21
Sifat-sifat terhadap beban tarik: a.
Modulus Elastisitas Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu material, semakin
besar modulus elastisitas suatu material maka akan semakin kecil regangan elastis yang dihasilkan akibat pemberian tegangan pada
material tersebut. Modulus elastisitas suatu bahan ditentukan oleh gaya ikatan antar atom pada material, karena gaya ini tidak dapat
diubah tanpa terjadinya perubahan mendasar pada sifat bahannya, maka modulus elastisitas merupakan salah satu dari banyak sifat
mekanik yang tidak mudah diubah. Sifat ini hanya dapat sedikit berubah oleh adanya penambahan paduan, perlakuan panas atau
pengerjaan dingin. Modulus elastisitas biasanya diukur pada suatu suhu tinggi dengan metode dinamik. Pada tegangan tarik rendah
terdapat hubungan linier antara tegangan dan regangan yang disebut sebagai daerah elastis, pada daerah ini akan berlaku hokum Hooke.
b. Batas Proporsional
Batas proporsional adalah tegangan maksimum elastis pada suatu material, sehingga apabila tegangan-tegangan yang diberikan tidak
melebihi batas proporsional suatu material maka material tersebut tidak akan mengalami deformasi dan akan dapat kembali ke bentuk
semula. c.
Batas Elastis Batas elastis adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh
suatu material tanpa terjadi tegangan sisa permanen yang terukur. Pada saat beban ditiadakan material mampu kembali pada kemampuan awal
lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. Kekuatan Luluh
Kekuatan luluh adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan.
e. Tegangan Maksimum
Tegangan maksimum merupakan beban maksimum yang mampu diterima oleh material hingga sebelum material tersebut patah.
2.6 Korosi
Korosi adalah gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam, Menurut Denny A. Jones pada buku berjudul Principles and Prevention of Corrosion,
definisi korosi adalah rusaknya suatu bahan atau berkurangnya kualitas suatu bahan, dikarenakan reaksi dengan lingkungannya. Korosi tersebut bisa mengakibatkan bahan
bertambah berat, bahan menjadi semakin ringan dan sifat-sifat mekanisnya berubah. Korosi harus dicegah karena sangat merugikan. Dari kerugian ekonomi saMPai
kerugian materi. Efek dari Korosi sendiri akan berpegaruh pada umur pemakaian material.
Maka untuk mengetahui cepat atau lambatnya korosi pada sebuah material dapat diperhitungankan melalui persamaan :
Dengan adalah laju reaksi korosi, ketetapan laju ukuran energy bebas aktivasi
dinyatakan dengan
Dengan A adalah tetapan, adalah energy bebas selisih energy bebas antara logam
dan produk korosinya dan R tetapan gas universal serta temperatur dinyatakan dengan T.
23
Korosi pada logam sangatlah beragam, disebabkan karena kondisi lingkungan saMPai pada kondisi dari logam itu tersendiri. Adapun jenis-jenis korosi yang bias
terjadi pada logam:
2.6.1 Korosi Merata uniform
Korosi ini merata di seluruh permukaan logam dan termasuk korosi yang paling sering dijuMPai. Korosi ini dikontrol oleh reaksi kimia antara permukaan
logam dengan media pengkorosifnya. Korosi ini bisa terjadi dikarenakan komposisi dan metalurgi material yang sama. Dengan keseragaman tersebut, pelepasan electron
akan merata keseluruh permukaan.
Gambar 2.4 Korosi Merata sumber: Budi Hartono 2011
2.6.2 Korosi Galvanis bimetal
Korosi ini terjadi karena proses elektrokimiawi dua buah logam yang berbeda potensial dihubungkan langsung didalam larutan elektrolit yang sama. Dimana
elektron mengalir dari logam anodic kurang mulia ke logam yang lebih katodik lebih mulia, akibatnya logam yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif
karena kehilangan elektron. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 2.5 Prosews Elektrokimia Korosi Galvanis sumber: Busman 2010