrik.

2.1.7 Periode Edo

Setelah kemunduran keluarga Toyotomi pada perang Osaka, dengan pemerintahan Bakufu, pertempuran-pertempuran menurun, kebutuhan akan pakaian tempur pun menurun. Penggantinya ialah, penelitian akan pakaian-pakaian tempur pada masa lalu dilakukan. Muncul ketertarikan kembali pada o-yoroi abad pertengahan. Dan ingin merealisasikannya lagi. Untuk tujuan itu, pada periode Edo lahirlah pakaian tempur dengan bentuk original dari pakaian tempur zaman chuusei yang dinamakan fukko chou. Namun, secara praktiknya dibuat, bukan karena fungsinya akan tetapi lebih kepada dekorasinya dan berlawanan dengan fungsi aslinya. Pakaian tempur pada zaman modern, dipakai pada perang Boshin oleh kesatuan Universitas sumatera utara militer, dan menggunakan senjata model barat, tanpa membawa pedang, dan dengan ini mengakhiri pemakaian pakaian tempur ala Jepang.

2.1.8 Yoroi Para Pasukan Pejalan Kaki Ashigaru

Seperti yang disebut sebelumnya, pada periode Sengoku pasukan ashigaru tidak bisa juga dikatakan sebagai penentu kemenangan atau kekalahan. Para ashigaru direkrut dari para petani di wilayah kekuasan daimyo. Mereka biasanya tidak memiliki persiapan dalam menghadapi peperangan. Banyak kasus dimana mereka tidak membawa gusoku maupun katana. Berdasarkan hal itu, ada yang disebut o- kashi gusoku, yaitu gusoku yang dipinjam dari daimyo tetangga. Satu set o-kashi gusoku terdiri dari do yoroi, kote, suneate, dan jingasa bentuknya seperti topi petani. Ini merupakan bentuk simpel dari tousei gusoku dalam keadaan darurat. Dengan demikian, tentu saja persiapan gusoku dalam jumlah yang banyak merupakan suatu keharusan. Para ashigaru karena termasuk kedalam pasukan pejalan kaki, kemampuan mobilitasnya sangat ditekankan, yoroi nya pun semakin ringan semakin baik. Dan juga, pada jingasa dan do disematkan lambang sebagai identitas. Hal ini dimaksudkan agar bisa segera mengetahui sesama anggota pasukan. Pedangnya terdiri dari pedang panjang dan pedang pendek. Pedang ini pun merupakan satu paket dari o-kashi gusoku. Akan tetapi, tidak disebutkan tombak sebagai senjata utama ashigaru pada masa ini, senjata utamanya ialah tombak dengan pegangan yang panjang yang disebut nagae ashigaru. 2.2 Yoroi milik Toyotomi Hideyoshi Universitas sumatera utara Toyotomi Hideyoshi 1537-1598 ialah Samurai yang hidup pada periode Azuchi- momoyama, periode dimana Jepang tercabik-cabik oleh perang saudara seseantero negeri, disebut juga dengan periode Sengoku. Dari seorang anak petani yang dipanggil “monyet” ia mendaki hingga menjangkau puncak kejayaan sebagai penguasa mutlak Jepang. Tugas demi tugas dijalaninya dengan penuh dedikasi, hingga sulit dipercaya, sang pelayan rendahan itu di kemudian hari menjadi seorang penguasa negeri yang berhasil menyatukan Jepang. Dialah Toyotomi hideyoshi hampir di sepanjang karirnya mengabdi pada bangsawan bernama Lord Nobunaga. Atas pencapaian besarnya berhasil menyatukan Jepang dibawah satu pedang, dunia mengakuinya sebagai salah satu tokoh besar. Ada kisah yang sangat populer bagi masyarakat Jepang yang menggambarkan integritas tinggi sosok Hideyoshi. Pada saat ingin menyerang benteng terkuat klan Saito, benteng Inabayama. Lord Nobunaga mendengar berita terjadinya perselisihan di dalam tubuh klan Saito. Lalu memerintahkan Hideyoshi untuk menjalin persekutuan militer dengan penguasa dari benteng-benteng lain didaerah itu, yang dapat dijadikan batu loncatan untuk meyerang Inabayama. Dengan menyamar sebagai pedagang keliling, Hideyoshi pergi mengelilingi daerah Bitchu, bertemu diam-diam dengan setiap panglima perang. Pertemuan rahasia yang dilakukan di tengah-tengah suasana panas penuh intrik dari masing- masing anggota klan, adalah tugas yang sangat berbahaya, yang bisa menyebabkan nyawa melayang. Namun usaha tersebut berhasil meyakinkan beberapa jenderal Saito untuk masuk ke dalam daftar Hideyoshi. Universitas sumatera utara Hideyoshi terdorong untuk meyakinkan Osawa Motoyasu, pimpinan pasukan pertahanan Benteng Unuma, untuk bergabung dengan Oda Nobunaga. Berkat kelihaiannya berbicara, ia berhasil menemui Osawa. Namun belum selesai Hideyoshi mengutarakan maksudnya, ia sudah dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam penjara, di keremangan obor Hideyoshi melihat seseorang yang tubuhnya tinggal tulang berbalut kulit, bergerak lemah dalam borgol besi. Sebelumnya ia mengira orang itu sudah mati. Ketika Hideyoshi menanyakan berapa lama ia dipenjara di sel tersebut, orang itu mengatakan bahwa ia sudah dipenjara selama tiga tahun. Seketika Hideyoshi melompat, berteriak memanggil penjaga, dan menggedor-gedor pintu sel. Berkat keterampilannya dalam berbicara, ia bisa meyakinkan penjaga bahwa ia adalah utusan yang membawa pesan untuk Osawa. Jika ia tahu soal itu, ia akan murka pada siapapun yang bertanggung jawab atas keterlambatan pesan itu. hideyoshi berhasil membujuk penjaga dan dipertemukan dengan sang pemimpin untuk kedua kalinya. Perbincangan kali ini berhasil dengan baik, Hideyoshi bisa membujuknya untuk beralih dan bersekutu dengan Nobunaga, dengan persyaratan mereka bisa terus berkuasa di daerahnya. Berdua mereka kembali ke Benteng Kiyoshu. Namun diluar dugaan Nobunaga menyuruhnya membunuh Osawa karena sangsi akan ketulusannya. Tentu saja perintah itu bertolak belakang dengan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk selalu memenuhi janjinya. Hideyoshi berusaha untuk mengajukan keberatannya dengan mengungkapkan beberapa alas an yang mnyatakan keputusan tersebut Universitas sumatera utara akan berdampak buruk. Namun Nobunaga tetap memutuskan untuk membunuh Osawa. Hideyoshi menemui suasana yang sangat dilematis: mengingkari janji dan membiarkan Osawa mati, atau membangkang perintah pemimpin sendiri yang akan membuatnya kehilangan jabatan. Akhirnya Hideyoshi tetap mempertahankan keyakinan dan janjinya untuk menyelamatjan Osawa dan menjadikannya sebagai tumbal Osawa. Melihat keteguhan hati Hideyoshi yang sampai rela mengorbankan nyawanya akhirnya Nobunaga menyadari bahwa Osawa penting bagi klan Oda. Namun dibalik kisah yang tampak sederhana ini, ada yang berpendapat bahwa keputusan Hideyoshi untuk melindungi Osawa ialah karena ia berpikir apabila Osawa dibunuh, maka pada masa yang akan datang tidak akan ada lagi orang yang mau berkhianat. Yoroi milik Toyotomi Hideyoshi termasuk kedalam kategori Tousei gusoku. Ciri khasnya ialah memakai kabuto dengan bentuk mousu, yaitu topi yang dipakai para pendeta Buddha. Dan memiliki ushiro date berupa Hossu merupakan alat yang dulunya digunakan untuk menghalau serangga. Bagian do memiliki ciri khas 2 baris lempengan besi pelindung dada, kusazurinya 5 baris, pada sode terdapat lambang gosichikiri, pada haidate terdapat lambang omodaka. Secara keseluruhan berbentuk ramping dan disebut-sebut sebagai gusoku yang elegan. Universitas sumatera utara

2.3 Simbol-simbol yang Terdapat pada Yoroi Milik Toyotomi Hideyoshi

Pada tousei gusoku milik Toyotomi Hideyoshi terdapat beberapa simbol-simbol yaitu:

2.3.1 Go Sichi Kiri

Go sichi kiri ialah lambang keluarga Toyotomi, yaitu bunga paulownia.

2.3.2 Oda Mokkou

Simbol ini terdapat pada Jinbaori. Oda mokkou ialah lambang keluarga Oda Nobunaga.

2.3.3 Omodaka

Simbol ini terdapat pada Haidate. Omodaka ialah tanaman yang tumbuh di pinggiran air pada danau dan rawa, bentuknya seperti panah. Disebut-sebut sebagai bunga militer. Juga dijadikan kamon bagi beberapa keluarga Samurai.

2.3.4 Hi no maru

Simbol ini terdapat pada bagian do. Hi no maru ialah lambang matahari, yang juga merupakan lambang Negara Jepang.

2.3.5 Barin kabuto

Barin ialah kabuto yang diambil dari bentuk tanaman neji ayame dari jenis ayame. Terdiri dari 29 tangkai neji ayame yang bersusun satu-satu membentuk sebuah halo fenomena cahaya pada matahari. Universitas sumatera utara