Paduan Al-Si-Cu Paduan Aluminium Utama

19

2.5 Pengujian Tarik

Uji tarik merupakan salah satu pengujian destruktif pengujian yang bersifat merusak benda uji. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban tarik pada beban uji secara perlahan-lahan saMPai putus. Maka akan terlihat batas mulur, kekuatan tarik, perpanjangan, pengecilan luas diukur dari benda uji. Pelaksanaan pengujian sebagai berikut : a. Ukur gage length dengan jangka sorong, lalu beri tanda. b. Catat nomor sepesimen yang akan di uji tarik. c. Kemudian benda uji dipasang pada grip penjepit atas dan bawah pada mesin uji, dan dinaikan atau diturunkan grip bawah dengan kecepatan sedang sehingga penjepitan benda uji dalam posisi yang tepat. Kedudukan benda uji harus vertikal dan setelah itu kedua penjepit dikencangkan secukupnya. d. Power printer dihidupkan dan kertas mili meter blok dipasang pada printer. e. Mesin dijalankan dan catat angka yang ditampilkan pada data display saMPai benda uji patah. Beban tarik yang bekerja pada benda uji akan menimbulkan pertambahan panjang disertai pengecilan penaMPang benda uji. Dari data yang diperoleh dari pengujian tarik, dapat dilakukan perhitungan untuk cari nilai dari tegangan maksimum dan regangan dari benda uji tersebut, perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus berikut : 1. Kekuatan Tarik : 3 Dengan adalah gaya maksimal = luas penaMPang mula-mula , adalah ultimate tensile strength atau tegangan tarik maksimum kg 20 2. Regangan : 4 Dengan adalah regangan, adalah Panjang ukur awal , merupakan panjang ukur akhir merupakan pertambahan panjang Semakin besar panjang ukur, semakin besar pula nilai regangan karena pertambahan panjang akan semakin besar, dan rumus dari regangan sendiri berbanding lurus dengan berubahan panjang dan berbanding terbalik dengan panjang ukur awal benda uji. Percobaan tarik akan dilakukan untuk setiap bahan. Dari pengujian tarik dapat disimpulkan sifat mekanik dari suatu bahan yaitu : a. Semakin tinggi kemampuan tegangan tarik suatu bahan maka akan lebih kuat juga bahan tersebut dapat menerima tegangan tarik, namun semakin rendah kemampuan tegangan tarik suatu bahan maka akan lebih lemah bahan dapat menerima tegangan tarik. b. Semakin tinggi regangan maka bahan tersebut semakin mudah dibentuk, dan sebaliknya semakin kecil regangan maka bahan tersebut akan sulit dibentuk. Gambar 2.3 Kurva Regangan dan Tegangan Uji Tarik sumber: Soeparwi 2006 21 Sifat-sifat terhadap beban tarik: a. Modulus Elastisitas Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu material, semakin besar modulus elastisitas suatu material maka akan semakin kecil regangan elastis yang dihasilkan akibat pemberian tegangan pada material tersebut. Modulus elastisitas suatu bahan ditentukan oleh gaya ikatan antar atom pada material, karena gaya ini tidak dapat diubah tanpa terjadinya perubahan mendasar pada sifat bahannya, maka modulus elastisitas merupakan salah satu dari banyak sifat mekanik yang tidak mudah diubah. Sifat ini hanya dapat sedikit berubah oleh adanya penambahan paduan, perlakuan panas atau pengerjaan dingin. Modulus elastisitas biasanya diukur pada suatu suhu tinggi dengan metode dinamik. Pada tegangan tarik rendah terdapat hubungan linier antara tegangan dan regangan yang disebut sebagai daerah elastis, pada daerah ini akan berlaku hokum Hooke. b. Batas Proporsional Batas proporsional adalah tegangan maksimum elastis pada suatu material, sehingga apabila tegangan-tegangan yang diberikan tidak melebihi batas proporsional suatu material maka material tersebut tidak akan mengalami deformasi dan akan dapat kembali ke bentuk semula. c. Batas Elastis Batas elastis adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh suatu material tanpa terjadi tegangan sisa permanen yang terukur. Pada saat beban ditiadakan material mampu kembali pada kemampuan awal lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI