9
Tabel 2.4 Klasifikasi Perlakuan Bahan
Sumber : Surdia , T., Saito, S. : Pengetahuan Bahan Teknik, 135
2.4 Paduan Aluminium Utama
2.4.1 Paduan Al-Cu dan Al-Cu-Mg
Paduan Al-Cu yang paling sering diaplikasikan hanya berkisar sekitar 4-5 Cu. Karena pada fasa paduan ini memiliki kekurangan yaitu mempunyai daerah luas dari
pembekuannya, penyusutan yang besar, resiko besar pada kegetasan, dan mudah terjadi keretakan. Pada paduan ini adanya Si sangat berguna dalam mengatasi
keadaan itu dan Ti sangat efektif untuk memperhalus butir. Dengan perlakuan panas T6 pada coran dapat memiliki kemampuan kekuatan Tarik mencapai 25 kgfmm
2
. Dalam paduan Al-Cu-Mg paduan yang mengandung 4 Cu dan 0,5 Mg
dapat mengeras dengan sangat dalam beberapa hari oleh penuaan dapa temperature Tanda
Perlakuan -F
-O -H
-H 1a -H 2a
-H 3a
-T -T2
-T3 -T4
-T5 -T6
-T7 -T8
-T9
-T10 Setelah pembuatan
Dianil penuh Pengerasan regangan
Pengerasan regangan Sebagian dianil setelah pengerasan regangan
Dianil untuk penyetabilan setelah pengerasan regangan, n=2 14 keras, 4 12 keras, 6 34 keras, 8 keras, 9 sangat keras
Perlakuan panas Penganilan penuh hanya untuk coran
Pengerasan regangan setelah perlakuan pelarutan Penuaan alamiah penuh setelah perlakuan pelarutan
Penuaan tiruan tanpa perlakuan pelarutan Penuaan tiruan setelah perlakuan pelarutan
Penyetabilan setelah perlakuan pelarutan Perlakuan pelarutan, pengerasan regangan, penuaan tiruan
Perlakuan pelarutan, penuaan tiruan, pengerasaan regangan Pengerasan regangan setelah penuaan tiruan
10
biasa setelah pelarutan, paduan ii ditemukan oleh A. Wilm dalam usaha mengembangkan paduan Al yang kuat dinamakan duralumin. Selanjutnya telah
banyak studi yang dilakukan mengenai paduan ini. Khususmya Nishimura menemukan dua senyawa ternet berada dalam keseimbangan dengan Al, yang
dinamakan senyawa S dan T, dan ternyata senyawa S Al
2
CuMg mempunyai kemampuan penuaan pada temperature biasa. Duralumin adalah paduan praktis yang
sangat terkenal di kenal dengan kode paduan 2017, komposisi standarnya adalah Al- 4Cu-1,5Mg-0,5Mn dinamakan paduan dengan kode 2024, nama lamnya
disebut duralumin super. Paduan yang mengandung Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila dibutuhkan ketahanan korosi yang khusus diperlukan
permukaanya dilapisi dengan aluminium murni atau paduan Al yang tahan korosi yang disebut pelat alklad.
Tabel 2.5 Sifat-Sifat Mekanik Paduan Al-Cu-Mg
Paduan Keadaan
Kekuatan tarik
kgfmm
2
Kekuatan mulur
kgfmm
2
Perpanja ngan
Kekuatan geser
kgfmm
2
Kekerasan brinell
Batas lelah
kgfmm
2
17S 2017
O T4
18,3 43,6
7,0 28,1
- -
12,7 26,7
45 105
7,7 12,7
A17S A2017
T4 30,2
16,9 27
19,7 70
9,5 R317
Setelah dianil
42,9 24,6
22 -
100 -
24S 2024
O T4
T36 18,9
47,8 51,3
7,7 32,3
40,1 22
22 -
12,7 28,8
29,5 42
120 130
- -
- 14S
2014 O
T4 T4
19,0 39,4
49,0 9,8
28,0 42,0
18 25
13 12,7
23,9 29,5
45 100
135 -
- -
Sumber : Surdia , T., Saito, S. : Pengetahuan Bahan Teknik, 135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.4.2 Paduan Al-Mn
Mn adalah unsur yang diperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi, dan dipakai untuk membuat paduan yang tahan korosi. Dalam diagram fasa Al-Mn yang
ada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al adalah Al
6
Mn 2,5,3Mn, sistem ortorobik a=6,498 A, b=7,552 A, c=8,870 A, dan kedua fasa mempunyai titik
eutektik pada 658,5°C, 1,95 Mn. Kelarutan padat maksimum pada tempertur eutektik adalah 1,82 dan pada 500°C 0,36, sedangkan pada temperature biasa
kelarutannya hampir 0. Dengan paduan Al-12Mn dan Al-1,2Mn-1,0Mg dinamakan paduan
3003 dan 3004 yang dipergunakan sebagai paduan tahan korosi tanpa perlakuan panas.
2.4.3 Paduan Al-Si
Paduan aluminium silikon Al-Si sangat baik kecairannya, mempunyai permukaan yang baik, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk paduan coran.
Sebagai tambahan, paduan aluminium silikon mempunyai ketahanan korosi yang baik, massa yang ringan, koefisien pemuaian yang kecil dan penghantar listrik dan
panas yang baik. Paduan Al-12Si adalah paduan yang paling banyak dipakai untuk paduan cor cetak.
Gambar 2.1 menunjukkan fasa diagram fasa dari sistem ini. Ini adalah tipe eutektik yang seederhana yang mempunyai titik eutektik pada 577°C, 11,7Si,
larutan padat terjadi pada sisi aluminium, karena batas kelarutan padat sangat kecil maka pengerasan penuaaan sukar diharapkan.
Kalau paduan ini didinginkan pada cetakan logam setelah cairan logam diberi natrium flourida kira-kira 0,05-1,1 kadar logam natrium, taMPaknya
temperature eutektik meningkat kira-kira 15°C, dan komposisi eutektik bergeser ke daerah kaya Si kira-kira pada 14. Hal ini biasa terjadi pada paduan hiper