Diagram Alir Pembuatan Benda Uji

32 b. Neraca digital, milik Laboratorium Analisis pusat, Jurusan Farmasi Universitas Sanata Dharma Gambar 3.3 Neraca digital c. Gelas ukur Gambar 3.4 Gelas ukur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

3.3 Proses Peleburan Logam dan Pengecoran

3.3.1 Bahan Coran

Bahan – bahan yang digunakan dalam proses pengecoran anatara lain: a. Aluminium Gambar 3.5 Aluminium b. Tembaga Gambar 3.6 Tembaga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 c. Batuan Silikon Gambar 3.7 Batuan silikon

3.3.2 Alat – alat yang digunakan

Alat – alat yang dipergunakan dalam proses pengecoran antara lain: 1. Tabung bertekanan Gambar 3.8 Tabung bertekanan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 2. Selang tembaga Gambar 3.9 Selang tembaga 3. Burner Gambar 3.10 Burner PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 4. Kompresor Gambar 3.11 Kompresor 5. Tang Gambar 3.12 Tang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 6. Tungku Gambar 3.13 Tungku 7. Kowi Gambar 3.14 Kowi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 8. Thermokopel Gambar 3.15 Thermokopel 9. Stopwatch Gambar 3.16 Stopwatch PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 10. Kunci Pas Ring Gambar 3,17 Kunci ring 11. Cetakan gerabah Gambar 3.18 Cetakan gerabah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 12. Palu, gergaji tangan dan kikir Gambar 3.19 Palu Gambar 3.20 Gergaji tangan Gambar 3.21 Kikir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

3.3.3 Proses Persiapan Pengecoran Logam

Proses peleburan logam adalah sebagai berikut: 1. Aluminium Al diukur dan dikelompokkan menurut koposisinya. 2. Aluminium Al yang berbentuk silinder dipotong – potong pendek sesuai tinggi kowi, agar setelah mencair agar tidak meluber. 3. Batuan silicon metal Si dihaluskan hingga halus untuk memudahkan proses peleburan, kemudian timbang sesuai dengan komposisinya. 4. Tembaga Cu yang berbentuk silinder ditimbang sesuai komposisinya dan dipotong sesuai tinggi kowi. 5. Bahan bakar Solar dan corong untuk pengisian disiapkan. 6. Tabung bahan bakar diisi solar sampai penuh lalu diberi tekanan denagn memakai pompa hingga bar tekanan penuh. 7. Burner dibersihkan dari kerak dengan menggunakan kompresor dan diberi TBA pada ulir penghubung selang tembaga. 8. Selang tembaga disambung dengan tabung bahan bakar dan burner. Pada sambungan di berikan TBA dan dikencangkan menggunakan kunci pas 8. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

3.3.4 Proses Peleburan dan Pengecoran Logam

Gambar 3.22 Proses Peleburan Prosedur Peleburan adalah sebagai berikut: 1. Aluminium Al, silicon Si, dan tembaga Cu yang sudah ditimbang dan dikelompokkan disiapkan. 2. Aluminium Al, silicon Si, dan tembaga Cu dimasukkan kedalam kowi sesuai dengan komposisinya. 3. Kowi diletakkan didalam tungku dan dibawahnya diberi batu tahan api agar semburan dari burner pas menuju ke kowi 4. Pada tempat keluarnya api pada burner dituang oli untuk membantu pemanasan burner. 5. Api dinyalakan pada burner dan tunggu sampai panas. 6. Setelah burner mulai panas dan solarmulai menyembur. Tuas tabung bahan bakar akan dibuka, dilakukan sesuai kebutuhan uantuk menyetel nyala api PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 7. Setelah kurah lebih 5 menit, nyala api akan menunjukkan pengapian sempurna. 8. Aluminium Al mulai melunak sekitar ±40 menit. 9. Kowi ditutup agar peleburan menjadi sempurna. 10. Paduan diaduk agar aluminium Al, silikon Si dan tembaga Cu tercampur dengan baik. 11. Sekitar ±56 menit bahan sudah terlebur sempurna. 12. Kowi dapat diangkat dari tungku dengan tang penjepit selanjutnya dituang ke dalam cetakan gerabah sudah disiapkan yang sebelumnya juga sudah di panaskan agar cetaan bisa sempurna dan merata. 13. Penuangan membutuhkan waktu kurang lebih nsekitar 3-5 Detik.

3.3.5 Pembongkaran Hasil Coran

Paduan yang sudah dicoran akan didiamkan selama 24 jam hingga dingin. Cetakan terbuat dari tanah liat atau gerabah, maka dalam proses pembongkaran hasil coran dilakukan dengan cara memukul dengan palu hingga cetakan pecah dan bersihkan benda uji dari sisa pecahan cetakan. Selanjutnya benda uji akan dibentuk dengan alat milling. Gambar 3.23 Hasil Cor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

3.4 Pembuatan Benda Uji

Hasil coran berupa 2 plat kotak dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 3 cm selanjutnya akan diratakan dengan mesin milling, benda uji akan diratakan sehingga mencapai ketebalan 2 – 2,5 cm. Hasil coran digergaji menjadi 10 bagian, lalu dibubut hingga membentuk silinder dengan dimensi 12 cm x 1 cm x 1 cm, sehingga menghasilkan 20 spesimen benda uji. Dalam 4 bulan, perbulan ada 3 spesimen yang akan diuji ketahanan korosinya, masing – masing akan diuji tarik. Sebagai landasan 3 spesimen dengan umur 0 bulan, akan diuji massa jenis dan uji tarik. Gambar 3.24 tabel Standar Tes Tegangan dengan Spesimen Bundar dan Contoh Spesimen Ukuran Kecil yang Proposional sebagai Standar Spesimen. Sumber : ASTM A370. : Standard Test Method and Definitions for Mechanical Testing of Steel Products Menurut table ASTM A370 seperti pada Gambar 3.2 sebagai specimen uji tarik penulis mengambil ukuran standar yaitu, Small-Size Spesimens Proportional to Standard dengan Nominal Diameter 6,25mm, Gage length G 25.0mm, Diameter D 6.25, Radius of fillet R 5mm, dan Length or reduced section A 32mm. Berikutdimensi specimen uji tarik seperti tersaji dalam Gambar 3.3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Gambar 3.25 Dimensi spesimen

3.5 Tahap Pengujian Bahan

3.5.1 Pengujian Masa Jenis

Pengujian massa jenis adalah sebagai berikut : a. Spesimen yang sudah dimachining diberi nomor menurut komposisi, antara paduan Al -8,5Si -6Cu dan Al tanpa paduan. b. Sebelum diberi perlakuan korosi, semua spesimen diberi nomor, ditimbang dan diukur volumenya. c. Spesimen ditimbang dengan menggunakan neraca digital sebagai data m. d. Spesimen diukur volumenya dengan menggunakan gelas ukur berkapasitas 50 ml. e. Gelas ukur diisi air sebanyak 40 ml. f. Spesimen dimasukkan ke dalam gelas ukur. Selisih penambahan volume dicatat sebagai data v. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 g. Data spesimen kemudian ditentukan massa jenisnya dengan menggunakan rumus: � = � � Dengan, � adalah massa jenis dengan satuan gramdm 3 , � merupakan massa spesimen gram, dan � merupakan volume dm 3 .

3.5.2 Pengujian Tegangan Tarik

Pengujian tarik dilakukan dengan tujuan untuk menentukan sifat-sifat mekanis material antara lain kekuatan tarik dan regangan. Proses pengujian tarik adalah sebagai berikut: a. Benda uji dipasang pada penjepit atau chock atas dan bawah pada alat uji tarik. Penjepit bawah dinaikkan dan diturunkan dengan kecepatan lambat, sehingga penjepit benda uji dalam posisi yang tepat, diusahakan agar kedudukan dari benda uji betul-betul vertikal, kemudian kedua penjepit atau chuck dikencangkan. b. Benda uji diberi beban tarik, sehingga benda uji akan bertambah panjang dan sampai pada saat benda uji tersebut akan putus atau patah. Perpatahan yang diharapkan adalah pada bagian panjang ukur dari benda uji, apabila patah terjadi di luar benda uji, pengujian tersebut dinyatakan gagal. c. Data yang didapatkan kemudian dicatat selama pengujian tarik pertambahan beban dan pertambahan panjang dengan interval yang ditentukan. d. Beban tarik maksimal dan kekuatan tarik maksimum setelah benda uji putus dicatat e. Pertambahan panjang yang tertera pada mesin uji dicatat setelah benda uji patah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pengujian komposisi kimia bahan uji aluminium dilakukan untuk mengetahui unsur paduan aluminium yang akan diuji. Hasil pengujian komposisi kimia dapat dilihat pada Tabel 4.1 Table 4.1 Komposisi Kimia Paduan Aluminium Cor UNSUR SAMPEL UJI 15S-1961 Devinisi Al 98,64 0,1082 Si 0,194 0,0065 Fe 0,240 0,0142 Cu 0,170 0,0007 Mn 0,0438 0,0002 Mg 0,0500 0,0000 Cr 0,0150 0,0000 Ni 0,0200 0,0000 Zn 0,505 0,101 Sn 0,0500 0,0000 Ti 0,0148 0,0017 Pb 0,0300 0,0000 Be 0,0001 0,0000 Ca 0,0031 0,0002 Sr 0,0005 0,0000 V 0,0222 0,0016 Zr 0,0030 0,0000