Konflik Batin Akibat Tidak Terpenuhinya Kebutuhan-Kebutuhan Dasar

masalah besar dan dia pun akhirnya divonis mati. Padahal orang yang kebutuhan akan aktualisasinya terpenuhi, orang itu pasti akan memiliki sedikit masalah. Orang yang sudah mengaktualisasikan dirinya pasti orang itu akan menghargai dirinya sendiri. Mata Hari terkadang selalu merasa kurang menghargai dirinya. Dia selalu merasa payudaranya kecil dan melamun menganggap dirinya sebagai perempuan desa, seperti terlihat dalam kutipan 60- 61. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri pada tokoh Mata Hari, karena Mata Hari tidak memiliki ciri- ciri akan kebutuhan aktualisasi yang sudah terpenuhi.

5.6 Konflik Batin Akibat Tidak Terpenuhinya Kebutuhan-Kebutuhan Dasar

Berdasarkan analisis tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar yang terdapat pada tokoh Mata Hari, maka timbullah perasaan yang mengakibatkan konflik batin pada Mata Hari. Perasaan itu berupa frustasi, kesedihan, dan kebencian.

5.6.1 Frustasi

Frustasi merupakan suatu tekanan yang terjadi pada diri seseorang karena kebutuhannya tidak terpenuhi. Dengan demikian, tidak terpenuhinya kebutuhan kebutuhan fisiologis, tidak terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman, tidak terpenuhinya kebutuhan akan memiliki dan cinta, tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan, dan tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri mengakibatkan frustasi pada tokoh Mata Hari.

5.6.2 Kesedihan

Kesedihan atau dukacita berhubungan dengan kehilangan sesuatu yang penting dan bernilai. Intensitas kesedihan tergantung pada nilai, biasanya kesedihan yang teramat sangat bila kehilangan orang yang dicintai Albertine Minderop, 2011:43. Parkes dalam Albertine Minderop, 2011:45 menemukan bukti bahwa kesedihan yang berlarut-larut dapat mengakibatkan depresi dan putus asa yang menjurus pada kecemasan; akibatnya bisa menimbulkan insomnia, tidak memiliki nafsu makan, timbul perasaan jengkel dan menjadi pemarah. Hal yang membuat Mata Hari mengalami kesedihan adalah saat kematian Norman John gara-gara makan dodol yang diberi racun. Padahal dodol itu harusnya dimakan oleh Ruud karena tidak bertanggung jawab telah menghamili babunya dulu yang bernama Nyai Kidhal. Selanjutnya, Mata Hari merasa kehilangan anaknya kedua yang bernama Jeane Louisa. Setelah perceraiannya dengan Ruud, Mata Hari tidak diperbolehkan bertemu dengan anaknya lagi. Padahal rasa kangen untuk berjumpa dengan Non sangat besar. Mata Hari pun merasakan kesedihan karena saat dirinya di penjara tidak pernah berjumpa dengan Vadim Maslov kekasihnya itu. Padahal kabar terakhir yang Mata Hari dengar, kekasihnya itu tertembak. Hal ini membuat Mata Hari sedih dan dia ingin sekali bertemu dengan kekasihnya itu. Impian ingin hidup bersama Maslov ternyata tidak dapat terwujud, itu semua hanya angan-angan.

5.6.3 Kebencian

Kebencian atau perasaan benci berhubungan erat dengan perasaan marah, cemburu dan iri hati. Ciri khas yang menandai perasaan benci adalah timbulnya nafsu atau keinginan untuk menghancurkan objek yang menjadi sasaran kebencian Albertine Minderop, 2011:44. Rasa benci ini dilakukan oleh Mata Hari karena perbuatan suaminya yang selalu berlaku kasar terhadap Mata Hari dan selalu bermain di belakang Mata Hari. Mata Hari tidak terima dengan perbuatan yang dilakukan oleh suaminya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan 39 dan 42. Untuk itu, Mata Hari membalas kebenciannya itu dengan menjadi seorang penari yang eksotik dan pelacur. Mata Hari pun berpikir jika lelaki bisa melakukan perbuatan demikian, maka sebagai perempuan pun Mata Hari juga dapat melakukannya. Sebagai seorang pelacur, Mata Hari pun hanya ingin tidur dengan lelaki- lelaki yang memiliki jabatan tinggi dan perwira. Semuanya itu dia lakukan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan yang tidak pernah ia dapat dari suaminya. Mata Hari melakukan perbuatan seperti itu juga karena ingin balas dendam terhadap suaminya dan tentu saja ingin mendapatkan uang yang berlimpah, lihat kutipan 10. Saat Mata Hari mengandung, Ruud tidak pernah memberikan perhatian dan cinta kasih yang lebih kepada Mata Hari. Hal ini juga dapat memicu rasa kebencian yang terdapat dalam diri Mata Hari. Secara tidak langsung Ruud sebagai seorang ayah itu tidak mempunyai tanggung jawab sekali. Ruud hanya bisa bermain perempuan dan bersikap semena-mena terhadap Mata Hari. Dengan demikian Mata Hari adalah seseorang yang memiliki kekalutan mental dan jiwa yang tidak sehat. Itu disebabkan Mata Hari memiliki rasa benci di dalam dirinya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frustasi, kesedihan, dan kebencian yang dialami oleh Mata Hari mengakibatkan konflik batin. Itu semua membuat permasalahan yang selalu dipikirkan oleh Mata Hari dalam batinnya. Hingga akhirnya Mata Hari meninggal dengan perasaan menanggung konflik di dalam batinnya karena tanpa adanya orang-orang yang dicintainya pula. SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas Semester : XI I Standar Kompetensi : Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia novel terjemahan Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Pendidikan Karakter 7.2 Menganalisis unsur- unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia terjemahan Unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik Siswa mampu menjelaskan pengertian unsur-unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dan unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” Jenis Tagihan Tugas kelompok Tugas Individu Bentuk Instrumen Uraian 4 x 45 menit Novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kerja sama Saling mengharg ai Kritis Kreatif Sopan santun karya Remy Sylado. Siswa mampu menemukan unsur- unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. Siswa mampu menganalisis unsur- unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. Contoh Instrumen Penggalan novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra . Yogyakarta: Pustaka. Perhatian Terbuka Siswa mampu berpikir cermat dan teliti dalam menganalisis unsur- unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. Siswa mampu menganalisis hal-hal yang dapat diteladani dan hal-hal yang buruk tokoh utama dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. Siswa mampu berpikir apresiatif, kerja sama, dan saling menghargai. Siswa mampu mengaitkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mampu memberikan tanggapan dengan santun. Siswa mampu menyampaikan secara lisan hasil analisisnya tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur- unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas Semester : XI I Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia novel terjemahan

B. Kompetensi Dasar : 7.2 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik

novel Indonesia terjemahan

C. Indikator

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian unsur-unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dan unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 2. Siswa mampu menemukan unsur-unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 3. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 4. Siswa mampu berpikir cermat dan teliti dalam menganalisis unsur- unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 5. Siswa mampu menganalisis hal-hal yang dapat diteladani dan hal-hal yang buruk tokoh utama dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 6. Siswa mampu berpikir apresiatif, kerja sama, dan saling menghargai. 7. Siswa mampu mengaitkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari- hari. 8. Siswa mampu memberikan tanggapan dengan santun. 9. Siswa mampu menyampaikan secara lisan hasil analisisnya tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian unsur-unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dan unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 2. Siswa dapat menemukan unsur-unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 3. Siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar , alur, tema, amanat, dan sudut pandang dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 4. Siswa dapat berpikir cermat dan teliti dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 5. Siswa dapat menganalisis hal-hal yang dapat diteladani dan hal-hal yang buruk tokoh utama dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 6. Siswa dapat berpikir apresiatif, kerja sama, dan saling menghargai. 7. Siswa dapat mengaitkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari- hari. 8. Siswa dapat memberikan tanggapan dengan santun. 9. Siswa dapat menyampaikan secara lisan hasil analisisnya tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur- unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Ma ta Hari” karya Remy Sylado.

E. Materi Pokok Pembelajaran

Novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Menurut KBBI, 2008:969 novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel merupakan suatu karya sastra yang mempunyai dua unsur intrinsik dan ekstrinsik . Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun dari dalam, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun dari luar karya sastra yang turut membangun terbentuknya karya sastra. Yang termasuk dalam unsur intrinsik: a. Tokoh Menurut Sayuti dalam Wiyatmi, 2006:30 tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang- orang yang hidup di alam nyata. Oleh karena itu, dalam sebuah fiksi tokoh hendaknya dihadirkan secara alamiah. Dalam arti tokoh-tokoh itu memiliki “kehidupan” atau berciri “hidup” atau memiliki derajat lifelikeness keseperti hidupan. Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita menurut Nurgiyantoro 2007:176, tokoh dibagi menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita, sedang yang kedua adalah tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai jadian. Tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung. b. Penokohan Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita Nurgiyantoro, 2007:165. Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik , ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. c. Latar Menurut Nurgiyantoro 2007:227, unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. 1. Latar tempat Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. 2. Latar waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. 3. Latar sosial Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. d. Alur Alur menurut Stanton dalam Nurgiyantoro, 1995: 113, adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Alur merupakan segala keterangan dan petunjuk yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju progresif yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur flash back progresif yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. e. Tema Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema dapat berarti ide dasar, ide pokok atau gagasan yang menjiwai seluruh karangan yang disampaikan. Jadi, tema merupakan pokok permasalahan yang ada dalam sebah cerita. f. Amanat Amanat adalah 1 sesuatu yang dipercayakan atau dititipkan kepada orang lain, 2 pesan, 3 nasihat yang baik dan berguna; petuah, dan 4 wejangan. g. Sudut Pandang Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita:

a. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya

Dokumen yang terkait

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sast

1 9 16

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sast

2 31 13

PENDAHULUAN Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMK.

0 8 4

KONFLIK BATIN TOKOH RINAI DALAM NOVEL RINAI, TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN Konflik Batin Tokoh Rinai dalam Novel Rinai, Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMK.

0 13 19

KONFLIK BATIN TOKOH RINAI DALAM NOVEL RINAI, TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA PADA Konflik Batin Tokoh Rinai dalam Novel Rinai, Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMK.

0 9 13

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di S

0 1 13

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 5 26

Konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karya Nana Rina dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA : suatu tinjauan psikologi sastra.

0 5 140

Konflik batin tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA suatu tinjauan psikologi sastra

1 26 209

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANG KARYA NANA RINA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA (SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)

0 0 138