Analisis Tokoh dan Penokohan

51

BAB IV ANALISIS UNSUR TOKOH, PENOKOHAN, LATAR, DAN ALUR

Dalam bab ini akan dianalisis empat unsur intrinsik yaitu tokoh, penokohan, latar, dan alur dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Peneliti menganalisis tokoh utama yang mengalami konflik batin dan tokoh tambahan yang membentuk konflik batin tokoh Mata Hari. Setelah itu peneliti menganalisis penokohan yang terjadi pada tokoh utama dan tokoh tambahan. Selanjutnya, peneliti menganalisis latar yang membentuk konflik batin tokoh Mata Hari. Latar yang dianalisis adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Setelah itu peneliti menganalisis alur yang terjadi di dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado.

4.1 Analisis Tokoh dan Penokohan

Sayuti dalam Wiyatmi, 2006:30 menjelaskan tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Menurut Nurgiyantoro 2007:176, tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita, sedang yang kedua adalah tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung. Menurut Sudjiman 1988:23, penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.

4.1.1 Tokoh Utama

Tokoh utama yang terdapat dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah Mata Hari. Mata Hari merupakan tokoh yang paling diutamakan dan yang mengalami banyak masalah dalam kehidupannya, sehingga tokoh Mata Hari selalu mengalami konflik batin yang terjadi di dalam dirinya. Semula nama asli dari Mata Hari adalah Margaretha Geertruida, itu merupakan nama pemberian dari ayahnya. Mata Hari merupakan wanita Indo- Belanda, karena ibunya berasal dari Indonesia dan ayahnya berasal dari Belanda. Mata Hari mengganti namanya setelah berada di Indonesia, tepatnya di daerah Ambarawa. Nama „matahari‟ pertama kali dia dengar dari babunya yang bernama Nyai Kidhal. Mata Hari mendengar nama itu ketika Nyai Kidhal menyanyikan lagu nina bobo untuk anaknya Norman John. Mata Hari digambarkan tokoh yang mengalami konflik batin karena ulah dari suaminya MacLeod yang sering dipanggil Ruud. Selain itu, perbuatan yang dibuat oleh suaminya ini membuat Mata Hari frustasi sehingga dia menjadi seorang vrijdenker. Rasa sakit batin yang dialami oleh Mata Hari, membuat dirinya nekat membuka celana serta mengangkang untuk senang-senang dengan sejumlah lelaki dari kalangan perwira dan pejabat tinggi. Sampai akhirnya Mata Hari menjadi seorang sundal kelas tinggi dan terus menari dengan telanjang. Mata Hari juga digambarkan sebagai sosok perempuan yang mempunyai pengalaman yang luas, pemberontak, dan dia selalu percaya diri dengan keadaannya.

4.1.2 Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan yang terdapat dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah John Rudolph MacLeod, Heer Wybrandus Hanstra, kakak perempuan Ruud, Cremer, Nyai Kidhal, Mamah, Norman John, Clockener Brousson, Jeane Louisa, adik Nyai Kidhal, Luypen SJ, Suster Kepala, Meneer Breda dan istrinya, Pangeran Haryo Sosroningrat, Mbah Kung, Didik dan istrinya, Astri, Wiggers, Van de Bers, Clunet, Von Kalle, Von Bayerling, Ladoux, Astruc, Bouchardon, Maslow, Lintjens, Pere, Soeur. Akan tetapi, peneliti hanya meneliti tokoh tambahan John Rudolph MacLeod dan Heer Wybrandus Hanstra yang menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari.

4.1.2.1 John Rudolph MacLeod Ruud

John Rudolph MacLeod atau yang sering dipanggil Ruud merupakan tokoh tambahan yang paling menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari. John Rudolph MacLeod adalah suami Mata Hari . John Rudolph MacLeod berasal dari Skotland dan seorang perwira ketentaraan Belanda yang bertugas di Indonesia. Kegemaran dari John Rudolph MacLeod ini adalah melacur, sehingga menyebabkan kedua anaknya yang bernama Norman John dan Jeanne Louisa mengalami penyakit sifilis yang berasal dari John Rudolph MacLeod. John Rudolph MacLeod digambarkan sebagai orang yang suka bohong, menyakiti hati istrinya dengan cara main perempuan, mudah marah, dan suka ngotot dengan pendapatnya.

4.1.2.2 Heer Wybrandus Hanstra

Heer Wybrandus Hanstra merupakan tokoh tambahan yang kemunculannya sangat sedikit dan penceritaannya sangat pendek. Heer Wybrandus Hanstra adalah guru di sekolahannya Mata Hari yang bertempat di Bewaarschool. Gurunya ini digambarkan memiliki penampilan yang norak, tetapi dia cinta kepada Mata Hari. Heer Wybrandus Hanstra inilah yang pertama kali membuat Mata Hari menjadi tidak perawan lagi. Setelah membuat Mata Hari tidak perawan, gurunya ini langsung menghilang tanpa diketahui keberadaannya. Hal inilah yang membuat Ruud kecewa kepada Mata Hari yang sudah tidak perawan lagi karena telah diperawani oleh gurunya sendiri. 4.1.3 Penokohan 4.1.3.1 Tokoh Utama

4.1.3.1.1 Mata Hari

Mata Hari merupakan wanita Indo-Belanda, karena ibunya berasal dari Indonesia dan ayahnya berasal dari Belanda. Mata hari bekerja sebagai seorang penari dan pelacur, itu semua dilakukan oleh Mata Hari karena bakat. Mata Hari pun tidak suka, jika ada orang yang mencibiri atau mengejek bakat yang dimilikinya itu. Mata Hari justru bangga menjadi wanita yang bekerja seperti itu. Mata Hari pun mengakui kejujurannya menjadi seorang pelacur karena bakat. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung 1, 3, dan metode tidak langsung 2 melalui kutipan berikut: 1 Aku Mata Hari Aku minta dengan hormat kepada kalian, Pere dan Soeur, sebagai orang yang memilih selibat di Prancis sini, janganlah segampangnya mencibiri bakat jalang-sundal-lacur. Aku pelacur tulen. Tapi aku penari sejati. Dan aku Belanda berdarah Indonesia hlm. 9. 2 Aku tidak boleh menyangkal pada suara hatiku, bahwa alasan yang mendorong kemauanku untuk menjadi pelacur adalah bakat hlm. 9. 3 Lebih dulu, aku harus menandaskan, bahwa aku bangga menjadi diriku seperti ini, adalah dasarnya karena keputusan hati itu hlm. 10. Matahari memang sudah mempunyai suami bernama MacLeod yang sering dipanggil Ruud. Mata Hari menikah dengan Ruud sejak berumur 18 tahun. Dalam pernikahannya dengan Ruud, Mata Hari selalu berfikir cemar atau buruk kepada suaminya. Sebenarnya, pikiran cemar itu pertama kali berasal dari fikiran orang lain saja. Kejadian ini membuat Mata Hari kecewa akan perbuatan suaminya itu dan dia tidak pernah munafik. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 4 Aku menjadi begini karena suamiku MacLeod yang aku panggil Ruud. Dialah yang mendorong aku berpikir cemar. Dan, setelah itu, aku membuktikan, bahwa tidak ada lelaki yang begitu tangguh untuk sanggup bertahan terhadap godaan wanita, ketika mereka harus menerima arti kehidupan nyata, bahwa tidak akan ada keindahan paripurna atas naluri lelaki selain di dalam vagina. Di situ aku mencatat dalam ingatan, sejumlah pejabat tinggi negara dan para perwira militer yang biasa berdiri di depan rakyat dengan memasang muka-muka kudus tapi di dalam otaknya tersembunyi pikiran-pikiran kudis atas semata-mata sensasi ranjang hlm. 11. Hari pertama setelah menikah dengan Ruud, Matahari mulai merasa tersinggung dengan suaminya itu. Saat pertama kali mereka bercinta, Mata Hari merasa tersiksa dan merasa jengkel. Ruud saat bercinta dengan Mata Hari melakukannya tidak dengan rasa cinta, tetapi seperti singa lapar. Setelah mereka melakukan hubungan intim, Ruud pun merasa kecewa terhadap Mata Hari karena Mata Hari sudah tidak perawan lagi. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung 5 dan tidak langsung 6, 7 melalui kutipan berikut: 5 Aku mulai tersinggung pada Ruud sejak hari pertama perkawinanku. Selain cerewet pikirannya jadul. Mula-mula aku tersiksa pada kali pertama kami bercinta, dan itu akan menjadi gangguan konsentrasi setiap kami bersenggama. Aku kewalahan, karena dia berlaku seperti singa lapar hlm. 29. 6 Kemudian yang paling menjengkelkan, dalam relaksasi sehabis senggama untuk pertama kalinya, dia duduk merengut di atas sofa, tak mau bicara, wajahnya seperti tersiram cuka hlm. 29. 7 “Aku mau bertanya,” kata dia. “Aku menunggu,” jawabku. Dia bukan bertanya, tapi menyelidik, dan aku benci caranya ini. “Kamu tidak perawan,” katanya hlm. 31. Mata Hari mengalami tekanan batin selama pernikahannya dengan Ruud. Mata Hari tidak terima, karena dia disamakan dengan monyet oleh Ruud. Hal itu dikatakan oleh Ruud, karena Mata Hari sudah tidak perawan lagi. Mata Hari merasa tidak terima disamakan dengan monyet. Dia marah, kemudian saudara Ruud muncul. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 8 “Silahkan bilang, mumpung ada kakakmu di sini, bahwa kamu mau menceraikan perempuan 18 tahun yang sama dengan monyet karena tidak perawa,” kataku, rasanya aku benar-benar terserang bludrek. “Kalau ya, sekarang juga aku tinggalkan rumah kakakmu ini. ” hlm. 32. Sebagai seorang wanita, Mata Hari pun mempunyai sifat iba kepada ibunya. Ibunya sering diperlakukan kasar oleh ayahnya, karena perusahaan topi milik ayahnya bangkrut. Ayahnya yang mudah marah dan dia selalu menyakiti istrinya atau Antje van der Meulen, ibu dari Mata Hari. Mata Hari tidak terima dengan perlakuan ayahnya kepada ibunya dan Mata Hari ingin ibunya bisa tegas untuk melawan itu. Perlakuan ayahnya terhadap ibunya itu, membuat Mata Hari gregetan dan ingin mengajak ayahnya berkelahi. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung 9 dan metode langsung 10 melalui kutipan berikut: 9 Ibuku wafat ketika aku berusia 14 tahun, bersamaan dengan saat getaran badani mendambakan lelaki dalam imajinasi sekitar wortel atau kentang. Ibu tidak tahan didera geram oleh tenahak ayah. Ayah merasa sangat terhina karena usahanya membuat topi sudah di tepian bangkrut, terkalahkan oleh saingan topi-topi pabrikan yang diimpor dari Jerman, Prancis, bahkan Amerika yang lebih bagus. Dan apabila bangkit rasa marah karena getirnya, Ayah memilih mabuk, lantas ujungnya gampang main tangan terhadap Ibu. Ibu sendiri terlalu nrimo-ini sifat-sifat Jawa dalam kepribadiannya, sehingga dia kurang berani untuk menjadi tegas terhadap Ayah. Mauku, kalau Ibu bisa tegas, maka Ibu harus melawan Ayah, yang selain karena seenak udel, juga lembek menghadapi nasibnya hlm. 19. 10 Aku sering gregetan melihat Ibu mengalah. Rasanya kalau aku jadi Ibu, dan berhadapan dengan suami seperti Ayah, aku akan ajak dia berkelahi di atas ring tinju, lantas sebelum aba-aba aku akan langsung memukulnya tanpa jeda, lalu menendang selangkangannya, kena wortelnya atau kentangnya, biar dia nyaho, biar dia kapok hlm. 19. Mata Hari pun juga mendapatkan kekerasan fisik dari Ruud suaminya itu. Ruud main tangan kepada Mata Hari dengan cara menamparnya, sehingga Mata Hari terpelanting dan akhirnya pingsan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 11 Tiba-tiba aku terpelanting. Mata berkunang-kunang. Ruud telah main tangan. Dia tampar aku. Kuat sekali. Aku terhuyung ke dinding. Jatuh. Terjerembab di lantai. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa. Aku pingsan hlm. 33. Kemudian Mata Hari balas dendam gara-gara perbuatan suaminya itu. Maka dari itu, Mata Hari selalu berhubungan dengan pejabat tinggi negara dan perwira militer. Mata Hari Cuma ingin membuktikan, bahwa tidak ada lelaki yang tahan dengan godaan wanita. Akhirnya Mata Hari benci dengan Ruud, karena dia lelaki yang tidak pernah jujur dan selalu mempermainkan perasaan Mata Hari. Ketika dia mengandung anak yang pertama, Mata Hari mendengar desas desus berita tentang Ruud. Sikap suaminya ini, membuat Mata Hari jengkel. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung 12 dan 13 melalui kutipan berikut: 12 .....Dan, sumpah demi ibuku, aku benci MacLeod karena dia lelaki yang paling tidak jujur di dunia hlm. 9. 13 Apabila dia pulang pada larut malam, langkahnya terseret baunya alkohol, dan dalam sadar tak sadar dia bukan mengajak tapi memaksa aku bersetubuh dengan caranya yang macam singa lapar. Sampai usia kehamilanku tiga bulan, dia masih melakukan ini. Setelah kakaknya mengatakan itu tidak baik bagi kesehatan, dia lebih sering ke luar rumah, pergi sepanjang malam, dan pulang pada pagi harinya. Desas desus yang sampai di telingaku itu, adalah dia pergi ke suatu tempat di mana selama ratusan tahun ini orang biasanya menjual dan membeli cinta hlm. 40. Mata Hari mempunyai bakat menjadi seorang penari sejak kecil. Dia bilang seperti itu kepada kakak iparnya, sewaktu berjalan-jalan di Alun-alun Dam. Mata Hari dan kakak iparnya melihat tarian itu. Mata Hari senang dan membayangkan jika menjadi seorang penari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 14 Aku jawab, “Sejak kecil aku suka menari.” Malahan aku membayangkan, jika aku menjadi penari dan aku kira bisa memperoleh nafkah darinya kalau itu dilakukan di tempat- tempat khusus, maka aku ingin tarianku mampu menyihir penonton. Dalam anganku, mungkin tarian yang bisa menyihir orang itu mesti dilakukan dengan tubuh-roh-jiwa yang menyatu. Kira-kira idealnya, menari dengan dua tangan, tapi tampak bagai empat tangan, seperti empat tangan dalam patung Dewa Siwa di Rijksmuseum itu yang selalu menggoda perhatianku hlm. 38. Akhirnya, Mata Hari pun menjadi seorang ibu dan dia pun harus menyusui anaknya. Dia melahirkan anaknya yang pertama dan diberi nama Norman John. Mata Hari sangat terharu dan gembira melahirkan anaknya yang pertama pada bulan yang kesembilan tepat. Mata Hari melahirkan anaknya dengan selamat, walaupun ada desas desus bahwa kelahiran anaknya yang pertama ini tidak sehat. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung 15 dan metode langsung 16 melalui kutipan berikut: 15 Sumpah demi ibuku, aku tidak dapat dengan mudah mengungkapkan perasaan yang sebenarnya melihat kenyataan aku telah menjadi ibu hlm. 45. 16 Mestinya sebagai perempuan, aku bangga bisa melahirkan dengan selamat. Dengan bisa melahirkan, maka aku merasa telah sampai pada ancangan perdana dari naluri keinsanian wanita, yaitu menjadi ibu dan meneteki anak. Namun, di saat bangga, tak urung aku tawarhati juga. Ada bisik- bisik orang yang sampai pula di telingaku, bahwa anakku lahir tidak sehat, dibayang-bayangi jejak kelakuan ayah anak itu yang nakal hlm. 46. Mata Hari merasa sangat senang, karena Ruud akan dipindah tugaskan di Indonesia. Ruud ditugaskan di Jawa Tengah, tepatnya di daerah Ambarawa. Mata Hari merasa senang, karena Indonesia merupakan negara asal ibunya dulu yang kini sudah diambil oleh Tuhan. Dia berkeinginan menggali dan menemukan budaya-budaya yang ada di pulau Jawa. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langung melalui kutipan berikut: 17 Aku senang sekali akan segera berangkat ke Indonesia. Sudah keluar besluit dari pemerintah untuk penugasan Ruud ke indonesia. Dia ditugaskan bukan di Jawa Timur, melainkan Jawa Tengah, ditempatkan di Ambarawa. Aku bilang senang bisa ke Indonesia, ke daerah pusat tamadun Jawa, karena itulah saatnya aku menggali dan menemukan roh budaya moyang ibuku yang tulen, yang akan menjadi modal ilham bagi sebuah cita-cita yang tak pernah aku katakan kepada Ruud kecuali di depan patung Siwa di Rijksmuseum hlm. 46. Mata Hari, setelah berada di Indonesia tepatnya di daerah Ambarawa juga mempelajari bahasa Jawa dan ilmu tentang pawestren atau kewanitaan. Dia mempelajari itu semua dari babunya yang bernama Nyai Kidhal. Salah satu ilmu tentang pawestren yang diajari oleh Nyai Kidhal bahwa sebagai wanita itu tidak boleh makan nanas. Itu semua harus dihindari agar tidak becek. Mata Hari sangat senang mendapat ilmu dari Nyai Kidhal, karena itu ilmunya raja-raja di Surakarta dan Yogyakarta yang menganggap pawestren becek itu musibah. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 18 Di tempat mandi terbuka dan bebas ini, tak sengaja aku mendapatkan ilmu tentang seks Jawa dari Nyai Kidhal. Asalnya aku tertarik melihat buah nanas yang merah merangsang, tumbuh liar di bawah pohon pisang. Aku menyuruh Nyai Kidhal mengambilnya untukku, dan Nyai Kidhal melarang hlm. 61. Mata Hari merupakan sosok wanita yang jujur dan tidak suka bertele-tele. Dia tidak pernah munafik atau berpura-pura pada dirinya sendiri, apalagi masalah seks. Dia memang membutuhkan lelaki untuk diajak bercinta dan dia tidak dapat menahan nafsu yang terjadi pada dirinya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 19 Kenapa harus pura-pura menahan nafsu kalau nafsu merupakan bagian dari keindahan kodrati manusia? hlm. 64. Seiring berjalannya waktu, Mata Hari mengandung anak yang kedua buah cintanya dengan suaminya Ruud. Di saat kehamilan anaknya yang kedua Mata Hari bingung, pikirannya mulai terganggu gara-gara sifat suaminya Ruud. Ruud bukannya bersuka cita atau bangga atas kehamilan anaknya yang kedua. Ruud justru meminta kepada Mata Hari, agar dapat berhubungan intim dengan pembantunya Nyai Kidhal. Hal ini sungguh di luar dugaan Mata Hari, mengapa Ruud bisa berfikiran seperti itu. Seharusnya Ruud sebagai seorang ayah harus dapat bertanggung jawab dan selalu menjaga Mata Hari, karena Mata Hari sedang mengandung anaknya yang kedua. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 20 Di luar akal sehat, di saat harusnya Ruud sukacita karena akan punya anak lagi dari istri yang mencintainya, malah tanpa rasa kagok atau canggung, bisa-bisanya dia mengajukan kemauannya- bukan usul, bukan juga minta izin, tapi maklumat-bahwa dia ingin memanfaatkan Nyai Kidhal untuk semata-mata bisa bersetubuh dalam masa berpantang supaya tidak mengganggu kehamilanku. Bukan alang kepalang marahku sampai-sampai cangkir kopi yang baru aku aduk gula terpaksa aku taruh di atas meja dengan cara melepasnya. “Apa kamu sudah gila?” kataku. “Hei Kamu sendiri yang pernah minta supaya aku jujur. Nah sekarang aku jujur.” “Tapi itu gila,” kataku berang. “Kenapa gila?” katanya naif. “Aku pikir ini realistis.” Sesaat mulutku terkatup. Aku tidak bisa bicara. Aku tidak bisa terima. Mana mungkin aku menerima ide anjing begini? Anjingnya pun anjing gila hlm. 65 Mata Hari dulunya berasal dari keluarga Katolik, karena pengalaman hidupnya yang terjadi saat ini ia menjadi seorang vrijdenker. Vrijdenker ini mempunyai arti pemikir bebas. Mata Hari percaya, bahwa orang-orang vrijdenker ini sepertinya lebih disukai Tuhan. Untuk itu, Mata Hari tidak pernah ke gereja dan tidak lagi mengingat adanya Tuhan. Ketika ada masalah dalam keluarganya, Mata Hari mengingat tradisi Barat. Mata Hari percaya bahwa pertolongan yang paling ampuh adalah nasihat dari pihak gereja, yaitu dari gembalanya. Tetapi Mata Hari ragu-ragu, apakah pastor bisa menolong Mata Hari yang kini hanya sebagai vrijdenker. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 21 Tapi, pertanyaanku berikut, adakah „pastoor‟ di Semarang yang bisa menolongku sebagai orang yang berlatar Katolik dan sekarang ikut-ikutan jadi vrijdenker? hlm. 69. Ketika Norman John meninggal dunia, Mata Hari bercakap-cakap kepada pastor dengan menggunakan bahasa Belanda dialek Limburg. Pastor itu datang saat anak Mata Hari ini meninggal. Pastor ingin mendoakan Norman John, tetapi pastor bertanya kepada Mata Hari, apakah Mata Hari Katolik? Jika Mata Hari katolik, pastor akan mendoakan jenazah Norman John. Mata Hari terasa terpojokan dengan pertanyaan dari pastor tersebut. Padahal kalau ikhlas mendoakan arwah yang sudah meninggal tidak perlu bertanya seperti itu. Mata Hari menganggap bahwa pastor tersebut melihat sisi kemanusiaan dengan cara sempit. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 22 Sebelum Nyo dikuburkan, datang seorang pastor, barangkali diminta oleh seorang tetangga bercakap dengan bahasa Belanda dialek Limburg bertanya, apakah aku katolik, dan kalau aku Katolik dia bermaksud mendoakan jenazah anakku. Maka aku bilang padanya, “Ya, dulu aku Katolik, tapi sekarang aku tidak peduli lagi pada gereja. Aku sekarang vrijdenker ” hlm. 229. Saat itu Mata Hari sedang ada masalah dengan suaminya yang bernama Ruud. Masalah dalam rumah tangga itu terjadi, karena Mata Hari menyuruh Nyai Kidhal pergi dari rumahnya agar jauh dari Ruud. Kemudian datanglah Didik yang mengurusi rumah-rumah opsir Belanda di Ambarawa. Ketika Didik datang, Mata Hari sedang cemburu melihat burung prenjak yang sedang berkicau di tanaman kembang sepatu depan rumah. Lalu Didik dapat menyimpulkan bahwa Mata Hari ingin bernyanyi dan menari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 23 “Saya cemburu melihat burung-burung prenjak berkicau di ranting- ranting kembang sepatu, seolah-olah girang menyanyi dan menari di situ” Didik dapat menyimpulkan omonganku secara sederhana. Katanya lugu, “Apa Mevrouw ingin menyanyi dan menari?” hlm. 85. Mata Hari kemudian pergi meninggalkan rumahnya dan menuju ke Magelang, tempat yang ditunjukkan oleh Didik. Didik menunjukkan tempat Magelang itu kepada Mata Hari, karena istri Didik mempunyai keluarga yang sering menari Jawa di kraton Yogyakarta. Sebelum pergi meninggalkan rumahnya itu, Mata Hari mempunyai pikiran supaya Ruud kebingungan mencari dirinya. Walaupun secara sadar diri Mata Hari pun mengakui bahwa meninggalkan rumah dengan cara begini ini bukanlah ide yang baik. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 24 Aku rasa meninggalkan rumah dengan cara begini bukanlah ide yang baik. Tapi aku rasa juga ini bukan waktu yang tepat untuk menimbang-nimbang perkara baik dan buruk istri meninggalkan rumah, jika istri berada dalam keadaan marah karena kesalahan suami yang keterlaluan hlm. 87. Setelah tiba di sanggar kesenian di pedalaman pinggir kali Elo yang dipimpin oleh Mbah Kung, Mata Hari kemudian memakai sarung goyor yang biasa membalut tubuhnya. Di sana Mata Hari melihat orang-orang yang menabuh gamelan dan memainkan beberapa gending. Dia pun melihat empat lelaki yang menggotong perempuan di atas tandu. Mata Hari saat tertarik dan terpikat melihat hal itu, lalu ia mencoba menari sampai putaran kedua dan sampai badannya terasa letih. Orang-orang yang menyaksikan tarian itu terlihat suka cita dan Mata Hari pun merasa senang. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 25 Pada putaran kedua, aku mencoba menari lagi dengan lebih bebas. Orang-orang yang menyaksikan tarianku itu kelihatannya suka cita. Mereka pun memuji, mengatakan bagus. Untuk itu aku belajar juga, bahwa jika orang Jawa bilang bagus, haruslah pula aku memiliki reserve untuk kosok balinya. Sebab, aku tahu, dari pengalaman, bahwa manusia Jawa adalah orang-orang yang pandai, jika bukan arif, untuk menjaga kerukunan dan keselarasan alami dalam bermasyarakat. Bahwa, supaya orang bisa hidup rukun dan laras, seyogyanya orang menjaga mulut untuk tidak perlu mengucapkan secara verbal pendapatnya yang berbeda hlm. 89. Mata Hari kesulitan untuk memahami bahasa Jawa kromo deso saat dijelaskan oleh Astri tentang relief di candi Borobudur. Walaupun Mata Hari merasa kesulitan, dia tetap menyukai bahasa itu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 26 Agak sulit aku memahaminya, karena dia menerangkan dengan bahasa Jawa kromo-deso, dan meskipun aku sangat suka belajar bahasa, memang aku mengakui kali ini repot. Masih untung dia bicara sambil menunjuk-nunjuk ciri busana yang dikenakan oleh sosok-sosok dalam relief itu. Ketika menunjuk-nunjuk sosok kedua penari, dia menyebut- nyebut kata „Buddha‟ dan ketika dia menunjuk-nunjuk sosok pemimpin tari, dia menyebut-nyebut „Hindhu‟ hlm. 95. Mata Hari dapat dengan kritisnya menyimpulkan pernyataan yang diutarakan oleh mbah Kung, bahwa wanita gampang tergoda oleh harta. Jadi tidak heran bahwa pejabat tinggi selalu dua- ta yang difikirkan. Tetapi Mata Hari menyimpulkan, mudah-mudahan apa yang dikatakan Mbah Kung tidak keliru. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 27 Menarik nian Aku menyimpulkan mudah-mudahan tidak keliru bahwa harta pejabat tinggi itu diperoleh dari korupsi, demikian aku baca runtuhnya VOC sebelum menjadi Nederlandsch Indie itu karena korupsi dan dengan harta hasil korupsi itu mereka berpesta pora dengan wanita-wanita hlm. 96. Setelah menidurkan Norman John, Mata Hari dan Ruud duduk berdua. Ruud merangkul Mata hari sambil memandang ke langit yang sebentar akan dikunjungi bulan purnama. Mata Hari merasa sangat senang kepada suaminya, dia merangkul dan mencium Ruud. Mata Hari suka dan sangat senang, karena Ruud mengucapkan kata sorry kepada Mata Hari. Ruud tidak pernah mengatakan kata sorry, padahal kata ini mempunyai makna sosial dan kata ini ada bahasa ibunya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 28 Saking suka, aku rangkul Ruud, menciumnya, sekilas lupa semua kerikil yang pernah menyandung ketenangan hatiku. Sekilas aku tidak berpikir bahwa untuk semua kebenaran yang ada di kulit bumi ini takarannya sementara: ada saatnya manusia menilmati ketawa karena senang, ada pula saatnya manusia mesti membiarkan airmatanya tumpah sampai cadangannya habis karena susah hlm. 113. Sebagai seorang ibu, Mata Hari menjaga anaknya yang kedua di dalam kandungannya. Memasuki bulan keempat, Mata Hari tidak berani coba-coba untuk merokok dan minum bir. Dia tidak mau terjadi apa-apa dalam kandungannya, karena sebagai seorang ibu hamil kegiatan merokok dan minum bir itu sangat dilarang. Untuk itu, Mata Hari sangat melindungi bayinya dalam kandungan agar tidak terjadi apa-apa. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 29 Demi menjaga bayi kandunganku, memasuki bulan keempat, aku tidak berani coba-coba merokok, dan tidak mau pula coba-coba minum bir. Apalagi bir yang dibawa oleh Didik pada tiap akhir bulan, adalah bir yang aneh. Namanya Beck‟s Koentji Bier. Di kertas etiket yang tertempel di botol tampak gambar kunci di dalam per isai bertuliskan “Een Sleutel” hlm. 116. Mata Hari memiliki sifat pemberontak, apalagi terhadap suaminya Ruud. Perselisihan dan perbedaan pendapat di dalam rumah tangganya selalu saja terjadi. Sehingga di dalam rumah tangganya seperti kandang tikus, yang selalu ramai. Mata Hari dan Ruud selalu saling ngotot, saling berteriak, saling cerca, sehingga menimbulkan kegaduhan. Di sisi lain, Mata Hari menyadari kekurangannya yang mengarah kepala batu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 30 Lebih rinci aku hendak berkata dengan gambaran yang dramatis, bahwa selama waktu-waktu yang telah berlalu menurut mestinya, memang puguh terjadi beberapa kali perselisihan pendapat yang menyebabkan aku bludrek, harus menghardik, kemudian dibalas hardik pula oleh Ruud, sehingga rumah sempat menjadi seperti kandang tikus, rame tidak karuan, dilengkapi pula kegaduhan suara tangis Norman John yang terganggu oleh suara tengkar orangtuanya, namun sejauh itu aku masih harus menganggapnya wajar, sebab setelah reda, ketika aku diam tercenung seorang diri, aku menyadari sisi-sisi kekuranganku, yaitu kadang-kadang sikapku memang mengarah kepala batu: maklum hari lahirku 8 Agustus, dan kata orang yang rajin membaca bualan-bualan astrologi, konon menyatakan perempuan yang lahir di zodiak ini umumnya degil, atau b ahasa antero Nederland: „kopig‟ hlm. 119. Sebagai seorang istri, Mata Hari tidak sepenuhnya bahagia. Perasaan Mata Hari selalu curiga karena dia selalu dipermainkan oleh suaminya yang selalu bermain serong dengan wanita lain. Mata Hari merasa dibohongi dan ditipu oleh Ruud, karena Ruud kalau ditanya setiap pergi ke Semarang alasannya tugas. Padahal Ruud bermain wanita lain, Ruud tidak pernah jujur kepada istrinya. Mata Hari mengetahui hal itu dari si Cina yang bekerja sebagai resepsionis, ketika Mata Hari diajak oleh Ruud ke Semarang. Mata Hari marah akan kelakuan suaminya itu, dia bertanya hal ini kepada Ruud. Tetapi Ruud tidak mau jujur dan masih saja mengelak tentang perbuatan yang dilakukannya itu. Akhirnya, Mata Hari bersikap tegas untuk minta cerai dari Ruud. Perceraian itu akan diminta Mata Hari ketika sudah sampai di Batavia, karena Ruud akan dipindah tugaskan di Batavia. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 31 “Tunggu, Ruud. Bukan itu yang aku tanyakan. Pertanyaanku ada dua. Pertanyaan yang pertama, belum terjawab, ke mana sebenarnya kamu pada lima akhir pekan selama ini. Jawab dulu itu. Nanti, kalau itu sudah terjawab, pertanyaanku yang kedua, dengan siapa kamu pergi selama ini. Nah, jawablah secara jantan kedua pertanyaanku itu. ” hlm. 143. 32 “Nah, dengar baik-baik Ruud. Sesampai di Batavia nanti, di depan Tuan Cremer aku minta cerai dengan kamu. Kamu hanya sampah. Bukan manusia. ” hlm. 144. Mata Hari juga merupakan sosok wanita yang luas pengetahuannya. Dia merupakan wanita yang cerdas. Mata Hari tidak ingin menjadi seorang wanita yang mempunyai pengalaman sempit. Mata Hari mempunyai hobi membaca buku. Dia selalu membaca buku di perpustakaan untuk menambah wawasannya, apalagi sejak kepergian anaknya Nyo. Mata Hari pun juga mempelajari filsafat Jawa dalam makna aksara-aksaranya. Mata Hari belajar itu semua dari Mbah Kung. Selain itu, Mata Hari hafal nama-nama pelukis Belanda terpandang dan salah satu pelukis Indonesia. Ini semua membuktikan bahwa Mata Hari memiliki pengetahuan yang luas dan cerdas dalam berfikir. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 33 Dari pada melamun sedih karena kepergian Nyo, ditambah marah yang membara di dalam hati, dan itu bisa membuat mukaku kelihatan tua, lebih baik aku melanjutkan hobiku sejak kecil: membaca diperpustakaan hlm. 231. 34 Dari Mbah Kung aku belajar tentang filsafat Jawa dalam makna aksara- aksaranya, yaitu istilah “huruf Jawa jangan dipangku, kalau dipangku mati”. Maksudnya, manusia Jawa jangan dikasari, sebab kalau dikasari pasti melawan, sementara kalau dihalusi pasti mengalah hlm. 148. 35 Karya-karya senirupa, patung dan lukisan, terlihat di beberapa bagian. Ada empat lukisan yang menarik perhatianku, karya pelukis-pelukis Belanda terpandang, semuanya pemandangan, masing-masing karya Aelbert Cuyp, Meindert Hobbema, Jacob van Strij, Pieter Rudolph Kleyn. Satu-satunya lukisan yang tadinya aku kira karya pelukis Prancis Delacroix, setelah aku baca, ternyata pelukis Indonesia Raden Saleh. Ini semua meyakinkan, bahwa gedung ini luar biasa, tempat pertemuan paling eksklusif di Batavia. Makanya, sangatlah bedebah kalau sampai pada masa datang, karena selera penguasa yang bebal dan kelakuan yang vandal, gedung ini dihancurkan lantas diganti bangunan lain, sebagaimana kerap terjadi selama dua ratus tahun belakangan di Batavia hlm. 190. Hobi membaca yang dilakukan Mata Hari ini membuat dirinya menjadi kritis, cerdas, dan luas akan wawasan yang diperolehnya dari membaca buku. Mata Hari pun memiliki pandangan dan pendapat, bahwa wanita itu otaknya harus bagus bukan hanya karena pakaian yang bagus. Pikiran itu harus diasah, jangan hanya mementingkan fisik saja. Orang yang hobi membaca buku, otomatis jalan pikiran yang didapatnya pun akan lebih maju. Hal ini dibuktikan melalui tokoh Mata Hari, karena dia yakin perempuan menjadi manusia berharkat, bukan hanya cerdik saja tapi juga cendekia. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 36 Dulu aku berpikir, dan sekarang aku harus membenarkannya, bahwa seorang perempuan modern bukan melulu bisa berpakaian bagus dan karenanya penampilannya akan selalu dilirik orang- seperti yang sudah sejak kecil aku dibiasakan oleh marhum ibuku- tapi yang penting sekali adalah otaknya harus bagus juga, yang diperolehya dari kemauannya membaca buku di perpustakaan. Dengan membaca, aku percaya perempuan menjadi manusia berharkat, bukan hanya cerdik saja tapi juga cendekia hlm. 231. Mata Hari senang sekali setelah dia melahirkan anaknya yang ke dua. Dia senang karena anaknya kedua lahir dengan selamat dan anaknya perempuan. Mata Hari terkejut karena Hoedt memberi ucapan selamat kepada dirinya. Hoedt merupakan dokter orang Belgia beristri orang Cina, yang membantu persalinan Mata Hari. Mata Hari penasaran dengan kata „selamat‟ yang diucapkan oleh Hoedt karena pemberian kata selamat itu bukan mengarah kepada Mata Hari, tetapi lebih ke anaknya yang baru lahir. Ternyata, anaknya kedua tidak seperti kakaknya. Mata Hari sebagai seorang ibu merasa tercengang dan sedih, karena Norman John cacat. Norman John cacat karena terjangkit kenakalan ayahnya yang terjangkit darah kotor. Dari keadaan ini, Mata Hari tidak terima akan nasib yang menyerang anaknya yang pertama ini. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 37 “Apa maksud Anda mengatakan anak kedua saya ini selamat, tidak sama seperti kakaknya?” Jawab Hoedth tanpa segan-segan, tanpa pura-pura, tanpa basa-basi, “Harusnya Anda bisa melihat, bahwa anak Anda yang pertama itu cacat.” Aku tercengang. Cacat apa? Tega-teganya Hoedth berkata begitu. “Apanya yang cacat?” “Ya Tuhan. Apa Anda tidak sadar, bahwa anak Anda ini selain pengkor, juga rabun, tidak bisa melihat. ” hlm. 166. 38 “Maaf sekali lagi. Ayah anak Anda yang pertama ini tertular sifilis, penyakit yang dibawa dari pelacur-pelacur. ” hlm. 167. Sebagai seorang penari, Mata Hari harus dapat semaksimal mungkin menghibur para penontonnya. Mata Hari sudah menari dengan jiwanya, walaupun dia tidak tahu apakah para penontonnya menyukainya atau tidak. Yang penting, dia tetap percaya diri dengan apa yang sudah ditampilkannya. Selain itu, Mata Hari harus dapat berpikir profesional. Karena orang yang memiliki jalan pikiran yang profesional dalam dunia seni pertunjukkan, harus mau menerima dan siap mendengarkan kritik para penontonnya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 39 Sehabis itu, aku tidak tahu, apakah tuan-tuan dan nyonya-nyonya itu suka atau tidak pada tarianku. Yang aku tahu, aku telah menari dengan jiwa, jiwa meminjam raga, dan raga mewujudkannya menjadi seni. Menurutku, seorang peraga seni pertunjukan mesti percaya, bahwa dirinya dapat berbuat indah, dan selanjutnya terserah penonton, apakah mereka suka atau tidak hlm. 192. Mata Hari ingin membalas perbuatan yang pernah dilakukan oleh suaminya itu yang selalu bermain dengan perempuan-perempuan lain. Dia menjadi seorang pelacur pertama kali dengan Cremer. Mata Hari melakukan itu semua bukan berdasarkan cinta, tetapi karena bakatnya menjadi seorang pelacur demi mendapatkan kesenangan dan uang. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 40 Buktinya, dengan berani datang ke sini jauh-jauh meninggalkan rumah, cukup jelas untuk disimpulkan kesiapan diriku menghadapi semua kemungkinan secara betina. Lebih lugas aku mesti berkata, ya, aku sudah memindahkan perhatian dari Ruud yang pukimak itu, ke sosok lain, yaitu sekarang Cremer, dan entah siapa lagi besok- besok, yang bisa menjadi jembatan ke arah pembebasan diri dan keterjajahan jiwa. Melalui pikiran ini, jika kemungkinan itu memang terjadi, aku tidak perlu mengatakannya sebagai „selingkuh‟, „nyeleweng‟ atau „serong‟, sebab secara asasi dan ini berhubungan dengan kasad roh dan jiwa aku sudah cerai. Melalui pernyataan ini, karuan aku menyadari bakatku sebagai sundal. Aku sedang membenarkan pikiran lacur hlm. 212. 41 Aku menjadi peka terhadap berbagai masalah rumit-politik, ekonomi, sosial, budaya-namun tetap peka juga pasal menjalankan kesenangan akan bakat jalang-sundal-lacur yang memberi penghasilan hlm. 392. Mata Hari merasa kecewa ketika sudah cerai dengan suaminya Ruud. Mata Hari kecewa karena hak asuh putrinya Non, jatuh pada Ruud suaminya itu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 42 Dengan kata-kata yang membuat aku kecewa, alasan pengasuhan Non tidak diberikan kepadaku, sebab konon orang-orang yang hidup dalam ambisi untuk menjadi populer di dunia pertunjukkan, tidak sanggup mengurus orang lain selain dirinya sendiri hlm. 343 Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa tokoh utama dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah Mata Hari. Mata Hari merupakan wanita Indo-Belanda. Sebagai seorang wanita Mata Hari juga memiliki peran menjadi seorang istri, menjadi seorang ibu, menjadi seorang penari, dan menjadi seorang pelacur di kalangan para perwira maupun pejabat tinggi. Dalam novel ini pula tokoh Mata Hari digambarkan sebagai wanita yang cerdas, mempunyai pengetahuan yang luas, percaya diri, pemberontak, pemberani, senang, kecewa, penghibur, dan tidak percaya dengan adanya Tuhan. Metode penokohan yang digunakan dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dapat dilihat melalui kutipan 1, 3, 5, 10, 14, 16, 17, 20, 23, 24, 26, 28, dan 42. Metode tidak langsung dapat dilihat melalui kutipan 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 18, 19, 21, 22, 25, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, dan 41. 4.1.3.2 Tokoh Tambahan 4.1.3.2.1 John Rudolph MacLeod Ruud John Rudolph MacLeod atau yang sering akrab disapa Ruud oleh Mata Hari adalah suami Mata Hari. Dia bekerja sebagai opsir berkebangsaan Skot yang bekerja untuk ketentaraan Kerajaan Belanda. Umurnya dua kali lebih tua dari usianya Mata Hari. Ruud mempunyai sifat yang mudah marah, apalagi setelah berhubungan pertama kali dengan Mata Hari. Dia lalu menyamakan Mata Hari dengan monyet. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 1 Katanya ketus, muka merah padam, mata melotot, “Apa kamu kira itu lucu?” hlm. 30. 2 Dia geram. “Kamu tidak paham?” Saking jengkel, aku menghardik, “Tidak”. “Nah biar aku terangkan,” katanya, berdiri dari sofa, lalu menuding dengan cara yang lazim untuk menekan. “Sejak 40 tahun lalu peradaban manusia sudah membedakan antara monyet dengan manusia. manusia dibedakan dengan monyet karena hymen, selaput daranya. Monyet yang diantarai „missing link‟ dengan manusia tidak punya hymen. Hanya manusialah yang punya hymen. Manusia punya sejarah, monyet tidak. Maka, atas dasar itu, kalau ada manusia yang tidak punya hymen, pantaslah manusia itu disamakan dengan monyet ” hlm. 31 Ruud merasa jengkel karena Mata Hari sudah tidak perawan lagi. Akan tetapi, sejak awal Ruud tidak pernah bertanya kepada Mata Hari apakah ia masih perawan atau tidak. Akhirnya, Ruud mengaku kecewa sudah mengawini Mata Hari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung 3 dan metode langsung 4 melalui kutipan berikut: 3 “Kenapa kamu tidak bilang: kamu tidak perawan?” “Kenapa kamu tidak bertanya.” hlm. 31. 4 Jawabnya keras, “Aku kecewa sudah mengawini perempuan 18 tahun yang bukan perawan. ” hlm. 32. Ruud pun bersikap acuh tak acuh, padahal istrinya hamil berjalan tujuh bulan. Ruud malah mementingkan kesenangan pribadinya daripada memikirkan istri dan anaknya yang masih ada di dalam kandungan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 5 Aneh dan selungkang, dia menjawab, “Aku ingin bersenang diri dari rasa penat menunggu-nunggu keberangkatan kapal dari Genoa ke Indonesia.” “Bersenang-senang?” tanya saudara perempuannya, tak acuh sambil berjalan ke meja makan, menuang air di cangkir hlm. 40. Ruud menghina dan berlaku kasar terhadap Mata Hari, saat berada di kapal yang memasuki Terusan Suez. Padahal saat itu Mata Hari sedang menari diiringi oleh ketiga orang gypsy. Setelah Mata Hari selesai menari, orang-orang yang berada di sekitarnya bertepuk tangan. Mata Hari sangat senang, akan tetapi Ruud tidak memuji Mata Hari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 6 “Wat „n schandaal, “ katanya sembari menyeret aku dari arena langsung ke bawah hlm. 50. Selain itu, Ruud juga memiliki sikap egois. Sikap egois ini ditunjukkan ketika kakak perempuan Ruud berkata kepada Ruud, agar dia bersyukur memiliki istri secantik Mata Hari. Ruud tidak boleh egois karena Ruud lebih banyak berhubungan dengan wanita lain sebelum menikah dengan Mata Hari. Jadi, Ruud tidak boleh memikirkan kepentingannya sendiri saja dan jangan selalu menyalahkan Mata Hari yang dikarenakan sudah tidak perawan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 7 “Aku Cuma tanya siapa lelaki yang sudah mendahului aku.” “Itu egois.” “Kenapa?” “Dia kan tidak bertanya padamu, berapa belas perempuan yang sudah kamu perkosa sejak kamu jadi tentara, dan berapa puluh pelacur Zeedijk yang sudah berzina dengan kamu sela ma ini.” hlm. 37. Secara tidak langsung, Ruud juga memiliki sikap bohong. Sikap bohong yang ada dalam diri Ruud ini, tidak membuat percaya kakak perempuannya. Kakak perempuan Ruud ini sudah sejak lama mengenal sikap Ruud yang suka berbohong. Sehingga kakak perempuan Ruud ini memberitahu kepada Mata Hari, agar tidak percaya kepada Ruud. Ruud pun juga mencoba mengelak, ketika Mata Hari berkata bohong kepada Ruud. Keadaan seperti itu semakin membuat diri Mata Hari percaya dengan kebohongan yang disembunyikan Ruud. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 8 “Ya,” sahut Ruud. “Teman lamaku, kamu ingat Charles Pears, kapalnya sedang bersandar di kanal Noord Zee.” Saudaranya mendehem sebelum meminum air di cangkirnya itu. Dia tidak percaya pada omongan Ruud. Setelah Ruud pergi dengan meninggalkan sun basabasi di pipiku, iparku ini berkata serius: “Aku minta kamu jangan percaya omongan John. Dia pasti bohong.” hlm. 41. 9 Kataku, “Ruud, dengan bersikap begitu, semakin kentara kamu sulit menyembunyikan sesuatu dariku. Aku semakin percaya pada diriku, kamu berbohong.” “Tidak” serunya membela diri dengan sia-sia. “Buat apa bohong?” “Ha-ha, kamu memang benar, tidak ada gunanya berbohong. Ya, aku hampir lupa itu. Tapi, orang yang mengerti bahwa tidak ada gunanya berbohong, toh melakukannya. Kenapa?” hlm. 123. Sebagai seorang ayah, Ruud pun mempunyai sikap ngotot untuk memberikan nama untuk anak pertamanya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 10 Anak ini diberi dua nama. Yang satu pilihan Ruud dengan sedikit ngotot: Norman, dan yang satunya lagi pilihanku dengan masabodoh John. Jadi, nama anak ini dicatat dalam daftar lahir sebagai Norman John MacLeod hlm. 45. Ruud juga memiliki sikap menyindir dan mengejek. Ruud melakukan sikap seperti itu terhadap Mata Hari karena Ruud tidak percaya tentang alasan kepergian Nyai Kidhal, pembantunya itu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 11 “Wah, kasihan,” katanya. “Kenapa adiknya tidak bilang sekalian bahwa dukunnya bukan sakit, tapi dukunnya itu dipatuk ular lantas mati?” hlm. 77. Ruud juga merasa girang dan senang ketika Mata Hari kembali ke rumahnya Ambarawa. Ruud langsung memeluk istrinya dan Norman John. Ruud juga mencium Mata Hari dan Norman karena Ruud juga menguatirkan keadaan istri dan anaknya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 12 Sehabis membaca ini, aku mengambil lembar kertas yang lainnya untuk membacanya, dan bersamaan dengan itu Ruud muncul, mengejutkan aku, lantaran suara girangnya mirip seperti ringkik kuda. “Margaretha darling” serunya, dan langsung memeluk aku dan Norman John. “Dari mana saja kamu?” Aku diam. Aku belum bisa berkata apa-apa. Ceritanya terlalu panjang. Dan, dalam keadaan tak disangka-sangka begini, aku malah seperti orang linglung, bahkan satu huruf hidup pun, seperti taruhlah “O”, “A”, “U”, tak muncul di mulutku. Malahan Ruud yang sumoreh mencium-cium aku dari pipi sampai ujung jari tangan. “Oh, darling, aku begitu menguatirkan dirimu dan Norman,” katanya hlm. 107. Ruud juga berwajah tegang saat ditanyai Mata Hari, di akhir pekan setiap minggunya. Setelah itu Ruud juga bersuara keras saat sedang marah. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 13 Wajahnya tegang. Dia mengelak. “Ah Dengan siapa?” “Ya, tidak tahu.” “Ah Bicara onzin apa ini?” “Ya, ayo, kamu kasih tahu aku, biar aku mengerti onzin macam apa yang kelihatan ini.” “Tidak,” kata Ruud, keras tampaknya dia mulai tidak bisa mengendalikan diri, terpancing gusar. Aku cuek, pura-pura bloon. “Benarkah?”kataku. Pertanyaan yang sederhana ini membuatnya berteriak, bukan gusar lagi, melainkan berang. “Ya” serunya keras, lantang, mukanya kaku, mata dilotot-lototkan hlm. 121. Ruud juga memiliki sifat pemarah dan suka memaki-maki Mata Hari. Ruud melakukan hal seperti itu kepada Mata Hari karena Norman John meninggal memakan dodol dan menuduh Mata Hari sebagai ibu yang tidak becus mengurus anak. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 14 Mengetahui bahwa Norman John mati karena memakan dodol, dia pun marah, memaki-maki, mencela, menista, mengatakan aku tidak becus mengurus anak, dan seterusnya, dan seterusnya, dengan suara yang tinggi seperti bunyi gergaji mesin hlm. 239. Ruud merupakan lelaki yang cerewet dan tiada hentinya menindas Mata Hari. Ruud ingin selalu menyalahkan Mata Hari, padahal dia sendiri yang salah dalam peristiwa kematian anaknya yang pertama itu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 15 Aku kira, dan dengannya aku berharap, bahwa setelah bangun pagi pada keesokan harinya, Ruud akan berhenti cerewetnya. Ternyata dia makin menjadi-jadi. Tak lain, dengan cerewetnya, dia mengalirkan frustasinya untuk menekan dan menindas aku hlm. 240. Ruud pun memilki sifat yang suka membentak. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 16 Dalam keadaan bingung, Ruud membentak, menyuruhku diam. “Diaaam” hlm. 242. Ruud pun memiliki watak yang kasar, dia buktikan saat menarik rambut Mata Hari. Ruud tidak bisa menahan emosi pada dirinya, dia selalu menggunakan kekerasan fisik. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 17 Ruud menarik rambutku dengan kasar. Saking kuatnya tangan itu menjambak rambutku, aku terjengkolet hlm. 246. Ruud juga merupakan lelaki yang mempunyai watak yang bersikeras dan memiliki sikap yang semena-mena. Ruud mempunyai watak bersikeras karena dia tidak mau mengijinkan Non tinggal bersama Mata Hari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 18 Dalam empat bulan terakhir ini aku sudah lima kali berusaha mendekati Ruud, meminta Non tinggal bersamaku, dan Non sendiri pun menangis, karena katanya, itu keputusan pengadilan. Padahal dia tidak bersungguh-sungguh menjadi ayah yang pantas bagi Non. Dia hanya ingin menjadi Caligula kampungan, menunjukkan betapa lelaki merupakan penguasa terhadap perempuan. Terusterang aku makin benci dan makin muak pada sikap kelelakian Ruud yang semena-mena hlm. 345. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Ruud memiliki watak yang keras kepala, mudah marah, egois, berlaku kasar kepada istrinya, dan suka bermain perempuan. Metode yang digunakan dalam penokohan Ruud adalah metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung dapat dilihat melalui kutipan 1, 2, 4, 13, 14, dan 16. Metode tidak langsung dapat dilihat melalui kutipan 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 17 dan 18.

4.1.3.2.2 Heer Wybrandus Hanstra

Heer Wybrandus Hanstra adalah seorang guru yang memiliki penampilan yang norak dalam menyatakan cinta di pandangan Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: 1 Oleh alasan itu, maka katakan saja lelaki yang aku bilang norak dalam menyatakan cintanya padaku tersebut, tergolong lelaki apkiran, tak berguna hlm. 21. 2 Di samping itu, malangnya, lelaki yang norak ini adalah guruku. Wagu rasanya aku membalas cinta seorang guru hlm. 22. Heer Wybrandus Hanstra pun memiliki sikap bangga ketika dipuji oleh Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: 3 Katanya bangga menanggapi pujianku, “Beberapa tahun lalu aku sempat belajar musik dari Van‟t Kruys.” hlm. 24. Guru sekolah Mata Hari ini pun yang pertama kali membuat Mata Hari menjadi tidak perawan. Hal ini terjadi ketika mereka berada di pinggiran pantai. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: 4 Sebelum aku sanggup berpikir apa-apa, ketika gugupku itu berubah menjadi gemetar, dia pun telah memeluk aku dengan gemetar yang sama, lantas mencium bibirku. Ya ampun, tiba-tiba aku telah masuk dalam suatu keasyikan yang ajaib. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku, dan aku merespon dengan cara otomatis mengulum lidahnya itu hlm. 25. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Heer Wybrandus Hanstra adalah gurunya Mata Hari. Guru ini sangat norak sekali dalam menyatakan cinta. Guru inilah yang membuat Mata Hari tidak perawan, sehingga menyebabkan masalah dengan Ruud saat sedang berhubungan intim di malam pertamanya. Metode yang digunakan dalam penokohan Heer Wybrandus Hanstra adalah metode langsung karena pengarang memaparkan watak tokoh secara langsung, sehingga tidak merangsang imajinasi pembaca untuk menggambarkan tokoh tersebut. Dari uraian di atas dapat dilihat watak dan keadaan tokoh Mata Hari. Mata Hari seorang wanita yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, kritis, dan suka memberontak. Dia merupakan seorang wanita berdarah Belanda Indonesia. Mata Hari bekerja sebagai seorang penari dan pelacur, setelah mengetahui bahwa Ruud suaminya itu sering bermain perempuan di belakangnya. Kenyataan inilah yang membuat Mata Hari berpikir bahwa lelaki bisa bermain serong di belakang istrinya, kenapa Mata Hari tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan suaminya. Akhirnya Mata Hari pun cerai dengan Ruud, tetapi hak asuh anaknya Non diserahkan kepada suaminya. Ruud juga tidak memperkenankan Mata Hari untuk bertemu dengan anaknya Non. Hal-hal itulah yang nantinya akan menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari. Penokohan juga dapat dilihat dari watak dan keadaan tokoh John Rudolph MacLeod Ruud dan Heer Wybrandus Hanstra. Ruud yang memiliki sifat egois, keras kepala, mudah marah, suka berbohong, dan bermain perempuan ini yang membuat Mata Hari berpikir untuk balas dendam. Heer Wybrandus Hanstra merupakan seorang guru norak yang telah membuat tidak perawan Mata Hari dan kini dia hilang entah kemana. Kedua tokoh tambahan inilah yang mendukung dan menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari, terutama John Rudolph MacLeod Ruud.

4.2 Analisis Unsur Latar

Dokumen yang terkait

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sast

1 9 16

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sast

2 31 13

PENDAHULUAN Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMK.

0 8 4

KONFLIK BATIN TOKOH RINAI DALAM NOVEL RINAI, TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN Konflik Batin Tokoh Rinai dalam Novel Rinai, Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMK.

0 13 19

KONFLIK BATIN TOKOH RINAI DALAM NOVEL RINAI, TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA PADA Konflik Batin Tokoh Rinai dalam Novel Rinai, Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMK.

0 9 13

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di S

0 1 13

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 5 26

Konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karya Nana Rina dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA : suatu tinjauan psikologi sastra.

0 5 140

Konflik batin tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA suatu tinjauan psikologi sastra

1 26 209

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANG KARYA NANA RINA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA (SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)

0 0 138